Dapur Umum ABADI Layani Pengungsi Gempa Sulbar

Dapur Umum ABADI Layani Pengungsi Gempa Sulbar

Bantuan untuk penyintas gempa Sulawesi Barat dari donatur Abadi, disalurkan melalui dapur umum di pengungsian Mamuju dan Majene.

Infoabadi.org – Alhamdulillah, bantuan dapur umum Abadi terus melayani kebutuhan pangan pengungsi gempa Sulbar di Kabupaten Mamuju dan Majene.

Hingga pekan kedua sejak gempa, Abadi telah membuka dua dapur umum. Pertama di Kecamatan Malunda, Majene dan di Jalan Soekarno Hatta, BTN Andalusia, Mamuju.

https://infoabadi.org/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-25-at-07.57.02.jpeg
Bantuan dapur umum Abadi untuk pengungsi di Majene, Sulawesi Barat. (Dok. Abadi)

Dalam sehari, dapur umum Abadi menyediakan kurang lebih 250 paket makananan yang dibagikan kepada pengungsi juga relawan.

Dengan kondisi yang belum pulih pasca gempa, dapur umum menjadi andalan para penyintas untuk bertahan hidup. Bukan hanya yang di pengungsian, tapi juga masyarakat yang terisolir.

Antar Makanan untuk Pengungsi Terisolir

“Kita juga antarkan makanan untuk pengungsi yang terisolir di kaki-kaki gunung” kata Raihana, tim Abadi yang turun langsung ke lokasi pengungsian.

https://infoabadi.org/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-22-at-12.14.54-1.jpeg
Raihan Tim Abadi yang turun langsung ke dapur umum gempa Sulbar. (Dok. Abadi)

“Bantuan dari donatur sangat bermanfaat di sini. Banyak masyarakat yang terisolir sehingga kesulitan mendapatkan bahan makanan. Kita sengaja memilih Desa Makata karena wilayah ini merupakan pusat gempa, dan banyak yang membutuhkan bantuan …” tambah Raihana.

Dalam distribusi bantuan, tim Abadi bekerja sama dengan sejumlah relawan dan komunitas pemuda di Sulawesi Barat untuk menjalankan misi kemanusiaan tersebut.

https://infoabadi.org/wp-content/uploads/2021/01/WhatsApp-Image-2021-01-25-at-08.01.10.jpeg
Relawan penyalur bantuan gempa Sulawesi Barat. (Dok. Abadi)

 

Baca juga : Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan

 

Bantuan Gempa Sulawesi Barat

Sahabat Abadi, setelah melalui hari-hari di lokasi bencana, kami semakin yakin bahwa saudara-saudara kita di Mamuju dan Majene butuh dikuatkan.

Maka dari itu, kami tidak bosan untuk mengajakmu bergotong-royong meringankan kebutuhan para penyintas gempa dengan sebaik-baik dukungan. (history/abadi)

Mari donasi terbaik untuk penyintas gempa Sulbar melalui:

Bank Syariah Mandiri
(451) 711 7976 337
a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Mohon konfirmasi donasi melalui:
Call Center: 0878 6455 6406

Qurban Abadi Jelajahi Negeri: Indonesia, Palestina, dan Suriah

Qurban Abadi Jelajahi Negeri: Indonesia, Palestina, dan Suriah

Setelah dipercaya masyarakat Indonesia untuk salurkan qurban ke penjuru negeri hingga bumi para nabi, tahun ini qurban Abadi hadir lagi untuk jangkau penjuru nasional hingga internasional.

 

Infoabadi.org—Idul Qurban bukan sekadar ibadah yang menghubungkan kita dengan Allah Swt., melainkan juga dengan sesama manusia. Ibadah ini sarat akan nilai sosial yang bisa menguatkan persaudaraan.

ABADI-Story 1-Qurban Abadi Jelajahi Negeri-www.infoabadi.org(2)
(Hewan-hewan qurban titipan Sahabat Abadi sedang dikuliti/Abadi)

Pada Idul Adha tahun ini akan terasa berbeda.  Selain dilaksanakan saat masa pandemi Covid-19, dampak wabah ini telah memukul perekonomian banyak negara. Banyak pekerjaan hilang, daya beli masyarakat berkurang, hingga ancaman kelaparan membayang-bayang. Bukan hanya Indonesia yang terdampak, negara yang sedang dilanda konflik seperti Suriah dan Palestina juga terkena akibatnya.

 

Baca juga: jejak kebaikanmu tahun lalu:Kurban Abdi Untuk Para Pengungsi di Indonesia dan Palestina

Qurbanmu Bantu Saudara-saudara Yang Membutuhkan

ABADI-Story 1-Qurban Abadi Jelajahi Negeri-www.infoabadi.org(3)
(Raut wajah bahagia anak Palestina mendapatkan daging qurban titipan Sahabat/Abadi)

Dalam situasi ekonomi yang fluktuatif seperti saat ini, pengurban terancam mengalami penurunan sehingga dapat berdampak serius pada keluarga-keluarga dhuafa yang biasa menerima qurban setiap tahunnya. Sementara itu, pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan himbauan menghadapi Idul Qurban tahun ini, agar masyarakat menerapkan berbagai protokol kesehatan, baik bagi penjual hewan qurban, maupun saat hari pelaksanaannya nanti.

Di belahan bumi lainnya, penduduk Palestina yang masih mengalami penjajahan tak berkesudahan juga akan menghadapi Idul Qurban. Namun, bahagianya menyantap daging qurban tak berani banyak mereka bayangkan. Mendapati hari raya yang tenang tanpa terjangan rudal sudah cukup mereka syukuri.

Tak beda jauh dengan penduduk Suriah yang harus terusir dan hidup seadanya dari balik tenda pengungsian, menyambut Idul Qurban hanya dengan suka cita dan berharap hari esok akan baik-baik saja.

ABADI-Story 1-Qurban Abadi Jelajahi Negeri-www.infoabadi.org(4)
(Distribusi daging qurban untuk pengungs bencana gempa Lombok-Indonesia/Abadi)

Berangkat dari nurani yang tergugah, sejak tahun 2018 silam berkat dukungan dari Sahabat, ABADI telah mendistribusikan paket qurban bagi pengungsi bencana di Indonesia hingga ke Palestina. Program ini diinisiasi sebagai bentuk empati terhadap saudara-saudara kita yang membutuhkan, di tanah air Indonesia, Palestina dan negara lainnya.

 

Kebaikan Sahabat pernah singgah di tanah anbia: Abadi Bagi-bagi Daging Kurban Sampai ke Palestina

 

Program Qurban Abadi Menjelajah Negeri Hingga Jauh

ABADI-Story 1-Qurban Abadi Jelajahi Negeri-www.infoabadi.org(5)
(Hewan-hewan qurban titipan Sahabat Abadi sedang dipotong/Abadi)

Tahun ini ABADI kembali mengajak Sahabat untuk berupaya mengulang kisah sukses yang sama dan semakin meluaskan manfaatnya. Dengan mengusung tagline Qurban Abadi Jelajahi Negeri, program ini akan menjangkau keluarga dhuafa di Indonesia, juga saudara-saudara yang membutuhkan di Suriah dan Palestina. Sahabat dapat ikut menjadi bagian program kebaikan ini dengan memilih paket:

Harga Hewan Qurban

20200619_ABADI_Qurban_06

Kirimkan qurban terbaik Sahabat melalui:

Bank Syariah Mandiri

711 7976 337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

 

Mohon konfirmasi setelah donasi:
 0878 6455 6406 (WA/SMS/CALL)

 

Terima kasih Sahabat! Kebahagiaan qurban tidak selalu dapat dirasakan semua orang, namun berbagi keberkahannya dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk kita semua.(itari/abadi)

Mama Ato Dedikasikan Rumah dari Abadi sebagai Tempat Belajar Alquran

Mama Ato Dedikasikan Rumah dari Abadi sebagai Tempat Belajar Alquran

ABADI, Palu – Berikhtiar membantu korban gempa Sulawesi Tengah  untuk kembali bangkit, Abadi membangun sebuah hunian untuk Mama Ato, seorang guru ngaji yang dikenal berjasa besar mengajarkan Alquran kepada warga sekitar. Tak langsung menerimanya, Mama Ato justru menghibahkan kembali bangunan hunian tersebut kepada warga untuk dijadikan musala dan rumah belajar Alquran.

“Ibu, huntara di desa ini baru ada satu, kami sangat bersyukur bisa mendapat bantuan karena selama ini belum ada bantuan yang kami terima. Bahkan kami tidak tahu kami di desa ini terdata sebagai korban atau tidak. “ ungkap Mama Ato kepada Umi Raihana, salah satu relawan Abadi.

Gempa Palu
Pada mulanya, Abadi berencana membuat sebuah hunian untuk Mama Ato, namun ia menghibahkan kembali hunian tersebut untuk dijadikan rumah belajar Alquran bagi warga.

Beliau kembali berujar, “Ibu , Huntara yang diberikan kepada kami, akan kami hibahkan lagi untuk umat, untuk saudara-saudara kami yang lain. Sebagai tempat bersama, tempat kita belajar bersama,..”

 

Baca juga: Abadi Kembalikan Tawa Anak-Anak Korban Gempa Palu

 

Lantas Mama Ato tinggal di mana?  Selama empat bulan terakhir, beliau dan keluarga tinggal dalam sebuah rumah berdinding terpal dan beratap bambu yang ditutupi daun kering. Keterbatasan ekonomi membuat Mama Ato dan keluarga tak mampu membangun kembali  rumahnya.

Gempa Bumi
Rumah yang ditinggali Mamah Ato dan keluarga (ujung kanan), sejak gempa Donggala menghancurkan rumahnya empat bulan lalu. (Dok. Abadi)

Menurut penuturan Umi Raihana, sejak kejadian gempa  masyararakat sekitar Desa Saloya, Kec.Sindue, Kab.Donggala. memeilki semangat baru untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, termasuk dengan giat belajar membaca Alquran.

Perjalanan berjam-jam menuju Desa Seloya kami lalui di tengah jalan berdebu dan dipenuhi pemandangan reruntuhan bangunan di sekitar. Rasa miris dan pilu masih riuh dalam hati seolah masih tak percaya dengan apa yang telah menimpa saudara-saudara kita di Donggala.

Donggala

Tak mampu bangun kembali rumahnya yang rusak, sejumlah warga terpaksa tinggal di reruntuhan bangunan.(Dok. Abadi)

Empat bulan pasca gempa, tsunami dan likuifaksi melanda Palu, Donggala dan sekitarnya, masih belum terlihat banyak perubahan. Tenda-tenda pengungsian masih berjejer hampir di setiap sudut wilayah. Belum lagi reruntuhan bangunan yang hanya digeser sampai bahu jalan agar tak menghalangi kendaraan yang berlalu-lalang.

Palu belum mampu bangkit sendiri. Dukungan dan uluran tangan saudara-saudaranya masih sangat dibutuhkan. terbaik.(history/abadi)

Rekening donasi:

Salurkan donasi terbaikmu melalui:

Bank Syariah Mandiri

711.7976.337 a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Narahubung: 087 8455 6406

3600 Gempa Guncang Nusa Tenggara Barat Selama 2018

3600 Gempa Guncang Nusa Tenggara Barat Selama 2018

ABADI, Lombok – Masih teringat di ingatan ketika kita semua dikagetkan dengan ratusan gempa yang mengguncangkan bumi seribu masjid, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Indonesia diguncang 11.577 gempa bumi sepanjang 2018, dan 30 persen dari jumlah gempa terjadi terjadi di wilayah NTB.

Gempa Nusa Tenggara Barat
Selembar foto di reruntuhan bangunan terdampak gempa bumi di Desa Jeringo, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu, 22 Agustus 2018. (Sumber: ANTARA/Ahmad Subaidi)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 3.699 gempa bumi telah terjadi wilayah NTB selama tahun 2018.

“Tentunya jumlah gempa ini signifikan sekali. Hampir tiga kali lipat dari tahun lalu. Utamanya disebabkan oleh peristiwa gempa yang terjadi pada Juli-Agustus lalu,” ujar Agus Riyanto, Kepala BMKG Mataram dalam Nasional Kompas.

Baca juga: Ikhtiar Abadi Bangun Masjid Permanen untuk Masyarakat Santong

Agus Riyanto mengatakan, gempa beruntun di NTB merupakan peristiwa langka di bumi ini.Tak hanya gempa, tsunami kecil pun sempat terjadi di sejumlah pantai di NTB.

Peristiwa tersebut tentu menjadi peristiwa pilu yang mungkin sulit dilupakan masyarakat Lombok khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Bagaimana bisa dilupa, sanak-saudara …. dalam waktu yang tak jauh beda. Begitu juga dengan harta benda, tak ada yang tersisa kecuali hanya puing bangunan yang porak poranda. Tercatat sebanyak 564 jiwa meninggal dunia, dan 216 ribu rumah rusak di tujuh kabupaten kota di NTB.

Wilayah yang diapit dua generator sumber gempa, yakni zona pertemuan Lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia dan Sesar Naik Belakang Busur Flores  menjadikan NTB memilki potensi gempa yang lebih sering disbanding wilayah lain.

Alih Profesi Warga Hingga Lamanya Proses Pembangunan

Rangkaian gempa yang  terjadi di NTB pada Juli-Agustus 2018 lalu, memberikan dampak yang besar untuk masyarakat yang, contohnya untuk mata pencaharian warga di sekitar jalur pendakian Rinjani.

Ditutupnya jalur pendakian melalui Sembalun yang rusak akibat gempa, mengakibatkan warga di sekitar desa yang dulu bekerja sebagai porter terpaksa harus mencari pekerjaan lain. Belum diketahui kapan pendakian akan dibuka kembali, oleh pihak Taman Nasional Gunung Rinjani.

Baca juga: Sutopo Purwo Nugroho: Jangan Lupakan Lombok,  Uluran Tanganmu Masih Sangat Dibutuhkan

Begitu juga di daerah lain, rusaknya sejumlah fasilitas dan lahan  perkerjaan mengakibatkan warga kehilangan pekerjaannya dan sulit mendapatkan pekerjaan baru di tengah kondisi Lombok yang masih berada dalam tahap pembangunan kembali.

Menurut pengamatan BNPB, terhambatnya proses pembangunan akibat kurangnya fasilitator dan di lapangan yang bertugas melakukan pendampingan untuk membangun rumah yang rusak berat. Dari 1.700 fasilitator yang dibutuhkan, hanya sekitar setengahnya saja yang dapat dipenuhi. Permasalahan serupa juga datang dari kurangnya jumlah kelompok masyarakat (pokmas) yang membantu pencairan dana bantuan kepada korban.

Tak tinggal diam, Abadi juga turut serta membantu pembangunan Lombok dengan mendirikan sejumlah fasilitas penting bagi warga, di antaranya masjid, kakus, dan musala. (history/abadi)

Sumber: Tribun News, Nasional Kompas , KBR

 

Mari bantu Lombok bangkit pasca gempa. Salurkan donasi terbaik melalui

Bank Syariah Mandiri (451)

711.7976.337
an. Amal Bakti Dunia Islam

Jaelani: Bantuan Semakin Berkurang Semenjak Beberapa Bulan Terakhir

Jaelani: Bantuan Semakin Berkurang Semenjak Beberapa Bulan Terakhir

ABADI, Lombok – Sudah lebih dari seratus hari semenjak rangkain gempa  mengguncang Lombok, masih saja ada warga yang menjadi pengungsi di tanahnya sendiri.

Salah satunya adalah mereka yang tinggal di Dusun Jelateng, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Tenda-tenda beratapkan terpal tipis masih menjadi pemandangan yang mendominasi sekeliling kampung.

Trauma masih jelas menyelimuti para korban gempa, seperti yang dilansir oleh situs Liputan6. “Masih takut (gempa) tidak berani tidur di dalam rumah,” ujar Mantan Kepala Dusun Jelateng Timur, Jaelani saat ditulis Rabu (21/11/2018).

Gempa Lombok
Jaelani mengatakan, bantuan dari relawan mulai berkurang semenjak beberapa bulan terakhir (Sumber: Liputan6.com)

Selain trauma, sebagian besar dari mereka juga tak punya pilihan lain selain tinggal di tenda, karena hingga saat ini belum ada bantuan untuk mendirikan kembali rumah mereka. Jaelani mengatakan, masih banyak rumah yang hancur akibat gempa yang terjadi Agustus lalu. Jaelani mengatakan, bantuan dari relawan mulai berkurang semenjak beberapa bulan terakhir

Ada sekitar 1.350 jiwa yang tinggal di tiga dusun di wilayah Jelateng. Tenda yang ditempat Jaelani pun cukup besar dan memanjang, cukup untuk menjadi tempat ‘berteduh’ puluhan warga.

Baca juga: Apa Kabar Saudara Kita di Lombok?

Hanya saja tenda tersebut tak mampu melindungi penghuninya dari panasnya matahari atau menusuknya angin malam. Serangga-serangga kecil berbahaya dan hewan-hewan ternak pun sering kali masuk ke dalam tenda-tenda mereka.

Keadaan menjadi semakin mengkhawatirkan ketika hujan turun. Jaelani menuturkan, beberapa waktu lalu, lokasi mereka bernaung saat ini sempat kebanjiran. Air sungai yang terletak sangat dekat dari lokasi mereka meluap seiring tingginya curah hujan. Alhasil, air menggenang di dalam alas tenda.

Gempa Lombok
Keadaan tenda pengungsian Jaelani yang beratap terpal dan beralaskan tikar tipis (Sumber: Liputan6)

Gempa Lombok memang telah berlalu lebih dari seratus hari yang lalu. Meski begitu berbagai kisah pilu belum usai dan masih lalu-lalang di berbagai media berita.

Meski Ibencana baru bermunculan di tanah ibu pertiwi, tapi Lombok masih sangat membutuhkan uluran tangan saudara-saudaranya. (history/abadi)

 

Sumber: Liputan6

 

Mari bantu warga Lombok bangkit kembali. Salurkan donasi terbaik melalui rekening di bawah ini:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Untuk konfirmasi lebih lanjut, hubungi:
Call/SMS: 0878 6455 6406

Palu Dalam Keadaan Genting! Tak ada Makanan dan Obat-obatan

Palu Dalam Keadaan Genting! Tak ada Makanan dan Obat-obatan

Palu–Ribuan korban gempa dan tsunami Palu yang mengungsi di halaman Polda Sulawesi Tengah masih terus bertahan di lokasi meski kebutuhan logistik terus menipis. Situs berita Antara juga melaporkan berita duka tentang adanya lima warga yang meninggal di pengungsian akibat lukanya yang terlampau parah.

Palu Bagai Kota Mati

Keadaan pengungsian semakin mencekam kala malam mulai datang. Sampai Ahad (30/9), listrik kota Palu belum juga menyala. Hanya ada cahaya lampu dari beberapa kendaraan yang menyorot ke arah reruntuhan bangunan.

Palu

Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ferdinandus Setu mengatakan Kota Palu menjadi ‘kota mati’ pascagempa dan tsunami menerjang.

“Listrik mati, lebih dari 500 Base Transceiver Station (BTS) tidak berfungsi, toko-toko otomatis tutup, SPBU tidak berfungsi. Kota Palu seperti kota mati,” kata Ferdinandus menceritakan kesaksiannya seperti dikutip dalam Metrotv News.com.

Kebutuhan Mendesak Pengungsi

Gempa dan tsunami palu
Korban Gempa Donggala dan Tsunami Palu. (AFP PHOTO)

 Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dengan banyaknya pengungsi kebutuhan bahan makanan dan obat-obatan begitu mendesak.

“Air bersih, bahan makanan, alat penerangan, genset, kantong mayat, kain kafan, makanan bayi dan anak, serta kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya ini menjadi kebutuhan yang mendesak,” ujarnya pada Minggu (30/9).

Diperkuat dengan pernyataan Koordinator posko Polda, Ahmar FN dalam CNN yang menyatakan bahwa hingga saat ini suplai makanan ke pengungsi masih sangat kurang. Sebagian besar pengungsi berasal dari Talise, kampung nelayan, Kelurahan Tondo.

Logistik Lumpuh, Penjarahan Terpaksa Dilakukan Warga

gempa dan tsunami palu
Warga menjarah baan bakar minyak di SPBU Jalan Imam Bonjo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9)

Beberapa warga korban gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah, menjarah mini market yang ada di sekitar kota. Penjarahan ditengarai terjadi karena belum meratanya pasokan bantuan kebutuhan pokok ke para pengungsi bencana gempa dan tsunami Palu yang terjadi pada Jumat lalu.

Setidaknya ada empat sampai lima market di kota Palu yang jadi target penjarahan warga. “Ambil makanan, makanan bayi-bayi,” tutu salah seorang penduduk yang turut mengambil barang, Sabtu, 28 September 2018 dalam Nasional Kompas.

Selain menjarah kebutuhan pokok, masyarakat juga menjarah beberapa SPBU di Palu. Warga menjarah SPBU untuk mendapatkan bahan bakar yang akan digunakan untuk kendaraan.

Sementara itu, angka korban meninggal akibat gempa dan tsunami kian tinggi. Sampai Ahad (30/9) siang, BNPB telah melansir jumlah korban meninggal dunia yang mencapai 832 jiwa.

Sampai saat ini, kebutuhan vital seperti makanan, minuman, dan obat-obatan masih sangat dibutuhkan para pengungsi di Sulawesi Tengah, khususnya di Palu.

Mari bantu ringankan beban saudara-saudara kita yang tengah tertimpa musibah gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dengan doa dan donasi terbaik.

Rekening donasi:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Untuk konfirmasi lebih lanjut, hubungi:
Call/SMS: 0878 6455 6406

Sumber Asli: Harapan Amal Mulia

Mari Dirikan Kembali Kota Seribu Masjid

Mari Dirikan Kembali Kota Seribu Masjid

Lombok–Ribuan rumah luluh lantak rata dengan tanah. Ratusan masjid pun rusak parah. Gempa dengan kekuatan 6,4 skala richter telah mengguncak Lombok pada Minggu, 29 Juli 2018 lalu. Pada pukul 06.40 Wita, saat sebagian penduduk masih duduk bersantai di dalam rumah, guncangan hebat membuat mereka tersentak.

Semua orang yang merasakan gempa itu mencoba menyelamatkan diri. Tapi, ada 17 orang yang tewas tertimbun reruntuhan.

Saat ini, seluruh korban gempa tak ada yang bisa kembali ke rumah mereka karena sudah hancur. Mereka tinggal di berbagai lokasi pengungsian. Kalaupun rumah mereka sebagian masih utuh, tak berani mereke menempatinya. Gempa susulan masih saja terasa hingga kini. Mereka pun memilih tidur beralaskan tikar di halaman rumah.

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) bersama mitra telah membuka Posko Bantuan di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur. Berbagai bantuan yang diberikan para donatur berupa makanan, dan pakaian layak pakai telah kami salurkan.

Tapi, kebutuhan ribuan pengungsi masih tak terpenuhi. Salah satunya sarana ibadah yang turut hancur oleh guncangan gempa. Mari kita bangun kembali masjid-masjid yang hancur. Kita bantu untuk memulihkan spiritual para pengungsi supaya mereka bisa lebih khusyuk berdoa meminta masa depan yang lebih baik.

Mari kita tebarkan amal, muliakan kembali mereka yang tengah berduka. Mari Dirikan Kembali Kota Seribu Masjid di Nusa Tenggara Barat.

Rumah Satu Dusun Hancur Akibat Gempa

Rumah Satu Dusun Hancur Akibat Gempa

infoabadi.org – Wajah Muhammad Fadli begitu lelah. Sudah dua hari terakhir, ia tak bisa tidur dengan tenang. Pada Minggu (29/7) pagi,  sekitar pukul 06.40 Wita Fadli terhenyak. Bumi mendadak berguncang dengan keras.

‘’Saya berusaha keluar secepatnya dari rumah,’’ungkap Fadli kepada tim Amal Mulia.

Rumahnya pun langsung ambruk. Malang nasib anaknya, Muhammad Rian Hidayatullah (10 tahun), yang tertimpa sedikit reruntuhan. Kaki anaknya itu patah.

Dikatakan Fadli, pada saat kejadian berlangsung terdengar suara gemuruh yang sangat keras. Usai mengangkat anaknya dari reruntuhan rumah, ia dan warga Dusun Melempuh, Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia berlari ke arah gunung. Mereka takut terjadi tsunami. Maklum, dusun mereka terletak persis di bibir pantai.

‘’Kami masih bersyukur tidak terjadi tsunami,’’ucap Fadli.

Meski demikian, 50 rumah di Dusun Melempuh hancur, rata dengan tanah. Ratusan warga pun terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 1000 lebih rumah hancur akibat gempa ini.

Mari kita ulurkan tangan untuk membantu saudara-saudara mereka.