Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Ada sebanyak 1,5 juta jiwa yatim Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka tak mendapatkan haknya sebagai anak-anak.

infoabadi.org –   Lebih dari 23.000 anak-anak di Palestina kehilangan ayahnya , karena terbunuh oleh tantara-tentara Israel. Tidaklah mudah bagi anak-anak yatim untuk bisa bertahan hidup di Jalur Gaza. Jalur Gaza yang luasnya hanya 267 km persegi seperti  Kota Jakarta, dengan jumlah penduduk 2 juta jiwa. Namun yang menjadi prihatin, dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.

Kenapa terjadi kemiskinan di Palestina? Tanah di Palestina dijadikan sebagai wilayah target serangan oleh Israel. Selain itu, di Jalur Gaza diberlakukan pemblokadean oleh Israel. Hal itu membuat aktivitas ekonomi, politik, sosial penduduk Palestina menjadi sulit.

Dampak kemiskinan di Palestina sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak yatim di sana, berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina menyajikan informasinya untuk sahabat.

Kurangnya Sumber Makanan Bergizi

 Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Mengantri Mendapatkan Makanan (Foto: Islamic Invitation Turkey)

 

Hari demi hari anak-anak yatim Palestina harus bertaruh dengan kondisi terjajah. Mereka sangat kekurangan bahan makanan, jangankan makanan bergizi sempurna, bahkan makanan pokokpun tidak terpenuhi. Terlebih saat bantuan UNRWA semakin berkurang, karena AS menghentikan dana bantuannya kepada Palestina sebesar Rp836 miliar. Sekitar 80 persen keluarga Palestina yang tidak mampu, tidak mendapatkan penghasilan, dan kekurangan gizi.

Kurangnya sumber makanan bergizi berpengaruh besar terhadap kehidupan penduduk Palestina, khususnya anak-anak yatim. Tubuh anak-anak masih dalam proses pertumbuhan, sedangkan makanan bergizi dapat membantu proses tersebut dengan baik dan menjaga kesehatan mereka.

Pendidikan Yatim Palestina Belum Merata

Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Pergi Ke Sekolah (Foto:Media Indonesia)

 

Pendidikan menjadi salah satu sektor yang ditargetkan oleh penjajah Israel, agar mereka bisa melemahkan generasi Palestina.  Di Jalur Gaza hanya ada 550.000 anak-anak bisa bersekolah termasuk anak-anak yatim. Itu pun dua pertiga sekolah dipaksa untuk beroperasi secara bergiliran, karena kurangnya bangunan sekolah.

Sebagian besar bantuan pendidikan hanya diberikan kepada anak-anak yang benar-benar tidak mampu saja, itu pun belum terdata seluruhnya. Kementrian pendidikan di Palestina menghadapi kekurangan bantuan dana sekolah, selain itu mereka juga kekurangan 800 guru dan staff administrasi. Sementara mereka berjuang untuk menutupi gaji guru  yang defisit hingga US $ 300.000 atau sekitar Rp 4.096.350 per bulan.

Sahabat Abadi, begitulah kondisi sulit yang dirasakan oleh anak-anak yatim di Palestina. Mereka membutuhkan dukungan dari kita semua. Mari kita tingkatkan doa-doa terbaik untuk mereka, dan mulai sekarang belajar berikhtiar untuk memberikan donasi kemanusiaan kepada mereka. Semoga kelak kehidupan anak-anak yatim Palestina bisa berubah lebih baik. (izzah/infoabadi)

 

Sumber: BBC Indonesia, CNN Indonesia, Occupied Palestinian Territory

Kondisi Anak-Anak Muslim di Tengah Konflik Kashmir

Kondisi Anak-Anak Muslim di Tengah Konflik Kashmir

Setelah berbagai negara di dunia melakukan peringatan konvensi hak-hak anak PBB (UNCRC) tahun 2019 ini. Rupanya anak- anak di Kashmir belum mendapatkan hak-haknya. Mereka masih dalam kondisi yang memprihatinkan.

 

infoabadi.orgSemenjak tahun 1947,Kashmir telah menjadi subjek sengketa tanah antara India, Pakistan, dan China. Sejak saat itu pula Kashmir menghadapi berbagai kekerasan dengan pendudukan militer yang besar.

Seorang penerima nobel pembela hak anak dan perempuan atas pendidikan asal Pakistan, Malala Yousafai mengatakan bahwa, selama tujuh dekade anak-anak dan perempuan Kashmir sudah tumbuh di tengah-tengah kekerasan. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang beragama Islam.

Lalu bagaimanakah keadaan anak-anak muslim di Kashmir saat ini? Berikut ini lembaga donasi kemanusiaan, Abadi menyajikan informasi ini untuk sahabat!

Anak-anak di Kashmir Alami Kekerasan

Keterangan: Potret anak-anak di Kashmir, India (Foto: Humanium)

Masalah utama yang dihadapi anak-anak di Kashmir adalah kekerasan dan kurangnya pndidikan.  Anak-anak di Kashmir telah diculik selama penggerebekan tengah malam oleh pasukan keamanan. Anak-anak perempuan dan perempuan telah mendapatkan tindak kekerasan.

Para orang tua tidak berani untuk melaporkan anaknya yang hilang kepada  keamanan publik. Parnyataan orang tua tentang kehilangan anak  dapat menyebabkan penangkapan terhadap mereka yang melapor, dengan alasan telah mengganggu keamanan negara. Pada dasarnya kasus penggerebekan ini memang menimbulkan ketakutan pada warga Kashmir, sehingga banyak kasus yang disembunyikan.

Selain itu, anak-anak di Kashmir kekurangan makanan, susu, dan kebutuhan dasar di seluruh populasi. Hal ini memiliki efek negatif pada anak-anak yang masih dalam proses tumbuh kembang, karena mereka membutuhkan makanan dengan gizi ang baik untuk membantu proses pertumbuhannya.

Mengenai kesehatan, orang-orang Kashmir dicegah bepergian ke rumah sakit, terlalu tidak aman mengingat situasi saat ini. Adapula pemadaman media, di mana para wartawan tidak boleh meliput berita yang terjadi pada anak-anak Kashmir.

Kuragnya Pendidikan Bagi Anak-anak Kashmir

Keterangan: Anak-anak Teracam Saat Sekolah (Foto: BBC Indonesia)

Masalah yang sangat dasar kedua bagi anak-anak di Kashmir, yakni mereka kekurangan pendidikan. Pada sekitar pertengahan Agustus 2019, Otoritas India memerintahkan untuk membuka kembali sekolah dasar, sebelumnya sekolah tersebut telah ditutup pada tanggal 5 Agustus 2019.

Akan tetapi, para orang tua menolak mendudukkan anak-anaknya untuk bersekolah, lantaran tidak adanya jaminan keamanan. Terjadinya konflik membuat anak-anak bisa menjadi korban kapan saja dan diculik di mana saja. Dalam hal ini, para orang tua lebih baik mendidik anaknya di dalam rumah dari pada anaknya harus hilang ketika perjalanan menuju sekolah.

Praktik kekerasan yang terjadi di Kashmir bukanlah hal yang ringan, anak-anak di sana telah menjadi korbannya. Mereka seharusnya sedang belajar sambil bermain, atau makan makanan yang bergizi, dan tertawa bercanda bersama kawan-kawannya.  Namun kondisinya berbeda, hari ini anak-anak di Kashmir sedang mengalami duka yang medalam.(izzah/infoabadi)

 

Sumber : Humanium