Pohon Zaitun yang Diberkahi Banyak Tumbuh di Palestina

Pohon Zaitun yang Diberkahi Banyak Tumbuh di Palestina

Buah zaitun memiliki banyak sekali manfaat, wajar saja saat ini minyak zaitun sedang ramai di pasaran. Hal ini ada kaitannya dengan keberkahan yang Allah turunkan pada buah zaitun.

infoabadi.orgPohon zaitun merupakan jenis pohon yang unik, ia bisa tumbuh di berbagai daerah dan cuaca. Ada yang tumbuh di terik panas matahari, ada pula yang tumbuh di daerah dingin. Pohon ini mulai berbuah saat umur lima tahun. Di Palestina pernah ditemukan pohon zaitun yang hidup selama ribuan tahun hingga tahun 2000.

Buah zaitun memiliki banyak manfaat, selain buahnya yang enak, kualitas kayu dari pohonnya bagus, keras, dan indah. Buah zaitun juga bisa dijadikan sebagai penyedap makanan yang sangat sehat, karena buah zaitun memiliki kandungan 80% air, 15% minyak, dan 5% protein, karbohidrat dan serat. Selain itu, buah zaitun banyak digunakan sebagai bahan make up atau skin care, karena terbukti sangat baik untuk kulit.

Namun, tahukah sahabat? Bahwa buah zaitun yang memiliki banyak manfaat itu ternyata sudah di sediakan oleh Allah Swt, sebagai buah yang diberkahi dan buah ini banyak tumbuh di Palestina. Berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi menyajikan informasinya untuk sahabat.

Buah Zaitun Diberkahi Allah Swt.

Keterangan: Anak Palestina (Foto: Save Zaitun 4 Palestine)

Pohon zaitun adalah pohon yang diberkahi Allah Swt dan telah disediakan untuk kebutuhan hidup manusia.  Di mana keberkahannya itu karena pohon zaitun memiliki banyak sekali manfaat baik untuk manusia. Sehingga pohon ini sangat istimewa.

Sebagaimana firman Allah Swt berikut ini:

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon Zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api” (QS. An Nur: 35).

Selain itu, Rasulullah Saw juga menganjurkan makan buah zaitun dan meminyaki rambut dengan minyak zaitun. Dari Umar bin Khathab radhiallahu’anhu, Rasulullah Saw bersabda: “Jadikanlah Zaitun sebagai idam (makanan pendamping) dan minyakilah rambut dengan Zaitun. Karena ia dari pohon yang berkah.” (HR. Ibnu Majah no.2698, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).

Pohon Zaitun Banyak Tumbuh di Palestina

Keterangan: Abadi menyumbangkan ratusan bibit pohon zaitun (Foto:Dok. IAI)

Pohon zaitun adalah tanaman pertanian utama di wilayah Palestina. Petani Palestina sebagian besar menanam pohon zaitun untuk memproduksi minyak. Setiap tahunnya, petani  Palestina menyumbang minyak zaitun sabanyak 57% dari 7,8 juta pohon zaitun.

Pada tahun 2014, para petani Palestina menghasilkan 108.000 ton zaitun, kemudian diproduksi menghasilkan 24.700 ton minyak zaitun, dari hasil itu telah menyumbang US $ 10,9 juta dan telah mencukupi 100.000 keluarga.

Selain itu, pohon zaitun merupakan simbol perjuangan rakyat Palestina, sehingga banyak petani di sana yang menanam pohon zaitun dan mempertahankannya.

Bagi rakyat Palestina, pohon zaitun bukan hanya sebagai pohon biasa, melainkan sumber kehidupan dan inspirasi. Selama pohon zaitun berdiri kokoh, maka Israel akan sulit mengalahkan perjuangan Palestina, karena dengan adanya pohon zaitun ketahanan pangan rakyat Palestina akan terjaga. Sehingga tubuh mereka akan tetap kuat dan mampu melakukan perjuangan untuk malawan penjajah Israel. (izzah/infoabadi)

 

Sumber: Hidayatullah, Muslimar.or, Wikipedia

Reaksi Jurnalis Eropa Saat Melihat Anak-Anak Gaza

Reaksi Jurnalis Eropa Saat Melihat Anak-Anak Gaza

Masa anak-anak di Gaza seperti mimpi buruk yang nyata. Anak-anak di sana hidup dalam kesulitan luar biasa yang membuat dunia ini menangis.

infoabadi.orgMajed Abu Salama, adalah seorang jurnalis, pekerja kemanusiaan dan pembela HAM yang tinggal di Eropa. Pada suatu hari ia melakukan perjalanan ke Gaza, untuk meliput apa yang terjadi di sana. Selain itu, Abu Salama memiliki keluarga yang tinggal di Gaza, sehingga ia mengkhawatirkan keadaan keluarganya itu.

Ketika Israel meningkatkan operasi militernya di Gaza, ia hanya memikirkan kondisi keponakannya yang masih berusia satu tahun dan keluarga di sana.  Mereka tinggal di sebuah kamp pengungsian dan tanpa perlindungan.

Menurut Abu Salama, meskipun ponakannya masih balita, tapi anak itu sudah bisa bergegas dan bersembunyi di balik kursi atau di bawah meja setiap kali mendengar ledakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel.

Keponakannya sama seperti anak-anak lain di Gaza, mereka memulai masa kecilnya di tempat yang secara terus-menerus dijadikan sebagai sasaran penjajahan Israel.

Perjalanan Jurnalis Saat di Gaza

Keterangan: Anak-anak Gaza Kekurangan Air dan Hidup di Pengungsian (Foto: Peace Andjustice)

Abu Salama melakukan perjalanan ke Gaza karena ingin membantu mendokumentasikan kejahatan yang dilakukan oleh tantara Israel agar bisa dilihat oleh dunia. Pada tahun 2014, ketika Abu Salama mengorganisir aksi damai di dekat zona penyangga di timur Gaza dengan para pemuda, ia mendapatkan tembakan di bagian kakinya.

Jika tentara Israel tidak mengakhiri serangannya, maka keadaan tidak berubah. Anak-anak di Gaza akan menghabiskan masa kecilnya untuk bersembunyi dari rudal Israel di belakang kursi atau di bawah meja.

Kondisi lainnya, air di Gaza telah terkontaminasi dengan bahan-bahan peledak Israel dan sangat langka, listrik hanya dinyalakan selama enam sampai delapan jam per hari saat malam datang, bahkan kadang tidak mendapatkan listrik selama 24 jam penuh. Kerawanan pangan juga tinggi, karena para petani tidak diizinkan menanam bahan makanan. Selain itu, nelayan tidak bisa melempar jala mereka dengan bebas, karena Israel memberlakukan blokade di wilayah perairan.

Rumah keluarga Abu Salama di Gaza berjarak 1,5 km dari laut dan mereka sering mendengar suara peluru menembaki para nelayan Palestina.

Anak-Anak di Gaza dan Mimpi Buruk yang Nyata

Keterangan: Anak-anak di Gaza Kekurangan Bahan Makanan (Foto: The Generation)

Abu Salama bisa kembali ke Eropa dengan selamat, akan tetapi ia terus memikirkan kondisi ponakannya yang masih balita dan anak-anak lainnya di Gaza. Menurutnya, anak-anak di Gaza bagaikan sedang mimpi buruk, tapi semuanya kenyataan.

Anak-anak di sana tidak bisa hidup dengan baik dan tidak mendapatkan haknya. Selain itu, tidak ada yang bisa memastikan mereka bisa hidup dan tenang, karena pemerintahan di Palestina pun kondisinya tidak stabil.

Banyak di antara anak-anak Gaza yang putus sekolah, mengalami gizi buruk, menjadi sasaran peluru, dan tindak kriminal seperti penculikan dan penahanan oleh tantara Israel.

Sahabat, Abu Salama telah berbagi kisahnya tentang perjalanan ke Gaza, dan semua yang diceritakannya itu nyata. Tentu hal ini sangat menyayat hati semua sebagai sesama muslim. Maka, mari kita berikan dukungan dan bantuan untuk anak-anak di Gaza. (izzah/infoabadi)

Sumber: Aljazeera

Memahami Konflik Uighur Bersama Abadi

Memahami Konflik Uighur Bersama Abadi

Permasalahan pada muslim Uighur adalah masalah kita bersama, tapi banyak di antara umat muslim tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi di sana. Itulah yang membuat penting adanya edukasi dunia Islam.

infoabadi.org – Alhamdulillah, Abadi telah berkontribusi memberikan kegiatan tentang dunia Islam kepada masyarakat Nusa Tenggara Barat pada pekan ketiga di bulan Januari 2020. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula BP PAUD dan DIKMAS Nusa Tenggara Barat.

Talkshow dunia Islam dengan tema “Memahami Konflik Uighur” ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemasalahan yang sebenarnya terjadi pada muslim Uighur, China.

Keterangan: Direktur Abadi berikan sambutan pada acara talkshow “Memahami Konflik Uighur” (Foto: Dok. Abadi)

Akhir-akhir ini banyak media memberitakan tentang etnis minoritas muslim di Uighur yang mendapatkan perlakuan diskriminasi dan penghilangan identitas oleh mayoritas penganut komunis China. Sementara itu, umat muslim di Indonesia belum masih belum memahami dengan apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Tak lama dari kehebohan berita tersebut, Abadi segera mengambil tindakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai apa yang terjadi di Uighur, China, dan apa yang harus muslim lakukan?

Keterangan: Peserta talkshow sedang ikut berinteraksi dengan (Foto: Dok. Abadi)

Pada acara kali ini, Abadi mendatangkan seorang aktivis kemanusiaan dan penulis aktif Republika yaitu Herry Cahyadi.  Sementara itu, kegiatan ini juga diikuti oleh peserta dari  beberapa instansi dan aktivis kemanusiaan Kota Mataram, seperti aktivis ACT, Ketua MUI Mataram, Dewan Dakwah, Kotak Amal Indonesia, FSLDK Nusram mahasiswa HI Univesritas Mataram, Mualaf Center, Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI), Yayasan Islam Al-Quds NTB, dan lainnya.

Baca Juga : Abadi Salurkan Donasi untuk Pendidikan Yatim Palestina

Keterangan:Sesi diskusi pada acara talkshow “Memahami Konflik Uighur” (Foto: Dok. Abadi) 

Sebagai umat muslim, wajib bagi kita untuk peduli dengan muslim lainnya. Bentuk peduli juga bermacam-macam, mulai dari memahami terlebih dahulu tentang permasalahan yang terjadi, kemudian memberikan solusinya nyata.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist bahwa umat muslim hendaklah untuk saling telong-menolong, karena mereka saling membutuhkan satu sama lain.

“Siapa saja yang meringankan beban seorang Mukmin di dunia, Allah pasti akan meringankan bebannya pada hari kiamat. Siapa saja yang memeberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, Allah pasti akan memberi dia kemudahan di dunia dan akhirat. Allah SWT selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR Muslim dan Tirmidzi)

(izzah/infoabadi)

 

Masalah Utama yang Dihadapi Anak Yatim Palestina

Masalah Utama yang Dihadapi Anak Yatim Palestina

Anak-anak yatim Palestina memiliki kisah hidup yang cukup rumit. Mereka merasakan kesulitan yang berkali lipat dari anak-anak lainnya.

infoabadi.orgKomite Hak-Hak Anak International pernah menyatakan bahwa kondisi anak-anak di Palestina sangat memprihatinkan. Ada sekitar 23.000 anak-anak yang kehilangan ayahnya dan menjadi yatim.

Anak-anak yatim di Palestina hidup dalam keadaan yang lebih sulit jika dibandingkan di tempat lain. Mereka harus menghadapi masalah yang cukup serius sepanjang harinya. Berikut ini, lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi menyajikan informasi mengenai masalah utama yang dihadapi anak yatim di Palestina untuk anda. Simak terus artikelnya!

Anak Yatim Jadi Korban Serangan Israel

Keterangan: Anak-anak yatim Palestina banyak yang jadi sasaran tantara Israel (Foto: Oxfam)

Dalam beberapa serangan yang dilangsungkan oleh tantara Israel terhadap Palestina, banyak kematian telah dilaporkan kepada pemerintah, di antaranya adalah anak-anak. Mereka terbunuh secara tidak sengaja atau bahkan kadang sengaja ditembaki tanpa alasan. Terlebih anak yatim, mereka dengan mudah menjadi sasaran penembakan karena tidak lagi memiliki pelindung.

Di Jalur Gaza, berbagai konfrontasi dan serangan Israel telah mengakibatkan kematian anak-anak. Serangan tersebut sering menargetkan tempat-tempat umum yang telah berubah menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil, seperti sekolah, rumah sakit, dll. Selain nyawa yang hilang, puluhan ribu anak-anak terluka dan beberapa dibiarkan cacat seumur hidup.

Hidup Dalam Kemiskinan

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina hidup dalam kemiskinan (Foto: Haaretz)

Israel telah membuat berbagai keputusan yang menyangkut sistem perekonomian penduduk Palestina, dari perkebunan, laut, dan perdagangannya.

Pada tahun 2012, tingkat pengangguran penduduk Palestina mencapai 27% dan 26% orang Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Dampak kemiskinan pada anak-anak yatim sangat banyak, di antaranya sulit mendapatkan makanan, hidup tidak layak, putus sekolah, harus mencari nafkah sejak dini.

Hak Atas Pendidikan

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina banyak yang tidak mendapatkan hak pendidikan (Foto: Wrmea)

Di Palestina, ada sekitar 70% anak-anak yang bisa sekolah termasuk anak yatim, namun akses mereka sangat sulit. Menurut sebuah studi UNICEF 2013, lebih dari 2.500 anak-anak dalam komunitas pendidikan harus melewati satu pos pemeriksaan setiap hari saat pergi ke sekolah.

Sementara itu jumlah kelas untuk sekolah anak-anak tidak mencukupi, karena bantuan pendidikan yang terbatas. Bahkan sumber daya guru di sana pun masih sangat kekurangan.

Hak atas Perawatan Kesehatan

Keterangan: Anak-anak yatim Palestina sulit mendapatkan pelayanan kesehatan (Foto: CNN International)

Angka kematian anak di Palestina, tujuh kali lebih tinggi dari pada anak-anak Israel. Sekitar 30% anak-anak Palestina meninggal sebelum usia lima tahun. Penyebab tingginya angka kematian  pada anak karena anemia, kekurangan gizi, atau bahkan gizi buruk. Hal ini pun dirasakan oleh anak-anak yatim Palestina.

Akses menuju layanan kesehatan dapat terbukti sangat bermasalah karena adanya dinding pemisah dan pos pemeriksaan. Kesaksian telah mencatat, bahwa kasus-kasus di mana keluarga menemukan diri mereka diblokir oleh tantara Israel ketika mendatangi rumah sakit. Terkadang, jika perawatan medis tertunda, hasilnya bisa berakibat fatal.

Selama serangan, Israel banyak menatgetkan rumah sakit atau klinik yang dihancurkan. Dalam hal ini, Israel telah merampas hak kesehatan anak-anak termasuk anak yatim.

Anak Yatim Mengalami Diskriminasi

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina menghadapi berbagai deskriminasi (Foto: Routers)

Anak-anak yatim di Palestina mengalami diskriminasi karena kondisi yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Tidak banyak anak-anak yatim yang mendapatkan perhatian dan bantuan untuk pendidikan atau kebutuhan sehari-harinya. Sehingga mereka harus hidup dengan segala keterbatasan.

Selain itu, Israel tidak pernah bertanggung jawab atas perlakuannya terhadap anak-anak yatim yang kehilangan orang tua, harta, dan rumahnya. Tentara Israel justru memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang.

Sahabat Abadi, seperti itulah permasalahan yang harus dihadapi anak-anak yatim Palestina, mereka tidak bisa merasakan hidup yang damai. Mari kita berikan dukungan kepada anak-anak yatim Palestina dan membebaskan mereka dari belenggu kejahatan Israel.(izzah/infoabadi)

 

Sumber: Humanium

5 Kiat Bijak dalam Bermedia Sosial

5 Kiat Bijak dalam Bermedia Sosial

Penggunaan media sosial secara bijak dapat meningkatkan produktivitas dan manfaat yang sangat luar biasa.

infoabadi.org – Menggunakan media sosial memang sangat menyenangkan bagi semua kalangan, khusunya anak-anak muda. Akan tetapi penggunaan yang tidak bijak dapat membuat media sosial tidak tepat guna.

Sebelum bermain media sosial, penting bagi kita untuk mengetahui rambu-rambunya, agar tidak salah melangkah dan sia-sia. Ini dia, lembaga donasi kemanusiaan Abadi menyajikan tips bijak menggunakan media sosial untuk sahabat. Yuk simak sampai selesai!

1. Follow Akun-Akun Positif

Keterangan: Pastikan follow akun yang positif dan bermanfaat untuk hidup anda (Foto: Shutterstock)

Manfaatkan media sosial untuk memperluas pengetahuan dan mengembangkan kompetensi sahabat. Caranya ikuti akun-akun media sosial positif yang mampu dijadikan teladan dan mengubah hidup sahabat lebih baik lagi.

Misalnya ikuti akun kajian, menulis bareng, motivasi hidup, desain interior, atau akun lainnya yang sesuai dengan minat sahabat. Pastikan akun tersebut mampu membuat sahabat belajar banyak hal.

2. Gunakan Media Sosial untuk Menyebarkan Konten Positif

Keterangan: Gunakan media sosial untuk memposting konten positif (Foto: Xakata)

Bagikanlah konten positif kepada teman-teman di media sosial dengan tujuan untuk berbagi kebaikan dan belajar bersama. Sejatinya aktivitas kita di media sosial pun akan diminta pertanggungjawaban di akhirat nanti, sehingga alangkah baiknya untuk memanfaatkan dengan baik.

Konten positif yang sahabat bagikan InsyaaAllah akan menjadi amal jariyah yang mampu membawa kita ke surga-Nya kelak. Aamiin.

Baca Juga : Jejak Pengabdian Abadi untuk Dunia Islam 2019

3. Jadikan Medsos Sarana Membangun Jaringan dan Silaturahim

Keterangan: Gunakan media sosial untuk menjalin komunikasi dengan saudara atau kerabat jauh (Foto: Shutterstock)

Fitur pencarian teman di media sosial memungkinkan sahabat mencari informasi mengenai orang lain tanpa perlu mendatangi secara langsung karena beberapa hambatan. Misalnya jarak yang jauh atau waktu yang sempit. Sahabat dapat tetap bersilaturahim dengan saudara jauh dengan media sosial, masih bisa bertegur sapa dan menanyakan kabar atau lebih luas lagi.

Selain itu, sahabat dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai acara edukasi yang diadakan tokoh-tokoh teladan yang diikuti. Sehingga dapat dengan mudah untuk mengikuti acaranya secara langsung.

4. Gunakan Media Sosial untuk Mengakses Berita

Keterangan: Akses berita di media sosial dapat meningkatkan pengetahuan (Foto: IDN Times)

Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa melupakan penggunaan media sosial untuk mencari sumber berita di setiap sudut kehidupan manusia lainnya. Tujuannya untuk mengetahui kondisi sesama manusia, meningkatkan budaya tolong menolong ketika ada bencana, budaya kritis dalam pemerintahan, dan saling mengingatkan satu dengan yang lainnya.

5. Batasi Waktu Bermedsos

Keterangan: Kendalikan diri untuk gunakan waktu bermedsos dengan baik (Foto: Kompas Lifestyle)

Kenikmatan bermain dengan media sosial membuat banyak orang terlena hingga lupa segala aktivitas fisiknya. Sahabat, hal inilah yang harus dibenahi.

Sahabat, gunakan media sosial untuk hal-hal yang penting saja, tidak meninggalkan atau menunda salat, tilawah, dan belajar ilmu agama/pengetahuan. Sesuatu yang dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan keburukan, begitupun ketika menggunakan media sosial tidak kenal waktu yang akan dihasilkan adalah hal negatif.

Sahabat itulah tips menggunakan media sosial dengan bijak. Mari kita memaksimalkan penggunaan media sosial dengan baik, agar tidak merugikan.(izzah/infoabadi)

Sumber: Yaumi

Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Ada sebanyak 1,5 juta jiwa yatim Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka tak mendapatkan haknya sebagai anak-anak.

infoabadi.org –   Lebih dari 23.000 anak-anak di Palestina kehilangan ayahnya , karena terbunuh oleh tantara-tentara Israel. Tidaklah mudah bagi anak-anak yatim untuk bisa bertahan hidup di Jalur Gaza. Jalur Gaza yang luasnya hanya 267 km persegi seperti  Kota Jakarta, dengan jumlah penduduk 2 juta jiwa. Namun yang menjadi prihatin, dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.

Kenapa terjadi kemiskinan di Palestina? Tanah di Palestina dijadikan sebagai wilayah target serangan oleh Israel. Selain itu, di Jalur Gaza diberlakukan pemblokadean oleh Israel. Hal itu membuat aktivitas ekonomi, politik, sosial penduduk Palestina menjadi sulit.

Dampak kemiskinan di Palestina sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak yatim di sana, berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina menyajikan informasinya untuk sahabat.

Kurangnya Sumber Makanan Bergizi

 Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Mengantri Mendapatkan Makanan (Foto: Islamic Invitation Turkey)

 

Hari demi hari anak-anak yatim Palestina harus bertaruh dengan kondisi terjajah. Mereka sangat kekurangan bahan makanan, jangankan makanan bergizi sempurna, bahkan makanan pokokpun tidak terpenuhi. Terlebih saat bantuan UNRWA semakin berkurang, karena AS menghentikan dana bantuannya kepada Palestina sebesar Rp836 miliar. Sekitar 80 persen keluarga Palestina yang tidak mampu, tidak mendapatkan penghasilan, dan kekurangan gizi.

Kurangnya sumber makanan bergizi berpengaruh besar terhadap kehidupan penduduk Palestina, khususnya anak-anak yatim. Tubuh anak-anak masih dalam proses pertumbuhan, sedangkan makanan bergizi dapat membantu proses tersebut dengan baik dan menjaga kesehatan mereka.

Pendidikan Yatim Palestina Belum Merata

Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Pergi Ke Sekolah (Foto:Media Indonesia)

 

Pendidikan menjadi salah satu sektor yang ditargetkan oleh penjajah Israel, agar mereka bisa melemahkan generasi Palestina.  Di Jalur Gaza hanya ada 550.000 anak-anak bisa bersekolah termasuk anak-anak yatim. Itu pun dua pertiga sekolah dipaksa untuk beroperasi secara bergiliran, karena kurangnya bangunan sekolah.

Sebagian besar bantuan pendidikan hanya diberikan kepada anak-anak yang benar-benar tidak mampu saja, itu pun belum terdata seluruhnya. Kementrian pendidikan di Palestina menghadapi kekurangan bantuan dana sekolah, selain itu mereka juga kekurangan 800 guru dan staff administrasi. Sementara mereka berjuang untuk menutupi gaji guru  yang defisit hingga US $ 300.000 atau sekitar Rp 4.096.350 per bulan.

Sahabat Abadi, begitulah kondisi sulit yang dirasakan oleh anak-anak yatim di Palestina. Mereka membutuhkan dukungan dari kita semua. Mari kita tingkatkan doa-doa terbaik untuk mereka, dan mulai sekarang belajar berikhtiar untuk memberikan donasi kemanusiaan kepada mereka. Semoga kelak kehidupan anak-anak yatim Palestina bisa berubah lebih baik. (izzah/infoabadi)

 

Sumber: BBC Indonesia, CNN Indonesia, Occupied Palestinian Territory

Jejak Pengabdian Abadi untuk Dunia Islam 2019

Jejak Pengabdian Abadi untuk Dunia Islam 2019

Perjalanan Abadi selama tahun 2019 menjadi lembaga donasi kemanusiaan yang berfokus untuk membantu permasalahan dunia Islam.

infoabadi.orgAlhamdulillah, Abadi berhasil mengadakan berbagai kegiatan keislaman dan menyalurkan donasi yang diamanahkan masyarakat Indonesia untuk dunia Islam pada tahun 2019 ini. Perjalanan selama satu tahun Abadi menyalurkan donasi telah tersusun dalam dalam catatan berikut ini:

Januari

Keterangan: Membangun kembali masjid yang hancur akibat gempa bumi di dusun Tempo Sodo-Lombok (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan pertama di tahun 2019, Abadi membantu proses pembangunan pondasi Masjid Tempo Sodo. Masjid tersebut pernah berdiri sebelumnya, akan tetapi rangkaian gempa yang mengguncang Lombok pada pertengahan tahun 2018 lalu, membuat masjid tersebut turut hancur.

Menangani permasalahan tersebut, Abadi mengambil peran dengan mengajak masyarakat Indonesia untuk bmembangun kembali masjid satu-satunya yang ada di dusun Tempo Sodo, Lombok.

Februari

Keterangan: Pembangunan Hunian Sementara dari Abadi kepada korban gempa bumi dan likuefaksi Palu (Foto: Dok. Abadi) 

Pada bulan kedua, Abadi melakukan penyaluran donasi untuk korban gempa bumi dan likuefaksi di Palu, Sigi, dan Donggala. Salah satunya dengan membangun beberapa huntara bagi masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut di Palu.

Selain itu, Abadi juga memberikan hiburan kepada anak-anak di Sumbawa Barat melalui dongeng kemanusiaan. Tujuan dari dongeng tersebut untuk memberikan motivasi dan hiburan kepada anak-anak setempat di Sumbawa.

Maret

Keterangan: Masyarakat Lombok Mengadakan Roadshow Bersama Ulama Palestina (Foto: Dok. Abadi) 

Pada bulan ketiga, Abadi mengadakan roadshow Ulama Palestina di tengah-tengah warga korban bencana gempa Lombok. Roadshow tersebut berisikan rangkaian ceramah, doa bersama, dan kegiatan muhasabah

April

Pada bulan keempat, Abadi mengadakan Roadshow Ulama Palestina bersama Syekhah Asma Abu Samha dan Syekh Muraweh Mosa Naser Nassar di Sumbawa- Bima.

Acara Roadshow ditujukan kepada masyarakat Sumbawa untuk memberikan edukasi tentang Kepalestinaan, serta memberikan motivasi dari kisah hidup para penduduk Palestina kepada masyarakat Sumbawa.

Mei

Keterangan: Pemasangan Atap Masjid Tempo Sodo Pada Bulan Mei, 2019 (Foto: Dok. Abadi)

 

Pada bulan kelima, Abadi kembali menyalurkan donasi dari masyarakat Indonesia untuk pembangunan Masjid Tempo Sodo, yakni untuk melanjutkan tahap pemasangan atap masjid.

Selain itupada bulan ini, Abadi mengadakan sejumlah Roadshow bersama Ulama Palestina untuk menyemarakkan bulan Ramadhan di tengah-tengah masyarakat Lombok. Kegiatan ini untuk mengisi waktu-waktu agar lebih bermanfaat di bulan Ramadhan.

Juni

Keterangan: Proses Pemasangan Keramik di Masjid Tempo Sodo (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan keenam, Abadi menyalurkan donasi tahap lanjutan untuk pembangunan Masjid Tempo Sodo yakni pemasangan keramik. Pemasangan keramik ini dilakukan bersama-sama dengan masyarakat di sekitar dusun Tempo Sodo.

Tahap pemasangan keramik tersebut merupakan tahap penyelesaian, karena setelah keramik terpasang, masjid Tempo Sodo sudah digunakan untuk salat dan kegiatan keagamaan.

Juli

Keterangan: Penyerahan Donasi dari Masyarakat Indonesia untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan ketujuh, Abadi menyalurkan donasi dari masyarakat Indonesia untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza. Penyaluran donasi tersebut dilakukan di Turki.

Masjid Istiqlal Indonesia ini merupakan simbol kemerdekaan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia kepada penduduk Palestina di Khan Yunis, Gaza. Kita semua mendoakan dengan berdirinya masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, maka para penduduk Gaza dapat dengan mudah beribadah dan menjalankan segala aktivitas Pendidikan Islam di masjid tersebut.

Agustus

Pada bulan kedelapan, Abadi kembali mengadakan roadshow Ulama Palestina di Mataram. Roadshow ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang Kepalestinan dan kisah inspiratif kemanusiaan dari Palestina kepada masyarakat Mataram.

Agenda kedua pada bulan Agustus 2019 ini, Abadi mengadakan dongeng kemanusiaan untuk anak-anak di Mataram. Dongeng adalah media belajar yang paling menyenangkan bagi anak-anak, sehingga anak-anak di sana sangat antusias dalam kegiatan tersebut.

September

Keterangan: Penyaluran Donasi Beasiswa untuk Pendidikan Anak-Anak Yatim di Gaza (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan kesembilan, Abadi menyalurkan santunan untuk anak yatim Gaza yang dilakukan di Malaysia. Beasiswa tersebut ditujukkan kepada anak-anak yatim yang sedang menempuh pendidikan tahfidz di Gaza.

Selain itu, pada bulan September ini ada event besar Abadi, yakni Nonton Bareng Film “Hayya”. Pada acara nobar ini, Abadi berperan menjadi mitra penyaluran donasi dalam prosesi pemutaran perdana film tersebut di Lombok.

Kegiatan lainnya tetap berjalan, seperti roadshow Ulama Palestina untuk masyarakat Palu dan dongeng kemanusiaan Kepalestinaan.

Oktober

Pada bulan kesepuluh, Abadi mengadakan roadshow Ulama Palestina untuk masyarakat Lombok Timur. Kegiatan ini tidak lain untuk mengedukasi masyarakat Lombok tentang keberadaan Palestina saat ini.

Selain itu, ada Malam Amal Kemanusiaan bersama JSIT di Nusa Tenggara Barat. Pada kesempatan ini Abadi menjadi bagian untuk menghimpun donasi kemanusiaan, sekaligus memperkenalkan lembaga kepada masyarakat NTB.

November

Keterangan: Penyaluran Donasi Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza (Foto: Dok. Abadi)

 

Pada bulan kesebelas, Abadi mengadakan Palestina Solidarity Day bersama Ponpes Ashohwah Gerung di Lombok Barat. Kemudian,di bulan yang sama Abadi mengadakan peresmian Masjid Tempo Sodo, sebagai tanda masjid tersebut sudah bisa digunakan untuk salat dan kegiatan keagamaan.

Selain itu, Abadi juga menyalurkan donasi dari masyarakan Indonesia untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, penyaluran ini dilakukan di Turki.

Kegiatan penutup di bukan November 2019 ini, Abadi mengadakan stand kemanusiaan di CFD Udayana. Dalam hal tersebut Abadi mengajak masyarakat Lombok untuk lebih peduli dengan sesama.

Desember

Keterangan: Penyaluran Santunan untuk Anak-Anak Yatim di Gaza (Foto: Dok. Abadi

Pada bulan terakhir, Abadi menyalurkan donasi untuk anak yatim Gaza dan melakukan perjanjian atau MOU untuk penyaluran lanjutan selama satu tahun ke depan.

Selain itu, Abadi juga mengadakan roadshow Bersama Ulama Palestina untuk masyarakat Lombok Tengah. Selanjutnya melakukan evaluasi tahunan, tujuannya untuk melihat hasil satu tahun kerja dan membuat targetan baru di tahun 2020 mendatag.

Inilah perjalanan Abadi selama tahun 2019, tidak hanya melakuka penyaluran donasi, tapi Abadi juga mengadakan kegiatan edukasi untuk masyarakat luas. Donasi yang sahabat berikan tentunya sudah menolong banyak orang, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia saja, akan tetapi untuk dunia Islam khususnya Palestina.

Sahabat, terima kasih atas kepercayaan anda sudah menyalurkan donasi melalui  Abadi. Mari kita teruskan kebaikan ini, agar lebih banyak yang dapat merasakan manfaatnya.(izzah/infoabadi)

Kondisi Anak-Anak Muslim di Tengah Konflik Kashmir

Kondisi Anak-Anak Muslim di Tengah Konflik Kashmir

Setelah berbagai negara di dunia melakukan peringatan konvensi hak-hak anak PBB (UNCRC) tahun 2019 ini. Rupanya anak- anak di Kashmir belum mendapatkan hak-haknya. Mereka masih dalam kondisi yang memprihatinkan.

 

infoabadi.orgSemenjak tahun 1947,Kashmir telah menjadi subjek sengketa tanah antara India, Pakistan, dan China. Sejak saat itu pula Kashmir menghadapi berbagai kekerasan dengan pendudukan militer yang besar.

Seorang penerima nobel pembela hak anak dan perempuan atas pendidikan asal Pakistan, Malala Yousafai mengatakan bahwa, selama tujuh dekade anak-anak dan perempuan Kashmir sudah tumbuh di tengah-tengah kekerasan. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang beragama Islam.

Lalu bagaimanakah keadaan anak-anak muslim di Kashmir saat ini? Berikut ini lembaga donasi kemanusiaan, Abadi menyajikan informasi ini untuk sahabat!

Anak-anak di Kashmir Alami Kekerasan

Keterangan: Potret anak-anak di Kashmir, India (Foto: Humanium)

Masalah utama yang dihadapi anak-anak di Kashmir adalah kekerasan dan kurangnya pndidikan.  Anak-anak di Kashmir telah diculik selama penggerebekan tengah malam oleh pasukan keamanan. Anak-anak perempuan dan perempuan telah mendapatkan tindak kekerasan.

Para orang tua tidak berani untuk melaporkan anaknya yang hilang kepada  keamanan publik. Parnyataan orang tua tentang kehilangan anak  dapat menyebabkan penangkapan terhadap mereka yang melapor, dengan alasan telah mengganggu keamanan negara. Pada dasarnya kasus penggerebekan ini memang menimbulkan ketakutan pada warga Kashmir, sehingga banyak kasus yang disembunyikan.

Selain itu, anak-anak di Kashmir kekurangan makanan, susu, dan kebutuhan dasar di seluruh populasi. Hal ini memiliki efek negatif pada anak-anak yang masih dalam proses tumbuh kembang, karena mereka membutuhkan makanan dengan gizi ang baik untuk membantu proses pertumbuhannya.

Mengenai kesehatan, orang-orang Kashmir dicegah bepergian ke rumah sakit, terlalu tidak aman mengingat situasi saat ini. Adapula pemadaman media, di mana para wartawan tidak boleh meliput berita yang terjadi pada anak-anak Kashmir.

Kuragnya Pendidikan Bagi Anak-anak Kashmir

Keterangan: Anak-anak Teracam Saat Sekolah (Foto: BBC Indonesia)

Masalah yang sangat dasar kedua bagi anak-anak di Kashmir, yakni mereka kekurangan pendidikan. Pada sekitar pertengahan Agustus 2019, Otoritas India memerintahkan untuk membuka kembali sekolah dasar, sebelumnya sekolah tersebut telah ditutup pada tanggal 5 Agustus 2019.

Akan tetapi, para orang tua menolak mendudukkan anak-anaknya untuk bersekolah, lantaran tidak adanya jaminan keamanan. Terjadinya konflik membuat anak-anak bisa menjadi korban kapan saja dan diculik di mana saja. Dalam hal ini, para orang tua lebih baik mendidik anaknya di dalam rumah dari pada anaknya harus hilang ketika perjalanan menuju sekolah.

Praktik kekerasan yang terjadi di Kashmir bukanlah hal yang ringan, anak-anak di sana telah menjadi korbannya. Mereka seharusnya sedang belajar sambil bermain, atau makan makanan yang bergizi, dan tertawa bercanda bersama kawan-kawannya.  Namun kondisinya berbeda, hari ini anak-anak di Kashmir sedang mengalami duka yang medalam.(izzah/infoabadi)

 

Sumber : Humanium

Belajar Tidak Korupsi dari Para Pemimpin Terdahulu

Belajar Tidak Korupsi dari Para Pemimpin Terdahulu

Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang mampu memberikan tauladan untuk umatnya dan memberikan kesejahteraan.

infoabadi.orgKasus korupsi banyak terjadi di Indonesia ataupun di dunia. Perbuatan tersebut tidak hanya merugikan pelaku, namun juga merugikan banyak pihak, khususnya masyarakat luas.

Penting bagi kita untuk membuka kembali sejarah dan belajar kepada keteladanan para pemimpin terdahulu. Lembaga donasi kemanusiaan Abadi telah merangkumnya untuk anda.

 

1. Abu Bakar As-Shidiq Berwasiat Kembalikan Uang Negara

Keterangan: Ilustrasi Khalifah Abu Bakar As-Shidiq (Abas)

Abu Bakar As-Shidiq adalah khalifah kedua setelah Rasulullah Saw. Beliau merupakan sahabat yang sangat disayang oleh Rasul, karena akhlaknya yang sangat mulia.

Pada suatu waktu, sebelum Abu Bakar wafat. Beliau menyampaikan wasiat kepada anaknya, Aisyah. Beliau mengatakan “Aisyah, tolong periksa seluruh hartaku. Jika ada yang betambah setelah aku menjabat sebagai khalifah, kembalikan kepada negara melalui khalifah yang terpilih setelahku,”

Keteladanan Abu Bakar As-Shidiq tersebut mengajarkan kepada kita untuk hati-hati dalam menggunakan harta yang bukan hak. Perhitungan harus jelas dan pastikan tidak ada yang terpakai untuk kepentingan pribadi.

 

Baca Juga: Gaya Belajar Tokoh Besar Terdahulu yang Harus Milenial Tiru

2. Umar bin Abdul Aziz Matikan Lilin Negara untuk Kepentingan Pribadi

Keterangan: Ilustrasi Khalifah Umar bin Abdul Aziz(Uniq Pos)

Umar bin Abdul Aziz merupakan salah seorang khalifah Bani Umayah, keturunan Umar bin Khattab. Ketika beliau menjabat sebagai pemimpin, Umar bin Abdul Aziz menjaga baik amanah dari rakyat.

Suatu ketika datanglah seorang utusan dari daerah di kediaman Umar. Utusan tersebut menceritakan keadaan rakyat dan penguasa di daerahnya. Pada saat itu Umar menyuruh pelayan untuk menyalakan lilin agar ruangannya terang.

Selanjutnya, utusan tersebut bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz tentang keadaan diri dan keluarganya. Tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz mematikan lilin tersebut dan menyuruh pelayan untuk menyalakan lilin kecil. Cahaya lilin kecil itu tidak bisa menerangi ruangan. Kemudian Umar menceritakan tentang diri dan keluarganya.

Keteladanan Umar bin Abdul Aziz ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi. Meskipun fasilitas yang dimilikinya lebih sederhana, namun lebih baik dari pada yang bukan haknya.

Sahabat Abadi, mari kita belajar untuk terus menjauhi dan menghindari tindakan korupsi. Selain berdosa, korupsi juga sangat merugikan negara atau orang banyak, sehingga kita akan menyakiti mereka.(izzah/infoabadi)

 

Sumber: Global News, Khazanah Republika

Anak-Anak Pelosok Rangkap Status ‘Siswa’ Sekaligus ‘Pekerja’

Anak-Anak Pelosok Rangkap Status ‘Siswa’ Sekaligus ‘Pekerja’

Anak-anak pelosok bisa sekolah karena harus bekerja. Padahal bekerja di usia dini tidak baik bagi kesehatan mental dan fisik.

infoabadi – Data statistik tahun 2018 melaporkan, bahwa para pekerja di usia anak-anak mencapai angka 981,9 ribu atau 2,65 persen dari total anak usia 5-17 tahun. Data tersebut didominasi oleh anak-anak dari pedesaan atau pelosok negeri.

Masa anak-anak adalah waktunya untuk belajar, bermain, dan mencoba banyak kreativitas tanpa suatu paksaan baginya untuk melakukan. Sedangkan bekerja di usia anak-anak akan berpengaruh buruk bagi kesehatan fisik dan mental karena menghambat perkembangan mereka.

Lalu bagaimana dengan anak-anak pelosok yang merangkap status sebagai siswa sekaligus sebagai pekerja?

Keterangan: Anak-Anak Bekerja di Ladang (Foto: BBC)

Anak-anak yang hidup di wilayah pelosok sebagian besar kehilangan masa bermain, karena mereka harus bekerja membantu orang tua atau di tempat lain. Kondisi seperti itu menimbulkan sejumlah masalah seperti penuaan dini, kekurangan gizi, depresi, dan anak-anak menjadi tidak fokus pada pendidikan.

Melihat hal tersebut, hak anak-anak terenggut karena pekerjaan. Padahal mereka harus bertumbuh dengan baik, belajar banyak hal, serta mampu menggapai setiap apa yang dimimpikan.

Bekerja di usia anak-anak juga merupakan bentuk eksploitasi yang dilarang oleh pemerintahan. Hal ini karena lebih banyak dampak buruk dari pada manfaat yang didapatkan. Sejatinya anak-anak adalah makhluk yang harus mendapatkan perlindungan dan perlakuan khusus demi membantu tumbuh kembangnya.

 

Baca Juga: 5 Manfaat Zonasi Tak Dirasakan Siswa Pedalaman 

Keterangan: Siswa MI Darul Islah Sedang Berjalan (Foto: Fathul Rakhman)

Anak-anak di seluruh negeri ini tentu menginginkan hidup bahagia dan dapat mengejar mimpinya ingin menjadi apa saja tanpa ada hambatan yang berat. Akan tetapi nasib setiap orang berbeda, dan kenyataan tidak sama dengan yang diharapkan.

Siswa MI Darul Islah Jadi Pekerja

 

Di Lombok Tengah, siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah pun merasakan hal tersebut. Pendidikan mereka kurang fokus dan efektif karena di luar jam sekolah harus bekerja. Tidak ada waktu untuk bermain atau mengulang kembali pelajaran yang sudah diterima dari sekolah.

Selain itu, kemungkinan mereka tidak fokus saat belajar di sekolah karena ada sesuatu yang mengganjal tentang pekerjaanya.

Sahabat Abadi, keadaan itu harus kita selesaikan bersama. Sebagai saudara satu bangsa kita harus menolong mereka agar mendapatkan haknya kembali menjadi seorang anak.

Mari kita bantu siswa-siswi MI Darul Islah, Kampung Montong Ajan, Lombok Tengah agar mendapatkan pendidikan yang baik. Sahabat bisa donasi bersama Abadi!(izzah/abadi)

Sumber: Gajimu