Sedekah di Tengah Ancaman Wabah

Sedekah di Tengah Ancaman Wabah

“Sedekah tentu memiliki banyak  pahala serta keutamaannya, apalagi pada masa-masa pandemi seperti ini.”

Infoabadi.orgPandemi yang melanda dunia telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat manusia, bahwa sejatinya manusia hanyalah makhluk lemah yang tidak berdaya jika bukan karena pertolongan Allah Swt semata. Akankah wabah yang terjadi ini menggugah rasa kemanusiaan kita semua? Simak penjelasan komprehensipnya di lama Amal Bakti Dunia Islam, lembaga penghimpun donasi kemanusiaan terpercaya.

Keutamaan Sedekah

Sedekah sebagai ibadah memiliki keistimewaannya tersendiri. Lantas apa saja keistimewaan sedekah di tengah pandemi ini? Melalui Kajian Sore Plus (KaSeP) yang digelar pada 12 Aptil 2020, Tuan Guru Haji Achmad Muchlis menyampaikan pesan-pesannya kepada kita semua sebagai berikut ini:

  • Sedekah menjadi amalan utama yang ingin dilakukan jika manusia kembali dihidupkan.

Setelah waktu ajal itu tiba, sebagian manusia memohon kepada Allah Swt untuk dihidupkan kembali ke dunia walau barang sebentar saja. Untuk dapat melakukan amal kebaikan yang luput dikerjakan selama di dunia, dan amalan yang akan dilakukannya itu adalah bersedekah.

 

Allah Swt telah menjelaskan hal ini dalam Qs: Al Munafiqun: 10 yang artinya:

“Infakkan sebagian harta yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang menejmputmu. Lalu. ada yang menyesali, “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sesaat saja agar aku dapat bersedekah dan menjadi orang-orang saleh”” (Qs: Al Munafiqun: 10)

 

Makna “…illa ajalin qoriib” dalam ayat ini mengandung arti sangat singkat, pendek sekali. Kalau kita dihidupkan kembali misalnya maka bersedekah dengan apa yang kita miliki. Kendati demikian, tidak ada orang yang akan dihidupkan kembali kecuali dalam peristiwa-peristiwa besar, seperti kelak kembalinya Nabi Isa ke dunia ini.

 

Kenapa dalam ayat tersebut menjelaskan tentang bersedekah? Kenapa tidak sholat ataupun shaum? Karena jika kita diberikan waktu sekadar 5-10 menit, maka ibadah yang paling mungkin dikerjakan adalah bersedekah. Kemudian sedekah juga merupakan salah satu ibadah yang memiliki nilai pahala yang besar, sehingga sangat dianjurkan.

 

  • Sedekah Pembersih Harta

Sedekah atau shodaqoh memiliki makna lain yakni zakat. Dalam bahasa lain, zakat itu disebut dengan shodaqoh, dalam kitab fiqih disebut dengan zakat. Penting untuk kita pahami bahwa sedekah itu akan membersihkan hati-hati orang yang beriman dari pelit dan kikir. Selain membersihkan hati, keutamaan sedekah yang selanjutnya adalah sebagai pembersih harta. Barangkali dalam harta kita terdapat kewajiban yang kita lalaikan, sehingga harus dibersihkan dengan sedekah sebagaimana terkandung dalam Qs. At Taubah ayat 103 berikut ini:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

(Qs. At-Taubah 103).

Juga tentunya masih banyak keutamaan-keutamaan yang didapat dari amalan bersedekah ini.

 

Anjuran Bersedekah Kala Wabah Melanda

ABADI -1- Sedekah di Tengah Wabah-www.infoabadi.org(2)
(Pahala koin sedekah darimu akan terus bertumbuh/Islampos)

Dalam situasi saat ini manusia tengah diuji dengan berbagai hal, mulai dari sisi ekonomi yang semakin merosot tajam, bisnis yang kian layu seperti pariwisata, perhotelan, toko-toko banyak yang terancam gulung tikar, juga ribuan karyawan yang terpaksa harus dirumahkan. Tentu apa-apa yang terjadi di dunia ini tidak pernah terlepas dari kehendak Allah Swt.

Allah Swt telah menjelaskan dalam Qs: Al-Balad ayat 12-14 yang artinya:

“Tahukah kamu, apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu, jalan melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makanan pada hari terjadi kelaparan” (Qs: Al Balad: 12-14)

Keadaan hari ini telah menjadi sebuah gambaran bagi kita semua bahwa dalam kondisi yang serba tidak pasti dan serba terbatas ini, Allah Swt memberikan perintah kepada kita untuk tetap berbagi dengan saudara-saudara kita lainnya yang membutuhkan. Berbagi dapat dimulai dari keluarga terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tetangga terdekat rumah. Kemudian jika masih memiliki kelebihan harta, sedekah dapat diperluas kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan lainnya.

Dalam kondisi saat ini, Tuan Guru Haji Achmad Muchlis juga mengingatkan agar menghadapi situasi saat ini kita dapat semakin berderma, saling membantu dan  tolong menolong. Apalagi memasuki bulan suci Ramadhan, di mana pada bulan tersebutlah pahala dilipat gandakan, juga saat kita semua dilatih untuk merasakan lapar dan haus sebagaimana banyak saudara-saudara kita selama ini yang merasakan seperti itu.

 

Sedekah Dapat Memadamkan Murka Allah dan Mendinginkan Gejolak Api Neraka.

Tuan Guru Haji Achmad Muchlis juga mengingatkan bahwa sedekah dapat memadamkan murka Allah dan mendinginkan panasnya gejolak api neraka. Harta yang disedekahkan tidak akan berkurang sepeserpun nilainya, namun justru akan Allah lipat gandakannya. Semisal kita bersedekah sebesar biji kurma, maka Allah Swt. akan melipat gandakannya sebesar gunung.

Allah Swt. sejatinya tidak akan menyia-nyiakan amalan sekecil apapun yang kita lakukan, termasuk saat wabah COVID-19 ini melanda, kemudian kita ingin bersedekah sedangkan diri kita sendiri memerlukannya, maka niat ibadah itu sejatinya sudah dicatat oleh Allah Swt, dan tetap mendapatkan ganjaran pahala.

“Aku (Allah) akan semakin dermawan kepada hamba-Ku yang dermawan”

Maka mari sejak muda, sejak sekarang kita selalu berniat untuk menjadi orang yang ringan dalam bersedekah. Menjadi orang yang tangannya di atas, bukan orang yang tangannya menengadah dari bawah. Mudah-mudahan kita semua dapat menjaga iffah diri kita, menjaga kebersihan hati dan juga harta kita dengan bersedekah. (itari/infoabadi)

5 Masjid di Palestina yang Wajib Dikenali Orang Indonesia!

5 Masjid di Palestina yang Wajib Dikenali Orang Indonesia!

Bukan hanya Masjid Al-Aqsa, di Palestina ada banyak masjid yang memiliki sejarah dan hingga kini menjadi tempat favorit bagi penduduknya.

 

infoabadi.org –  Sebagian besar dari kita hanya mengetahui Masjid Al-Aqsa saja yang bersejarah dan penting bagi penduduk Palestina. Padahal ternyata banyak sekali masjid-masjid lainnya yang juga penting dan masih diperjuangkan untuk merdeka.

 

Berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi menyajikan informasi tentang 5 masjid di Palestina yang wajib dikenali untuk anda.

 

 

Masjid Ibrahimi

Donasi Kemanusiaan Palestina_5 Masjid di Palestina yang Wajib DiKenali Orang Indonesia!(2)_www.infoabadi.org
Keterangan: Masjid Ibrahimi yang terletak di Kompleks Hebron (Foto : Dream)

Masjid Ibrahimi atau Masjid Al-Khalil merupakan masjid peninggalan Nabi Ibrahim a.s.  Masjid ini terletak di Kompleks Hebron. Tepat di bawah lantai Masjid Ibrahim (Gua Machpelah) terdapat makam Nabi Ibrahim a.s beserta istrinya Sarah, putra beliau yakni Nabi Ishak a.s. dan cucu beliau yakni Nabi Ya’qub a.s.

 

Masjid ini merupakan kebanggaan umat Islam di Palestina, dianggap sebagai tempat suci kedua di Palestina setelah Masjid Al-Aqsa. Masjid ini juga pernah mengalami penistaan, di antaranya pada tahun 1994 ketika seorang pemukim Israel yang bernama Brunch Goldstein membantai 29 orang Palestina di masjid tersebut.

 

Hampir setiap tahun puluhan ribu pemukim menyerbu Masjid Ibrahimi di bawah perlindungan polisi bersenjata. Selain itu, pelarangan adzan di masjid tersebut juga sempat terjadi. Kemudian pada 18 April 2018 ada pengibaran bendera Israel dan perayaan kembang api zionis.

 

Masjid Al-Omar

Donasi Kemanusiaan Palestina_5 Masjid di Palestina yang Wajib DiKenali Orang Indonesia!(3)_www.infoabadi.org
Keterangan: Masjid Al-Omar berada di Distrik A-Darraj, Gaza (Foto: Sekolah Umroh)

Masjid Al-Omari atau The Great Mosque terletak di Distrik Al-Darraj, Kota Gaza. Masjid ini memiliki luas 4.100 meter dan merupakan masjid arkeologis yang paling penting di Gaza.

Awalnya banguanan ini dibangun sebagai tempat beribadah non muslim karena ketika itu orang-orang Gaza masih menyembah berhala. Lalu pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab diubahlah tempat tersebut menjadi masjid karena penduduk sudah menyatakan ketauhidan kepada Allah Swt.

 

Baca Juga : Objek Fenomenal dari Peristiwa Isra Miraj di Masjid Al-Aqsa

 

Masjid Yunus

Donasi Kemanusiaan Palestina_5 Masjid di Palestina yang Wajib DiKenali Orang Indonesia!(4)_www.infoabadi.org
Keterangan: Masjid Yunus yang berada di utara Kota Hebron- Palestina (Foto : Maqna)

Orang Islam percaya Nabi Yunus a.s dimakamkan di utara Hebron-Palestina. Kemudian Masjid Nabi Yunus dibangun oleh Al-Malik Mu’addam Isa bin Al-Malik Al-Adil Al-Ayyubi di lokasi makam itu pada tahun 1226.

Masjid ini dibangun di puncak tertinggi di tepi Barat (Gunung Nabi Yunus) yang terletak di Hebron.

 

Masjid An-Nasr

Donasi Kemanusiaan Palestina_5 Masjid di Palestina yang Wajib DiKenali Orang Indonesia!(5)_www.infoabadi.org
Keterangan: Masjid An-Nasr yang berada di Kota Nablus, Palestina (Foto: Aqsa Institute)

 

Masjid An-Nasr memiliki arti “kemenangan”. Masjid ini merupakan masjid tertua dan terbesar di kota Nablus, Palestina. Masjid ini juga menjadi simbol “Nablus” yang terletak di persimpangan jalan-jalan utama kota tua, di sepanjang tepi timur distrik.

 

Awalnya, bangunan ini adalah gereja Bizantium yang diubah menjadi masjid pada saat kepemimpinan Islam. Tentara Salib mengubahnya menjadi sebuah gereja di abad ke-11, tetapi tak bertahan lama. Kemudian, banguann diubah kembali sebagai masjid oleh Ayyubiyah pada abad ke-12.

 

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza-Palestina

Donasi Kemanusiaan Palestina_5 Masjid di Palestina yang Wajib DiKenali Orang Indonesia!(6)_www.infoabadi.org
Keterangan: Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza (Foto: Dok. Abadi) 

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza dibangun pada 19 Januari 2019 di wilayah Khan Yunis, Gaza. Masjid ini merupakan persembahan dari masyarakat Indonesia untuk Palestina sebagai simbol “kemerdekaan”.

Bangunan masjid Istiqlal Indonesia di Gaza ini masih dalam proses pengerjaan dan sudah sampai lantai tiga. Kita semua berharap bisa segera menyelesaikannya sebelum bulan Ramadhan tahun 2020. Kita juga berharap dengan berdirinya masjid ini, maka para penduduk Gaza dapat segera mewujudkan kemerdekaan mereka. (Izzah/Infoabadi)

 

Sumber: Republika, Aqsa Institute

Nasib Ibadah Haji di Tengah Lockdown Dua Kota Suci

Nasib Ibadah Haji di Tengah Lockdown Dua Kota Suci

Potensi penyebaran yang begitu masif membuat pemerintah Arab Saudi harus memberlakukan perpanjangan jam malam 24 jam di Mekah dan Madinah

 

Infoabadi.orgSetelah pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara ibadah umrah sepanjang tahun ini karena adanya penyebaran virus Corona. Kini, keberlangsungan gelaran ibadah haji pun sedang menjadi pertimbangan penting pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Bagaimana kemungkinan pelaksanaan ibadah haji tahun ini dan kondisi Mekah terkini? Simak informasi lengkapnya di laman Amal Bakti Dunia Islam, lembaga donasi kemanusiaan Palestina telah sajikan untuk anda.

Mekah dan Madinah di Lockdown Untuk Menekan Persebaran Virus.

ABADI -2- Dua Kota Suci Umat Islam Lockdown!-www.infoabadi.org(2) - Amal Bhakti Dunia Islam
(Potret Kompleks Masjidil Haram yang sepi/RMOL)

 

Pemerintah Arab Saudi memperpanjang jam malam di dua kota suci umat Islam, yakni di Mekah dan Madinah. Perpanjangan jam malam hingga 24 jam ini, diyakini sebagai langkah untuk menghentikan virus Corona. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi memberikan pengecualian kepada penduduk yang ingin membeli makanan dan penduduk yang membutuhkan akses pelayanan kesehatan dapat meniggalkan rumah.

Data per 4 April 2020 dilansir dair CSSE Jhon Hopkins, menunjukan bahwa 2.932 kasus positif COVID-19 terkonfirmasi di Arab Saudi, dengan 41 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 615 orang dinyatakan sembuh. Presentase ini merupakan terbanyak di antara negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang beranggotakan 6 negara lainnya.

Arab Saudi sendiri telah mengambil kebijakan dengan menghentikan rute penerbangan internasional, menghentikan sementara kegiatan umrah sepanjang tahun ini, menutup tempat-tempat umum, dan sangat membatasi aktivitas-aktivitas di luar rumah.

Dilansir dari laman Aljazeera, bahwa Menteri Haji dan Umrah, Mohammed Saleh Benten, meminta umat Islam untuk menunda persiapan ibadah haji yang dijadwalkan akhir Juli ini. karena pandemi Corona telah lebih dulu menyerang. Beberapa lingkungan di Mekah dan Madinah telah dikunci penuh oleh pemerintah setempat.

 

Kebijakan Ibadah Haji Masih Menjadi Pertimbangan.

Kebijakan ibadah haji di tengah pandemi ini menjadi suatu hal yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah setempat. Menteri Haji dan Umrah dalam kesempatannya di TV Pemerintah mengatakan meminta umat Islam untuk menunggu sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang pandemi Corona, sebelum pelaksanaan ibadah haji dimulai.

Diperkirakan sekitar 2,5 juta umat muslim datang berduyun-duyun ke Kota Mekah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji yang dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juli nanti.

“Pemerintahan Arab Saudi sepenuhnya telah siap untuk melayani para jama’ah. Tetapi dengan keadaan sekarang dengan ancaman pandemi yang melanda dunia. Sehingga Arab Saudi lebih memilih mengutamakan kesehatan umat muslim dan warga negaranya.” tambahnya

 

Penutupan Dua Kota Suci, Bukan Hanya Terjadi Kali Ini Saja.

ABADI -2- Dua Kota Suci Umat Islam Lockdown!-www.infoabadi.org(3) - Amal Bhakti Dunia Islam
(Potret Masjid Nabawi di Madinah /Wikipedia)

Kebijakan tentang penguncian atau lockdown yang terjadi di Mekah dan Madinah, tidak hanya terjadi kali ini saja. Penguncian karena wabah juga pernah tercatat pada tahun 632 M ketika jama’ah harus berjuang dengan malaria yang tengah menjangkit saat itu. Kemudian wabah kolera pada tahun 1821 yang merenggut korban jiwa 20.000 jama’ah.

Tahun 1865, wabah kolera lainnya juga kembali memakan korban jiwa sebanyak 15.000 jama’ah, wabah ini pun kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Virus Corona juga memiliki potensi yang tidak kalah berbahaya, apalagi proses penyebaran yang begitu cepat dari satu orang ke orang lain kala berinteraksi maupun berdekatan, sehingga pemerintah harus tanggap dalam menyikapinya. Kendati demikian, pemerintah Arab Saudi menyebutkan bahwa pengalaman menghadapi wabah MERS yang pernah dilalui membuat pemerintah berbenah dan peristiwa tersebut telah membantu menyiapkan pemerintah melawan wabah baru ini. (itari/infoabadi)

(Sumber: Aljazeera)

Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina?

Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina?

“Khusyu dalam beribadah menjadi sebuah kerinduan bagi warga Palestina yang tinggal di Gaza. Ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk memanen pahala, bukan untuk menghadapai serangan rudal udara.”

 

Infoabadi.org— Menjelang Ramadhan, persiapan demi persiapan harusnya telah kita mulai dari sejak jauh-jauh hari. Di tengah persebaran virus Corona atau Covid-19 ini, persiapan menghadapi Ramadhan jangan sampai kendur apalagi sampai mundur.

Tetapi pernahkah Sahabat membayangkan bagaimana menjalani Ramadhan di daerah konflik yang rawan kerusuhan, dan ketegangan? Saudara-saudara kita di Palestina seyogyanya telah menjalani bertahun-tahun bulan suci Ramadhan dalam keadaan keterbatasan dan ancaman perang yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Lantas bagaimana perjuangan penduduk Palestina menjalani Ramadhannya?

Amal Bakti Dunia Islam, lembaga penghimpun donasi kemanusiaan Palestina resmi hadirkan informasi selengkapnya untuk Sahabat semua.

 

Ramadhan Di Tengah Konflik Berkepanjangan

Berada dalam situasi yang tidak menentu membuat warga Palestina harus siap siaga setiap waktu. Ketika penduduk di belahan bumi lainnya sedang khusyu memenuhi target ibadah Ramadhan, di Palestina sendiri, awal Ramadhan 1441 H adalah hari di mana mendapat serangan rudal udara dari Israel.

ABADI -1- Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina-www.infoabadi.org(2)
(Keterangan; Kepulan asap hitam saat rudal udara Israel menghantam wilayah Palestina:foto:Tempo)

 

 

Israel berdalih melakukan serangan sebagai bentuk balasan terhadap rudal yang dilancarkan oleh Palestina. Akan tetapi rudal yang ditembakan oleh Israel telah menewaskan 23 orang penduduk Palestina, termasuk di dalamnya seorang perempuan yang sedang mengandung turut menjadi korban.

Jatuhnya korban jiwa akibat serangan rudal Israel, tidak lantas membuat serangan berhenti begitu saja, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru memerintahkana agar tentara Israel menambah gempuran ke wilayah Gaza.

 

Simak informasi menarik lainnya “5 Tips Persiapan Ramadhan yang Sering Kita Lupakan”

 

 

 

Ibadah Ramadhan Tetap Berjalan, Walau Dalam Keterbatasan

ABADI -1- Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina-www.infoabadi.org(3)
(Keterangan; Potret penduduk Palestina saat menyantap makanan/foto:Liputan 6)

 

 

Jalur Gaza sendiri telah diblokade sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Terbatasnya akses jalur masuk dan keluar wilayah Gaza membuat aktvitas ekonomi jelas semakin terjun bebas.  Daya beli masyarakat semakin menurun, pengangguran merajalela, sedangkan kebutuhan akan pangan sehari-hari nyaris habis tak bersisa. Kondisi ini diperparah dengan akses listrik yang menerangi Gaza terbatas hanya 4 jam setiap harinya, dan dilengkapi sudah dengan krisis air bersih yang melanda daerah tersebut. Jangan bayangkan waktu 4 jam bisa digunakan untuk keperluan membuka media sosial, sekadar membuat lampu pijar menyala saja begitu terbatas.

Kendati berada dalam berbagai himpitan dan kesulitan, namun warga Gaza Palestina, tetap yakin bahwa Allah Swt. akan membantu selama Allah selalu terpatri dalam hati. Oleh karenanya, penduduk Palestina tetap menjalankan ibadah shaum sebagaimana mestinya sampai waktu berbuka tiba. Namun, jangan membayangkan es segar dan manis akan memamjakam lidah begitu waktu berbuka tiba. Penduduk Palestina terbiasa berbuka dengan menu sederhana yang penting dapat menjadi asupan tenaga.

Sahabat, kisah perjuangan menjalankan Ramadhan di tanah Palestina begitu menuai banyak tantangan. Hal ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, agar semakin menguatkan istiqomah dan menambah porsi ibadah, agar pahala taqwa selepas Ramadhan pergi, dapat kita raih bersama. (itari/infoabadi)

Sumber: Diambil dari berbagai sumber

Bagaimana Masjid-Masjid di Dunia Hadapi Corona?

Bagaimana Masjid-Masjid di Dunia Hadapi Corona?

“Langkah preventif untuk menekan penyebaran virus Corona, menyebabkan masjid-masjid besar dibelahan dunia terpaksa harus ditutup sementara”

Infoabadi.orgPenyebaran virus Corona atau dikenal juga dengan sebutan virus COVID-19 ini telah membuat sejumlah negara menerapkan peraturan yang ketat bagi warga negaranya. Aturan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, mengurangi kegiatan berkumpul dan menjaga jarak aman ketika harus melakukan kegiatan bersama orang lain.

Kebijakan ini juga berlaku bagi pelaksanaan ibadah shalat berjama’ah lima waktu, serta shalat jumat yang dilaksanakan di masjid dengan jamaah yang tidak sedikit. Amal Bakti Dunia Islam, lembaga penghimpun donasi Palestina resmi menyajikan informasi selengkapnya tentang “Bagaimana Masjid-masjid di Dunia Hadapi Corona?”

Masjid-masjid Ditutup Sementara

(Kakbah yang sedang disterilkan untuk mecegah penyebaran virus Corona/foto:Idn Times)

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah memberlakukan penutupan sementara di Masjidil Haram, umat muslim yang akan melaksanakan umrah pun dengan berat hati tidak dapat berangkat. Langkah ini diambil untuk menjaga agar penularan virus Corona tidak semakin menyebar luas.

Tindakan penutupan sementara masjid serta tempat besejarah lainnya juga dilakukan oleh Departemen Wakaf Islam yang mengawasi situs-situs suci umat Islam di Al-Quds, dengan menutup sementara Kompleks Masjid Al-Aqsa.

Masjid Biru Istanbul, dengan menara-menara pensilnya dan kubah-kubah yang berjuntai,  juga turut ditutup oleh otoritas pemerintahan setempat. Penutupan sementara tempat ibadah ini juga terjadi di Maroko. Di belahan bumi lainnya, ada Nairobi, masjid terbesar di Kenya juga ditutup sementara. Di Negara Suriah, yang sudah dilanda perang, Masjid Ummayad di Damaskus juga ditutup sementara untuk pertama kalinya dalam lebih dari seribu tahun berdiri.

(Masjid Istiqlal, Indonesia tutup sementara kunjungan non-ibadah /foto:Kumparan)

Sementara di Indonesia sendiri, Masjid Istiqlal Jakarta juga telah menutup sementara dari kunjungan wisatawan asing dimulai dari Rabu, 18 Maret 2020 lalu. Namun, untuk jamaah yang ingin melaksanakan shalat, masih dipersilahkan dan diberi tenggat waktu secapat mungkin untuk meninggalkan Masjid, dan selama tidak memiliki kepentingan lainnya seperti ziarah.

Membatasi Kegiatan di Masjid

Lain halnya dengan Masjid Al-Azhar yang berada di Kairo, Mesir. Pengurus masjid tidak menutup sementara kegiatan keagamaan yang berlangsung di masjid, tetapi pengurus masjid menghimbau kepada seluruh khotib shalat Jum’at untuk mempersingkat isi khutbahnya. Sehingga jamaah tidak berada terlalu lama di dikerumunan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dibeberapa negara, masjid masih tetap ramai dikunjungi oleh jamaah meski himbauan tentang bahayanya virus Corona itu telah disosialisasilan. Seperti di daerah Karachi, kota terbesar di Pakistan, masjid-masjid masih ramai ketika seorang ulama mengatakan kepada jamaahnya melalui pengeras suara: “Kami tidak terlalu lemah untuk membiarkan virus yang satu ini mengosongkan masjid kami.”

Sahabat Abadi, dalam situasi seperti saat ini penting bagi kita semua untuk lebih mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat terjadi. Tentunya dengan tetap menjaga kebersihan, kesehatan, menjaga asupan makanan, dan jika diharuskna untuk berpergian keluar rumah, maka persiapkanlah segala perlengkapan yang dapat membuat kita aman dalam perjalanan dan saat akan kembali pulang. (itari/infoabadi)

Sumber: Reuters

 

Cara Bijak Sikapi Corona Ala Surat Al-Baqarah Ayat 155

Cara Bijak Sikapi Corona Ala Surat Al-Baqarah Ayat 155

“Di tengah situasi yang tidak menentu ini, Allah Swt., mengingatkan dalam firman-Nya, bahwa sesungguhnya ada kabar gembira bagi hamba-Nya yang senantiasa sabar, dan sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. ”

 

Infoabadi.orgPemerintah Indonesia mengumumkan adanya Warga Negara Indonesia yang positif terserang COVID-19 pada 2 Maret lalu. Per-27 Maret 2020, jumlah pasien positif sebanyak 1.046 orang, dinyatakan sembuh 46 orang, dan meninggal sebanyak 87 orang. Jumlah ini diprakirakan akan terus bertambah seiring dengan akan dilaksanakannya tes masal yang telah dicanangkan pemerintah.

Fenomena penyebaran virus Corona telah menyebabkan kepanikan di tengah-tengah masyarakat yang akhirnya menyulut panic buying, berbondong-bondong membeli masker, hand sanitizer, serta bahan pokok lainnya, sehingga ketersediaan barang menjadi semakin langka di pasaran. Namun, patut diketahui bersama, Sahabat, bahwa Allah Swt. telah menitipkan jawaban atas kegelisahan yang sedang dialami dunia, dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 155.

Mari simak sajian informasi dari Amal Bakti Dunia Islam, lembaga donasi Palestina tentang ‘Cara Bijak Sikapi Corona Ala Surat Al-Baqarah Ayat 155.

Allah Menguji Dengan Sedikit Cobaanya

ۗ ٱلصَّٰبِرِينَ وَبَشِّرِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَٱلْأَنفُسِ ٱلْأَمْوَٰلِ مِّنَ وَنَقْصٍ وَٱلْجُوعِ ٱلْخَوْفِ مِّنَ بِشَىْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُم

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs:Al-Baqarah:155)

Musibah pandemi Corona yang sedang berlangsung ini, tidak mungkin terjadi tanpa ada kehendak dan campur tangan dari Allah Swt., oleh karenanya dalam menyikapi kejadian ini kita dianjurkan untuk senantiasa mengingat Allah Swt., sebagai dzat yang setiap urusan yang ada di bumi ini berada dalam genggamannya. Tidak berhenti meminta akan pertolongan dari-Nya yang Maha Kuasa.

Baca juga: 5 Tips Persiapan Ramadhan Yang Sering Kita Lupakan

Fenomena Punic Buying

Masyarakat kemudian merasa panic buying dengan berlomba-lomba membeli berbagai keperluan darurat sampai kebutuhan pokok. Sehingga berbagai barang-barang di pasaran menjadi langka keberadaannya, seperti masker, hand sanitizer, Alat Pelindung Diri bagi tenaga kesehatan menjadi melambung tinggi harga jualnya.

ۗ ٱلصَّٰبِرِينَ وَبَشِّرِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَٱلْأَنفُسِ ٱلْأَمْوَٰلِ مِّنَ وَنَقْصٍ وَٱلْجُوعِ ٱلْخَوْفِ مِّنَ بِشَىْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُم

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs:Al-Baqarah:155)

Sesungguhnya dalam Sural Al-Baqarah ayat 155 juga dijelaskan mengenai ketakuan akan kelaparan atau kekurangan makanan, kekurangan harta atau kehilangan harta, jiwa dan buah-buahan. Menjadi salah satu bentuk ujian dari Allah Swt., terhadap hamba-Nya, yang tentu selalu ada hikmah di balik peristiwa ini.

Kabar Gembira Untuk Orang-orang Yang Sabar

ۗ ٱلصَّٰبِرِينَ وَبَشِّرِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَٱلْأَنفُسِ ٱلْأَمْوَٰلِ مِّنَ وَنَقْصٍ وَٱلْجُوعِ ٱلْخَوْفِ مِّنَ بِشَىْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُم

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs:Al-Baqarah:155)

Di akhir ayat Allah Swt., menerangkan bahwa ada kabar gembira untuk setiap hamba-Nya yang dapat bersabar dalam menjalani setiap cobaan yang telah Allah Swt., turunkan kepadanya.

Konsep sabar dan berserah diri bukan berarti menyerahkan segala-galanya kepada Allah Swt., tanpa ada usaha ya Sahabat. Akan tetapi, wajib berikhtiar semaksimal mungkin dengan sebaik-baiknya usaha yang kita bisa. Jika konteksnya adalah tentang menangani virus Corona, maka ikhtiar yang dapat kita lakukan adalah dengan mematuhi anjuran pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, menjaga jarak dengan aman dengan siapapun, serta menjaga kebersihan badan  dan melengkapinya dengan asupan makanan bergizi agar imun semakin terjaga.

Lantas, setelah berusaha dengan seoptimal mungkin, iringi ikhtiar itu dengan sabar dan tawakal kepada Allah Swt., selalu meyakini atas segala ketentuan dan rencana-Nya pasti terkandung banyak hikmah dan pelajaran. 

Pertolongan Allah Sangat Dekat

Terakhir, Allah Swt., menagaskan bahwa Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya sendirian, dan sesungguhnya pertolongan-Nya teramat dekat, dengan setiap masalah yang tengah dihadapi oleh setiap hamba-Nya.

Allah Swt., berfirman dalam Qs: Al-Baqarah: 214, yang artinya

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Qs:Al-Baqarah:214)

Sahabat, menjalani hari-hari yang penuh dengan ketidakpastian ini, mari terus tingkatkan iman, perkuat imun. Insya Allah ada hikmah besar yang dapat diambil dari peristiwa ini, dan semoga kita termasuk hamba-Nya senantiasa menautkan hati kepada Illahi Rabbi dalam segala kondisi yang dihadapi. (itari/infoabadi)

3 Objek Fenomenal dari Peristiwa Isra Miraj di Masjid Al-Aqsa

3 Objek Fenomenal dari Peristiwa Isra Miraj di Masjid Al-Aqsa

Perjalanan isra Miraj yang sangat penting bagi umat islam, telah mengubah berbagai objek menjadi fenomenal setelah di jejaki Rasululloh Saw.

infoabadi.org – Isra Miraj adalah suatu peristiwa agung atau mukjizat dari Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw yang menghasilkan perintah mulia yakni salat lima waktu. Peristiwa penting ini membuat semua benda atau tempat yang terlibat menjadi fenomenal dan bersejarah bagi umat Islam.

Berikut lembaga donasi kemanusiaan, Amal Bakti Dunia Islam menyajikan informasi tentang objek-objek fenomenal di Masjid Al-Aqsa.

Masjid al-Buraq

Keterangan: Masjid al-Buraq berada di Kompleks Masjid Al-Aqsa (Foto: Satriani Wisata)

Masjid al-Buraq merupakan masjid yang terletak di dalam Kompleks Masjid Al-Aqsa, yakni di Kota Alquds. Dinamakan Buraq karena tempat tersebut diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad Saw mengikat Buraq, yaitu sebuah hewan ghaib yang dijadikan sebagai kendaraan beliau saat peristiwa Isra dan Miraj.

Objek ini sangat fenomenal karena pernah menjadi tempat parkir buraq, yakni sebuah mukjizat dari Allah yang diturunkan untuk orang mulia, Nabi Muhammad Saw. Buraq juga merupakan kendaraan tercepat dan canggih, tidak ada satu makhluk pun yang bisa membuat kendaraan serupa atau bahkan melebihinya.

Baca Juga : Isra Miraj Momen Pelipur Lara Rasulullah Saw di Tahun Kesedihan

Masjid Kubah As-Sakhrah

Keterangan: Masjid Kubah As-Shakhrah di Kompleks Masjid Al-Aqsa (Foto: Detik News)

Masjid kubah As-Sakhrah adalah salah satu situs bangunan Islam yang sangat fenomenal. Di dalam masjid ini terdapat batu yang menjadi tempat di mana Nabi Muhammad Saw dimirajkan ke Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh. Di masjid ini pula Nabi Muhammad Saw pernah menunaikan salat dengan seluruh nabi dan rasul yang pernah di utus ke muka bumi.

Masjid Kubah As-Sakhrah menjadi bukti pemimpin terakhir di muka bumi adalah Nabi Muhammad Saw, dan menjadi isyarat bahwa masjid ini sangat penting bagi umat Islam

Baca Juga : Perjuangan Ibu Hamil di Palestina untuk Melahirkan

Batu Terbang

Keterangan: Batu terbang nampak dari atas (Foto: Boombastis) 

Batu terbang atau nama lainnya adalah as-Shakhrah al-Musyarrafah, merupakan batu yang menjadi pijakan Nabi Muhammad Saw ketika hendak melakukan perlajanan Isra dan Miraj.

Posisi batu ini berada di tengah-tengah Kompleks Masjid Al-Aqsa tepatnya di dalam Masjid Kubbah Ash-Shakhrah. Posisinya berada di ketinggian 1,5 meter dari tanah dan bentuknya tidak beraturan. Batu ini juga disebut sebagai jantung Al-Aqsa.

Sahabat, itulah beberapa objek fenomenal dari peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Saw., yang terdapat di Masjid Al-Aqsa. Semoga Masjid Al-Aqsa selalu mendapatkan limpahan berkah dan dijaga oleh Allah Swt. Amiin. (izzah/infoabadi)

Sumber: Ensiklopedia Mini Masjid Al-Aqsha, Dakwatuna, Khazanah Republika

Perawat Palestina Kerja dengan Taruhan Nyawa

Perawat Palestina Kerja dengan Taruhan Nyawa

|” Menjadi perawat di wilayah rawan konflik tidak hanya tentang memberikan perawatan prima kepada korban. Tetapi di Palestina, perawat harus siap jika harus ikut meregang nyawa”

Infoabadi.org—  Menjadi tenaga medis di wilayah yang diintai bahaya merupakan tugas yang sanagat menantang sekaligus mulia, ditengah guncangan konflik tersebut, tenaga medis seperti perawat tentu memiliki peran penting dalam situasi genting, yang memerlukan tindakan cepat.

Berikut donasi Palestina resmi, serta lembaga donasi kemanusiaan Palestina Amal Bakti Duni Islam sajikan sebuah kisah tentang perjuangan  perawat di daerah konflik, yaitu Gaza.

Berawal Dari Aksi Damai, yang Berujung Nestapa

(Keterangan: Peserta aksi The Great Return March dihujani gas air mata oleh tentara Israel/foto: Palestinow)

 

Bertugas di daerah yang rawan konflik menjadikan diri harus siap siaga kapan saja. Aksi-aksi damai untuk menyuarakan protes atas kebijakan yang merugikan, kerap kali berujung dengan bentrokan. Di sinilah peran tenaga medis menjadi elan vital dalam menyelamatkan para korban.

Masih lekat di ingatan kita semua tentang aksi The Great Return March, atau lebih dikenal dengan nama Aksi Kepulangan Akbar, adalah peristiwa aksi damai yang dilakukan oleh penduduk Palestina, pengungsi Palestina serta warga lainnya. Aksi ini sebagai perwujudan bentuk protes terhadap Israel, juga sebagai peringatan peristiwa Nakba yang tak lain merupakan masa awal Israel merangsek masuk ke wilayah Palestina.

Sayangnya aksi damai ini justru dibalas dengan begitu beringas oleh tentara Israel, tembakan-tembakan gas air mata menghujani para peserta aksi, tidak hanya laki-laki, anak-anak dan wanita turut mejadi sasaran. Kekerasan yang dilakukan Israel terhadap para peserta aksi membuat 29.000 orang terluka sejak dimulainya pada 30 Maret 2018 lalu.

Kisah Perjuangan Perawat Menangani Korban Aksi Kepulangan Akbar

Sarah Collins, seorang perawat gawat darurat di  International Comittee of the Red Cross (ICRC) atau Komite Palang Merah International menuturkan pengalamannya selama menjadi tenaga medis di Gaza pada tahun 2018 lalu. Perawat yang telah mendedikasikan13 tahun dalam profesi tersebut berbagi kisah pilu selama bertugas di Gaza. Waktu pengabdian tugasnya sangat berdekatan  dengan peristiwa aksi The Great Return March  atau Aksi Kepulangan Akbar di Jalur Gaza pada tahun 2018.

(Keterangan: Potret penanganan medis terhadap korban/foto: International Middle East Media Center)

 

Awal kedatangan Sarah ke Gaza adalah untuk mendukung dan melatih staf departemen darurat serta untuk meningkatkan edukasi terkait penanganan dan perawatan terhadap pasien. Sarah tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa tugasnya kali ini akan sangat berbeda dengan tugas-tugas lain yang pernah dijalaninya. Terbatasnya tenaga medis dalam menangani korban yang berjatuhan akibat tindakan kejam tentara Israel membuat Sarah harus turut membantu menangani korban.

“Kami pindah dari satu  pasien ke pasien lainnya, melakukan penanganan yang kami bisa. Kebanyakan korban mengalami luka tembak di kaki. Korban yang berdatangan seakan tidak ada henti-hentinya” ujar Sarah

Baca juga: Perjuangan Ibu Hamil di Palestina Untuk Melahirkan

Tidak Ada Pilihan, Pasien Terpaksa Diletakan Di Atas Tanah

Sarah menuturkan kisahnya bahwa korban yang berjatuhan sangat begitu banyak, sampai unit kesehatan setempat tidak dapat menampung korban di ruang perawatan dan akhirnya terpaksa harus diletakkan di atas tanah.

“Mustahil untuk melakukan tindakan medis dengan cara yang sistematis. Tindakan yang bisa dilakukan hanyalah mencoba untuk melakukan pertolongan pertama untuk pasien yang terdekat dengan anda” tambahnya.

Dengan keterbatasan tenaga medis yang ada, ditambah dengan fasilitas kesehatan dan peralatan kesehatan yang tidak memadai, membuat perawat-perawat yang bertugas harus berjuang silih berganti dalam menangani para korban.

(Keterangan: Potret kesedihan rekan-rekan perawat Palestina Razan Al-Najjar (seorang perawat yang ditembak tentara Israel ) menangis mendengar berita bahwa dia terbunuh dalam protes di perbatasan Israel-Gaza pada 1 Juni 2018/foto:Reuters)

 

Lintasan ingatan atas peristiwa yang dialami Sarah  menjadi segelintir kisah perjuangan perawat-perawat yang mendedikasikan dirinya untuk menolong para korban yang berjatuhan akibat sikap kejamnya para tentara Israel terhadap penduduk Palestina. Tidak hanya mendedikasikan penuh jiwa dan raga, keberadaa tenaga medis di tengah situsi perang juga mengancam keselamatan mereka, sebab peluru panas bisa saja sewaktu-waktu menghujam di dada. (itari/infoabadi)

(Sumber:  International Middle East Media Center)

5 Tips Persiapan Ramadhan yang Sering Kita Lupakan

5 Tips Persiapan Ramadhan yang Sering Kita Lupakan

|”Bulan suci Ramadhan semakin dekat, terus kencangkan ikat pinggang, agar saat memasuki bulan Ramadhan, ruhani sudah siap memanen pahala berlipat-lipat.”

infoabadi.orgSahabat Abadi dimanapun berada, persiapan menyambut Ramadhan sudah harus semakin kita gencarkan. Agar tidak telat memulai, menyambut banyak pahala bisa dimaksimalkan.

Berikut lembaga donasi Palestina terpercaya, Amal Bakti Dunia Islam sajikan ‘5 Tips Persiapan Ramadhan yang Sering Kita Lupakan’

Menggali Kembali Pengetahuan Tentang Ramadhan

Berapa usia Sahabat sekarang? Maka kurang lebih sebanyak itulah Ramadhan yang telah kita lewati sampai saat ini. Banyak hal penting yang harus menjadi bahan evaluasi bersama, tentang sudah semaksimal apa kita menjalani setiap momen Ramadhan dalam hidup.

Mu’adz bin Jabal berkata, “Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang ilmu” (Majmu’ Al Fatawa, 28:136)

Maka penting sekali bagi kita untuk terus memperbaharui pemahaman dan ilmu pengetahuan tentang Ramadhan. Kembali membaca dan mempelajari tentang keutamaan Ramadhan, hukum-hukum fiqih menyoal Ramadhan, serta mengevaluasi kembali amalan-amalan terbaik apa yang belum dapat dimaksimalkan selama menjalani Ramadhan tahun lalu, dan memproyeksikan target untuk Ramadhan tahun ini.

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia perbuat lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.” (Majmu’ Al Fatawa, 2: 282)

Mempersiapkan Diri Sejak Dini dan Melunasi Utang Shaum

Para sahabat Nabi Muhammad Saw. apabila sudah mendekati bulan Ramadhan maka mereka akan semakin menghidupkan malam-malam untuk beribadah kepada Allah Swt.  ”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan.” (Lathaaiful Ma’arif hal. 232)

Termasuk dalam mempersiapkan diri adalah dengan menyelesaikan utang shaum pada bulan Ramadhan tahun lalu, sebelum memasuki bulan Ramadhan yang akan datang. Sehingga dapat memasuki bulan Ramadhan dengan kondisi terbaik yang telah dipersiapkan.

Menentukan Target Amalan Dan Langkah-langkah Mencapainya

Setelah melakukan evaluasi dan memperdalam ilmu mengenai Ramadhan, maka langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah dengan menentukan target amalan ibadah yang ingin dicapai pada Ramadhan tahun ini. Target yang direncanakan dapat berupa pencapaian ibadah, perbaikan sikap dan perilaku atau meninggalkan sifat buruk.

Kemudian menentukan rencana langkah-langkah strategi apa yang akan kita ambil agar dapat memaksimalkan target amalan yang telah dibuat dan diproyeksikan selama bulan Ramadhan berlangsung.

Baca juga: Isra Mi’raj Momen Pelipur Lara Rasulullah Saw. di Tahun Kesedihan

 

Terlibat Aktif Dalam Lingkungan dan Aktivitas Positif

Persiapan menyambut bulan Ramadhan tidak hanya berkaitan dengan ibadah dan target pribadi, tetapi  terlibat dalam amal jama’i menjadi suatu target yang harus dicanangkan untuk mengisi seluruh kegiatan Ramadhan agar semakin berkah dan bermanfaat.

Menyertakan diri dalam lingkungan yang positif dapat dimulai dari menyertakan keluarga dalam pencapaian target Ramadhan bersama. Sehingga dalam pelaksanaannya dapat saling mendukung dan saling mengingatkan satu sama lain dalam menjemput ketaatan kepada Allah Swt.

Berdo’a Kepada Allah Swt. Agar Dapat Meraih  Ibadah Terbaik Saat Ramadhan

Point terakhir sekaligus yang utama adalah memohon kepada Allah Swt. untuk dapat menyampaikan usia pada bulan Ramadhan, serta dapat meraih ibadah terbaik saat bulan Ramadhan tiba. Berdo’a dalam setiap saat kepada Allah Swt. secara khusus agar dapat menjalani bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya amalan. Semoga kita semua mampu menjadi hamba Allah Swt. yang bertaqwa sebagaimana Allah Swt. sebutkan dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 183.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Demikianlah Sahabat, beberapa tips yang dapat kita lakukan dalam mempersiapkan, serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Semoga Ramadhan tahun ini dapat menjadi Ramadhan kita yang lebih baik dibandingkan dengan yang telah lalu. (itari/infoabadi)

Sumber: Tips Sukses Ramadhan, Rumasysho, Dakwatuna

Isra Mi’raj, Momen Pelipur Lara Rasulullah Saw. di Tahun Kesedihan

Isra Mi’raj, Momen Pelipur Lara Rasulullah Saw. di Tahun Kesedihan

|”Kehilangan dua orang yang sangat mendukung langkah perjuangan dalam waktu yang berdekatan tentu tidaklah mudah. Di tengah kesedihan yang bertambah-tambah, Allah perjalankan Rasulullah Saw. dalam peristiwa agung Isra dan Mi’raj”

 

infoabadi.orgDatangnya bulan Rajab adalah sebuah  penanda bagi setiap muslim untuk mengencangkan ikat pinggang ibadah bersiap menyambut bulan suci Ramadhan, serta penanda sebuah peristiwa agung, Isra Mi’raj.  Namun di balik peristiwa yang menjadi sebab turunnya perintah sholat itu, ada kesedihan yang sedang dirasakan sang baginda Nabi.

Berikut lembaga donasi Palestina resmi, Amal Bakti Dunia Islam sajikan informasi selengkapnya.

Meninggalnya Sang Paman Pembela Nabi

Dalam mengemban aktivitas dakwahnya, Rasulullah Saw. menemui berbagai macam tantangan yang luar biasa menguji jiwa dan raga, penolakan demi penolakan berdatangan dari kaum Quraisy yang didakwahinya.

Saat situasi tersebut, Abu Thalib sang paman, rela untuk pasang badan melindungi Rasulullah Saw. dari berbagai kejahatan dan  intimidasi yang mengancam. Keberadaan Abu Thalib menjadi salah satu dukungan bagi Sang Nabi untuk terus melanjutkan misi dakwahnya.

Ketika menjelang wafatnya Abu Thalib, Rasulullah Saw. berada disampimgnya dan mengajak Abu Thalib untuk memeluk Islam, seraya berkata “Wahai paman, ucapkanlah laa illaha illallah, yaitu kalimat yang akan menjadi hujjah bagimu di hadapan Allah kelak”

Namun di satu sisi lainnya, hadir juga Abu Jahl yang membujuk agar Abu Thalib tetap pada agama nenek moyangnya. Sampai di akhir hayatnya, Abu Thalib tetap pada pendiriannya, dan enggan melafadzkan kalimat syahadat.  Nabi yang berada di sisi Abu Thalib kemudian berkata “aku akan memohonkan ampun bagimu selama itu tidak terlarang”.

Kejadian tersebut menjadi sebab turunnya Surat At Taubah ayat 113, yang artinya “Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang musyrik itu kaum kerabat(nya), setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu penghuni neraka jahanam”

(QS: At- Taubah:113)

Kehilangan seorang paman yang mampu menyokong dakwahnya selama ini, telah menyebabkan kesedihan di hati Nabi, karena paman yang selama ini melindunginya dari berbagai tentangan kaum Quraisy telah berpulang.

Kendati Abu Thalib merupakan paman yang dekat dengan Rasulullah Saw., namun Rasulullah Saw. sendiri tidak dapat memberikan hidayah dan memaksa untuk masuk Islam.

Hal ini kemudian dipertegas dengan ayat yang Allah Swt. turunkan, yaitu QS: Qashash ayat 56, yang artinya “Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”

Pertolongan dan berbagai macam perlindungan yang telah diberikan Abu Thalib kepada Rasulullah Saw. selama berdakwah tidak dapat menjadikannya terbebas dari siksa api  Neraka sebagaimana sabda Rasulullah Saw. berikut ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

هُوَ فِى ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ ، وَلَوْلاَ أَنَا لَكَانَ فِى الدَّرَكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ

Ia berada di tempat yang dangkal (tidak berada di bagian dasar) dari neraka. Seandainya bukan karena aku niscaya ia berada pada tingkatan paling bawah di dalam neraka.” (HR. Bukhari, no. 3883 dan Muslim, no. 209)

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Tentang Orang Palestina; Menyenangkan!

 Wafatnya Istri Tercinta

Tidak lama setelah meninggalnya Abu Thalib, istri baginda Nabi Muhammad Saw., Khadijah binti Khuwailid turut berpulang ke haribaan yang Maha Kuasa. Khadijah r.a. meninggal pada usia 65 tahun, 2-3 tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah.

Peristiwa meninggalnya dua orang yang begitu dekat dengan Nabi membuat kesedihan yang begitu lekat. Tahun-tahun ini pun dinamai dengan Aamul Hazn atau tahun kesedihan untuk Nabi Muhammad Saw. karena kehilangan dua orang yang menyokong dakwah beliau dengan sepenuh hati.

Ummul Mukminin Khadijah radhiyallahu anha adalah karunia besar yang hadir dalam kehidupan Rasulullah Saw. Beliau menjadi yang pertama beriman kepada Rasulullah Saw., menjadi penenang Rasulullah Saw. saat risalah kenabian itu datang, menyelimuti baginda Nabi ditengah kegelisahan hebat yang mendera, menjadi penopang penuh dalam dakwah dengan seluruh hartanya hingga habis tak tersisa, menjadi penyokong sosok Nabi saat menyusuri jalan-jalan jihad yang begitu berat. Maka kabar duka kepergiannya menjadi salah satu tahun terberat bagi Rasulullah Saw.

 

Aisyah radhiyallahu’anha pernah menceritakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menceritakan Khadijah pasti menyanjungnya dengan sanjungan yang indah. Aisyah berkata, “Pada suatu hari aku cemburu.” Ia berkata, “Terlalu sering engkau menyebut-nyebutnya, ia seorang wanita yang sudah tua. Padahal Allah telah menggantikannya buatmu dengan wanita yang lebih baik darinya”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyampaikan, “Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan aku tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah Swt. telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah Swt. tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain” (HR. Ahmad, 6:117).

 

Simak penjelasan mengenai ‘Jejak Isra’ Mi’raj Rasulullah di Al Aqsa

Tentang Thaif; Penolakan dan Intimidasi Kaum Kafir

 Sepeninggal Abu Thalib, perlakuan tidak menyenangkan kaum kafir Quraisy untuk menjegal dakwah Rasulullah Saw. semakin menjadi-jadi. Tindakan ancaman, intimidasi semakin berani dilakukan, sehingga beliau akhirnya mencoba untuk berdakwah ke daerah Thaif dengan harapan penduduk daerah tersebut akan tergerak hatinya menuju ketauhidan.

Sesampainya di Thaif, penerimaan terhadap syi’ar dakwah yang dibawa Rasulullah Saw. mengalami penolakan keras dari penduduk. Alih-alih tergerak hati untuk mengesakan Allah Swt., penduduknya malah menimpakan siksaan fisik melebihi yang di dapatkan dari kaum Quraisy.

Simak juga penjelasan mengenai Khutbah Jum’at Isra Mi’raj

Isra dan Mi’raj Sebagai Pelipur Lara Rasulullah Saw.

Titian jalan dakwah yang berliku dan begitu banyak tantangan serta kesedihan yang dialami oleh Rasulullah Saw., tidak serta merta menjadikan beliau berhenti untuk menjalankan kewajibannya menyampaikan risalah Islam dan mengajak beriman kepada Allah Swt.

Di tengah kesedihan yang dirasakan oleh Rasulullah Saw., Allah Swt. kemudian memperjalankan Rasul dalam Isra dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa dan Mi’raj naik ke langit ke 7 dalam satu malam. Dalam peristiwa agung ini Rasul bertemu sekaligus menjadi imam bagi seluruh Nabi-nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah Swt., melaksanakan sholat berjama’ah bersama, sehingga Nabi Muhammad Saw. mendapatkan gelar imamul anbiya wal mursalin, imamnya para Nabi dan Rasul. (itari/infoabadi)

Sumber: Slide Share