Masalah Utama yang Dihadapi Anak Yatim Palestina

Masalah Utama yang Dihadapi Anak Yatim Palestina

Anak-anak yatim Palestina memiliki kisah hidup yang cukup rumit. Mereka merasakan kesulitan yang berkali lipat dari anak-anak lainnya.

infoabadi.orgKomite Hak-Hak Anak International pernah menyatakan bahwa kondisi anak-anak di Palestina sangat memprihatinkan. Ada sekitar 23.000 anak-anak yang kehilangan ayahnya dan menjadi yatim.

Anak-anak yatim di Palestina hidup dalam keadaan yang lebih sulit jika dibandingkan di tempat lain. Mereka harus menghadapi masalah yang cukup serius sepanjang harinya. Berikut ini, lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi menyajikan informasi mengenai masalah utama yang dihadapi anak yatim di Palestina untuk anda. Simak terus artikelnya!

Anak Yatim Jadi Korban Serangan Israel

Keterangan: Anak-anak yatim Palestina banyak yang jadi sasaran tantara Israel (Foto: Oxfam)

Dalam beberapa serangan yang dilangsungkan oleh tantara Israel terhadap Palestina, banyak kematian telah dilaporkan kepada pemerintah, di antaranya adalah anak-anak. Mereka terbunuh secara tidak sengaja atau bahkan kadang sengaja ditembaki tanpa alasan. Terlebih anak yatim, mereka dengan mudah menjadi sasaran penembakan karena tidak lagi memiliki pelindung.

Di Jalur Gaza, berbagai konfrontasi dan serangan Israel telah mengakibatkan kematian anak-anak. Serangan tersebut sering menargetkan tempat-tempat umum yang telah berubah menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil, seperti sekolah, rumah sakit, dll. Selain nyawa yang hilang, puluhan ribu anak-anak terluka dan beberapa dibiarkan cacat seumur hidup.

Hidup Dalam Kemiskinan

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina hidup dalam kemiskinan (Foto: Haaretz)

Israel telah membuat berbagai keputusan yang menyangkut sistem perekonomian penduduk Palestina, dari perkebunan, laut, dan perdagangannya.

Pada tahun 2012, tingkat pengangguran penduduk Palestina mencapai 27% dan 26% orang Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Dampak kemiskinan pada anak-anak yatim sangat banyak, di antaranya sulit mendapatkan makanan, hidup tidak layak, putus sekolah, harus mencari nafkah sejak dini.

Hak Atas Pendidikan

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina banyak yang tidak mendapatkan hak pendidikan (Foto: Wrmea)

Di Palestina, ada sekitar 70% anak-anak yang bisa sekolah termasuk anak yatim, namun akses mereka sangat sulit. Menurut sebuah studi UNICEF 2013, lebih dari 2.500 anak-anak dalam komunitas pendidikan harus melewati satu pos pemeriksaan setiap hari saat pergi ke sekolah.

Sementara itu jumlah kelas untuk sekolah anak-anak tidak mencukupi, karena bantuan pendidikan yang terbatas. Bahkan sumber daya guru di sana pun masih sangat kekurangan.

Hak atas Perawatan Kesehatan

Keterangan: Anak-anak yatim Palestina sulit mendapatkan pelayanan kesehatan (Foto: CNN International)

Angka kematian anak di Palestina, tujuh kali lebih tinggi dari pada anak-anak Israel. Sekitar 30% anak-anak Palestina meninggal sebelum usia lima tahun. Penyebab tingginya angka kematian  pada anak karena anemia, kekurangan gizi, atau bahkan gizi buruk. Hal ini pun dirasakan oleh anak-anak yatim Palestina.

Akses menuju layanan kesehatan dapat terbukti sangat bermasalah karena adanya dinding pemisah dan pos pemeriksaan. Kesaksian telah mencatat, bahwa kasus-kasus di mana keluarga menemukan diri mereka diblokir oleh tantara Israel ketika mendatangi rumah sakit. Terkadang, jika perawatan medis tertunda, hasilnya bisa berakibat fatal.

Selama serangan, Israel banyak menatgetkan rumah sakit atau klinik yang dihancurkan. Dalam hal ini, Israel telah merampas hak kesehatan anak-anak termasuk anak yatim.

Anak Yatim Mengalami Diskriminasi

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina menghadapi berbagai deskriminasi (Foto: Routers)

Anak-anak yatim di Palestina mengalami diskriminasi karena kondisi yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Tidak banyak anak-anak yatim yang mendapatkan perhatian dan bantuan untuk pendidikan atau kebutuhan sehari-harinya. Sehingga mereka harus hidup dengan segala keterbatasan.

Selain itu, Israel tidak pernah bertanggung jawab atas perlakuannya terhadap anak-anak yatim yang kehilangan orang tua, harta, dan rumahnya. Tentara Israel justru memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang.

Sahabat Abadi, seperti itulah permasalahan yang harus dihadapi anak-anak yatim Palestina, mereka tidak bisa merasakan hidup yang damai. Mari kita berikan dukungan kepada anak-anak yatim Palestina dan membebaskan mereka dari belenggu kejahatan Israel.(izzah/infoabadi)

 

Sumber: Humanium

Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Ada sebanyak 1,5 juta jiwa yatim Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka tak mendapatkan haknya sebagai anak-anak.

infoabadi.org –   Lebih dari 23.000 anak-anak di Palestina kehilangan ayahnya , karena terbunuh oleh tantara-tentara Israel. Tidaklah mudah bagi anak-anak yatim untuk bisa bertahan hidup di Jalur Gaza. Jalur Gaza yang luasnya hanya 267 km persegi seperti  Kota Jakarta, dengan jumlah penduduk 2 juta jiwa. Namun yang menjadi prihatin, dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.

Kenapa terjadi kemiskinan di Palestina? Tanah di Palestina dijadikan sebagai wilayah target serangan oleh Israel. Selain itu, di Jalur Gaza diberlakukan pemblokadean oleh Israel. Hal itu membuat aktivitas ekonomi, politik, sosial penduduk Palestina menjadi sulit.

Dampak kemiskinan di Palestina sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak yatim di sana, berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina menyajikan informasinya untuk sahabat.

Kurangnya Sumber Makanan Bergizi

 Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Mengantri Mendapatkan Makanan (Foto: Islamic Invitation Turkey)

 

Hari demi hari anak-anak yatim Palestina harus bertaruh dengan kondisi terjajah. Mereka sangat kekurangan bahan makanan, jangankan makanan bergizi sempurna, bahkan makanan pokokpun tidak terpenuhi. Terlebih saat bantuan UNRWA semakin berkurang, karena AS menghentikan dana bantuannya kepada Palestina sebesar Rp836 miliar. Sekitar 80 persen keluarga Palestina yang tidak mampu, tidak mendapatkan penghasilan, dan kekurangan gizi.

Kurangnya sumber makanan bergizi berpengaruh besar terhadap kehidupan penduduk Palestina, khususnya anak-anak yatim. Tubuh anak-anak masih dalam proses pertumbuhan, sedangkan makanan bergizi dapat membantu proses tersebut dengan baik dan menjaga kesehatan mereka.

Pendidikan Yatim Palestina Belum Merata

Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Pergi Ke Sekolah (Foto:Media Indonesia)

 

Pendidikan menjadi salah satu sektor yang ditargetkan oleh penjajah Israel, agar mereka bisa melemahkan generasi Palestina.  Di Jalur Gaza hanya ada 550.000 anak-anak bisa bersekolah termasuk anak-anak yatim. Itu pun dua pertiga sekolah dipaksa untuk beroperasi secara bergiliran, karena kurangnya bangunan sekolah.

Sebagian besar bantuan pendidikan hanya diberikan kepada anak-anak yang benar-benar tidak mampu saja, itu pun belum terdata seluruhnya. Kementrian pendidikan di Palestina menghadapi kekurangan bantuan dana sekolah, selain itu mereka juga kekurangan 800 guru dan staff administrasi. Sementara mereka berjuang untuk menutupi gaji guru  yang defisit hingga US $ 300.000 atau sekitar Rp 4.096.350 per bulan.

Sahabat Abadi, begitulah kondisi sulit yang dirasakan oleh anak-anak yatim di Palestina. Mereka membutuhkan dukungan dari kita semua. Mari kita tingkatkan doa-doa terbaik untuk mereka, dan mulai sekarang belajar berikhtiar untuk memberikan donasi kemanusiaan kepada mereka. Semoga kelak kehidupan anak-anak yatim Palestina bisa berubah lebih baik. (izzah/infoabadi)

 

Sumber: BBC Indonesia, CNN Indonesia, Occupied Palestinian Territory

Abadi Salurkan Donasi untuk Pendidikan Yatim Palestina

Abadi Salurkan Donasi untuk Pendidikan Yatim Palestina

Terima kasih kepada para donatur yang sudah ikut berkontribusi untuk membantu biaya pendidikan anak-anak yatim Palestina.

infoabadi.orgAlhamdulillah, pada tanggal 4 Desember 2019 lembaga donasi kemanusiaan Abadi menyalurkan santunan untuk anak-anak yatim Palestina dari masyarakat Indonesia. Penyaluran dilakukan oleh direktur Abadi kepada ketua lembaga GOZ Bebekleri di Alquds, Palestina.

Pada kesempatan tersebut, Abadi berkomitmen memberikan donasi dana pendidikan kepada 100 anak yatim Palestina selama satu tahun ke depan. Komitmen ini tertulis dalam MOU dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Abadi memiliki komitmen untuk memberikan kepedulian terhadap anak-anak yatim Palestina. Komitmen tersebut lahir karena melihat kondisi yatim Palestina yang hidup dalam kemiskinan dan belum bisa merasakan pendidikan yang layak.

Anak-anak Yatim Palestina Hidup Dalam Kemiskinan

Keterangan: Anak-anak Yatim Palestina Hidup Dalam Kemiskinan (Foto: Tempo)

Lebih dari 23.000 anak-anak yatim di Palestina hidup dalam kemiskinan. Mereka kehilangan ayahnya yang meninggal dunia karena serangan Israel. Sementara ibunya tidak bisa bekerja karena blokade Israel.

Selain blokade, sistem perekonomian, politik, sosial di Palestina diatur oleh Israel. Akibatnya, orang-orang Palestina tidak memiliki kuasa lagi untuk memenuhi hak-hak hidupnya untuk bekerja. Sehingga anak-anak yatim Palestina hidup di bawah garis kemiskinan.

Anak-Anak Yatim Palestina Harus Sekolah

Keterangan: Anak-anak Yatim Palestina Harus Melanjutkan Sekolah (Foto: Detik News)

Pendidikan sangat penting bagi anak-anak yatim di Palestina. Mereka memiliki hak yang sama seperti anak-anak di negara lain dan boleh memiliki mimpi apapun serta mewujudkannya.

Sebagai sesama manusia, sudah seharusnya kita membantu orang lain yang sedang dirundung kesulitan. Menyikapi permasalahan dunia Islam di Palestina, Abadi menaruh kepedulian terhadap anak-anak yatim Palestina.

Sahabat Abadi, mari kita berikan dukungan untuk anak-anak yatim Palestina, agar mereka dapat melanjutkan pendidikannya. (izzah/infoabadi)

Sumber: Melayu Palinfo

Abadi Salurkan Donasi untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza

Abadi Salurkan Donasi untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza

Terima kasih, Sahabat Abadi di Indonesia. Berkat dukunganmu, kami bisa menyumbang tahun baru dengan kebaikan dari pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza-Palestina.

infoabadi.orgAlhamdulillah, masyarakat Indonesia menghabiskan sisa akhir tahun 2019 dengan berlomba-lomba meningkatkan amal jariyahnya yaitu dengan mengikhlaskan harta untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Pada akhir bulan November 2019, lembaga donasi kemanusiaan Palestina Abadi kembali mendapatkan amanah dari masyarakat Indonesia untuk menyalurkan donasi  pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina

Abadi menyalurkan donasi yang terkumpul sebanyak 230 juta, dengan simbolisasi yang dilakukan oleh Direktur Abadi, Bapak Lauhul Hamdi kepada Ketua Jisru at-Taawun al-Insani di Istanbul, Turki.

Bentuk Dukungan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina

Keterangan: Simbolisasi Ucapan Terima Kasih dari Penduduk Gaza Atas Bantuan Pembangunan Masjid Istiqlal (Foto: Dok.Abadi)

 

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza merupakan persembahan masyarakat Indonesia kepada Palestina sebagai simbol kemerdekaan. Di mana masjid tersebut adalah bentuk dukungan agar Palestina segera merdeka dari jajahan zionis Israel.

Dukungan sekecil apapun akan sangat berarti bagi penduduk Palestina. Kita sebagai saudara sesama muslim, mari saling bahu-membahu meringankan beban mereka, karena kalau bukan kita lalu siapa lagi?

Baca Juga : Jejak Pengabdian Abadi untuk Dunia Islam 2019

Selesaikan Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza

Keterangan: Perkembangan Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza(Foto: Dok.Abadi)

 

Selama puluhan tahun penduduk Gaza, Palestina di bawah penjajahan Israel. Mereka banyak kehilangan masjid karena dihancurkan dan diratakan dengan tanah oleh penjajah. Sekalipun ada masjid, penduduk di sana dilarang memasuki atau beribadah di masjid.

Kesulitan yang dirasakan oleh penduduk Gaza tersebut membuat kita tersadar untuk memberikan uluran tangan dan kepedulian. Hal terpenting adalah istiqomahkan kontribusi kita untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza sampai selesai, agar penduduk Gaza dapat segera beribadah di dalam masjid tersebut dengan tenang.

Sahabat Abadi, mari kita doakan untuk kemerdekaan penduduk Gaza, Palestina, supaya segera diberi kemerdekaan dan dapat beribadah dengan tenang. (izzah/infoabadi)

Jejak Pengabdian Abadi untuk Dunia Islam 2019

Jejak Pengabdian Abadi untuk Dunia Islam 2019

Perjalanan Abadi selama tahun 2019 menjadi lembaga donasi kemanusiaan yang berfokus untuk membantu permasalahan dunia Islam.

infoabadi.orgAlhamdulillah, Abadi berhasil mengadakan berbagai kegiatan keislaman dan menyalurkan donasi yang diamanahkan masyarakat Indonesia untuk dunia Islam pada tahun 2019 ini. Perjalanan selama satu tahun Abadi menyalurkan donasi telah tersusun dalam dalam catatan berikut ini:

Januari

Keterangan: Membangun kembali masjid yang hancur akibat gempa bumi di dusun Tempo Sodo-Lombok (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan pertama di tahun 2019, Abadi membantu proses pembangunan pondasi Masjid Tempo Sodo. Masjid tersebut pernah berdiri sebelumnya, akan tetapi rangkaian gempa yang mengguncang Lombok pada pertengahan tahun 2018 lalu, membuat masjid tersebut turut hancur.

Menangani permasalahan tersebut, Abadi mengambil peran dengan mengajak masyarakat Indonesia untuk bmembangun kembali masjid satu-satunya yang ada di dusun Tempo Sodo, Lombok.

Februari

Keterangan: Pembangunan Hunian Sementara dari Abadi kepada korban gempa bumi dan likuefaksi Palu (Foto: Dok. Abadi) 

Pada bulan kedua, Abadi melakukan penyaluran donasi untuk korban gempa bumi dan likuefaksi di Palu, Sigi, dan Donggala. Salah satunya dengan membangun beberapa huntara bagi masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut di Palu.

Selain itu, Abadi juga memberikan hiburan kepada anak-anak di Sumbawa Barat melalui dongeng kemanusiaan. Tujuan dari dongeng tersebut untuk memberikan motivasi dan hiburan kepada anak-anak setempat di Sumbawa.

Maret

Keterangan: Masyarakat Lombok Mengadakan Roadshow Bersama Ulama Palestina (Foto: Dok. Abadi) 

Pada bulan ketiga, Abadi mengadakan roadshow Ulama Palestina di tengah-tengah warga korban bencana gempa Lombok. Roadshow tersebut berisikan rangkaian ceramah, doa bersama, dan kegiatan muhasabah

April

Pada bulan keempat, Abadi mengadakan Roadshow Ulama Palestina bersama Syekhah Asma Abu Samha dan Syekh Muraweh Mosa Naser Nassar di Sumbawa- Bima.

Acara Roadshow ditujukan kepada masyarakat Sumbawa untuk memberikan edukasi tentang Kepalestinaan, serta memberikan motivasi dari kisah hidup para penduduk Palestina kepada masyarakat Sumbawa.

Mei

Keterangan: Pemasangan Atap Masjid Tempo Sodo Pada Bulan Mei, 2019 (Foto: Dok. Abadi)

 

Pada bulan kelima, Abadi kembali menyalurkan donasi dari masyarakat Indonesia untuk pembangunan Masjid Tempo Sodo, yakni untuk melanjutkan tahap pemasangan atap masjid.

Selain itupada bulan ini, Abadi mengadakan sejumlah Roadshow bersama Ulama Palestina untuk menyemarakkan bulan Ramadhan di tengah-tengah masyarakat Lombok. Kegiatan ini untuk mengisi waktu-waktu agar lebih bermanfaat di bulan Ramadhan.

Juni

Keterangan: Proses Pemasangan Keramik di Masjid Tempo Sodo (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan keenam, Abadi menyalurkan donasi tahap lanjutan untuk pembangunan Masjid Tempo Sodo yakni pemasangan keramik. Pemasangan keramik ini dilakukan bersama-sama dengan masyarakat di sekitar dusun Tempo Sodo.

Tahap pemasangan keramik tersebut merupakan tahap penyelesaian, karena setelah keramik terpasang, masjid Tempo Sodo sudah digunakan untuk salat dan kegiatan keagamaan.

Juli

Keterangan: Penyerahan Donasi dari Masyarakat Indonesia untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan ketujuh, Abadi menyalurkan donasi dari masyarakat Indonesia untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza. Penyaluran donasi tersebut dilakukan di Turki.

Masjid Istiqlal Indonesia ini merupakan simbol kemerdekaan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia kepada penduduk Palestina di Khan Yunis, Gaza. Kita semua mendoakan dengan berdirinya masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, maka para penduduk Gaza dapat dengan mudah beribadah dan menjalankan segala aktivitas Pendidikan Islam di masjid tersebut.

Agustus

Pada bulan kedelapan, Abadi kembali mengadakan roadshow Ulama Palestina di Mataram. Roadshow ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang Kepalestinan dan kisah inspiratif kemanusiaan dari Palestina kepada masyarakat Mataram.

Agenda kedua pada bulan Agustus 2019 ini, Abadi mengadakan dongeng kemanusiaan untuk anak-anak di Mataram. Dongeng adalah media belajar yang paling menyenangkan bagi anak-anak, sehingga anak-anak di sana sangat antusias dalam kegiatan tersebut.

September

Keterangan: Penyaluran Donasi Beasiswa untuk Pendidikan Anak-Anak Yatim di Gaza (Foto: Dok. Abadi)

Pada bulan kesembilan, Abadi menyalurkan santunan untuk anak yatim Gaza yang dilakukan di Malaysia. Beasiswa tersebut ditujukkan kepada anak-anak yatim yang sedang menempuh pendidikan tahfidz di Gaza.

Selain itu, pada bulan September ini ada event besar Abadi, yakni Nonton Bareng Film “Hayya”. Pada acara nobar ini, Abadi berperan menjadi mitra penyaluran donasi dalam prosesi pemutaran perdana film tersebut di Lombok.

Kegiatan lainnya tetap berjalan, seperti roadshow Ulama Palestina untuk masyarakat Palu dan dongeng kemanusiaan Kepalestinaan.

Oktober

Pada bulan kesepuluh, Abadi mengadakan roadshow Ulama Palestina untuk masyarakat Lombok Timur. Kegiatan ini tidak lain untuk mengedukasi masyarakat Lombok tentang keberadaan Palestina saat ini.

Selain itu, ada Malam Amal Kemanusiaan bersama JSIT di Nusa Tenggara Barat. Pada kesempatan ini Abadi menjadi bagian untuk menghimpun donasi kemanusiaan, sekaligus memperkenalkan lembaga kepada masyarakat NTB.

November

Keterangan: Penyaluran Donasi Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza (Foto: Dok. Abadi)

 

Pada bulan kesebelas, Abadi mengadakan Palestina Solidarity Day bersama Ponpes Ashohwah Gerung di Lombok Barat. Kemudian,di bulan yang sama Abadi mengadakan peresmian Masjid Tempo Sodo, sebagai tanda masjid tersebut sudah bisa digunakan untuk salat dan kegiatan keagamaan.

Selain itu, Abadi juga menyalurkan donasi dari masyarakan Indonesia untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, penyaluran ini dilakukan di Turki.

Kegiatan penutup di bukan November 2019 ini, Abadi mengadakan stand kemanusiaan di CFD Udayana. Dalam hal tersebut Abadi mengajak masyarakat Lombok untuk lebih peduli dengan sesama.

Desember

Keterangan: Penyaluran Santunan untuk Anak-Anak Yatim di Gaza (Foto: Dok. Abadi

Pada bulan terakhir, Abadi menyalurkan donasi untuk anak yatim Gaza dan melakukan perjanjian atau MOU untuk penyaluran lanjutan selama satu tahun ke depan.

Selain itu, Abadi juga mengadakan roadshow Bersama Ulama Palestina untuk masyarakat Lombok Tengah. Selanjutnya melakukan evaluasi tahunan, tujuannya untuk melihat hasil satu tahun kerja dan membuat targetan baru di tahun 2020 mendatag.

Inilah perjalanan Abadi selama tahun 2019, tidak hanya melakuka penyaluran donasi, tapi Abadi juga mengadakan kegiatan edukasi untuk masyarakat luas. Donasi yang sahabat berikan tentunya sudah menolong banyak orang, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia saja, akan tetapi untuk dunia Islam khususnya Palestina.

Sahabat, terima kasih atas kepercayaan anda sudah menyalurkan donasi melalui  Abadi. Mari kita teruskan kebaikan ini, agar lebih banyak yang dapat merasakan manfaatnya.(izzah/infoabadi)

Kondisi Anak-Anak Muslim di Tengah Konflik Kashmir

Kondisi Anak-Anak Muslim di Tengah Konflik Kashmir

Setelah berbagai negara di dunia melakukan peringatan konvensi hak-hak anak PBB (UNCRC) tahun 2019 ini. Rupanya anak- anak di Kashmir belum mendapatkan hak-haknya. Mereka masih dalam kondisi yang memprihatinkan.

 

infoabadi.orgSemenjak tahun 1947,Kashmir telah menjadi subjek sengketa tanah antara India, Pakistan, dan China. Sejak saat itu pula Kashmir menghadapi berbagai kekerasan dengan pendudukan militer yang besar.

Seorang penerima nobel pembela hak anak dan perempuan atas pendidikan asal Pakistan, Malala Yousafai mengatakan bahwa, selama tujuh dekade anak-anak dan perempuan Kashmir sudah tumbuh di tengah-tengah kekerasan. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang beragama Islam.

Lalu bagaimanakah keadaan anak-anak muslim di Kashmir saat ini? Berikut ini lembaga donasi kemanusiaan, Abadi menyajikan informasi ini untuk sahabat!

Anak-anak di Kashmir Alami Kekerasan

Keterangan: Potret anak-anak di Kashmir, India (Foto: Humanium)

Masalah utama yang dihadapi anak-anak di Kashmir adalah kekerasan dan kurangnya pndidikan.  Anak-anak di Kashmir telah diculik selama penggerebekan tengah malam oleh pasukan keamanan. Anak-anak perempuan dan perempuan telah mendapatkan tindak kekerasan.

Para orang tua tidak berani untuk melaporkan anaknya yang hilang kepada  keamanan publik. Parnyataan orang tua tentang kehilangan anak  dapat menyebabkan penangkapan terhadap mereka yang melapor, dengan alasan telah mengganggu keamanan negara. Pada dasarnya kasus penggerebekan ini memang menimbulkan ketakutan pada warga Kashmir, sehingga banyak kasus yang disembunyikan.

Selain itu, anak-anak di Kashmir kekurangan makanan, susu, dan kebutuhan dasar di seluruh populasi. Hal ini memiliki efek negatif pada anak-anak yang masih dalam proses tumbuh kembang, karena mereka membutuhkan makanan dengan gizi ang baik untuk membantu proses pertumbuhannya.

Mengenai kesehatan, orang-orang Kashmir dicegah bepergian ke rumah sakit, terlalu tidak aman mengingat situasi saat ini. Adapula pemadaman media, di mana para wartawan tidak boleh meliput berita yang terjadi pada anak-anak Kashmir.

Kuragnya Pendidikan Bagi Anak-anak Kashmir

Keterangan: Anak-anak Teracam Saat Sekolah (Foto: BBC Indonesia)

Masalah yang sangat dasar kedua bagi anak-anak di Kashmir, yakni mereka kekurangan pendidikan. Pada sekitar pertengahan Agustus 2019, Otoritas India memerintahkan untuk membuka kembali sekolah dasar, sebelumnya sekolah tersebut telah ditutup pada tanggal 5 Agustus 2019.

Akan tetapi, para orang tua menolak mendudukkan anak-anaknya untuk bersekolah, lantaran tidak adanya jaminan keamanan. Terjadinya konflik membuat anak-anak bisa menjadi korban kapan saja dan diculik di mana saja. Dalam hal ini, para orang tua lebih baik mendidik anaknya di dalam rumah dari pada anaknya harus hilang ketika perjalanan menuju sekolah.

Praktik kekerasan yang terjadi di Kashmir bukanlah hal yang ringan, anak-anak di sana telah menjadi korbannya. Mereka seharusnya sedang belajar sambil bermain, atau makan makanan yang bergizi, dan tertawa bercanda bersama kawan-kawannya.  Namun kondisinya berbeda, hari ini anak-anak di Kashmir sedang mengalami duka yang medalam.(izzah/infoabadi)

 

Sumber : Humanium

Israel Tempatkan Anak-Anak Palestina di Kandang Saat Musim Dingin

Israel Tempatkan Anak-Anak Palestina di Kandang Saat Musim Dingin

Selama badai musim dingin di Palestina, Israel menempatkan tahanan Palestina termasuk anak-anak di kandang besi luar fasilitas bangunan.

 

infoabadi.orgSejak tahun 2015, sudah ada lebih dari enam ribu anak-anak Palestina yang ditangkap oleh tentara Israel, kemudian mendapatkan interogasi dan ditahan.

Praktik mengejutkan lainnya, Israel menempatkan anak-anak tahanan Palestina tersebut di kandang besi saat musim dingin. Hal tersebut disorot dalam pernyataan kelompok advokasi Komite Publik Menentang Penyiksaan di Israel (PCATI) dan dibahas oleh parlemen Israel, Knesset.

Bagaimana kisah anak-anak tahanan Palestina yang ditahan di kandang besi saat musim dingin? Lembaga donasi kemanusiaan, Abadi menyajikan informasinya untuk anda!

Kandang Besi Sebagai Tempat Tinggal Tahanan

Keterangan: Anak-anak saat ditahan di penjara Israel(Foto: Cinta Yati)

Pada saat musim dingin datang, dua pengacara Palestina mengunjungi tahanan Israel yang diisi oleh orang-orang Palestina. Di dalamnya terlihat pemandangan yang mengejutkan. Saat tengah malam, puluhan tahanan dipindahkan ke kandang besi yang berada di luar fasilitas bangunan tahanan tersebut. Di kandang tersebut, para tahanan terpapar oleh cuaca dingin yang mencekam ditambah turunnya hujan.

Pembela umum tahanan Palestina meluncurkan permohonan darurat ke berbagai badan resmi di Palestina, termasuk kementerian kehakiman untuk mencegah kejahatan kemanusiaan dalam tahanan Israel. Lebih jahatnya lagi, di dalam kandang tersebut juga terdapat anak-anak di bawah umur.

Menteri kehakiman Israel segera memimta kepada Menteri Keamanan Publik Yitzhak Aharonovitch, untuk mengakhiri praktik tersebut. Masalah ini pun dibahas dalam komite petisi publik parlemen Israel, bahwa penangkapan dan kondisi di penahanan anak-anak Palestina telah melanggar hukum Israel dan internasional.

Anggaplah Permasalahan ini Serius

Keterangan: Anak-anak Palestina tidak hanya di tahan, tapi juga menerima tindakan kriminal oleh tentara Israel(Foto: World Bulletin)

Mengingat berbagai pelanggaran yang telah dilakukan oleh Israel, permasalahan tersebut harus segera diakhiri. Masyarakat luas harus melihat kasus tahanan di Israel sebagai penindasan yang dilakukan oleh kolonial untuk mengontrol dan menguasai tanah Palestina.

Akibat dari permasalahan tersebut anak-anak Palestina akan semakin tertekan, kehilangan masa kanak-kanak dan bahkan masa depan. Maka tindakan Israel harus dihentikan, dengan bersama-sama menganggap permasalahan ini serius.

Ketika permasalahan sudah dianggap serius, selanjutkan dunia harus mencari cara aksi konkret untuk menghentikan tindakan Israel. Bukan hanya sekedar pernyataan kecaman dan menolak keputusan sewenang-sewenang mereka.(izzah/infoabadi)

 

Sumber: Electronic Intifada

Belajar Tidak Korupsi dari Para Pemimpin Terdahulu

Belajar Tidak Korupsi dari Para Pemimpin Terdahulu

Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang mampu memberikan tauladan untuk umatnya dan memberikan kesejahteraan.

infoabadi.orgKasus korupsi banyak terjadi di Indonesia ataupun di dunia. Perbuatan tersebut tidak hanya merugikan pelaku, namun juga merugikan banyak pihak, khususnya masyarakat luas.

Penting bagi kita untuk membuka kembali sejarah dan belajar kepada keteladanan para pemimpin terdahulu. Lembaga donasi kemanusiaan Abadi telah merangkumnya untuk anda.

 

1. Abu Bakar As-Shidiq Berwasiat Kembalikan Uang Negara

Keterangan: Ilustrasi Khalifah Abu Bakar As-Shidiq (Abas)

Abu Bakar As-Shidiq adalah khalifah kedua setelah Rasulullah Saw. Beliau merupakan sahabat yang sangat disayang oleh Rasul, karena akhlaknya yang sangat mulia.

Pada suatu waktu, sebelum Abu Bakar wafat. Beliau menyampaikan wasiat kepada anaknya, Aisyah. Beliau mengatakan “Aisyah, tolong periksa seluruh hartaku. Jika ada yang betambah setelah aku menjabat sebagai khalifah, kembalikan kepada negara melalui khalifah yang terpilih setelahku,”

Keteladanan Abu Bakar As-Shidiq tersebut mengajarkan kepada kita untuk hati-hati dalam menggunakan harta yang bukan hak. Perhitungan harus jelas dan pastikan tidak ada yang terpakai untuk kepentingan pribadi.

 

Baca Juga: Gaya Belajar Tokoh Besar Terdahulu yang Harus Milenial Tiru

2. Umar bin Abdul Aziz Matikan Lilin Negara untuk Kepentingan Pribadi

Keterangan: Ilustrasi Khalifah Umar bin Abdul Aziz(Uniq Pos)

Umar bin Abdul Aziz merupakan salah seorang khalifah Bani Umayah, keturunan Umar bin Khattab. Ketika beliau menjabat sebagai pemimpin, Umar bin Abdul Aziz menjaga baik amanah dari rakyat.

Suatu ketika datanglah seorang utusan dari daerah di kediaman Umar. Utusan tersebut menceritakan keadaan rakyat dan penguasa di daerahnya. Pada saat itu Umar menyuruh pelayan untuk menyalakan lilin agar ruangannya terang.

Selanjutnya, utusan tersebut bertanya kepada Umar bin Abdul Aziz tentang keadaan diri dan keluarganya. Tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz mematikan lilin tersebut dan menyuruh pelayan untuk menyalakan lilin kecil. Cahaya lilin kecil itu tidak bisa menerangi ruangan. Kemudian Umar menceritakan tentang diri dan keluarganya.

Keteladanan Umar bin Abdul Aziz ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi. Meskipun fasilitas yang dimilikinya lebih sederhana, namun lebih baik dari pada yang bukan haknya.

Sahabat Abadi, mari kita belajar untuk terus menjauhi dan menghindari tindakan korupsi. Selain berdosa, korupsi juga sangat merugikan negara atau orang banyak, sehingga kita akan menyakiti mereka.(izzah/infoabadi)

 

Sumber: Global News, Khazanah Republika

Gaya Belajar Tokoh Besar Terdahulu yang Harus Milenial Tiru

Gaya Belajar Tokoh Besar Terdahulu yang Harus Milenial Tiru

Ulama besar yang memiliki ilmu luar biasa tidak terlepas dari gaya belajar yang sama istimewanya.

infoabadi Di zaman yang sudah semakin berkembang, belajar sangat dimudahkan karena banyaknya fasilitas penunjang. keuntungan in ternyata dapat dioptimalkan oleh siapa saja untuk meraih ilmu.

Meraih ilmu bukanlah hal yang mudah, namun juga bukan sesuatu yang amat sulit hingga orang tak bisa mendapatkannya. Kita bisa mencontoh kepada para ulama terdahulu yang sudah meniti perjalan luar biasa dalam belajarnya.

Lembaga donasi kemanusiaan Abadi telah merangkum gaya belajar ulama terdahulu yang bisa milenial tiru. Yuk simak sampai habis!

Imam Nawawi Tak Kenal Tidur Demi Belajar

Keterangan: Ilustrasi Waktu Bermanfaat (Foto: Suara Muslim)

Imam Nawawi adalah seorang ulama syafi’iyah yang terkenal dengan karyanya, yaitu kitab Riyadusshalihin. Aktivitas kesehariannya menunjukkan sebagai orang yang selalu memanfaatkan waktu dengan baik.

Pada waktu siang atau malam hari, Imam Nawawi selalu menyibukkan diri dengan ilmu. Bahkan beliau sampai tak kenal tidur demi belajar. Pada saat berjalan pun, beliau terus-menerus mengulang pelajaran yang sudah didapatkannya.

Setelah ilmu itu dikuasai, beliau banyak menghabiskan waktu untuk menulis dan mengambil faedah dari ilmu, memberi nasihat dan menyebarkan kebenaran.

Imam Syafi’I Selalu Dahulukan Adab Sebelum Ilmu

Keterangan: Ilustrasi Imam Syafi’i yang Sangat Menghormati Guru (Foto: Risalah Sufisme)

Imam Syafi’i adalah ulama cerdas yang menamatkan hafalan Alquran di usia 7 tahun. Beliau juga terkenal dengan hafalan hadis-hadisnya.

Imam Syafi’i selalu mendahulukan adab sebelum ilmu. Beliau sangat menghormati guru dalam keadaan apapun. Bahkan Imam Syafi’i rela menunggu di depan rumah gurunya dalam waktu yang sangat lama demi mendapatkan ilmu.

Imam Ahmad Tetap Rendah Hati

Keterangan: Ilustrasi Imam Ahmad Rendah Hati Tak Inginkan Hadiah Dari Siapapun (Foto: Daily Sabah)

 

Imam Ahmad adalah seorang ahli fikih dan pakar hadis di zamannya. Beliau berhasil menghafalkan Alquran secara sempurna saat usia 10 tahun. Setelah itu barulah mempelajari hadis.

Pada usia remaja, Imam Ahmad bekerja sebagai tukang pos untuk membantu perekonomian keluarga. Namun di tengah kesibukannya, beliau tetap membagikan waktunya untuk mempelajari ilmu dari tokoh-tokoh ulama hadis di Baghdad.

Setelah menjadi ulama besar, Imam Ahmad tetap hidup sederhana dan menolak untuk  kehidupan mewah. Beliau sangat menjaga rendah hati dan menghindari hadiah-hadiah terutama dari para tokoh politik.

 

Baca Juga: 10 Lintasan Ekstrem Menuju Sekolah di Dunia 

Imam Abu Hanifah, Belajar Kepada Tukang Cukur

Keterangan: Ilustrasi Imam Abu Hanifah (Foto: Bincang Syariah)

 

Imam Abu Hanifah adalah seorang ulama besar pelopor dalam ilmu fikih yang sangat tawadhu. Beliau belajar kepada siapa saja yang ditemui. Baginya bukan masalah siapa yang menyampaikan, melainkan apa yang disampaikan.

Pada suatu waktu, setelah beliau melakukan manasik haji lalu pergi ke tukang cukur rambut untuk mencukur rambutnya. Dalam peristiwa itu, tukang cukur yang ditemuinnya memberikan 5 ilmu tentang masalah dalam ibadah haji.

Ilmu tersebut baru diketahui oleh Imam Abu Hanifah, di antaranya pada saat mencukur rambut yang merupakan ibadah ini tidak perlu mengsyaratkan uang tapi bertawakal saja kepada Allah, harus menghadap kiblat, mendahulukan rambut bagian kanan, membaca takbir, dan salat sunnah dua rakaat sebelum pergi meninggalkan.

Ulama Hadist Zaman Tabi’in, Mencocokkan Materi dan Menghafalkannya

Keterangan: Ilustrasi Laki-Laki Sedang Mengkaji Ilmu (Foto: Sewiran)

 

Ulama zaman tabi’in memiliki kebiasaan untuk membawa serta buku dan pena saat datang ke kajian ilmu. Di lingkaran kajian, setiap dari mereka mencari hadis serta mencatatnya di buku yang mereka bawa.

Di malam hari, para ulama hadist tersebut biasa duduk bersama untuk mencocokkan materi yang ditulis oleh masing-masing. Setiap ulama saling memastikan kembali, apakah materi yang dicatat sudah lengkap, adakah lafal hadis yang kurang, atau pilihan diksi yang keliru. Setelah semua materi dipastikan benar, semua kompak menghafalkannya.

Al-A’masy, seorang ahli hadis pada masa tabi’in mengatakan, bahwa jika ilmu yang kita catat tidak dihafal, maka hal tersebut diibaratkan manusia yang makan tidak melalui mulut. Makna lainnya, orang tersebut sekadar memasukkan makanannya melalui anggota tubuh bagian belakang, sehingga tidak ada rasa kenyang yang bisa mereka rasakan. Begitu pula halnya jika ilmu hanya membekas di catatan.

Gaya belajar para ulama yang luar biasa tersebut bisa milenial tiru di zaman sekarang. Mereka telah menjadi tauladan bagi kita semua.(izzah/infoabadi)

Sumber: Rumaysho, Dakwatuna, Yufid TV

10 Lintasan Ekstrem Menuju Sekolah di Dunia

10 Lintasan Ekstrem Menuju Sekolah di Dunia

Infrastruktur yang belum merata membuat beberapa siswa daerah harus mengalami kesulitan menuju ke sekolahnya.

infoabadi.org – Pembangunan infrastruktur yang belum merata ke pelosok daerah, seringkali tidak mendapatkan perhatian. Padahal permasalahan ini cukup menghambat aktivitas masyarakat sekitar.

Hambatan itu pun dirasakan para siswa ketika hendak ke sekolah. Mereka harus berjuang lebih dengan melewati lintasan ekstrem dan jarak tempuh yang jauh.

Lembaga donasi kemanusiaan Abadi telah menyajikan informasi mengenai 10 lintasan ekstrem menuju sekolah di berbagai dunia. Simak ulasan berikut ini!

1. Tebing Sempit di Gulu, Tiongkok

Keterangan: Perjalanan Melewati Tebing Tinggi Selama 5 Jam di Gili, Tiongkok (Foto: China News)

Para siswa di Gulu, China harus melewati perjalanan panjang dan berbahaya selama 5 jam untuk menuju ke sekolahnya. Perjalanan tersebut dilakukan setiap hari, karena tidak adanya alternatif lain yang lebih memudahkan menuju ke sekolah.

2. Melewati Tebing Tinggi dengan Tangga di Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan

Keterangan: Melewati Tebing Tinggi Berbahaya di Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan (Foto: WSJ)

Siswa di Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan harus naik dan turun tangga melewati tebing tinggi untuk menuju ke sekolahnya. Selain itu, hambatan bertambah karena tangga tersebut licin berlumut.

3. Melewati Patahan Es Berbahaya di Zankar, Himalaya Bagian India

Keterangan: Melewati Patahan Es Menuju Sekolah Zankar, Himalaya (Foto: Indo Headline News)

Lintasan berbahaya dialami para siswa di Zankar, Himalaya bagian India. Mereka harus melewati patahan es yang kapan saja bisa runtuh atau membelah.

4. Melewati Tali Panjang 8 meter di Ketinggian 400 meter di Rio Negro, Colombia

Keterangan: Melewati Tali 8 meter Ketinggian 400 meter di Rio Negro, Colombia (Foto: Agentur Focus)

Siswa yang tinggal di pelosok Colombia pun merasakan lintasan yang berbahaya menuju sekolahya. Mereka harus melewati tali 8 meter dengan ketinggian 400 meter dan kecepatan 50 meter per jam.

Baca Juga: 5 Manfaat Zonasi Yak Dirasakan Siswa Pedalaman

5. Melewati Tebing Terjal 3 Km di Pili, China

Keterangan: Melewati Tebing Terjal 3 Km di Pili, China (Foto: China Hush)

Sebanyak 80 siswa yang belajar di sekolah asrama Pili harus berjuang keras. Mereka berjalan 125 mil dari rumah di atas pegunungan berbahaya. Selain itu, mereka harus melewati tebing berbahaya tanpa jalan setapak.

6. Melewati Sungai dengan Perahu Ban di Provinsi Rizal, Filipina

Keterangan: Melewati Sungai dengan Perahu Ban di Provinsi Rizal, Filiphina (Foto: Google )

Para siswa di pelosok Filipina harus berjuang di sungai untuk menuju sekolahnya. Mereka menyeberangi sungai hanya dengan menggunakan perahu ban. Selain harus seimbang antara kanan dan kiri agar tidak terjatuh, mereka juga harus berhati-hati melindungi tas dan bukunya.

7. Melewati Ciherang dengan Rakit Kayu di Cilangkap, Indonesia

Keterangan: Siswa melewati Sungai dengan Rakit Kayu untuk Menuju Sekolah, di Cilangkap, Indonesia (Foto: Routers )

Para siswa di pelosok Cilangkap harus menyeberangi sungai dengan menggunakan rakit kayu sederhana. Perjalanan ini sangat menakutkan, karena seringkali mereka harus berhadapan dengan ular air.

8. Naik Perahu atau Canoe Tanpa Pendamping di Riau, Indonesia

Keterangan: Siswa Harus Melewati Sungai dengan Perahu Tanpa Pendamping di Riau, Indonesia (Foto: Aceh Tribun News )

Para siswa yang tinggal di pelosok Riau harus menyeberangi sungai untuk menuju ke sekolahnya. Mereka melakukannya dengan teman-teman tanpa ada pendamping orang dewasa.

9. Menapaki Kawat Besi Sisa Jembatan Rusak di Ketinggian 10 meter di Sumatera Barat, Indonesia

Keterangan: Siswa Harus Menyeberangi Sungai dengan Kawat Besi Menuju Sekolah di Sumatera, Indonesia (Foto: Generasi Muda)

Para siswa di Padang harus menyeberangi sungai untuk menuju ke sekolah. Mereka memanfaatkan kawat besi sisa dari jembatan yang rusak. Lintasan berbahaya ini dilalui karena tidak ada jembatan lain yang bisa digunakan.

10. Melewati Bukit Tandus dan Terjal di Lombok Tengah, Indonesia

Keterangan: Melewati Bukit Terjal dan Tandus di Lombok Tengah, Indonesia (Foto: Fathul Rakhman)

Para siswa di desa Desa Batu Payung, Lombok Tengah harus melewati perjalanan panjang menuju ke sekolahnya. Mereka harus berjuang menaki dan menuruni bukit terjal dan tandus untuk sampai ke sekolahnya.

Sahabat Abadi, begitulah berbagai usaha siswa menuju ke sekolah. Meskipun lintasan sangat berbahaya, tapi mereka tetap semangat menuju sekolah tanpa kenal lelah.

Sahabat bisa ikut membantu perjuangan anak-anak sekolah di pelosok Indonesia, salah satunya MI Darul Islah di Lombok Tengah. Meskipun keberadaannya jauh dan terpencil, MI Darul Islah merupakan satu-satunya sekolah yang bisa dijangkau anak-anak di kampung Batu Payung. Bersama Abadi, sahabat bisa mengirim donasi untuk temani perjuangan anak-anak tersebut.(izzah/infoabadi)

Sumber: Liputan6, Surya Malang