Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan

Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan

Titipan donasimu telah diserahkan dalam bentuk papan tulis, lemari, buku belajar baru hingga paket sembako para guru Madrasah Darul Islah.

Infoabadi.org Sahabat masih ingat kan dengan anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah? Sekolah pedalaman yang terletak di Desa Montong Ajan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat ini telah menerima titipan donasi dari Sahabat. Simak bagaimana kisah bahagianya hanya di laman Amal Bakti Dunia Islam, lembaga penghimpun sedekah yatim terpercaya.

ABADI-Artikel 1-Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan-www.infoabadi.org(2)
(Siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah harus berjalan kaki di tengah teriknya matahari saat menuju sekolah/dok. Amal Bakti Dunia Islam)

 “Kendati terpencil, semangat belajar siswa tak pernah kerdil”

Barangkali itulah ungkapan yang dapat menggambarkan para siswa di Madrasah Darul Islah. Mengenyam pendidikan di sekolah pedalaman, adalah segelintir upaya mereka untuk raih masa depan yang lebih baik. Walau keterbatasan sarana harus dirasakan para siswa, tetapi semangat belajar tak pernah pudar.

Sarana terbatas bukan halangan menggapai asa

ABADI-Artikel 1- Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan-www.infoabadi.org(3)
(Potret ruang kelas Madrasah Darul Islah yang hanya berdinding setengah saja/dok. Amal Bakti Dunia Islam)

 

Tak usah heran, jika ketika mengunjungi Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah, pemandangan sekolah tanpa dinding yang utuh itu akan didapati. Juga melihat papan tulis yang dijadikan sekat antar satu kelas dengan yang lainnya, sehingga meja belajar siswa pun yang harus saling dibagi bersama. Kondisi yang jauh dari kota, membuat madrasah ini dibangun berasal dari gotong royong warga.

 

Baca juga: Apa Saja Ya Keseharian Anak-anak Palestina?

https://infoabadi.org/2020/10/apa-saja-aktivitas-keseharian-anak-anak-palestina/

ABADI-Artikel 1-Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan-www.infoabadi.org(4)

(Siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah disela kegiatan sekolah/dok. Amal Bakti Dunia Islam)

Kendati demikian, siswa tetap semangat belajar dan menuntut ilmu di sekolah pedalaman ini. Sesekali, mereka bisa merasakan angin sepoi-sepoi masuk ke dalam ruang kelas, sambil menyimak pemaparan dari para guru honorer yang mengajar. Para bapak dan ibu guru begitu ikhlas mengajar, bukan besaran upah yang dikejar para guru di sekolah ini. Bagi mereka, inilah wujud nyata pengabdian di sekolah pedalaman.

Baca juga: Ini Dia, Cara Mudah Jadi Keluarga Palestina

https://infoabadi.org/2020/10/kita-semua-bisa-jadi-keluarga-palestina/

ABADI-Artikel 1-Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan-www.infoabadi.org(5)
(Siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah saat menerima bantuan dari Sahabat/dok. Amal Bakti Dunia Islam)

 

Terima Kasih Sahabat, Donasimu Mewujud Perlengkapan Sekolah dan Sembako Guru

Sabtu, 10 Oktober 2020, waktu masih menunjukkan pukul 08.50 saat relawan Abadi menyerahkan titipan Sahabat kepada Yayasan Darul Islah. Donasi dari Sahabat yang digalang melalui kerja sama dengan Kitabisa, telah disampaikan dalam bentuk papan tulis baru, dua lemari buku, 34 lusin buku tulis, 50 paket buku belajar untuk siswa Sekolah Dasar dan 8 paket sembako untuk guru.

ABADI-Artikel 1-Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan-www.infoabadi.org(6)
(Raut bahagia siswa Madrasah Darul Islah mendengar pemaparan kisah menarik dari relawan Abadi/dok. Amal Bakti Dunia Islam)

 

Wajah-wajah ceria para siswa Darul Islah

Disela waktu menyerahkan titipan Sahabat, relawan Abadi juga menggelar pentas bercerita dengan boneka, untuk menghibur para siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah.

ABADI-Artikel 1-Suka Cita Sekolah Pedalaman Lombok Terima Bantuan Pendidikan-www.infoabadi.org(7)
(Penyerahan bantuan dari Sahabat Abadi untuk guru Madrasah Darul Islah/dok. Amal Bakti Dunia Islam)

 

Para guru menyampaikan terima kasih yang begitu banyak, karena bantuan dari Sahabat, menjadi kesempatan para siswa mendapat sarana belajar yang lebih baik. Juga bantuan sembako untuk bekal mengajar para guru. Terima kasih Sahabat, semoga Allah senantiasa memberikan limpahan pahala, atas sedekah yang telah dikeluarkan.

Kunjungi laman kami untuk mendapatkan informasi seputar program pendidikan dan kebermanfaatan lainnya. Follow dan ikuti jejak-jejak kebaikanmu di akun media sosial kami. (itari/infoabadi)

10 Lintasan Ekstrem Menuju Sekolah di Dunia

10 Lintasan Ekstrem Menuju Sekolah di Dunia

Infrastruktur yang belum merata membuat beberapa siswa daerah harus mengalami kesulitan menuju ke sekolahnya.

infoabadi.org – Pembangunan infrastruktur yang belum merata ke pelosok daerah, seringkali tidak mendapatkan perhatian. Padahal permasalahan ini cukup menghambat aktivitas masyarakat sekitar.

Hambatan itu pun dirasakan para siswa ketika hendak ke sekolah. Mereka harus berjuang lebih dengan melewati lintasan ekstrem dan jarak tempuh yang jauh.

Lembaga donasi kemanusiaan Abadi telah menyajikan informasi mengenai 10 lintasan ekstrem menuju sekolah di berbagai dunia. Simak ulasan berikut ini!

1. Tebing Sempit di Gulu, Tiongkok

Keterangan: Perjalanan Melewati Tebing Tinggi Selama 5 Jam di Gili, Tiongkok (Foto: China News)

Para siswa di Gulu, China harus melewati perjalanan panjang dan berbahaya selama 5 jam untuk menuju ke sekolahnya. Perjalanan tersebut dilakukan setiap hari, karena tidak adanya alternatif lain yang lebih memudahkan menuju ke sekolah.

2. Melewati Tebing Tinggi dengan Tangga di Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan

Keterangan: Melewati Tebing Tinggi Berbahaya di Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan (Foto: WSJ)

Siswa di Desa Zhang Jiawan, Tiongkok Selatan harus naik dan turun tangga melewati tebing tinggi untuk menuju ke sekolahnya. Selain itu, hambatan bertambah karena tangga tersebut licin berlumut.

3. Melewati Patahan Es Berbahaya di Zankar, Himalaya Bagian India

Keterangan: Melewati Patahan Es Menuju Sekolah Zankar, Himalaya (Foto: Indo Headline News)

Lintasan berbahaya dialami para siswa di Zankar, Himalaya bagian India. Mereka harus melewati patahan es yang kapan saja bisa runtuh atau membelah.

4. Melewati Tali Panjang 8 meter di Ketinggian 400 meter di Rio Negro, Colombia

Keterangan: Melewati Tali 8 meter Ketinggian 400 meter di Rio Negro, Colombia (Foto: Agentur Focus)

Siswa yang tinggal di pelosok Colombia pun merasakan lintasan yang berbahaya menuju sekolahya. Mereka harus melewati tali 8 meter dengan ketinggian 400 meter dan kecepatan 50 meter per jam.

Baca Juga: 5 Manfaat Zonasi Yak Dirasakan Siswa Pedalaman

5. Melewati Tebing Terjal 3 Km di Pili, China

Keterangan: Melewati Tebing Terjal 3 Km di Pili, China (Foto: China Hush)

Sebanyak 80 siswa yang belajar di sekolah asrama Pili harus berjuang keras. Mereka berjalan 125 mil dari rumah di atas pegunungan berbahaya. Selain itu, mereka harus melewati tebing berbahaya tanpa jalan setapak.

6. Melewati Sungai dengan Perahu Ban di Provinsi Rizal, Filipina

Keterangan: Melewati Sungai dengan Perahu Ban di Provinsi Rizal, Filiphina (Foto: Google )

Para siswa di pelosok Filipina harus berjuang di sungai untuk menuju sekolahnya. Mereka menyeberangi sungai hanya dengan menggunakan perahu ban. Selain harus seimbang antara kanan dan kiri agar tidak terjatuh, mereka juga harus berhati-hati melindungi tas dan bukunya.

7. Melewati Ciherang dengan Rakit Kayu di Cilangkap, Indonesia

Keterangan: Siswa melewati Sungai dengan Rakit Kayu untuk Menuju Sekolah, di Cilangkap, Indonesia (Foto: Routers )

Para siswa di pelosok Cilangkap harus menyeberangi sungai dengan menggunakan rakit kayu sederhana. Perjalanan ini sangat menakutkan, karena seringkali mereka harus berhadapan dengan ular air.

8. Naik Perahu atau Canoe Tanpa Pendamping di Riau, Indonesia

Keterangan: Siswa Harus Melewati Sungai dengan Perahu Tanpa Pendamping di Riau, Indonesia (Foto: Aceh Tribun News )

Para siswa yang tinggal di pelosok Riau harus menyeberangi sungai untuk menuju ke sekolahnya. Mereka melakukannya dengan teman-teman tanpa ada pendamping orang dewasa.

9. Menapaki Kawat Besi Sisa Jembatan Rusak di Ketinggian 10 meter di Sumatera Barat, Indonesia

Keterangan: Siswa Harus Menyeberangi Sungai dengan Kawat Besi Menuju Sekolah di Sumatera, Indonesia (Foto: Generasi Muda)

Para siswa di Padang harus menyeberangi sungai untuk menuju ke sekolah. Mereka memanfaatkan kawat besi sisa dari jembatan yang rusak. Lintasan berbahaya ini dilalui karena tidak ada jembatan lain yang bisa digunakan.

10. Melewati Bukit Tandus dan Terjal di Lombok Tengah, Indonesia

Keterangan: Melewati Bukit Terjal dan Tandus di Lombok Tengah, Indonesia (Foto: Fathul Rakhman)

Para siswa di desa Desa Batu Payung, Lombok Tengah harus melewati perjalanan panjang menuju ke sekolahnya. Mereka harus berjuang menaki dan menuruni bukit terjal dan tandus untuk sampai ke sekolahnya.

Sahabat Abadi, begitulah berbagai usaha siswa menuju ke sekolah. Meskipun lintasan sangat berbahaya, tapi mereka tetap semangat menuju sekolah tanpa kenal lelah.

Sahabat bisa ikut membantu perjuangan anak-anak sekolah di pelosok Indonesia, salah satunya MI Darul Islah di Lombok Tengah. Meskipun keberadaannya jauh dan terpencil, MI Darul Islah merupakan satu-satunya sekolah yang bisa dijangkau anak-anak di kampung Batu Payung. Bersama Abadi, sahabat bisa mengirim donasi untuk temani perjuangan anak-anak tersebut.(izzah/infoabadi)

Sumber: Liputan6, Surya Malang

 

5 Manfaat Zonasi yang Tak Bisa Dirasakan Siswa Pedalaman

5 Manfaat Zonasi yang Tak Bisa Dirasakan Siswa Pedalaman

Sistem zonasi seharusnya mampu menjangkau seluruh pelosok negeri,  ternyata masih banyak siswa yang belum merasakannya.

infoabadi.org – Pada tahun 2015 anggaran negara yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk dana pendidikan sebesar 20% dari seluruh anggaran negara, atau jika dirupiahkan sebesar 390,3 triliun. Dana tersebut dibagi ke seluruh wilayah yang ada di Indonesia sebagai pemenuhan bantuan pendidikan.

Zonasi dilakukan untuk dapat mengefektifkan pelaksanaan pemerataan dana bantuan pendidikan. Sistem tersebut diterapkan bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Akan tetapi sistem sistem zonasi belum terealisasikan dengan baik, karena manfaat zonasi tidak dirasakan oleh anak-anak di pedalaman. Sebenarnya apa saja manfaat sistem zonasi yang belum dirasakan oleh siswa di pedalaman?

1. Layanan Pendidikan yang Merata

Keterangan: Sekolah di Pedalaman Papua (Foto: Kompasiana)

Layanan pendidikan yang merata sangat penting dan dibutuhkan oleh semua anak bangsa. Kemendikbud memfokuskan dana pendidikan untuk wilayah-wilayah yang belum memiliki sekolah berkualitas.

Namun para siswa di pedalaman belum merasakan meratanya pendidikan tersebut, padahal penerapan zonasi ini seharusnya dapat mempercepat pelaksanaan pemerataan dana, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menciptakan sekolah-sekolah yang baik di wilayah yang sulit terjangkau sekalipun.

 

2. Akses Menuju Sekolah yang Lebih Dekat

Keterangan: Anak-Anak Harus Berjalan Jauh Menuju Sekolah (Foto: Geotimes)

Sistem zonasi diciptakan agar dapat memudahkan para siswa dalam menempuh perjalanan ke sekolah yang lebih dekat. Dengan demikian, tak ada lagi anak-anak yang harus menempuh jarak jauh untuk pergi ke sekolah, terlebih jika tidak ada transportasi.

Namun, hingga kini masih ada saja siswa di pedalaman yang harus menempuh perjalanan jauh dan penuh tantangan untuk menuju ke sekolahnya.

Baja Juga: 11 Tahun Perjuangan Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah Lombok

3. Kesempatan untuk Menjadi Sekolah Favorit

Keterangan: Kualitas Sekolah di Pedalaman Belum Cukup Baik (Foto: Suara Pemred Kalbar)

Sasaran utama yang di fokuskan yang di dapatkan dari sistem zonasi adalah wilayah-wilayah yang belum memiliki sekolah berkualitas dan jauh dari kota. Sistem zonasi diharapkan dapat menciptakan kualitas sekolah yang merata karena siswa-siswa unggulan dapat disebarkan di bebagai sekolah.

Namun, bagaimana di pedalaman?

Di pedalaman, sekolah saja masih sedikit. siswa nya itu-itu saja, gurunya pun sangat terbatas. Lalu kesempatan untuk menjadikannya sekolah favorit itu kecil sekali karena kesempatan untuk menyebarkan anak-anak unggulan di berbagai sekolahnya tidak ada.

 

4. Mengembangkan Daya Saing Pendidikan

Keterangan: Siswa di Pedalaman Belum Mampu Bersaing dalam Pendidikan (Foto: Regional Kompas)

Saat sistem zonasi berjalan, maka kesempatan untuk mengembangkan potensi daerah lebih besar, kenapa? karena potensi daerah itu sendiri bisa digerakan melalui pendidikan

Namun sistem tersebut bagi daerah pedalaman tidak berpengaruh banyak, karena siswa datang dari berbagai tempat jauh membuat potensi daerahnya banyak. Hal ini tidak efektif untuk mengembangkan potensi yang berbeda-beda.

Selain itu, kurikulum yang diajarkan di sekolah pedalaman kualitasnya jauh lebih rendah dari pada sekolah di kota. Sedangkan materi ajarnya perlu pengembangan dan masih menjadi PR bersama. Untuk itu sebelum membicarakan potensi daerah, alangkah lebih baik untuk membenahi terlebih dahulu kualitas bahan ajarnya

5.Mengembangkan Daya Saing Pendidikan

Zonasi seharusnya membuat anak-anak mendapatkan takaran pendidikan yang sama antara kota maupun desa. Hal ini akan memberikan kesempatan baik bagi anak-anak untuk dapat berdaya saing dalam pendidikan.

Namun siswa dari pedalaman belum mampu menghadapi persaingan di bidang pendidikan, karena bahan ajar yang mereka terima belum setara dengan sekolah yang ada di kota.

Kelima manfaat zonasi tersebut pada kenyataanya belum dapat dirasakan oleh anak-anak di pedalaman. Seperti Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah, Kampung Montong Ajan, Lombok Tengah yang hingga kini belum merasakan perubahan apapun, setelah adanya kebijakan sistem zonasi.

Keterangan: Anak-Anak Sedang Belajar di Ruang Kelas MI Darul Islah (Foto: Fathul Rakhman)

Kondisi MI Darul Islah hingga kini masih memprihatinkan, selain bangunan hanya setengah jadi, tanpa pintu dan jendela. Para siswa yang ingin bersekolah pun harus berjalan jauh.

 

Bantu Anak-Anak MI Darul Islah Rasakan Pendidikan Lebih Baik

Keterangan: Ruang Kelas MI Darul Islah di Kampung Batu Payung, Lombok Timur (Foto: Fathul Rakhman)

seharusnya zonasi bertujuan untuk membuat bantuan pendidikan tersebar secara merata. Akan tetapi, tujuan tersebut belum tercapai di sekolah-sekolah pedalaman.

Meskipun demikan, kita tak perlu menunggu kebijakan baru dan perbaikan sistem untuk membantu mewujudkan sekolah berkualitas di pelosok negeri bukan? Sebab, setiap dari kita dapat sigap bergerak dan memberi manfaat kepada siapa saja.

Abadi mengajak sahabat untuk bersama-sama membangun MI Darul Islah di Kampung Montong Ajan, Lombok Tengah. Agar siswa di sana bisa merasakan fasilitas pendidikan dengan baik.(izzah/infoabadi)

Sumber: Pelayanan Publik, Tribun Bisnis

 

anda dapat donasi melalui link berikut

https://infoabadi.org/donasi-abadi/

Nomor Rekening Bank:

Bank Mandiri Syariah (451) 7117976337

A.n Amal Bakti Dunia Islam

Konfirmasi donasi:

Call/SMS/WA: 0878 6455 6406

11 Tahun Perjuangan Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah, Batu Payung, Lombok

11 Tahun Perjuangan Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah, Batu Payung, Lombok

Asalamualaikum orang baik, perkenalkan, mereka adalah siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah.

Klik di sini untuk DONASI

Hari begitu panas, tanah tandus, sumur-sumur mengering, namun tidak mengeringkan semangat anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islah untuk bersekolah.

Di ruang kelas yang sederhana itu anak-anak sangat antusias menangkap pelajaran dari gurunya, meski sebenarnya tidak ada alat bermain di sekolah itu. Satu-satunya benda istimewa adalah lemari plastik hasil dari patungan para guru.

Mungkin harganya tidak mahal. Namun bagi para guru yang juga merangkap petani, dengan honor Rp 500.000 (untuk enam bulan), menjadi barang paling berharga untuk menyimpan buku pelajaran ussang, tanpa kunci, karena tidak ada barang lain yang harus di jaga.

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islah terletak di Kampung Batu Payung, Desa Montong Ajan, Lombok Tengah. Berbatasan dengan Nambung (Desa Buwun Mas, Lombok Barat).

Jika bediri dari atas bukit akan tampak pantai yang memanjang dari Pengantap hingga Selong Belanak. Dari bukit tandus terlihat pantai pantai berpasir putih.

Madrasah Nurul Islah sudah berdiri sejak 9 Juni 2008. Saat ini memiliki 6 rombongan belajar, dengan total 30 siswa (10 siswa dan 20 siswi)

Dengan jumlah siswa puluhan itu, Madrasah Nurul Islah hanya memiliki 3 ruang kelas  dan 3 guru yang statusnya honorer.

Pendirinya bernama Marium, warga asli Kampung Batu Payung. Sekolah ini dibangun karena sekolah SD terdekat jaraknya sangat jauh. Tidak semua orang tua punya kendaraan untuk mengantar anaknya ke sekolah. Jadi para orang tua sepakat, untuk mendirikan sekolah di kampung dengan 59 KK tersebut.

Salah satu pengajar Ibu Marhamah, single parent dua anak. Satu-satunya guru honorer bersertifikat di sekolah ini. Honornya Rp1,5 juta/bulan, namun baru cair setelah 3 bulan mengajar. Sebagian ia pakai untuk beli beberapa zak semen untuk menambal lantai kelas.

Anak-anak Kampung Batu Payung harus sekolah. Sekolah yang layak memberikan harapan baru untuk masa depan mereka. Karena sebagian warga  Batu Payung bertahun-tahun menjadi TKI, membanting tulang di kebun sawit Malaysia.

kami mengajak orang baik di mana saja untuk ikut membantu membagun sekolah layak untuk anak-anak di Dusun Batu Payung Desa Montong Ajan Lombok tengah.

Jangan tunda niat berbuat baik sahabat dermawan semua, segera

Silakan salurkan donasi sahabat Abadi ke:

Klik untuk donasi >> Donasi Abadi

Atau salurkan melalui rekening donasi Abadi:
Bank Mandiri Syariah (451) 7117976337
a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Hasil penggalangan dana ini akan Abadi gunakan untuk:

  • Perbaikan bangunan sekolah
  • Penyediaan buku sekolah
  • Pengadaan bangku sekolah

Informasi lebih lengkap dapat hubungi: Abadi (+62 878-6455-6406)

Menilik Keadaan Sekolah di Pedalaman Lombok

Menilik Keadaan Sekolah di Pedalaman Lombok

Orang-orang yang tinggal di pedalaman Lombok harus tetap sekolah dan merasakan kehidupan yang baik.

Infoabadi.orgSahabat, kali ini lembaga donasi kemanusiaan Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) akan mengajakmu untuk menyambangi daerah pedalaman Indonesia, tepatnya di Lombok Tengah.

Daerah pedalaman tersebut berada di sebuah bukit yang jauh dari keramaian atau kota sebagai pusat kehidupan. Meski begitu, di daerah pedalaman anak-anak tetap membutuhkan sekolah untuk menunjang pendidikannya.

Sekolah adalah tempat yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak di Lombok Tengah. Mau bagaimanapun sekolah adalah kebutuhan atau hak yang harus didapatkan oleh anak-anak.

Keterangan: Bangunan Sekolag dengan Dinding Setengah Jadi (Foto: Fathul Rakhman)

Bangunan sederhana sekolah di daerah pedalaman tersebut berhasil dibangun dari usaha keras para guru honorer. Tidak peduli uang gaji yang kecil, para guru berhati mulia itu justru menggunakan uangnya untuk membangun sekolah.

Uang para guru honorer memang tak cukup untuk membangun sekolah yang bagus atau seperti layaknya sekolah. Namun setidaknya, ada ruangan kelas dengan bangku dan meja, papan tulis kecil, semen lantai yang mulai menganga, serta dinding setengah jadi yang dapat dijadikan sekolah.

Baca Juga: Setahun Berlalu Tenda-Tenda Pengungsi Palu Masih Ramai Penghuni 

Keterangan: Lemari Plastik Dibeli Dari Uang Iuran Guru Honorer Merupakan Satu-Satunya Barang Berharga (Foto: Fathul Rakhman)

Satu-satunya barang yang paling berharga dalam sekolah tersebut adalah lemari plastik, yang digunakan untuk menyimpan buku lama. Lemari itu pun dibeli dengan  uang iuran guru honorer.

Namun tahukah sahabat, meski keadaan sekolah yang sederhana, anak-anak dari Kampung Batu Payung, Desa Montong Ajan, Lombok Tengah itu tak kehilangan semangat. Mereka sangat senang untuk pergi ke sekolah.

Kaki kecil yang kotor terkena debu, dengan langkah kuat menyusuri jalanan ke sekolah dengan beralas kaki sandal. Di daerah tersebut hanya sebagian anak yang memiliki sepatu, dan itu menjadi keberuntungan tersendiri.

Keterangan: Anak-anak Tak Hilang Semangat dan Bahagia Berada di Sekolah Sederhana (Foto: Fathul Rakhman)

Bagi anak-anak, sekolah adalah tempat yang paling menyenangkan, karena mereka dapat belajar dan bermain setelahnya. Momen di sekolah selalu mereka nantikan, karena hal ini tidak mereka temui di rumah.

Para guru memberikan semangat yang luar biasa kepada murid-muridnya dan memberikan aturan di sekolah. Kegiatan belajar-mengajar itu dilakukan hingga pukul 12 siang, karena sang guru tahu kalau anak-anak tidak membawa bekal, maka aturannya mereka harus sarapan dari rumah.

Masyaallah, semangat anak-anak serta guru yang luar biasa meski dengan keadaan yang sederhana. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.

Abadi berikhtiar untuk segera mendatangi mereka dan membawa bantuan. Untuk itu, sahabat dapat menyalurkan donasi melaui Abadi. Yuk kita bantu anak-anak di Lombok Tengah agar dapat terus bersekolah dengan baik. (izzah/infoabadi)

Sumber: Fathul Rakhman

 Ayo Kirimkan Donasi melalui Abadi dengan cara:

Klik Link>>> https://kitabisa.com/campaign/bantudarulislah 

Atau Melalui:

Nomor Rekening Bank:

Bank Mandiri Syariah (451) 7117976337

A.n Amal Bakti Dunia Islam

Konfirmasi donasi:

Call/SMS/WA: 0878 6455 6406