Makmurkan Masjid Di Tengah Pandemi

Makmurkan Masjid Di Tengah Pandemi

Pandemi yang menyerang membuat banyak masjid harus ditutup sementara. Walau demikian, kita tetap dapat memakmurkannya dengan menjaga kebersihannya

 

Infoabadi.orgPemerintah serta Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan himbauan untuk melaksanakan ibadah shalat di rumah, untuk mencegah penularan virus COVID-19 ketika melaksanakan shalat berjama’ah di masjid.

Bagaimana kabar masjid-masjid yang kini telah banyak ditutup sementara waktu? Lembaga penghimpun donasi kemanusiaa, Amal Bakti Dunia Islam telah siapkan informasi selengkapnya.

 

 

Penutupan Masjid Sementara Antisipasi Penyebaran Virus Corona.

Himbauan dari pemerintah serta ulama membuat banyak masjid-masjid yang akhirnya terpaksa untuk ditutup sementara. Kebijakan ini juga turut diambil oleh sejumlah pemimpin dunia, seperti pemerintah Kerajaan Saudi Arabia yang melarang sementara pelaksanaan ibadah Umrah, juga menutup sementara wisatawan mengunjungi situs-situs suci Islam. Pada Jum’at (13/03) lalu, pemerintah Singapura juga mengambil tindakan dengan menutup sementara masjid-masjid yang ada di sana dan menghimbau untuk shalat Jum’at ditiadakan sementara waktu.

ABADI -1- Makmurkan Masjid Di Tengah Pandemi-www.infoabadi.org(2)
(Potret Masjid Istiqlal di Jakarta/Elshinta)

Hal ini sebagai langkah antisipasi untuk menekan penyebaran virus Corona.  Kendati demikian, umat Muslim dianjurkan untuk tetap melaksanakan ibadah shalat berjama’ah ketika sedang berada di rumah.

Majelis Ulama Indonesia juga menghimbau pelaksanaan ibadah shalat Jum’at bagi daerah-daerah terdampak virus Corona yang begitu tinggi, untuk diganti dengan shalat zuhur di rumah. Sedangkan, untuk sebagian daerah dengan tingkat penyebaran virus Corona yang rendah, masih diperbolehkan menyelenggarakan shalat Jum’at berjama’ah. Dengan syarat harus disiplin dalam menjaga kebersihan, serta menjaga jarak aman dengan setiap orang. Bahkan himbauan untuk membawa sajadah masing-masing menjadi salah satu antisipasi yang dilakukan oleh para pengurus masjid yang hendak menggelar shalat Jum’at

 

Tetap Makmurkan Masjid Meski Di Tengah Pandemi

ABADI -1- Makmurkan Masjid Di Tengah Pandemi-www.infoabadi.org(3)
(Proses penyemprotan masjid yang dilakukan oleh Tim Abadi/Amal Bakti Dunia Islam)

Kondisi penyebaran virus ini sejatinya tidak menutup kesempatan kita untuk tetap beramal dan beribadah kepada Allah Swt. Justru kesempatan ini harus dijadikan sebagai momentum untuk semakin mendekat kepada-Nya serta bermuhasabah diri.  Ujian adanya virus menjadikan kesadaran bahwa manusia sebagai hamba, nyatanya begitu lemah, tiada daya dan upaya melainkan hanya kekuatan Allah Swt. yang dapat membantu setiap insan untuk kuat menghadapi cobaan ini.

Di tengah pandemi ini, kita masih tetap dapat memakmurkan masjid dengan tidak membiarkan masjid-masjid menjadi sarang penyebaran virus-virus yang bertebaran. Menjaga kebersihan serta keamanan dari virus menjadi salah satu bentuk amalan yang dapat kita lakukan bersama.

(Diambil dari berbagai sumber)

 

Amal Bakti Dunia Islam telah mengawali langkah ini dengan melakukan penyemprotan disinfektan, untuk masjid-masjid yang ada di Kota Mataram dan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Inisiasi gerakan ini akan terus digalakan sebagai bentuk kecintaan menjaga rumah Allah Swt. agar tidak menjadi sarang virus yang mematikan.

Sahabat dapat berpartisipasi langsung dalam gerakan ini. Dengan berdonasi Rp 750 ribu untuk satu lokasi. Donasi Sahabat telah membantu program penyemprotan di lebih dari 500 titik lainnya di seluruh Indonesia.

Salurkan donasi terbaik Sahabat melalui rekening kami:

Bank Syariah Mandiri

(451) 711 7976 337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Call Center kami di nomor

0878 6455 6406

Terima kasih Sahabat!

Mari bersama kita lawan Corona

(itari/infoabadi)

Nasib Ibadah Haji di Tengah Lockdown Dua Kota Suci

Nasib Ibadah Haji di Tengah Lockdown Dua Kota Suci

Potensi penyebaran yang begitu masif membuat pemerintah Arab Saudi harus memberlakukan perpanjangan jam malam 24 jam di Mekah dan Madinah

 

Infoabadi.orgSetelah pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara ibadah umrah sepanjang tahun ini karena adanya penyebaran virus Corona. Kini, keberlangsungan gelaran ibadah haji pun sedang menjadi pertimbangan penting pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Bagaimana kemungkinan pelaksanaan ibadah haji tahun ini dan kondisi Mekah terkini? Simak informasi lengkapnya di laman Amal Bakti Dunia Islam, lembaga donasi kemanusiaan Palestina telah sajikan untuk anda.

Mekah dan Madinah di Lockdown Untuk Menekan Persebaran Virus.

ABADI -2- Dua Kota Suci Umat Islam Lockdown!-www.infoabadi.org(2) - Amal Bhakti Dunia Islam
(Potret Kompleks Masjidil Haram yang sepi/RMOL)

 

Pemerintah Arab Saudi memperpanjang jam malam di dua kota suci umat Islam, yakni di Mekah dan Madinah. Perpanjangan jam malam hingga 24 jam ini, diyakini sebagai langkah untuk menghentikan virus Corona. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi memberikan pengecualian kepada penduduk yang ingin membeli makanan dan penduduk yang membutuhkan akses pelayanan kesehatan dapat meniggalkan rumah.

Data per 4 April 2020 dilansir dair CSSE Jhon Hopkins, menunjukan bahwa 2.932 kasus positif COVID-19 terkonfirmasi di Arab Saudi, dengan 41 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 615 orang dinyatakan sembuh. Presentase ini merupakan terbanyak di antara negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang beranggotakan 6 negara lainnya.

Arab Saudi sendiri telah mengambil kebijakan dengan menghentikan rute penerbangan internasional, menghentikan sementara kegiatan umrah sepanjang tahun ini, menutup tempat-tempat umum, dan sangat membatasi aktivitas-aktivitas di luar rumah.

Dilansir dari laman Aljazeera, bahwa Menteri Haji dan Umrah, Mohammed Saleh Benten, meminta umat Islam untuk menunda persiapan ibadah haji yang dijadwalkan akhir Juli ini. karena pandemi Corona telah lebih dulu menyerang. Beberapa lingkungan di Mekah dan Madinah telah dikunci penuh oleh pemerintah setempat.

 

Kebijakan Ibadah Haji Masih Menjadi Pertimbangan.

Kebijakan ibadah haji di tengah pandemi ini menjadi suatu hal yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah setempat. Menteri Haji dan Umrah dalam kesempatannya di TV Pemerintah mengatakan meminta umat Islam untuk menunggu sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang pandemi Corona, sebelum pelaksanaan ibadah haji dimulai.

Diperkirakan sekitar 2,5 juta umat muslim datang berduyun-duyun ke Kota Mekah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji yang dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juli nanti.

“Pemerintahan Arab Saudi sepenuhnya telah siap untuk melayani para jama’ah. Tetapi dengan keadaan sekarang dengan ancaman pandemi yang melanda dunia. Sehingga Arab Saudi lebih memilih mengutamakan kesehatan umat muslim dan warga negaranya.” tambahnya

 

Penutupan Dua Kota Suci, Bukan Hanya Terjadi Kali Ini Saja.

ABADI -2- Dua Kota Suci Umat Islam Lockdown!-www.infoabadi.org(3) - Amal Bhakti Dunia Islam
(Potret Masjid Nabawi di Madinah /Wikipedia)

Kebijakan tentang penguncian atau lockdown yang terjadi di Mekah dan Madinah, tidak hanya terjadi kali ini saja. Penguncian karena wabah juga pernah tercatat pada tahun 632 M ketika jama’ah harus berjuang dengan malaria yang tengah menjangkit saat itu. Kemudian wabah kolera pada tahun 1821 yang merenggut korban jiwa 20.000 jama’ah.

Tahun 1865, wabah kolera lainnya juga kembali memakan korban jiwa sebanyak 15.000 jama’ah, wabah ini pun kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Virus Corona juga memiliki potensi yang tidak kalah berbahaya, apalagi proses penyebaran yang begitu cepat dari satu orang ke orang lain kala berinteraksi maupun berdekatan, sehingga pemerintah harus tanggap dalam menyikapinya. Kendati demikian, pemerintah Arab Saudi menyebutkan bahwa pengalaman menghadapi wabah MERS yang pernah dilalui membuat pemerintah berbenah dan peristiwa tersebut telah membantu menyiapkan pemerintah melawan wabah baru ini. (itari/infoabadi)

(Sumber: Aljazeera)

Kisah Teladan Al-Khansa ‘Sang Penyair Pencetak Para Mujahid’

Kisah Teladan Al-Khansa ‘Sang Penyair Pencetak Para Mujahid’

Tidak mudah bagi seorang ibu yang harus melepas kepergian anak-anaknya. Akan tetapi jika semuanya berbuah surga, maka ikhlas adalah pilihan pertamanya.

 

infoabadi.org Al-Khansa adalah seorang wanita Arab pertama yang sangat mahir bersyair. Bahkan para sejarawan sepakat bahwa saat itu tidak ada wanita yang lebih mahir dalam bersyair daripada Al-Khansa. Namanya sangat dikenal pada zaman Nabi, berkat keteladanannya bersyair dan berhasil mencetak para mujahid.

 

Lalu bagaimanakah kisah teladan dari Al-Khansa ‘Sang Penyair Pencetak Para Mujahid’ tersebut? Berikut lembaga donasi kemanusiaan Abadi, menyajikan kisahnya untuk anda.

 

Awal Mula Munculnya Bakat Bersyair

Mulanya, Al-Khansa tidak mengetahui tentang bakat bersyairnya, ia hanya mampu melantunkan dua atau tiga bait saja. Akan tetapi pada saat saudara kandungnya yang bernama Mu’awiyah bin Amru as-Sulamy meninggal dunia karena terbunuh, Al-Khansa pun mengungkapkan kesedihannya melalui syair.

 

Kemudian, menyusul kabar tentang kepergian saudara seayahnya yang bernama Shakher karena terbunuh juga. Ia pun sangat terpukul. Konon Al-Khansa sangat mencintai saudaranya yang satu ini karena akhlaknya sangat penyabar, penyantun, dan penuh perhatian kepada keluarga. Dari kesedihan ini, Al-Khansa kembali menuangkannya dalam syair yang lebih panjang. Semenjak itulah ia dikenal sebagai penyair yang mahir karena syairnya indah.

 

Bahkan pernah suatu ketika Rasulullah Saw menyuruhnya untuk melantunkan syairnya, kemudian karena kagum atas keindahan syair yang dibuat oleh Al-Khansa, beliau pun mengatakan “Ayo teruskan, tambah lagi syairnya hai Khansa.”

 

Baca Juga: Bantu Cukupi Kebutuhan Yatim Al-Quds, Palestina

 

 

Peran Al-Khansa bagi Keempat Putranya Sebelum Syahid

Donasi Kemanusiaan_Abadi_Kisah Teladan Al-Khansa ‘Sang Penyair Pencetak Para Mujahid’(2)_www.infoabadi.org - Amal Bhakti Dunia Islam
Keterangan: Ilustrasi Putera-putera Al-Khansa Menuju Al-Qadisiyyah untuk Mengikuti Perang (Foto: Deam)

 

 

Al-Khansa dan keempat putranya turut mengikuti perang di Al-Qadisiyyah yaitu pertempuran antara kaum Muslimin dengan tentara Persia, pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab tahun 16 H.

 

Menjelang malam pertama mereka di Al-Qadisiyyah, Al-Khansa memberikan nasihat kepada keempat puteranya; “Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat, dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah yang tiada Ilah selain Dia, kalian adalah putera dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putera dari wanita yang satu, aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan khal (paman dari ibu) kalian, dan tak pernah menyamarkan nasab kalian.

 

Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik dari negeri dunia yang fana.

 

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetapkanlah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) serta bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)

 

Baca Juga:Objek Fenomenal dari Peristiwa Isra Miraj di Masjid Al-Aqsa

 

Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuhmu dari Ilahi. Apabila pertempuran mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah ke jantung musuh. Habisilah pemimpin mereka saat perang tengah berkecamuk. Mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan.”

 

Keempat putera Al-Khansa pun bangkit untuk berperang, mewujudkan nasihat sang ibu dengan penuh semangat dan berani. Namun sudah menjadi takdir Allah, di tengah perjalanan peperangan tersebut, satu persatu puteranya gugur.

 

Akhirnya berita itu sampai kepada Al-Khansa, ia pun berpasrah dan tabah kepada Allah Swt. Kemudian mengatakan: “Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.” (Izzah/Infoabadi)

 

Sumber: Ibunda Para Ulama- Dr. Sufyan bin Fuad Baswedan, MA.

Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina?

Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina?

“Khusyu dalam beribadah menjadi sebuah kerinduan bagi warga Palestina yang tinggal di Gaza. Ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk memanen pahala, bukan untuk menghadapai serangan rudal udara.”

 

Infoabadi.org— Menjelang Ramadhan, persiapan demi persiapan harusnya telah kita mulai dari sejak jauh-jauh hari. Di tengah persebaran virus Corona atau Covid-19 ini, persiapan menghadapi Ramadhan jangan sampai kendur apalagi sampai mundur.

Tetapi pernahkah Sahabat membayangkan bagaimana menjalani Ramadhan di daerah konflik yang rawan kerusuhan, dan ketegangan? Saudara-saudara kita di Palestina seyogyanya telah menjalani bertahun-tahun bulan suci Ramadhan dalam keadaan keterbatasan dan ancaman perang yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Lantas bagaimana perjuangan penduduk Palestina menjalani Ramadhannya?

Amal Bakti Dunia Islam, lembaga penghimpun donasi kemanusiaan Palestina resmi hadirkan informasi selengkapnya untuk Sahabat semua.

 

Ramadhan Di Tengah Konflik Berkepanjangan

Berada dalam situasi yang tidak menentu membuat warga Palestina harus siap siaga setiap waktu. Ketika penduduk di belahan bumi lainnya sedang khusyu memenuhi target ibadah Ramadhan, di Palestina sendiri, awal Ramadhan 1441 H adalah hari di mana mendapat serangan rudal udara dari Israel.

ABADI -1- Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina-www.infoabadi.org(2)
(Keterangan; Kepulan asap hitam saat rudal udara Israel menghantam wilayah Palestina:foto:Tempo)

 

 

Israel berdalih melakukan serangan sebagai bentuk balasan terhadap rudal yang dilancarkan oleh Palestina. Akan tetapi rudal yang ditembakan oleh Israel telah menewaskan 23 orang penduduk Palestina, termasuk di dalamnya seorang perempuan yang sedang mengandung turut menjadi korban.

Jatuhnya korban jiwa akibat serangan rudal Israel, tidak lantas membuat serangan berhenti begitu saja, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru memerintahkana agar tentara Israel menambah gempuran ke wilayah Gaza.

 

Simak informasi menarik lainnya “5 Tips Persiapan Ramadhan yang Sering Kita Lupakan”

 

 

 

Ibadah Ramadhan Tetap Berjalan, Walau Dalam Keterbatasan

ABADI -1- Bagaimana Suasana Ramadhan di Palestina-www.infoabadi.org(3)
(Keterangan; Potret penduduk Palestina saat menyantap makanan/foto:Liputan 6)

 

 

Jalur Gaza sendiri telah diblokade sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Terbatasnya akses jalur masuk dan keluar wilayah Gaza membuat aktvitas ekonomi jelas semakin terjun bebas.  Daya beli masyarakat semakin menurun, pengangguran merajalela, sedangkan kebutuhan akan pangan sehari-hari nyaris habis tak bersisa. Kondisi ini diperparah dengan akses listrik yang menerangi Gaza terbatas hanya 4 jam setiap harinya, dan dilengkapi sudah dengan krisis air bersih yang melanda daerah tersebut. Jangan bayangkan waktu 4 jam bisa digunakan untuk keperluan membuka media sosial, sekadar membuat lampu pijar menyala saja begitu terbatas.

Kendati berada dalam berbagai himpitan dan kesulitan, namun warga Gaza Palestina, tetap yakin bahwa Allah Swt. akan membantu selama Allah selalu terpatri dalam hati. Oleh karenanya, penduduk Palestina tetap menjalankan ibadah shaum sebagaimana mestinya sampai waktu berbuka tiba. Namun, jangan membayangkan es segar dan manis akan memamjakam lidah begitu waktu berbuka tiba. Penduduk Palestina terbiasa berbuka dengan menu sederhana yang penting dapat menjadi asupan tenaga.

Sahabat, kisah perjuangan menjalankan Ramadhan di tanah Palestina begitu menuai banyak tantangan. Hal ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, agar semakin menguatkan istiqomah dan menambah porsi ibadah, agar pahala taqwa selepas Ramadhan pergi, dapat kita raih bersama. (itari/infoabadi)

Sumber: Diambil dari berbagai sumber

BERGERAK BERSAMA LAWAN CORONA

BERGERAK BERSAMA LAWAN CORONA

Infoabadi.orgPersebaran Virus Corona semakin nyata dihadapi masyarakat Indonesia. Virus ini juga telah sampai di Pulau Seribu Masjid yakni Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan data yang dilansir pemerintah Provinsi setempat, Kota Mataram meraih urutan ketiga setelah Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Bima dalam persebaran virus Corona.

Hingga 31 Maret 2020, angka pasien di wilayah ini sudah merangkak hingga 195 orang. Angka tersebut meliputi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 19 orang dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) berjumlah 176. Pulau kecil seperti Nusa Tenggara Barat sudah sangat kewalahan menangani pasien, bagaimana dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia?

Meskipun masyarakat sudah dihimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, tidak semuanya dapat melakukan perlindungan secara optimal. Pedagang kaki lima hingga pedagang asongan harus tetap mencari nafkah harian. Petugas parkir, supir angkutan umum, hingga supir ojek online masih harus bergelut dengan lingkungan luar. Bahkan, tenaga kesehatan harus siap pasang badan menangani pasien yang butuh perawatan.

 

Ayo Bergerak Bersama Lawan Corona!

Dengan kondisi Kota Mataram yang semakin rentan penyebaran virus COVID-19 ini, Amal Bakti Dunia Islam berinisiatif menggalakan gerakan penyemprotan disinfektan di berbagai masjid yang tersebar di Kota Bima dan Kota Mataram. Gerakan ini menjadi langkah pencegahan agar penyebaran virus tidak semakin meluas.

[2020-04-02] ABADI - Bergerak Bersama Lawan Corona 1 www.infoabadi.org
(Relawan Abadi tengah melakukan penyemprotan disinfektan di Masjid-masjid sekitar Kota Mataram/Amal Bakti Dunia Islam)

Pembagian hand sanitizer kepada warga-warga yang membutuhkan juga tidak luput menjadi bagian, agar warga yang tidak punya pilihan untuk tetap beraktivitas di luar tetap mendapatkan perlindungan yang maksimal.

 

Melalui Program Nasional Lawan COVID-19, Amal Bakti Dunia Islam mengajak Sahabat untuk turut serta melawan penyebaran virus Corona di berbagai wilayah Indonesia. Sahabat dapat menyalurkan bantuan meski sedang di rumah saja, dengan ikut berdonasi dalam paket berikut ini:

  1. Penyemprotan Disinfektan Corona. Program ini menargetkan dapat menjangkau hingga lebih dari 500 titik lokasi. Sahabat dapat berdonasi hanya sebesar Rp 750.000 untuk satu lokasi.
  2. Pembagian Paket Masker dan Hand Sanitizer. Hanya dengan Rp 35.000. Sahabat dapat turu memberikan pengamanan kepada warga yang membutuhkan.
  3. Paket Alat Pelindung Diri Untuk Tenaga Medis. Lengkapi donasi sahabat dengan membantu mencukupi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD), bagi setiap tenaga medis dengan berdonasi Rp 1.500.000/paket.

Sahabat dapat menyalurkan sebentuk kepeduliannya melalui:

Bank Syariah Mandiri

(451) 711 7976 337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Call Center kami di nomor

0878 6455 6406

Cara Bijak Sikapi Corona Ala Surat Al-Baqarah Ayat 155

Cara Bijak Sikapi Corona Ala Surat Al-Baqarah Ayat 155

“Di tengah situasi yang tidak menentu ini, Allah Swt., mengingatkan dalam firman-Nya, bahwa sesungguhnya ada kabar gembira bagi hamba-Nya yang senantiasa sabar, dan sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. ”

 

Infoabadi.orgPemerintah Indonesia mengumumkan adanya Warga Negara Indonesia yang positif terserang COVID-19 pada 2 Maret lalu. Per-27 Maret 2020, jumlah pasien positif sebanyak 1.046 orang, dinyatakan sembuh 46 orang, dan meninggal sebanyak 87 orang. Jumlah ini diprakirakan akan terus bertambah seiring dengan akan dilaksanakannya tes masal yang telah dicanangkan pemerintah.

Fenomena penyebaran virus Corona telah menyebabkan kepanikan di tengah-tengah masyarakat yang akhirnya menyulut panic buying, berbondong-bondong membeli masker, hand sanitizer, serta bahan pokok lainnya, sehingga ketersediaan barang menjadi semakin langka di pasaran. Namun, patut diketahui bersama, Sahabat, bahwa Allah Swt. telah menitipkan jawaban atas kegelisahan yang sedang dialami dunia, dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 155.

Mari simak sajian informasi dari Amal Bakti Dunia Islam, lembaga donasi Palestina tentang ‘Cara Bijak Sikapi Corona Ala Surat Al-Baqarah Ayat 155.

Allah Menguji Dengan Sedikit Cobaanya

ۗ ٱلصَّٰبِرِينَ وَبَشِّرِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَٱلْأَنفُسِ ٱلْأَمْوَٰلِ مِّنَ وَنَقْصٍ وَٱلْجُوعِ ٱلْخَوْفِ مِّنَ بِشَىْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُم

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs:Al-Baqarah:155)

Musibah pandemi Corona yang sedang berlangsung ini, tidak mungkin terjadi tanpa ada kehendak dan campur tangan dari Allah Swt., oleh karenanya dalam menyikapi kejadian ini kita dianjurkan untuk senantiasa mengingat Allah Swt., sebagai dzat yang setiap urusan yang ada di bumi ini berada dalam genggamannya. Tidak berhenti meminta akan pertolongan dari-Nya yang Maha Kuasa.

Baca juga: 5 Tips Persiapan Ramadhan Yang Sering Kita Lupakan

Fenomena Punic Buying

Masyarakat kemudian merasa panic buying dengan berlomba-lomba membeli berbagai keperluan darurat sampai kebutuhan pokok. Sehingga berbagai barang-barang di pasaran menjadi langka keberadaannya, seperti masker, hand sanitizer, Alat Pelindung Diri bagi tenaga kesehatan menjadi melambung tinggi harga jualnya.

ۗ ٱلصَّٰبِرِينَ وَبَشِّرِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَٱلْأَنفُسِ ٱلْأَمْوَٰلِ مِّنَ وَنَقْصٍ وَٱلْجُوعِ ٱلْخَوْفِ مِّنَ بِشَىْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُم

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs:Al-Baqarah:155)

Sesungguhnya dalam Sural Al-Baqarah ayat 155 juga dijelaskan mengenai ketakuan akan kelaparan atau kekurangan makanan, kekurangan harta atau kehilangan harta, jiwa dan buah-buahan. Menjadi salah satu bentuk ujian dari Allah Swt., terhadap hamba-Nya, yang tentu selalu ada hikmah di balik peristiwa ini.

Kabar Gembira Untuk Orang-orang Yang Sabar

ۗ ٱلصَّٰبِرِينَ وَبَشِّرِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَٱلْأَنفُسِ ٱلْأَمْوَٰلِ مِّنَ وَنَقْصٍ وَٱلْجُوعِ ٱلْخَوْفِ مِّنَ بِشَىْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُم

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs:Al-Baqarah:155)

Di akhir ayat Allah Swt., menerangkan bahwa ada kabar gembira untuk setiap hamba-Nya yang dapat bersabar dalam menjalani setiap cobaan yang telah Allah Swt., turunkan kepadanya.

Konsep sabar dan berserah diri bukan berarti menyerahkan segala-galanya kepada Allah Swt., tanpa ada usaha ya Sahabat. Akan tetapi, wajib berikhtiar semaksimal mungkin dengan sebaik-baiknya usaha yang kita bisa. Jika konteksnya adalah tentang menangani virus Corona, maka ikhtiar yang dapat kita lakukan adalah dengan mematuhi anjuran pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, menjaga jarak dengan aman dengan siapapun, serta menjaga kebersihan badan  dan melengkapinya dengan asupan makanan bergizi agar imun semakin terjaga.

Lantas, setelah berusaha dengan seoptimal mungkin, iringi ikhtiar itu dengan sabar dan tawakal kepada Allah Swt., selalu meyakini atas segala ketentuan dan rencana-Nya pasti terkandung banyak hikmah dan pelajaran. 

Pertolongan Allah Sangat Dekat

Terakhir, Allah Swt., menagaskan bahwa Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya sendirian, dan sesungguhnya pertolongan-Nya teramat dekat, dengan setiap masalah yang tengah dihadapi oleh setiap hamba-Nya.

Allah Swt., berfirman dalam Qs: Al-Baqarah: 214, yang artinya

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Qs:Al-Baqarah:214)

Sahabat, menjalani hari-hari yang penuh dengan ketidakpastian ini, mari terus tingkatkan iman, perkuat imun. Insya Allah ada hikmah besar yang dapat diambil dari peristiwa ini, dan semoga kita termasuk hamba-Nya senantiasa menautkan hati kepada Illahi Rabbi dalam segala kondisi yang dihadapi. (itari/infoabadi)

Perawat Palestina Kerja dengan Taruhan Nyawa

Perawat Palestina Kerja dengan Taruhan Nyawa

|” Menjadi perawat di wilayah rawan konflik tidak hanya tentang memberikan perawatan prima kepada korban. Tetapi di Palestina, perawat harus siap jika harus ikut meregang nyawa”

Infoabadi.org—  Menjadi tenaga medis di wilayah yang diintai bahaya merupakan tugas yang sanagat menantang sekaligus mulia, ditengah guncangan konflik tersebut, tenaga medis seperti perawat tentu memiliki peran penting dalam situasi genting, yang memerlukan tindakan cepat.

Berikut donasi Palestina resmi, serta lembaga donasi kemanusiaan Palestina Amal Bakti Duni Islam sajikan sebuah kisah tentang perjuangan  perawat di daerah konflik, yaitu Gaza.

Berawal Dari Aksi Damai, yang Berujung Nestapa

(Keterangan: Peserta aksi The Great Return March dihujani gas air mata oleh tentara Israel/foto: Palestinow)

 

Bertugas di daerah yang rawan konflik menjadikan diri harus siap siaga kapan saja. Aksi-aksi damai untuk menyuarakan protes atas kebijakan yang merugikan, kerap kali berujung dengan bentrokan. Di sinilah peran tenaga medis menjadi elan vital dalam menyelamatkan para korban.

Masih lekat di ingatan kita semua tentang aksi The Great Return March, atau lebih dikenal dengan nama Aksi Kepulangan Akbar, adalah peristiwa aksi damai yang dilakukan oleh penduduk Palestina, pengungsi Palestina serta warga lainnya. Aksi ini sebagai perwujudan bentuk protes terhadap Israel, juga sebagai peringatan peristiwa Nakba yang tak lain merupakan masa awal Israel merangsek masuk ke wilayah Palestina.

Sayangnya aksi damai ini justru dibalas dengan begitu beringas oleh tentara Israel, tembakan-tembakan gas air mata menghujani para peserta aksi, tidak hanya laki-laki, anak-anak dan wanita turut mejadi sasaran. Kekerasan yang dilakukan Israel terhadap para peserta aksi membuat 29.000 orang terluka sejak dimulainya pada 30 Maret 2018 lalu.

Kisah Perjuangan Perawat Menangani Korban Aksi Kepulangan Akbar

Sarah Collins, seorang perawat gawat darurat di  International Comittee of the Red Cross (ICRC) atau Komite Palang Merah International menuturkan pengalamannya selama menjadi tenaga medis di Gaza pada tahun 2018 lalu. Perawat yang telah mendedikasikan13 tahun dalam profesi tersebut berbagi kisah pilu selama bertugas di Gaza. Waktu pengabdian tugasnya sangat berdekatan  dengan peristiwa aksi The Great Return March  atau Aksi Kepulangan Akbar di Jalur Gaza pada tahun 2018.

(Keterangan: Potret penanganan medis terhadap korban/foto: International Middle East Media Center)

 

Awal kedatangan Sarah ke Gaza adalah untuk mendukung dan melatih staf departemen darurat serta untuk meningkatkan edukasi terkait penanganan dan perawatan terhadap pasien. Sarah tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa tugasnya kali ini akan sangat berbeda dengan tugas-tugas lain yang pernah dijalaninya. Terbatasnya tenaga medis dalam menangani korban yang berjatuhan akibat tindakan kejam tentara Israel membuat Sarah harus turut membantu menangani korban.

“Kami pindah dari satu  pasien ke pasien lainnya, melakukan penanganan yang kami bisa. Kebanyakan korban mengalami luka tembak di kaki. Korban yang berdatangan seakan tidak ada henti-hentinya” ujar Sarah

Baca juga: Perjuangan Ibu Hamil di Palestina Untuk Melahirkan

Tidak Ada Pilihan, Pasien Terpaksa Diletakan Di Atas Tanah

Sarah menuturkan kisahnya bahwa korban yang berjatuhan sangat begitu banyak, sampai unit kesehatan setempat tidak dapat menampung korban di ruang perawatan dan akhirnya terpaksa harus diletakkan di atas tanah.

“Mustahil untuk melakukan tindakan medis dengan cara yang sistematis. Tindakan yang bisa dilakukan hanyalah mencoba untuk melakukan pertolongan pertama untuk pasien yang terdekat dengan anda” tambahnya.

Dengan keterbatasan tenaga medis yang ada, ditambah dengan fasilitas kesehatan dan peralatan kesehatan yang tidak memadai, membuat perawat-perawat yang bertugas harus berjuang silih berganti dalam menangani para korban.

(Keterangan: Potret kesedihan rekan-rekan perawat Palestina Razan Al-Najjar (seorang perawat yang ditembak tentara Israel ) menangis mendengar berita bahwa dia terbunuh dalam protes di perbatasan Israel-Gaza pada 1 Juni 2018/foto:Reuters)

 

Lintasan ingatan atas peristiwa yang dialami Sarah  menjadi segelintir kisah perjuangan perawat-perawat yang mendedikasikan dirinya untuk menolong para korban yang berjatuhan akibat sikap kejamnya para tentara Israel terhadap penduduk Palestina. Tidak hanya mendedikasikan penuh jiwa dan raga, keberadaa tenaga medis di tengah situsi perang juga mengancam keselamatan mereka, sebab peluru panas bisa saja sewaktu-waktu menghujam di dada. (itari/infoabadi)

(Sumber:  International Middle East Media Center)

3 Fakta Menarik Tentang Orang Palestina: Menyenangkan!

3 Fakta Menarik Tentang Orang Palestina: Menyenangkan!

infoabadi.org— Banyak hal yang sangat menarik ketika berbicara mengenai Palestina. Tidak hanya soal Al Quds dan tanahnya yang diberkahi, juga tidak selalu tentang donasi kemanusiaan. Tetapi lebih jauh dari itu, ternyata orang-orang Palestina sangat menyenangkan.

Berikut ini lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi sajikan informasi 3 fakta menarik tentang orang Palestina: Menyenangkan!

Orang Palestina Itu Ramah dan Terbuka

(Keterangan: Potret bahagia anak-anak Palestina/foto: al-fanarmedia)

Hidup dalam kondisi yang terjajah tak serta merta mengubah karakter orang-orang Palestina menjadi tidak baik. Pada umumnya masyarakat Palestina cenderung terbuka dan ramah dengan orang baru. Mereka menghargai setiap perbedaan kebudayaan yang dimiliki oleh setiap orang yang berkunjung ke sana. Orang Palestina mengapresiasi orang baru yang pertama kali mengenal mengenai seluk beluk dan budaya Palestina saat berkunjung.

Menjaga Norma dan Adab Dalam Berinteraksi

(Keterangan: Sajian kopi khas Gaza/foto: middle east eye)

Saat bertemu dengan orang Palestina, tentunya tidak aneh bila mereka langsung mengucapkan salam. Selain ungkapan salam itu berarti sebuah kebaikan, bagi orang Palestina mengartikan ucapan salam adalah sebagai bentuk ketulusan dalam menanggapi orang yang menjadi lawan bicaranya. Lebih jauh daripada itu, bagi orang Palestina tidak lengkap rasanya jika tidak menutup pembicaraan dengan ungkapan ‘shokran yang berarti terima kasih dan salam perpisahan.

Orang Palestina akan sangat hormat terhadap lawan bicaranya, seperti halnya ketika saling menyapa, tentu orang Palestina akan memposisikan diri sebaik mungkin di mata lawan bicaranya. Sedangkan dalam menyapa lawan jenis, orang Palestina akan menjaga untuk tidak berjabat tangan, sebagai gantinya mereka akan meletakkan tangan kanan mereka di dada saat menyapa lawan jenis.

Bahkan bagi tamu yang berkunjung dan sempat untuk makan siang bersama di rumah, sang pemilik rumah akan menyajikan kopi yang biasa disebut dengan “kopi selamat tinggal”

Optimis dan Penuh Semangat

Orang Palestina memiliki rasa optimis yang begitu kuat, serta semangat menatap masa depan yang lebih baik. Mereka selalu bersemangat untuk berbagi cerita tentang tantangan yang di hadapi dan bagaimana mereka merintis jalan perjuangan selama ini. Mereka memiliki prinsip yang tetap teguh melawan kezaliman yang telah merenggut hak dan tanah kelahirannya.

Sahabat Abadi sekalian, itulah beberapa fakta menarik tentang sisi lain dari orang-orang Palestina. Meskipun berada dalam situasi yang kerap begitu mencekam akibat perang yang berkecambuk, namun hal tersebut tidak lantas menjadikan mereka menjadi pribadi-pribadi yang kasar dan kehilangan adab dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Mari terus mendukung perjuangan saudara-saudara kita di sana, dengan ikut menyebarkan kabar berita terbaru dan terpercaya sampai dunia tidak bisa lagi menutup mata.

(itari/infoabadi)

(Sumber: International Global Affair Canada)  

 

Impian Anak Palestina Dari Bilik Pengungsian

Impian Anak Palestina Dari Bilik Pengungsian

infoabadi.org – Merajut mimpi dalam lingkungan kamp pengungsian menjadi sebuah kenyataan pahit yang harus dilalui anak-anak Palestina yang menjadi korban kekejian penjajah Israel. Berikut lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi mengulas sebuah curahan hati tentang impian anak pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

Keberanian dan Tekad Anak Pengungsi Palestina

(Keterangan: Seorang anak dari kamp pengungsi Alnusierat di Jalur Gaza./foto: Palestinechronicle )

Tidak seperti kebanyakan anak lain di usianya, Yara Jouda (15 tahun) sudah berjuang hidup dalam kamp pengungsian di Jalur Gaza, Palestina. Dirinya memiliki mimpi mengarungi dunia untuk mengabarkan tentang mimpi anak-anak Palestina dan kondisi rakyat di sana.

Keberanian Yara Jouda didasari atas keresahannya selama ini melihat begitu banyak teman-teman seusianya yang harus terbunuh tanpa dosa. Padahal, anak-anak seharusnya memiliki banyak kesempatan untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kondusif agar menunjang pertumbuhannya.

“Banyak teman-teman saya yang bercita-cita untuk menjadi dokter agar dapat merawat rakyat Palestina yang menjadi korban kejahatan Israel. Tidak sedikit pula yang memiliki mimpi untuk menjadi pejuang syahid melawan Israel. ” ujar Jouda.

Baca juga: Curahan Hati Petani Palestina Pasca “Deal Of The Century”

Membuka Mata Dunia

(Keterangan: Seorang anak Palestina merangkak ketika anak-anak lain melihat keluar dari rumah keluarga mereka di Kamp pengungsi/ foto: Aljazeera)

Jouda berulang kali meyakinkan bahwa mata dunia harus terbuka dengan penjajahan ini. Kejahatan yang terjadi di Palestina adalah tentang tragedi kemanusiaan yang sejatinya harus mengusik nurani setiap jiwa.

Konflik bersenjata antara Israel dan Palestina yang berkepanjangan meninggalkan banyak ingatan pahit bagi setiap anak yang ada di sana. Menyaksikan roket-roket bagai berselancar di udara, kemudian jatuh tepat di atas rumah tetangga, menimbulkan ingatan buruk yang akan terus terkenang sepanjang masa.

Namun, selama mimpi serta cita-cita mereka masih ada, harus dijaga nyala apinya, agar kelak semakin banyak yang tergerak untuk mendukung kemerdekaan yang sebenar-benarnya.

Perjuangan anak-anak Palestina dalam meraih mimpinya tentu akan menjadi sebuah titian jalan panjang. Kendati demikian, selama kebenaran terus disuarakan, maka nyala harapan akan menemui keniscayaan. (I-tari/infoabadi)

Sumber: Palestine Chronicle

Sulitnya Cari Lowongan Kerja di Jalur Gaza

Sulitnya Cari Lowongan Kerja di Jalur Gaza

Ribuan keluarga Palestina hidup dalam kemiskinan. Hal itu disebabkan oleh sulitnya para penduduk Palestina mencari pekerjaan.

infoabadi.org Pemukiman Israel di tepi barat, Al-quds timur dan Gaza telah merusak prospek ekonomi negeri Palestian. kondisi tersebut membuat jutaan rakyatnya terancam mendapatkan pekerjaan yang tidak tetap, upah rendah, bahkan menjadi pengangguran.

Permasalahan tersebut tentunya berdampak banyak pada kehidupan para penduduk Palestina di Gaza. Berikut ini, lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi menyajikan infomasi mengenai kondisi sulitya mencari pekerjaan di Jalur Gaza.

Dampak Blokade di Jalur Gaza Bagi Pekerja

Keterangan: Ratusan Pekerja di Gaza Kehilangan Pekerjaan karena Blokade (Foto: The Palestinian Information Center)

Selama 13 tahun terakhir, pemerintah Israel telah memberlakukan blokade darat, laut, dan udara yang ketat di Jalur Gaza. Hal ini membatasi jalannya barang dan keluar-masuknya orang, sehingga wilayah tersebut bagaikan penjara bagi 1,9 juta penduduk yang tinggal di dalamnya.

Blokade telah membuat tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi. Pada tahun 2016, tingkat pengangguran di Gaza menjadi salah satu angka tertinggi di dunia yakni sebesar 42%. Sedangkan usia remaja yang sudah bekerja sebanyak 60% dan 65% adalah wanita. Hal ini menyebabkan sebanyak 47% keluarga di Gaza menderita kekurangan bahan pangan.

Lebih dari 35.000 penduduk Palestina bergantung pada industri perikanan di laut Gaza, akan tetapi Israel membatasi akses laut, ekspor ikan, akses ke bahan dan peralatan penting telah menyebabkan 95% nelayan hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga :Curahan Hati Petani Palestina Pasca Deal Of The Century

Hak-Hak Pekerja di Gaza Tak Terpenuhi

Keterangan: Para Pekerja di Gaza Luntang-Lantung di Pinggiran Jalan (Foto: Era Muslim)

Hak-hak para pekerja di Gaza semakin dipersulit. Salah satu dampaknya adalah dibatasinya penangkapan ikan (hanya sampai enam mil dari pantai Gaza), sebab kurang dari sepertiga wilayah pantai Gaza dikuasai oleh pemerintah Israel berdasarkan Kesepakatan Oslo. Batas tersebut mengakibatkan stok ikan menurun dengan cepat.

Selain itu, zona penangkapan ikan diawasi ketat oleh militer Israel dan banyak nelayan yang mengeluhkan penangkapan sewenang-wenang dan pelecehan terhadap mereka. Menurut  Kementerian Pertanian Gaza, pada tahun 2016 militer Israel menangkap 113 nelayan, melukai 10 orang dengan tembakan militer dan menyita 46 kapal.

Banyak kapal penangkap ikan tidak dapat digunakan akibat aturan israel. Israel membatasi akses bagi para nelayan, sehingga tidak dapat mendapatkan bahan-bahan untuk memperbaiki kapalnya. Kini, sebanyak 3500 nelayan bekerja di industri perikanan, dimana angka tersebut turun dari total 10.000 nelayan pada tahun 2000

Akses ke ladang pertanian juga sangat dibatasi akibat adanya blokade, Dalam jarak 300 meter dari perbatasan Gaza, para petani dilarang bekerja, Selain itu  sebagian besar lahan pertanian yang dulu di hancurkan Israel pada 2014 pun tak kunjung di pulihkan. (Izzah/Abadi)

sumber: European Trade Union