Kondisi Anak Palestina di Tahanan Israel

Kondisi Anak Palestina di Tahanan Israel

Anak-anak Palestina yang berada di tahanan Israel tidaklah dalam kondisi yang baik-baik saja. 

 

Infoabadi.org — Anak-anak tahanan Palestina yang ditangkap prajurit Israel harus menjalani serangkaian pemeriksaan dan proses pengadilan yang bertele-tele. Dan selama proses hukum ini belum selesai, anak-anak Palestina harus mendekam di ruang tahanan Israel dan menghadapi berbagai pelanggaran kemanusiaan di dalam tempat tersebut. Bagaimana kondisi anak-anak Palestina selama berada di tahanan Israel? Yuk simak informasi selengkapnya dari Amal Bakti Dunia Islam, lembaga donasi Palestina terpercaya berikut ini.

 

Anak Tahanan Palestina Jadi Pelanggaran Kemanusiaan Yang Sistematis

 

Israel merupakan satu-satunya negara di dunia yang menerapkan hukum militer terhadap anak-anak. Anak-anak Palestina yang ditahan diperlakukan dengan kasar dan tidak dipenuhi hak asasinya. Setiap tahunnya, sekitar 500-700 anak menjalani proses ini, dan yang termuda yang pernah menjalaninya tercatat berusia 12 tahun. 

Tahanan Anak Palestina - 02 - www.infoabadi.org - Amal Bakti Dunia Islam
(Ket. Ratusan anak-anak Palestina mendekam di tahan Israel. Dok.Iqna)

 

Menurut laporan UNICEF, perlakukan buruk yang dialami anak-anak Palestina di tahanan Israel adalah pelanggaran yang telah meluas, sistematis, dan dilembagakan selama proses berlangsung. 

 

Tindakan tersebut nyatanya berlandaskan pada aturan Israel mengenai Administration Detention (AD) yang diberlakukan kepada seluruh penduduk Palestina. 

 

Berdasarkan ketentuan ini, militer Israel boleh menahan seseorang tanpa tuduhan yang jelas atau tanpa proses pengadilan berdasarkan “bukti rahasia” yang tak ditunjukkan kepada tahanan maupun pengacara mereka.

 

Menurut Israel, tahanan dalam kategori ini merupakan ancaman terhadap keamanan nasional sehingga kasus mereka bisa digolongkan rahasia.

 

Perjuangan Anak-anak Palestina di dalam Tahanan Israel

 

Berikut ini beberapa kondisi yang harus dihadapi anak-anak Palestina selama berada di tahanan Israel:

 

  • Menjalani proses interogasi yang penuh kekerasan verbal dan fisik
Tahanan Anak Palestina - 03 - www.infoabadi.org
(Ket. Ilustrasi kekerasan yang dialami anak-anak Palestina selama berlangsungnya proses interogasi. Dok. DCI Palestine)

Beberapa kekerasan yang dialami anak-anak Palestina selama berlangsungnya interogasi yaitu diikat atau diborgol kaki dan tangannya, ditutup matanya, dibuat ketakutan dan kurang tidur, serta mendapatkan ancaman dan pelecehan verbal.

 

Selain itu hukum militer Israel tidak memberikan hak atas penasihat hukum selama interogasi padahal menurut Konvensi PBB untuk Perlindungan Anak, anak-anak hanya boleh ditahan sebagai sebuah langkah terakhir. Apabila ditahan, mereka tidak boleh diborgol dan harus segera didampingi oleh pengacara serta penerjemah. Mereka juga harus diperlakukan dengan hormat.

 

  • Dipaksa untuk mengaku salah dan menandatangi dokumen pengakuan yang ditulis dalam bahasa Ibrani

 

Selain kekerasan, anak-anak Palestina juga mengalami pemaksaan selama berlangsungnya interogasi. Mereka dipaksa untuk mengakui kesalahan yang tidak mereka perbuat. Bila tidak patuh, kekerasan demi kekerasan akan menghampiri mereka hingga mereka mengakui apa yang dituduhkan kepadanya.

 

Anak-anak tersebut lalu dipaksa untuk menandatangani dokumen dalam bahasa Ibrani yang tidak mereka pahami. Nantinya dokumen ini akan digunakan sebagai pelengkap tuduhan di pengadilan dan berdampak pada semakin beratnya hukuman yang akan diterima oleh anak-anak Palestina.

 

Simak juga informasi lainnya seputar kesempatan untuk menjadi bagian dari Keluarga Palestina di sini!

https://infoabadi.org/2020/10/kita-semua-bisa-jadi-keluarga-palestina/

 

  • Mendekam di Ruang Isolasi
Tahanan Anak Palestina - 04 - www.infoabadi.org - Amal Bakti Dunia Islam
(Ket. Ilustrasi ruang isolasi yang ditempati anak-anak Palestina. Dok. DCI Palestine)

 

Israel secara rutin menahan anak-anak Palestina di dalam ruang isolasi semata-mata untuk tujuan interogasi. Padahal praktik ini telah mengarah pada penyiksaan dan perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat anak-anak Palestina.

 

Selama 2 hari atau lebih, mereka dimasukkan ke dalam ruang sempit yang berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan psikologis anak-anak Palestina.

 

Kondisi ruangan isolasi biasanya memiliki ventilasi yang tidak memadai, pencahayaan 24 jam, tidak ada jendela, perlengkapan tempat tidur dan toilet yang tidak sehat, dan dinding ruangan yang dibuat tidak bersahabat dengan tonjolan yang tersebar di dinding tersebut. (miftah/infoabadi)

 

Sumber: DCI Palestine, Detik, Berita Satu.

5 Cara Mudah Jadi Orang Tua Asuh Yatim Palestina

5 Cara Mudah Jadi Orang Tua Asuh Yatim Palestina

Jadi orang tua asuh untuk yatim Palestina kini semakin mudah!

Infoabadi.org— Tumbuh di daerah yang diduduki penjajah tak memberi banyak harapan untuk anak-anak yatim Palestina. Selepas sang ayah tiada, mereka ambil alih tanggung jawab keluarga di usia belia. Kita bisa bantu ringankan beban mereka, dengan menjadi orang tua asuh dari jauh dan memberikan sedekah yatim terbaik untuk mereka. Simak informasi lengkap cara jadi orang tua asuh yatim Palestina, sajian Amal Bakti Dunia Islam lembaga donasi Palestina berikut ini.

 

Cara Jadi Orang Tua Asuh Yatim Palestina

ABADI-1-Cara Mudah Jadi Orang Tua Asuh Yatim Palestina-www.infoabadi.org(2)
(Menjadi orang tua asuh bagi yatim Al-Quds Palestina insya Allah semakin menambah berkah/dok. Amal Bakti Dunia Islam) 

Menjadi orang tua asuh untuk yatim Palestina, kini semakin mudah dengan mengikuti 5 langkah sebagai berikut ini:

 

1. Daftar melalui call center (0878 6455 6406)

2. Pilih program orang tua asuh yang akan diikuti

    a. Orang Tua Asuh Yatim Al-Quds Palestina

    b. Keluarga Pecinta Yatim Al-Quds Palestina

    c. Penyantun Yatim Al-Quds Palestina

3. Registrasi data diri Anda.

Meliputi pengisian data pribadi dan kesanggupan nominal donasi.
4. Langkah selanjutnya Anda dapat memilih anak asuh yang akan disantuni
5. Dapatkan laporan terkini penyaluran donasi Anda.

 

 

 

Pilih Program Jadi Orang Tua Asuh

 

  • Program Orang Tua Asuh Yatim Al-Quds Palestina

Melalui program ini, Anda dapat menjadi orang tua asuh dari jauh, bagi para anak-anak yatim di Al-Quds Palestina. Dengan bergabung menjadi orang tua asuh ini, Anda telah ikut membantu memberikan harapan masa depan yang lebih baik bagi yatim Al-Quds dan yatim Palestina lainnya. Sedekah yatim yang harus Anda keluarkan untuk mendukung program ini adalah Rp 850.000/bulan.

 

  • Keluarga Pecinta Yatim Al-Quds Palestina

Program ini bertujuan untuk menjalin hubungan persaudaraan dengan yatim Al-Quds Palestina melalui santunan, untuk membantu memenuhi kebutuhan harian yatim Palestina. Dengan bersedekah Rp1.000.000/bulan, maka Sahabat telah mendukung program ini.

 

  • Penyantun Yatim Al-Quds Palestina

Khusus untuk program ini, sedekah yatim yang dikeluarkan tidak mengenal kata minimum nominal. Berapapun yang Anda punya, akan begitu berharga untuk anak yatim Palestina raih masa depan yang lebih baik. Juga program ini tak mengenal batasan jumlah anak yang mendapat santunan.

 

Baca juga: Ini dia rincian program untuk bisa jadi keluarga Palestina

 

 

Kisah Sukses Program Yatim Palestina

ABADI-1-Cara Mudah Jadi Orang Tua Asuh Yatim Palestina-www.infoabadi.org(3)
(Berkat dukungan Anda. anak yatim Palestina berkesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih layak/dok. Amal Bakti Dunia Islam) 

Program orang tua asuh ini telah berjalan sejak tahun 2018 diinisiasi oleh Amal Bakti Dunia Islam. Program ini diharapkan dapat membantu anak-anak yatim Palestina, khususnya yang berada di kota Al-Quds agar dapat meraih masa depan yang lebih baik, lewat bantuan donasi dari masyarakat Indonesia, salah satunya bersumber dari Anda.

 

Tak lupa untuk terus berinovasi, program orang tua asuh yatim Palestina kali ini direncanakan agar orang tua asuh dari Indonesia dapat meninjau secara langsung dari jauh perkembangan anak yatim asuhannya. Serta diupayakan agar dapat berkomunikasi secara langsung melalui berbagai platform media yang mendukung. (itari/infoabadi)

 

Sahabat dapat berperan aktif dalam program ini dengan klik di sini

 

atau dapat mengirimkan donasi terbaiknya melalu rekening:
Bank Syariah Mandiri (451) 711 7976 337
a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Informasi dan konfirmasi donasi: 0878 6455 6406

www.infoabadi.org

 

Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina?

Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina?

Bekerja paruh waktu sepulang sekolah menjadi salah satu keseharian anak-anak dan yatim Palestina.

infoabadi.orgPada umumnya masa kanak-kanak akan menjadi masa yang menyenangkan. Aktivitas keseharian tak jauh dari sekolah dan bermain bersama teman dan keluarga. Namun, hal itu tak banyak berlaku untuk anak-anak dan yatim Palestina. Hidup di tengah penjajahan membuat mereka harus berjuang bertahan hidup setiap harinya. Lantas, bagaimana keseharian dilalui anak-anak dan yatim Palestina? Simak informasi selengkapnya dari Amal Bakti Dunia Islam, lembaga donasi Palestina terpercaya berikut ini.

Pagi Hari Menuju Sekolah

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(2)
(Walau penuh tantangan dalam mengenyam bangku sekolah, anak Palestina tak pantang menyerah/dok. UNICEF)

Sama halnya dengan anak-anak di negara lainnya, anak-anak Palestina memulai pagi hari dengan berangkat ke sekolah. Namun bedanya, anak-anak Palestina harus berjalan kaki menuju sekolah. Tak ada antar jemput yang dilakukan keluarga, apalagi bagi anak yatim Palestina yang kehilangan ayah-ibunya. Perjalanan menuju sekolah juga tak semata-mata mudah, anak-anak itu harus berjalan beberapa kilometer untuk sampai, dengan terlebih dahulu melewati pos penjaga tentara serta melalui permukiman yang tak selamanya bersahabat dengan mereka.

Sesampainya di sekolah, jangan bayangkan mendapati sekolah dengan bangunan megah, apalagi mewah. Karavan pun kerap disulap menjadi ruang belajar bagi anak-anak Palestina. Berdesakan, hingga ruang kelas digilir antar tingkatan kelas, juga kerap menjadi suatu hal yang lumrah.

Di wilayah Gaza, memerlukan 1.081 ruang kelas baru setidaknya untuk 5 tahun kedepan. 2/3 sekolah di Gaza memiliki jadwal yang dipergilirkan, untuk menutupi kekurangan sekolah dan ruang kelas. Penjajahan dan konflik yang kerap meledak sewaktu-waktu, juga telah berdampak pada hilangnya 2.247 ruang kelas di Yerusalem Timur, sedangkan banyak sekolah di Tepi Barat sudah tidak layak untuk digunakan (Data UNICEF, 2013).

Baca juga: Jejak Kebaikanmu untuk Yatim, Juga Berbekas di Indonesia

Sayangnya, Tak Semua Dapat Sekolah

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(3)
(Anak Palestina kerap mendapatkan kekerasan/dok. Middle East Eye)

Data dari UNICEF menyebutkan, jika hanya 95,4 % dari total anak-anak di Palestina yang mengenyam pendidikan dasar. Sementara anak-anak yang melanjutkan sekolah ke jenjang lanjutan, hanya berkisar 61% dari total keseluruhan anak-anak di Palestina.

Presentasi ini menunjukkan, jika tidak semua anak-anak di Palestina dapat mengenyam pendidikan hingga tuntas. Lebih jauh UNICEF menuturkan data, jika 1 dari 4 anak laki-laki berusia 15 tahun di Palestina terpaksa keluar dari sekolah.

Bekerja Paruh Waktu

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(4)
(Banyak anak-anak Palestina yang bekerja paruh waktu sepulang sekolah/dok. The New Arab)

Setelah melalui perjalanan pergi dan pulang sekolah yang cukup menguras tenaga, anak-anak Palestina tak lantas beristirahat di rumah. Segudang pekerjaan dan kewajiban mencari nafkah telah menunggu di depan mata. Bagi anak-anak yatim Palestina, mengambil pekerjaan sampingan dan mendapat upah harian tak seberapa adalah sebuah aktivitas harian.

Dilansir dari laman Human Right Watch, ratusan anak-anak Palestina bekerja di perkebunan milik Israel, di Lembah Yordania, Tepi Barat setiap harinya. $19 adalah upah terbesar yang dapat dibawa anak-anak Palestina setiap harinya. Resiko berbahaya juga dihadapi para buruh cilik ini, dari mulai peralatan kerja yang berbahaya, pestisida beracun, zat kimia, hingga panas matahari yang terik membakar kulit anak-anak ini.

Belajar Malam Ala Anak Palestina

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(5)
(Tak ada listrik, anak-anak Palestina belajar bersinar lilin/dok. World Bulletin)

Bagi anak-anak Palestina, kegiatan belajar di malam hari tak kalah menantang dibanding belajar di sekolah. Kondisi Palestina yang dilanda krisis listrik, telah membuat anak-anak Palestina tak selalu dapat belajar malam hari, akibatnya mengerjakan tugas sekolah tak selamanya mudah. Apalagi wilayah Gaza yang mengalami pemadaman lebih dari 12 jam dalam sehari, minimnya ketersediaan listrik kerap menjadi hambatan besar bagi anak-anak untuk belajar. (itari/infoabadi)

(Sumber: UNICEF, Human Right Watch, Al Jazeera)

Sahabat, perjuangan anak-anak Palestina dan yatim Palestina dalam menjalani aktivitas sehari-hari begitu menemui banyak tantangan. Penjajahan yang tak kunjung usai, telah berimbas pada seluruh aspek kehidupan, termasuk sekolah dan kehidupan anak-anak. Kendati demikian, rasa empati kita untuk mereka dapat diwujudkan dengan aksi menjadi orang tua asuh bagi para yatim Palestina, dengan memberikan sedekah yatim sebesar Rp 850.000,- untuk membantu memenuhi kebutuhan adik-adik kita di Palestina.

Sahabat dapat mendaftar menjadi orang tua asuh melalui narahubung kami (0878 6455 6406).

Atau dapat menyalurkan langsung sedekah yatim terbaiknya, melalui:

Bank Syariah Mandiri (451) 711 7976 337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Terima kasih, Sahabat.

Insya Allah sedekah yatim yang kita berikan, akan memberikan secercah harapan bagi yatim Palestina

Perjuangan Ibu Hamil di Palestina untuk Melahirkan

Perjuangan Ibu Hamil di Palestina untuk Melahirkan

infoabadi.orgHidup dalam negara yang tengah dilanda konflik berkepanjangan mejadikan sebuah tantangan tersendiri kala para ibu hamil di Palestina memerlukan perawatan medis untuk melahirkan. Simak sajian informasi dari lembaga donasi Palestina terpercaya, Abadi yang mengulas kisah  perjuangan ibu hamil di Palestina untuk melahirkan.

Perjuangan Sejak Janin Masih Dalam Kandungan

(Keterangan: Salah satu potret pos penjagaan Israel/foto:Aljazeera)

Saat mendengar kata melahirkan, sejatinya yang terbenak adalah tentang persalinan yang harus segera dipersiapkan oleh keluarga, terlebih oleh sang ibu dan calon bayinya.

Lantas bagaimana jika persiapan persalinan dilakukan di tengah kondisi negara yang sewaktu-waktu bom dapat mendarat di atas kepala tanpa aba-aba? Semestinya hal ini turut menjadi perhatian kita semua.

Perjuangan ibu hamil di Palestina sejatinya sudah jauh dimulai sejak sang ibu dinyatakan positif mengandung janin. Memenuhi asupan makanan bergizinya saja tentu tidak mudah, apalagi keadaan ini diperparah dengan kerap kali diblokadenya jalur distribusi bantuan ke negaranya.

 Banyak Bayi-bayi Tak Berdosa Meregang Nyawa

(Keterangan: Unit perawatan intensif di rumah sakit Makassed di Yerusalem Timur/foto: theguardian)

Jelang persalinan, perjuangan sang ibu terlihat semakin kentara. Untuk menuju ke rumah sakit, seorang ibu hamil di Palestina harus melalui banyak pos penjagaan yang akan memakan banyak waktu dalam perjalanan. Dapat dibayangkan jika terjadi keadaan darurat, maka penanganan kesehatan yang didapatkan akan sangat terlambat.

Suatu ketika pernah terjadi kejadian ibu yang hendak melahirkan, namun lamanya pemeriksaan disetiap pos penjagaan membuat sang ibu terpaksa melahirkan di tempat itu juga. Banyaknya kejadian tesebut tentu berdampak hebat kepada sang ibu dan janin.

Tidak jarang ibu yang melahirkan tidak dapat diselamatkan kala mengalami pendarahan hebat, menjadikan sang bayi telah piatu sebelum bertemu sang ibu. Kerap kali bayi-bayi tidak berdosa juga ikut meregang nyawa sebelum bertemu dengan keluarganya.

Baca juga: Yuk Jadi Orang Tua Asuh Anak Yatim Al Quds

Program Orang Tua Asuh Untuk Anak Yatim Piatu Palestina

Sahabat Abadi, semangat perjuangan ibu hamil di Palestina hendaknya menjadi pecutan bagi kita semua, terutama kaum wanita. Bahwa semangat untuk terus bejuang melahirkan generasi bangsa tidak harus menyalahi kodrat. Meneladani sikap kasih sayang untuk buah hati tidak harus diselisihi

(Keterangan: Yuk jadi orang tua asuh anak yatim di Palestina/foto:infoabadi)

Bersama Amal Bakti (ABADI) sahabat dapat menyalurkan sebentuk kepedulian terhadap anak-anak yatim piatu Palestina dalam Program Orang Tua Asuh. Dukungan dari sahabat semua tentu akan semakin menguatkan perjuangan saudara-saudara kita nun jauh di Palestina sana. (itari/infoabadi)

(Sumber: unfpa)

Salurkan kepedulian sahabat dengan menjadi Orang Tua Asuh Yatim Palestina dengan mengunjungi laman

https://infoabadi.org/donasi-abadi/

atau transfer ke nomor rekening Bank Syariah Mandiri: (451) 711.7976.337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Setelah berdonasi, Sahabat dapat melakukan konfirmasi melalui nomor : 0878-6455-6406

Cara Jadi Orang Tua Asuh Yatim Al-Quds Palestina

Cara Jadi Orang Tua Asuh Yatim Al-Quds Palestina

Menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim Palestina kini menjadi sesuatu yang sangat mungkin terwujud dan mudah untuk dilakukan.

infoabadi.org Lebih dari 23.000 anak-anak di Palestina kehilangan ayahnya yang meninggal dunia akibat serangan udara Israel. Selain menjadi yatim, sebagian besar mereka hidup dalam kemiskinan. Berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi menyajikan informasi ini untuk anda.

Kondisi Yatim Palestina dan Alquds

Keterangan: Kondisi anak-anak yatim Palestina yang hidup dalam kemiskinan (Foto: The United National)

Akibat penjajahan Israel, hampir semua aktivitas penduduk Palestina dibatasi dan diatur oleh Israel. Sudah selama 13 tahun beberapa wilayah di Palestina mengalami pemblokadean, dan membuat lebih dari 1,9 juta penduduknya seperti berada di dalam penjara.

Hal itu membuat penduduk Palestina banyak yang kehilangan pekerjaan, hingga angka pengangguran di sana mencapai 42%. Selain itu lebih dari 47% keluarga Palestina juga menderita kekurangan bahan pangan.

Sedangkan dampak yang secara langsung dirasakan oleh anak-anak yatim Palestina adalah mereka harus kehilangan masa anak-anak. Di antaranya tidak mendapatkan hak pendidikan, bermain, makan makanan sehat, serta hidup tanpa tekanan.

Bagaimana Kondisi Yatim di Al-Quds, Palestina?

Keterangan: Izuddin Muhammad Iwad salah satu anak yatim Palestina binaan Abadi (Foto: Dok. Abadi)

Namanya Izuddin Muhammad Iwad. Ia adalah salah satu anak yatim asal Palestina binaan Abadi. Ia lahir pada tahun 2012. Izuddin termasuk dari salah satu anak-anak Palestina yang cerdas. Ia memiliki capaian akademik sempurna di sekolahnya.

Izuddin hanya tinggal berdua dengan ibunya, yaitu Iftikar Mansyur Husna Iwad. Meski tinggal di dalam rumah miliknya sendiri, Iftikar berjuang keras untuk dapat menyekolahkan anak tunggalnya. Hingga kini ibu satu anak itu tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan sangat sulit mendapatkan pekerjaan di sana, karena sistem perekonomian pun dikuasai oleh Israel.

Baca Juga : Impian Anak Palestina dari Bilik Pengungsian

Cara Jadi Orang Tua Asuh

Anak-anak yatim Palestina ingin terus melanjutkan sekolahnya hingga mampu meraih mimpi. Akan tetapi kondisi yang sulit di negara tersebut membuat banyak anak-anak yatim di sana tidak bisa melanjutkan sekolahnya dengan baik.

Sementara itu, bantuan kemanusiaan yang datang tidak tentu dan tidak merata, karena  sedikitnya jumlah bantuan yang masuk. Maka dari itu, mari bantu mereka dengan menjadi orang tua asuh yang siap menyayangi dan memberikan perhatian setiap hari kepada anak-anak yatim Palestina.

Keterangan: Direktur Abadi berjabat tangan dengan direktur Goz Bebekleri setelah tanda tangan komitmen bantuan untuk yatim Alquds (Foto: Dok. Abadi)

Sejak tahun 2019 lalu, Abadi telah melakukan komitmen bersama lembaga Goz Bebekleri di Alquds-Palestina untuk menghubungkan orang tua asuh Indonesia bagi 100 anak-anak yatim Palestina di sana. Lalu bagaimana caranya jadi orang tua asuh untuk yatim Palestina?

Caranya mudah sekali, yaitu sahabat bisa membantu anak-anak yatim Alquds-Palestina dari jauh melalui 3 pilihan paket yang tersedia.

Keterangan: Infografis pilihan paket bantu jadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim Palestina (Foto: Dok. Abadi)

Pilihan paket Santunan Orang Tua Yatim Alquds:

1. Santunan Yatim Al-quds

Hanya dengan Rp. 1.000.000 setiap bulannya, sahabat dapat memenuhi kebutuhan berupa makanan, minuman dan pakaian

2. Beasiswa Penidikan Yatim Al-quds

Hanya dengan Rp. 1.025.000 setiap bulannya, sahabat dapat memberikan program pendidikan kebutuhan sekolah

3. Santunan Orang Tua Al-qids

Hanya dengan Rp 1.500.000 setiap bulannya, sahabat dapat membantu meringankan biaya kebutuhan para wali yatim di Alquds.

Sahabat, mari bergabung bersama Abadi menjadi salah satu orang tua asuh bagi 100 anak-anak yatim Alquds, Palestina. (izzah/infoabadi)

Sumber: Humanium

Ayo kirimkan Donasi Yatim Palestina melalui Abadi

Nomor Rekening Bank:

Bank Mandiri Syariah

(451) 711 7976 337

a.n Amal Bakti Dunia Islam

atau melalui link donasi https://infoabadi.org/donasi-abadi/

Konfirmasi donasi sahabat melalui nomor 0878 6455 6406

Impian Anak Palestina Dari Bilik Pengungsian

Impian Anak Palestina Dari Bilik Pengungsian

infoabadi.org – Merajut mimpi dalam lingkungan kamp pengungsian menjadi sebuah kenyataan pahit yang harus dilalui anak-anak Palestina yang menjadi korban kekejian penjajah Israel. Berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi mengulas sebuah curahan hati tentang impian anak pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

Keberanian dan Tekad Anak Pengungsi Palestina

(Keterangan: Seorang anak dari kamp pengungsi Alnusierat di Jalur Gaza./foto: Palestinechronicle )

Tidak seperti kebanyakan anak lain di usianya, Yara Jouda (15 tahun) sudah berjuang hidup dalam kamp pengungsian di Jalur Gaza, Palestina. Dirinya memiliki mimpi mengarungi dunia untuk mengabarkan tentang mimpi anak-anak Palestina dan kondisi rakyat di sana.

Keberanian Yara Jouda didasari atas keresahannya selama ini melihat begitu banyak teman-teman seusianya yang harus terbunuh tanpa dosa. Padahal, anak-anak seharusnya memiliki banyak kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kondusif agar menunjang pertumbuhannya.

“Banyak teman-teman saya yang bercita-cita untuk menjadi dokter agar dapat merawat rakyat Palestina yang menjadi korban kejahatan Israel. Tidak sedikit pula yang memiliki mimpi untuk menjadi pejuang syahid melawan Israel. ” ujar Jouda.

Baca juga: Curahan Hati Petani Palestina Pasca “Deal Of The Century”

Membuka Mata Dunia

(Keterangan: Seorang anak Palestina merangkak ketika anak-anak lain melihat keluar dari rumah keluarga mereka di Kamp pengungsi/ foto: Aljazeera)

Jouda berulang kali meyakinkan bahwa mata dunia harus terbuka dengan penjajahan ini. Kejahatan yang terjadi di Palestina adalah tentang tragedi kemanusiaan yang sejatinya harus mengusik nurani setiap jiwa.

Konflik bersenjata antara Israel dan Palestina yang berkepanjangan meninggalkan banyak ingatan pahit bagi setiap anak yang ada di sana. Menyaksikan roket-roket bagai berselancar di udara, kemudian jatuh tepat di atas rumah tetangga, menimbulkan ingatan buruk yang akan terus terkenang sepanjang masa.

Namun, selama mimpi serta cita-cita mereka masih ada, harus dijaga nyala apinya, agar kelak semakin banyak yang tergerak untuk mendukung kemerdekaan yang sebenar-benarnya.

Perjuangan anak-anak Palestina dalam meraih mimpinya tentu akan menjadi sebuah titian jalan panjang. Kendati demikian, selama kebenaran terus disuarakan, maka nyala harapan akan menemui keniscayaan. (I-tari/infoabadi)

Sumber: Palestine Chronicle

Reaksi Jurnalis Eropa Saat Melihat Anak-Anak Gaza

Reaksi Jurnalis Eropa Saat Melihat Anak-Anak Gaza

Masa anak-anak di Gaza seperti mimpi buruk yang nyata. Anak-anak di sana hidup dalam kesulitan luar biasa yang membuat dunia ini menangis.

infoabadi.orgMajed Abu Salama, adalah seorang jurnalis, pekerja kemanusiaan dan pembela HAM yang tinggal di Eropa. Pada suatu hari ia melakukan perjalanan ke Gaza, untuk meliput apa yang terjadi di sana. Selain itu, Abu Salama memiliki keluarga yang tinggal di Gaza, sehingga ia mengkhawatirkan keadaan keluarganya itu.

Ketika Israel meningkatkan operasi militernya di Gaza, ia hanya memikirkan kondisi keponakannya yang masih berusia satu tahun dan keluarga di sana.  Mereka tinggal di sebuah kamp pengungsian dan tanpa perlindungan.

Menurut Abu Salama, meskipun ponakannya masih balita, tapi anak itu sudah bisa bergegas dan bersembunyi di balik kursi atau di bawah meja setiap kali mendengar ledakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel.

Keponakannya sama seperti anak-anak lain di Gaza, mereka memulai masa kecilnya di tempat yang secara terus-menerus dijadikan sebagai sasaran penjajahan Israel.

Perjalanan Jurnalis Saat di Gaza

Keterangan: Anak-anak Gaza Kekurangan Air dan Hidup di Pengungsian (Foto: Peace Andjustice)

Abu Salama melakukan perjalanan ke Gaza karena ingin membantu mendokumentasikan kejahatan yang dilakukan oleh tantara Israel agar bisa dilihat oleh dunia. Pada tahun 2014, ketika Abu Salama mengorganisir aksi damai di dekat zona penyangga di timur Gaza dengan para pemuda, ia mendapatkan tembakan di bagian kakinya.

Jika tentara Israel tidak mengakhiri serangannya, maka keadaan tidak berubah. Anak-anak di Gaza akan menghabiskan masa kecilnya untuk bersembunyi dari rudal Israel di belakang kursi atau di bawah meja.

Kondisi lainnya, air di Gaza telah terkontaminasi dengan bahan-bahan peledak Israel dan sangat langka, listrik hanya dinyalakan selama enam sampai delapan jam per hari saat malam datang, bahkan kadang tidak mendapatkan listrik selama 24 jam penuh. Kerawanan pangan juga tinggi, karena para petani tidak diizinkan menanam bahan makanan. Selain itu, nelayan tidak bisa melempar jala mereka dengan bebas, karena Israel memberlakukan blokade di wilayah perairan.

Rumah keluarga Abu Salama di Gaza berjarak 1,5 km dari laut dan mereka sering mendengar suara peluru menembaki para nelayan Palestina.

Anak-Anak di Gaza dan Mimpi Buruk yang Nyata

Keterangan: Anak-anak di Gaza Kekurangan Bahan Makanan (Foto: The Generation)

Abu Salama bisa kembali ke Eropa dengan selamat, akan tetapi ia terus memikirkan kondisi ponakannya yang masih balita dan anak-anak lainnya di Gaza. Menurutnya, anak-anak di Gaza bagaikan sedang mimpi buruk, tapi semuanya kenyataan.

Anak-anak di sana tidak bisa hidup dengan baik dan tidak mendapatkan haknya. Selain itu, tidak ada yang bisa memastikan mereka bisa hidup dan tenang, karena pemerintahan di Palestina pun kondisinya tidak stabil.

Banyak di antara anak-anak Gaza yang putus sekolah, mengalami gizi buruk, menjadi sasaran peluru, dan tindak kriminal seperti penculikan dan penahanan oleh tantara Israel.

Sahabat, Abu Salama telah berbagi kisahnya tentang perjalanan ke Gaza, dan semua yang diceritakannya itu nyata. Tentu hal ini sangat menyayat hati semua sebagai sesama muslim. Maka, mari kita berikan dukungan dan bantuan untuk anak-anak di Gaza. (izzah/infoabadi)

Sumber: Aljazeera

Masalah Utama yang Dihadapi Anak Yatim Palestina

Masalah Utama yang Dihadapi Anak Yatim Palestina

Anak-anak yatim Palestina memiliki kisah hidup yang cukup rumit. Mereka merasakan kesulitan yang berkali lipat dari anak-anak lainnya.

infoabadi.orgKomite Hak-Hak Anak International pernah menyatakan bahwa kondisi anak-anak di Palestina sangat memprihatinkan. Ada sekitar 23.000 anak-anak yang kehilangan ayahnya dan menjadi yatim.

Anak-anak yatim di Palestina hidup dalam keadaan yang lebih sulit jika dibandingkan di tempat lain. Mereka harus menghadapi masalah yang cukup serius sepanjang harinya. Berikut ini, lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi menyajikan informasi mengenai masalah utama yang dihadapi anak yatim di Palestina untuk anda. Simak terus artikelnya!

Anak Yatim Jadi Korban Serangan Israel

Keterangan: Anak-anak yatim Palestina banyak yang jadi sasaran tantara Israel (Foto: Oxfam)

Dalam beberapa serangan yang dilangsungkan oleh tantara Israel terhadap Palestina, banyak kematian telah dilaporkan kepada pemerintah, di antaranya adalah anak-anak. Mereka terbunuh secara tidak sengaja atau bahkan kadang sengaja ditembaki tanpa alasan. Terlebih anak yatim, mereka dengan mudah menjadi sasaran penembakan karena tidak lagi memiliki pelindung.

Di Jalur Gaza, berbagai konfrontasi dan serangan Israel telah mengakibatkan kematian anak-anak. Serangan tersebut sering menargetkan tempat-tempat umum yang telah berubah menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil, seperti sekolah, rumah sakit, dll. Selain nyawa yang hilang, puluhan ribu anak-anak terluka dan beberapa dibiarkan cacat seumur hidup.

Hidup Dalam Kemiskinan

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina hidup dalam kemiskinan (Foto: Haaretz)

Israel telah membuat berbagai keputusan yang menyangkut sistem perekonomian penduduk Palestina, dari perkebunan, laut, dan perdagangannya.

Pada tahun 2012, tingkat pengangguran penduduk Palestina mencapai 27% dan 26% orang Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Dampak kemiskinan pada anak-anak yatim sangat banyak, di antaranya sulit mendapatkan makanan, hidup tidak layak, putus sekolah, harus mencari nafkah sejak dini.

Hak Atas Pendidikan

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina banyak yang tidak mendapatkan hak pendidikan (Foto: Wrmea)

Di Palestina, ada sekitar 70% anak-anak yang bisa sekolah termasuk anak yatim, namun akses mereka sangat sulit. Menurut sebuah studi UNICEF 2013, lebih dari 2.500 anak-anak dalam komunitas pendidikan harus melewati satu pos pemeriksaan setiap hari saat pergi ke sekolah.

Sementara itu jumlah kelas untuk sekolah anak-anak tidak mencukupi, karena bantuan pendidikan yang terbatas. Bahkan sumber daya guru di sana pun masih sangat kekurangan.

Hak atas Perawatan Kesehatan

Keterangan: Anak-anak yatim Palestina sulit mendapatkan pelayanan kesehatan (Foto: CNN International)

Angka kematian anak di Palestina, tujuh kali lebih tinggi dari pada anak-anak Israel. Sekitar 30% anak-anak Palestina meninggal sebelum usia lima tahun. Penyebab tingginya angka kematian  pada anak karena anemia, kekurangan gizi, atau bahkan gizi buruk. Hal ini pun dirasakan oleh anak-anak yatim Palestina.

Akses menuju layanan kesehatan dapat terbukti sangat bermasalah karena adanya dinding pemisah dan pos pemeriksaan. Kesaksian telah mencatat, bahwa kasus-kasus di mana keluarga menemukan diri mereka diblokir oleh tantara Israel ketika mendatangi rumah sakit. Terkadang, jika perawatan medis tertunda, hasilnya bisa berakibat fatal.

Selama serangan, Israel banyak menatgetkan rumah sakit atau klinik yang dihancurkan. Dalam hal ini, Israel telah merampas hak kesehatan anak-anak termasuk anak yatim.

Anak Yatim Mengalami Diskriminasi

Keterangan: Anak-anak yatim di Palestina menghadapi berbagai deskriminasi (Foto: Routers)

Anak-anak yatim di Palestina mengalami diskriminasi karena kondisi yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Tidak banyak anak-anak yatim yang mendapatkan perhatian dan bantuan untuk pendidikan atau kebutuhan sehari-harinya. Sehingga mereka harus hidup dengan segala keterbatasan.

Selain itu, Israel tidak pernah bertanggung jawab atas perlakuannya terhadap anak-anak yatim yang kehilangan orang tua, harta, dan rumahnya. Tentara Israel justru memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang.

Sahabat Abadi, seperti itulah permasalahan yang harus dihadapi anak-anak yatim Palestina, mereka tidak bisa merasakan hidup yang damai. Mari kita berikan dukungan kepada anak-anak yatim Palestina dan membebaskan mereka dari belenggu kejahatan Israel.(izzah/infoabadi)

 

Sumber: Humanium

Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Kehidupan Sulit Membelit Anak-anak Yatim Palestina

Ada sebanyak 1,5 juta jiwa yatim Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka tak mendapatkan haknya sebagai anak-anak.

infoabadi.org –   Lebih dari 23.000 anak-anak di Palestina kehilangan ayahnya , karena terbunuh oleh tantara-tentara Israel. Tidaklah mudah bagi anak-anak yatim untuk bisa bertahan hidup di Jalur Gaza. Jalur Gaza yang luasnya hanya 267 km persegi seperti  Kota Jakarta, dengan jumlah penduduk 2 juta jiwa. Namun yang menjadi prihatin, dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.

Kenapa terjadi kemiskinan di Palestina? Tanah di Palestina dijadikan sebagai wilayah target serangan oleh Israel. Selain itu, di Jalur Gaza diberlakukan pemblokadean oleh Israel. Hal itu membuat aktivitas ekonomi, politik, sosial penduduk Palestina menjadi sulit.

Dampak kemiskinan di Palestina sangat mempengaruhi kehidupan anak-anak yatim di sana, berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina menyajikan informasinya untuk sahabat.

Kurangnya Sumber Makanan Bergizi

 Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Mengantri Mendapatkan Makanan (Foto: Islamic Invitation Turkey)

 

Hari demi hari anak-anak yatim Palestina harus bertaruh dengan kondisi terjajah. Mereka sangat kekurangan bahan makanan, jangankan makanan bergizi sempurna, bahkan makanan pokokpun tidak terpenuhi. Terlebih saat bantuan UNRWA semakin berkurang, karena AS menghentikan dana bantuannya kepada Palestina sebesar Rp836 miliar. Sekitar 80 persen keluarga Palestina yang tidak mampu, tidak mendapatkan penghasilan, dan kekurangan gizi.

Kurangnya sumber makanan bergizi berpengaruh besar terhadap kehidupan penduduk Palestina, khususnya anak-anak yatim. Tubuh anak-anak masih dalam proses pertumbuhan, sedangkan makanan bergizi dapat membantu proses tersebut dengan baik dan menjaga kesehatan mereka.

Pendidikan Yatim Palestina Belum Merata

Keterangan: Potret Anak-anak Palestina Pergi Ke Sekolah (Foto:Media Indonesia)

 

Pendidikan menjadi salah satu sektor yang ditargetkan oleh penjajah Israel, agar mereka bisa melemahkan generasi Palestina.  Di Jalur Gaza hanya ada 550.000 anak-anak bisa bersekolah termasuk anak-anak yatim. Itu pun dua pertiga sekolah dipaksa untuk beroperasi secara bergiliran, karena kurangnya bangunan sekolah.

Sebagian besar bantuan pendidikan hanya diberikan kepada anak-anak yang benar-benar tidak mampu saja, itu pun belum terdata seluruhnya. Kementrian pendidikan di Palestina menghadapi kekurangan bantuan dana sekolah, selain itu mereka juga kekurangan 800 guru dan staff administrasi. Sementara mereka berjuang untuk menutupi gaji guru  yang defisit hingga US $ 300.000 atau sekitar Rp 4.096.350 per bulan.

Sahabat Abadi, begitulah kondisi sulit yang dirasakan oleh anak-anak yatim di Palestina. Mereka membutuhkan dukungan dari kita semua. Mari kita tingkatkan doa-doa terbaik untuk mereka, dan mulai sekarang belajar berikhtiar untuk memberikan donasi kemanusiaan kepada mereka. Semoga kelak kehidupan anak-anak yatim Palestina bisa berubah lebih baik. (izzah/infoabadi)

 

Sumber: BBC Indonesia, CNN Indonesia, Occupied Palestinian Territory

Abadi Salurkan Donasi untuk Pendidikan Yatim Palestina

Abadi Salurkan Donasi untuk Pendidikan Yatim Palestina

Terima kasih kepada para donatur yang sudah ikut berkontribusi untuk membantu biaya pendidikan anak-anak yatim Palestina.

infoabadi.orgAlhamdulillah, pada tanggal 4 Desember 2019 lembaga donasi kemanusiaan Abadi menyalurkan santunan untuk anak-anak yatim Palestina dari masyarakat Indonesia. Penyaluran dilakukan oleh direktur Abadi kepada ketua lembaga GOZ Bebekleri di Alquds, Palestina.

Pada kesempatan tersebut, Abadi berkomitmen memberikan donasi dana pendidikan kepada 100 anak yatim Palestina selama satu tahun ke depan. Komitmen ini tertulis dalam MOU dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Abadi memiliki komitmen untuk memberikan kepedulian terhadap anak-anak yatim Palestina. Komitmen tersebut lahir karena melihat kondisi yatim Palestina yang hidup dalam kemiskinan dan belum bisa merasakan pendidikan yang layak.

Anak-anak Yatim Palestina Hidup Dalam Kemiskinan

Keterangan: Anak-anak Yatim Palestina Hidup Dalam Kemiskinan (Foto: Tempo)

Lebih dari 23.000 anak-anak yatim di Palestina hidup dalam kemiskinan. Mereka kehilangan ayahnya yang meninggal dunia karena serangan Israel. Sementara ibunya tidak bisa bekerja karena blokade Israel.

Selain blokade, sistem perekonomian, politik, sosial di Palestina diatur oleh Israel. Akibatnya, orang-orang Palestina tidak memiliki kuasa lagi untuk memenuhi hak-hak hidupnya untuk bekerja. Sehingga anak-anak yatim Palestina hidup di bawah garis kemiskinan.

Anak-Anak Yatim Palestina Harus Sekolah

Keterangan: Anak-anak Yatim Palestina Harus Melanjutkan Sekolah (Foto: Detik News)

Pendidikan sangat penting bagi anak-anak yatim di Palestina. Mereka memiliki hak yang sama seperti anak-anak di negara lain dan boleh memiliki mimpi apapun serta mewujudkannya.

Sebagai sesama manusia, sudah seharusnya kita membantu orang lain yang sedang dirundung kesulitan. Menyikapi permasalahan dunia Islam di Palestina, Abadi menaruh kepedulian terhadap anak-anak yatim Palestina.

Sahabat Abadi, mari kita berikan dukungan untuk anak-anak yatim Palestina, agar mereka dapat melanjutkan pendidikannya. (izzah/infoabadi)

Sumber: Melayu Palinfo