Mendoakan adalah upaya paling ringan yang dapat dilakukan oleh seorang muslim untuk membantu saudaranya. Namun, selain itu ada banyak upaya terbaik lain sebagai langkah untuk meringankan bebann muslim lainnya.
infoabadi.org – Ketika berbagai bencana dan konflik menimpa dunia Islam, sebagai muslim yang baik, kita diwajibkan untuk mendoakan satu sama lain. Akan tetapi sudah cukupkah dengan mendoakan saja?
Rasulullah Saw. bersabda, bahwa doa merupakan senjata terbaik orang mukmin. Saat kita menginginkan sebuah harapan dan mimpi menjadi nyata, maka doa menjadi solusinya. Namun, jika kita melihat saudara seiman kita tertimpa ujian, apakah doa saja cukup untuk menolongnya?
Berikut 5 upaya yang dapat kita lakukan untuk menolong saudara seiman yang sedang mengalami musibah:
1. Qunut Nazilah
Qunut Nazilah adalah doa qunut yang dilakukan setelah ruku terakhir dalam rakaat shalat wajib. Qunut ini disunahkan dan pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw ketika ada kaum muslimin yang tertimpa musibah pada masanya.
Tujuan doa qunut nazilah adalah agar musibah yang dialami umat muslim mendapatkan bantuan dari Allah dan segera diangkat musibah tersebut.
2. Galang Donasi
Saudara-saudara di Palestina sedang mengalami kesulitan akibat penjajahan Israel. Warga Palestina harus kehilangan rumah sehingga harus tinggal di pengungsian, kehilang pekerjaan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga, kehilangan sebagian anggota tubuh yang membuat seseorang tidak dapat beraktivitas dengan mudah, kehilangan lahan pertanian sehingga tidak mendapatkan bahan makanan atau sumber penghasilan dan lain sebagainya.
Maka kegiatan galang donasi kemanusiaan merupakan aksi nyata untuk membuktikan kepedulian kita untuk saudara seiman.
3. Aksi Solidaritas
Sesama umat Islam harus saling melindungi dan mendukung, terlebih ketika ada muslim lainnya yang sedang mengalami kesulitan seperti bencana alam, maupun bencana kemanusiaan.
Maka kita bisa melakukan aksi solidaritas, sebagai bentuk kepedulian kita terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Hal ini juga untuk mengabarkan kepada orang di sekitar, bahwa ada orang-orang di tempat lain yang sedang mengalami kesulitan.
Hari ini, semua manusia berada di era media sosial, di mana semua orang dapat dengan mudah mengakses berita dan menyebarkannya lagi kepada yang lain.
Adanya akses sosial media menjadi kesempatan bagi kita untuk mengabarkan informasi terkini kepada pengguna internet di seluruh dunia tentang derita yang dialami saudara-saudara muslim kita.
Selain mudah, media sosial sangat ampuh agar dapat diterima oleh lebih banyak orang dan akan memunculkan lebih banyak lagi orang-orang yang peduli.
5. Ikuti Arahan Ulama
Ulama Indonesia maupun internasional akan langsung bergerak saat mengetahui saudara sesama muslim mendapatkan musibah, kemudian segera mengumumkan untuk melakukan sesuatu kepada jamaahnya, dalam rangka untuk membantu saudara yang sedang terkena musibah.
Kita sebaiknya mengikuti arahan para ulama, karena yang akan kita bantu adalah orang dalam jumlah banyak, sehingga kita pun harus berjamaah untuk membantunya.
Sahabat Abadi, itulah beragam cara yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara-saudara sesama muslim yang sedang mengalami musibah. Mari kita bersatu untuk saling menguatkan dan saling tolong menolong, agar dapat meringankan beban sesama.
Sumbangsih pertama Indonesia untuk Palestina diberikan pada tahun 1953. Hal ini merupakan wujud persaudaraan, atas bantuan kemerdekaan Indonesia oleh Palestina.
infoabadi.org – Terkenalnya Indonesia dengan budaya ramah tamah dan suka tolong-menolong, membuat negeri ini selalu dinomorsatukan oleh Palestina. Padahal, jika dibandingkan dengan negara lain, dana donasi kemanusiaan yang digelontorkan Indonesia untuk Palestina masih belumlah seberapa.
Padahal, pada faktanya, jika kita berbicara tentang donasi kemanusiaan Palestina, Indonesia tidaklah tercatat sebagai negara yang pertama kali membantu Palestina dengan dukungan dan harta. Menurut sejarah, tahun 1953 adalah awal mula sumbangsih pertama Indonesia untuk Palestina disalurkan. Pada saat itu, Indonesia menyalurkan donasi kemanusiaan kepada para pengungsi Palestina yang menjadi korban pengusiran tragedi Nakba tahun 1948.
Lalu, bagaimana cerita awal mulanya Indonesia dapat memberikan sumbangsih pertama untuk pengungsi Palestina? Yuk simak kisah uniknya!
Sumbangsih Pertama Indonesia adalah Paket Musim Dingin untuk Pengungsi
Perlu kita ketahui, bahwa sumbangsih perdana Indonesia untuk Palestina ditujukan kepada para pengungsi Palestina yang sedang melewati musim dinginnya di kamp-kamp pengungsian.
Pada pertengahan Desember 1953, Menlu Sunario Sastrowardoyo mengirim Ahmad Subardjo sebagai Duta Besar Keliling, bersama Siradjuddin Abbas, Salim Al-Rasjidi, dan Abdul Mukti Ali pergi ke Kota Alquds untuk memenuhi undangan Muktamar Umum Islam dengan berbagai negara lainnya.
Pada muktamar tersebut, masing-masing perwakilan negara peserta menyuarakan pandangan tentang situasi Palestina, khususnya serangan-serangan Israel untuk merebut Alquds.
Setelah kegiatan selesai, para partisipan mengunjungi kamp-kamp pengungsian di perbatasan Israel-Palestina. Perwakilan dari Indonesia turut prihatin dengan kondisi para pengungsi yang serba kekurangan, dari mulai makanan pokok hingga pakaian tebal untuk melewati musim dingin.
Pada saat itulah Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan untuk pertama kalinya kepada Palestina sebesar 60 ribu dolar Amerika.
Baik Dulu atau Sekarang Indonesia Tetap Setia Bantu Palestina
Sahabat Abadi, sumbangan bersejarah Indonesia untuk Palestina itu terjadi sudah sangat lama. Meski begitu, sumbangsih pertama tersebut tidak menjadikan upaya untuk mendukung Palestina hanya sebagai peristiwa sejarah. Hingga kini, Indonesia tetap menjadi yang paling pertama memberikan dukungan juga bantuan untuk para pengungsi Palestina.
Bersama lembaga donasi kemanusiaan Palestina, Abadi dan Jisr Ta’awun (mitra penyaluran donasi dari Turki), mari kita kirimkan 1000 paket musim dingin kepada para pengungsi Palestina.
Insyaallah paket musim dingin tersebut akan dikirim kepada warga Palestina yang kini tengah melewati musim dingin di pengungsian Gaza, Tepi Barat, dan Turki. Sedikit hartamu akan menghangatkan para pengungsi Palestina. (izzah/infoabadi)
Sumber: Histori Aktual
Ayo Kirimkan Donasi Musim Dingin untuk Palestina melalui Abadi
Satu tahun pasca tsunami, masyarakat Palu Mengadakan kegiatan muhasabah bersama ulama Palestina.
Infoabadi.org–Pasca satu tahun tragedi tsunami dan likuefaksi yang menerjang Kota Palu dan Donggala, lembaga donasi kemanusiaan Abadi bersama organisasi keislaman mengadakan Dzikir dan Doa bersama, Dauroh Quran di Kec. Palolo, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah, pada tanggal 22 September – 02 Oktober 2019.
Setahun berlalu bencana tsunami akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang Kota Palu dan Donggala, tepatnya pada tanggal 28 September 2018. Bencana hebat tersebut memakan korban hingga 2.113 jiwa, yang mana sebanyak 4.612 orang mengalami luka berat.
Sementara itu, bagi warga yang masih diberi kesempatan untuk hidup, mereka tinggal di pengungsian dengan kondisi memiliki tauma yang cukup kuat dan kesedihan mendalam.
Menurut analisis para ahli dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tsunami tersebut disebabkan oleh adanya longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter di Teluk Palu. Sedimen dari sungai-sungai yang bermuara di Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh dan longsor saat gempa, dan memicu terjadinya tsunami.
Meski menurut teori itulah penyebabnya, namun jauh di atas teori ada hal lain yang harus kita coba baca dan renungi. Mengapa bisa terjadi tsunami? Apakah ada hubungannya dengan perilaku manusia yang semakin berbuat kerusakan?
Sahabat Abadi, terkadang kita sebagai manusia tidak bisa merasa baik-baik saja dengan segala aktivitas yang dilakukan. Barangkali ada kesalahan-kesalahan yang terselip di antara aktivitas-aktivitas yang kita lakukan dan membuat kita harus mendapatkan peringatan dari Sang Pencipta.
Seperti yang dilakukan oleh warga dari Kec. Palolo, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah, akhirnya menyadari bahwa bencana gempa dan tsunami merupakan kuasa dari Allah yang dapat dijadikan bahan renungan.
Sebagai wadah untuk refleksi dan intropeksi, Abadi mengadakan dzikir dan doa bersama. Acara ini bertambah spesial dengan hadirnya Syekh Abdullah Ar-Rayan, ulama Palestina.
Acara ini ikhtiar Abadi untuk mewadahi kegiatan bermanfaat di tengah masyarakat. Abadi akan terus berupaya menghadirkan edukasi, membersamai para korban terdampak bencana di manapun berada.
Mereka merasa bahwa bencana tersebut adalah pengingat agar manusia senantiasa memohon ampunan, melakukan perbaikan, dan lebih taat kepada Allah. (izzah/infoabadi)
Orang-orang yang tinggal di pedalaman Lombok harus tetap sekolah dan merasakan kehidupan yang baik.
Infoabadi.org–Sahabat, kali ini lembaga donasi kemanusiaan Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) akan mengajakmu untuk menyambangi daerah pedalaman Indonesia, tepatnya di Lombok Tengah.
Daerah pedalaman tersebut berada di sebuah bukit yang jauh dari keramaian atau kota sebagai pusat kehidupan. Meski begitu, di daerah pedalaman anak-anak tetap membutuhkan sekolah untuk menunjang pendidikannya.
Sekolah adalah tempat yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak di Lombok Tengah. Mau bagaimanapun sekolah adalah kebutuhan atau hak yang harus didapatkan oleh anak-anak.
Bangunan sederhana sekolah di daerah pedalaman tersebut berhasil dibangun dari usaha keras para guru honorer. Tidak peduli uang gaji yang kecil, para guru berhati mulia itu justru menggunakan uangnya untuk membangun sekolah.
Uang para guru honorer memang tak cukup untuk membangun sekolah yang bagus atau seperti layaknya sekolah. Namun setidaknya, ada ruangan kelas dengan bangku dan meja, papan tulis kecil, semen lantai yang mulai menganga, serta dinding setengah jadi yang dapat dijadikan sekolah.
Satu-satunya barang yang paling berharga dalam sekolah tersebut adalah lemari plastik, yang digunakan untuk menyimpan buku lama. Lemari itu pun dibeli dengan uang iuran guru honorer.
Namun tahukah sahabat, meski keadaan sekolah yang sederhana, anak-anak dari Kampung Batu Payung, Desa Montong Ajan, Lombok Tengah itu tak kehilangan semangat. Mereka sangat senang untuk pergi ke sekolah.
Kaki kecil yang kotor terkena debu, dengan langkah kuat menyusuri jalanan ke sekolah dengan beralas kaki sandal. Di daerah tersebut hanya sebagian anak yang memiliki sepatu, dan itu menjadi keberuntungan tersendiri.
Bagi anak-anak, sekolah adalah tempat yang paling menyenangkan, karena mereka dapat belajar dan bermain setelahnya. Momen di sekolah selalu mereka nantikan, karena hal ini tidak mereka temui di rumah.
Para guru memberikan semangat yang luar biasa kepada murid-muridnya dan memberikan aturan di sekolah. Kegiatan belajar-mengajar itu dilakukan hingga pukul 12 siang, karena sang guru tahu kalau anak-anak tidak membawa bekal, maka aturannya mereka harus sarapan dari rumah.
Masyaallah, semangat anak-anak serta guru yang luar biasa meski dengan keadaan yang sederhana. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.
Abadi berikhtiar untuk segera mendatangi mereka dan membawa bantuan. Untuk itu, sahabat dapat menyalurkan donasi melaui Abadi. Yuk kita bantu anak-anak di Lombok Tengah agar dapat terus bersekolah dengan baik. (izzah/infoabadi)
Muslim sudah seharusnya memiliki akhlak yang sudah ditentukan berdasarkan sumber dari Alquran dan hadis.
Sebuah pepatah popular mengatakan, “maju mundurnya sebuah bangsa ditentukan oleh kualitas para pemudanya.”. Memang benar, bahwa pemuda hari ini memiliki peran dalam menopang nasib bangsa di masa depan. Jika pemudanya cerdas dan memiliki akhlak yang baik, maka sebuah bangsa akan maju dan sejahtera.
Dalam mewujudkan bangsa yang maju di tangan para pemuda, Islam hadir memberikan berbagai tuntunan agar para pemuda dapat memiliki kualitas yang baik, sehingga mereka dapat memperbaiki bangsanya. Seorang pemuda Muslim sejati diajarkan untuk memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan apa yang Allah perintahkan dan apa yang dilarang. Apa sajakah komitmen tersebut?
1. Bersikap Hati-Hati (Wa’ra)
Sifat pertama yang harus dimiliki seorang pemuda sejati yakni berhati-hati atau wara’. Sifat ini bertujuan untuk menghindari diri melanggar suatu aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Seperti halnya berhati-hati ketika akan melakukan suatu tindakan, mempertimbangkan terlebih dahulu baik dan buruknya.
Sikap wara’ yang paling tinggi tingkatannya adalah seperti yang disebutkan oleh Rasulullah saw dalam hadits: “Tidaklah seorang hamba mencapai derajat orang yang bertakwa sampai ia meninggalkan apa yang tidak haram karena berhati-hati terhadap apa yang haram” (HR. Tirmidzi)
2.Menahan Pandangan (Ghoudul Baashar)
Sifat yang kedua adalah bahwa pemuda sejati harus pandai menjaga pandangan dari yang haram. Pernahkah sahabat mendengar ungkapan “dari mata turun ke hati”? Begitulah kiranya, bahwa pandangan adalah awal mula timbulnya keinginan dan secara bertahap membawa pelakunya untuk melakukan dosa atau kemaksiatan.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’. Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya’.” (Q.S. An-Nur: 30-31)
3. Menjaga Lidah
Sifat yang ketiga, hendaklah seorang pemuda muslim sejati menjaga lidah dari perkataan kotor, kasar, sia-sia, menggunjing dan mengadu domba.
Perkataan ini dapat mengakibatkan suatu permasalahan yang sangat besar, sebagaimana apa yang pepatah katakan: “mulutmu harimaumu”. Dari mulut, kerusuhan hingga perpecahan bisa saja terjadi. Sehingga menjaga lidah ini sangatlah penting bagi setiap muslim, seperti yang disebutkan dalam firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” (Al-Ahzab : 70-71)
4.Malu (Haya’)
Sifat keempat yakni malu atau seseorang yang menjaga diri dari perbuatan tercela. Hendaknya seorang pemuda muslim sejati memiliki sifat malu untuk menjaga kehormatan diri di hadapan Allah dan hamba-Nya.
Sifat malu di antaranya, menundukan pandangan, tidak meninggikan suara, menutup aurat dan menjaga kehormatan, tidak melakukan sesuatu dengan berlebihan. Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, ‘Sesungguhnya di antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!”(HR. Bukhari)
5. Pemaaf dan Sabar
Sifat kelima yakni pemaaf dan sabar. Seringkali kita mendengar kisah nabi dan rasul, pada saat mereka berdakwah untuk menyebarkan dan menegakkan agaran islam. Kisah tersebut tidak pernah terlepas dari hinaan, cemoohan, tuduhan bahkan perlakuan fisik oleh kaum Yahudi.
Namun tidak ada yang dilakukan oleh para nabi dan rasul selain bersabar dan memaafkan mereka, lalu meminta pertolongan kepada Allah. Seperti yang disebutkan dalam hadist Rasul:
Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud)Kesabaran justru merupakan kekuatan terbesar kaum muslimin. Itu sebabnya Allah SWT
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 153)
6. Jujur
Sifat ke keenam yakni jujur, hendaklah seorang pemuda muslim selalu berkata jujur meski terasa pahit. Jujur adalah menyampaikan suatu perkataan dengan benar. Lawan kata jujur adalah bohong atau dusta.Berkata dusta membawa seseorang pada kehinaan dan menjadi orang yang munafik.
Kejujuran merupakan iman, seperti yang disebutkan dalam firman Allah: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (Qs. An-Nahl: 105)
7. Rendah Hati
Sifat ke tujuh yakni rendah hati, hendaknya seorang pemuda muslim harus rendah hati serta saling menghormati terutama kepada sesama muslim. Sifat ini akan menghindari kita dari menyakiti hati seseorang, dan perbuatan sombong.
“Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” (HR. Muslim no. 2865).
8. Menjauhi Prasangka Buruk
Sifat ke delapan, yakni seorang pemuda muslim harus menghindari perasangka buruk terhadap sesama manusia terlebih lagi kepada Allah SWT.
Berperasangka buruk terhadap seseorang berarti akan menjadi sisi kesalahan, dan mengakibatkan ghibah kemudian karena informasi tersebut tidak benar maka akan menjadi fitnah. Menmyeramkan sekali, dari satu kesalahan berakibat ke kesalahan lainnya.
Seperti yang disebutkan dalam firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]
9. Dermawan dan Pemurah
Sifat ke sembilan, yakni seorang pemuda muslim harus menjadi dermawan dan murah hati kepada sesama manusia.
Kedermawanan dan murah hati merupakan perilaku terpuji yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, beliau selalu berbagi kepada para sahabatnya bahkan kepada yahudi sekalipun dalam keadaan terbatas maupun lapang harta.
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam Ramadhân untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus.” (HR Bukhari & Muslim
10. Menjadi Tauladan yang Baik
Sifat yang terakhir, hendaknya seorang pemuda muslim menjadi tauladan yang baik bagi sesama muslim atau manusia lainnya. Sifat tersebut bertujuan untuk menghindari fitnah buruk terhadap seorang muslim atau agama Islam.
Sejatinya agama Islam tidak pernah mengajarkan sesuatu yang buruk, namun hal ini harus dibuktikan dengan amalan kita.
Seperti yang disebutkan dalam hadist rasul: “Akhirnya, tetapi bukan yang paling akhir, hendaklah ia menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat, menjadi terjemahan nyata bagi prinsip-prinsip dan adab-adab Islam, baik dalam makan, minum, berpakaian, berbicara, mengucapkan salam, melaksanakan perjalanan jauh (safar), bermukim, serta dalam seluruh gerak dan diamnya.” (Mutafaq alaih). (izzah/abadi)
Tak ada yang menghalangi seorang yatim menjadi seseorang yang hebat, meski sejak kecil sudah dihadapkan pada kehidupan tanpa orang tua. Itulah yang juga terjadi pada tokoh besar Palestina, Ahmad Yasin.
Seluruh anak di dunia ini selalu membutuhkan kehadiran orang tuanya, terlebih dirinya masih kecil. Aktivitas sehari-harinya hanya akan dilakukan dengan ringan jika mendapatkan bantuan dari orang tua.
Namun bagi seorang yatim, harapan mendapatkan bantuan orang tua itu menjadi sesuatu yang harus dilupakan.
Kesulitan yang dihadapi seorang yatim pada akhirnya harus disingkirkan sendiri dengan mengandalkan keyakinan pada Sang Pencipta. Tidak ada yang mampu merubah nasib seseorang akan menjadi hebat atau biasa-biasa saja, kecuali dirinya sendiri dengan segenap ikhtiar yang dilakukan.
Seperti sosok satu ini, beliau adalah seseorang yang hebat bukan hanya bagi diri sendiri, tapi kehebatannya mampu bermanfaat bagi banyak orang. Latar belakang seorang yatim tidak menghalanginya menjadi orang hebat. Siapakah orang itu?
Dialah Syekh Ahmad Yasin. Seorang tokoh besar dunia yang menjadi yatim sejak usia tiga tahun. Beliau harus hidup dalam keterbatasan bersama empat saudara laki-laki dan dua saudara perempuannya di kamp pengungsian Gaza.
Ujian kembali datang pada Syekh Ahmad Yasin ketika beliau mengalami kecelakaan dan dinyatakan cacat serta tidak bisa berjalan sumur hidupnya. Meski keadaanya bertambah sulit, namun tidak menghalangi beliau untuk tetap menuntut ilmu. Ikhtiar dan kesabaran Syekh Ahmad Yasin mampu membuatnya menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan, khususnya tentang Islam.
Selain itu, beliau juga seorang ulama besar Palestina yang menjadi oratur ulung, ahli strategi politik, dan yang paling terkenal adalah sebagai pendiri salah satu gerakan pembela Palestina.
Syekh Ahmad Yasin bukanlah orang yang memiliki fisik kuat dan bisa melakukan banyak hal. Tapi jiwanyalah yang memiliki kekuatan super, juga semangat yang membara, dan niat yang kokoh untuk melakukan perubahan dalam negerinya.
Meskipun sejak kecil menjadi yatim, Syekh Ahmad Yasin mampu berkontribusi untuk orang-orang di Palestina melalui ilmu pengetahuannya yang dimiliki. Selain itu niat mulianya diteruskan oleh para pemuda di Palestina.
Sahabat Abadi, semangat seperti itulah yang juga harus tertanam pada 23.000 anak yatim Palestina lainnya saat ini. Mereka harus tetap bersekolah dengan baik agar mampu menggapai cita-cita dan melakukan perbubahan baik untuk tanah airnya dan dunia.
Maka dari itu, mari kita bantu anak-anak yatim Palestina, agar mereka dapat hidup lebih baik dan mampu menggapai cita-citanya.(izzah/abadi)
Anak-anak yatim Palestina sedang berjuang dalam kerinduan terhadap orang tua yang lebih dulu meninggal dunia, akibat serangan udara Israel.
Tahukah sahabat, ada sekitar 6.500 anak-anak Palestina yang kehilangan orang tua. Mereka merasakan kebersamaan yang sangat singkat dengan orang tuanya, belum sempat mengukir banyak kisah dan anak-anak belum sempat mendapatkan bekal untuk menjalani kehidupan.
Anak-anak tersebut terpaksa harus tinggal di rumah yatim piatu bersama dengan seseorang yang tidak dikenalnya sama sekali, meski berada di suasana yang ramai namun hati merasakan kesepian dan merindukan sosok orang tua.
Sahabat, kali ini lembaga donasi kemanusiaan Amal Bakti Dunia Islam (Abadi), akan menyajikan kisah beberapa anak yatim Palestina yang merindukan orang tuanya. Berikut kami sajikan kisah ini untuk anda.
Aisha Al-Shinbary, Menggambar Roket yang Buat Ibunya Meninggal
Kisah pertama datang dari Aisha Al-Shinbary, gadis belia berusia 8 tahun asal Palestina yang kehilangan rumahnya selama penyerangan Israel berlangsung. Ia merasa ketakutan setiap kali mendengar suara pesawat terbang, karena dari sanalah berjatuhan peluru zionis yang menghancurkan tanah airnya.
Gadis kecil tersebut mengaku tidak ingin mengingat rumahnya, dan berharap untuk bisa bertemu dengan ibunya yang sudah lebih dulu meninggal dalam serangan udara tersebut.
Pada suatu malam, Aisha memimpikan ibunya yang sedang mencium dan memeluknya, kemudian tiba-tiba menghilang.
Setelah itu, Aisha terbangun dan merasakan kerinduan yang dalam terhadap sang ibu. Ia langsung menggambar roket Israel yang sudah membuat ibunya meninggal.
Nawal Yassine: Ayahku Injak Leher Israel
Kisah kedua datang dari anak berusia sepuluh tahun, Nawal Yassine. Ia menceritakan tentang ayahnya yang telah menjadi pahlawan Palestina.
Ketika itu, sang ayah menerima telepon dari tentara Israel yang mengancam pamannya Nawal yang menjadi tentara pembela Palestina. Pada saat itu, sang Ayah memberitahu orang Israel, bahwa dirinya akan datang ke Tel Aviv dan menginjak leher tentara Israel.
Kisah tersebut membuat Nawal menjadi semangat, dan hatinya tidak sedih meski harus ditinggalkan sosok ayah. Namun tahukan sahabat, kisah ini hanya fiktif yang dibuat oleh ibunya, agar Nawal tidak menjadi anak yang kesepian, bersedih mengingat ayahnya, dan tidak kehilangan jiwa semangat.
Kerinduan Nawal terhadap ayahnya tercermin dari cerita-cerita yang dibanggakannya itu. Ia rindu dan terus mengingat sang ayah, namun dilakukan dengan cara yang berbeda dari orang lain.
Abadi Ajak Sahabat untuk Bantu Anak Yatim Palestina
Sahabat Abadi, mereka (anak yatim Palestina) berada di rumah yatim piatu Al-Amin di Kota Gaza. Rumah yatim piatu tersebut didirikan lebih dari enam dekade dan menjadi satu-satunya fasilitas untuk anak yatim di Gaza.
Rumah tersebut hanya diperuntukkan bagi anak yang benar-benar tidak mempunyai keluarga saja. Hal ini disebabkan karena tempatnya masih terbatas, sehingga belum bisa menampung seluruh anak yatim di Palestina.
Sementara itu, bantuan yang datang pun belum dapat memenuhi kebutuhan hidup anak-anak yatim Palestina sepenuhnya.
Abadi berikhtiar penuh dalam penyaluran donasi untuk yatim Palestina, sebagai bentuk kasih sayang dan kepedulian kami terhadap mereka.
Sahabat, mari berikan dukungan terhadap anak-anak yatim dan bantu kirimkan donasi kemanusiaan Palestina melalui Abadi. Perjalanan mereka masih panjang, dan ada masa depan yang sedang menanti. Inilah kesempatan untuk kita dapat membantu meringankan beban anak-anak yatim Palestina. (izzah/abadi)
Israel menggunakan senjata dan peluru misterius untuk menyerang warga Palestina. Hal ini mengakibatkan ratusan warga menjadi difabel.
Jika selama ini zionis Israel menunjukkan kesungguhannya dalam menggunakan senjata-senjata modern untuk menyerang warga Palestina dan mengakibatkan ratusan dari mereka menjadi difabel, maka kita – sebagai saudara seakidah – harus membantu untuk dapat menyeimbanginya.
Sebagai muslim yang bersaudara, kita tak boleh kalah bahkan harus memiliki semangat lebih untuk menghadapi kekejaman zionis. Bagaimana caranya? Mari kerahkan kesungguhan kita, minimal dengan membantu mengirimkan donasi kemanusiaan jika kita tidak bisa membersamai mereka dengan jiwa dan raga.
Senjata Israel memang hebat, tapi apalah daya jika tidak ada manfaat baik yang dihasilkan. Hanya digunakan untuk membuat orang-orang tak bersalah meregang nyawa, dan membuat banyak warga Palestina menjadi difabel.
Lebih lagi peluru yang mereka gunakan memiliki keunikan tersendiri yang harus kita kenali, yuk baca artikel sampai akhir agar kita jadi lebih paham.
“Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran” (Sun Tzu)
Peluru Israel Hanya Berikan 2 Pilihan, Jadi Difabel atau Gugur ?
Layaknya sebuah pilihan yang sulit, menjadi difabel atau gugur? Jika kita mendapatkan pertanyaan tersebut, maka kita tidak akan pernah bisa memilih salah satunya. Karena bisa hidup dengan normal adalah cita-cita semua orang.
Senjata jitu Israel telah banyak membuat para pejuang berguguran dan menjadi difabel. Keadaan sulit dan terhimpit membuat para pejuang tak bisa menghindar dari beberapa ledakan, bangunan roboh, atau peluru. Ingatkah pada Abu Thurayya, seorang difabel Palestina?
Kakinya lebih dulu terkena peluru Israel di tahun 2009, yang mengakibatkan Abu Thurayya menjadi difabel. Namun dengan semangatnya, semua keterbatasan itu tidak membuatnya berhenti untuk membela Palestina.
Pada tahun 2017, Abu Thurayya mendapatkan tembakan kedua kalinya hingga syahid dalam perjuangan membebaskan tanah suci Palestina.
Masih banyak kisah tragis lainnya yang menimpa warga Palestina, dan semua itu adalah ulah Israel dengan kekuatan pelurunya.
Bedanya Peluru Polisi/ Militer Israel dengan Peluru Pada Umumnya
Israel sudah terkenal dengan serangkaian modifikasi senapan yang diciptakannya. Mereka mampu mengubah besi tua yang berkarat menjadi senjata untuk digunakan penjajahan.
Persenjataan Israel sangat lengkap, seperti tavor atau senapan gempur yang digunakan tentara atau polisi untuk membidik sasaran.
Peluru Israel berbeda dengan peluru yang lazim digunakan oleh militer lainnya. Peluru pada umumnya, ketika ditembakkan hanya menancap pada satu titik.
Berbeda dengan peluru Israel, ketika peluru tersebut ditembakkan, akan menghasilkan luka yang sangat besar dan menimbulkan objek hancur. Selain itu, dapat merusak jaringan tulang yang tidak memungkinkan untuk diobati, satu-satunya alternatif adalah dengan amputasi.
Hal tersebut yang mengakibatkan banyaknya warga Palestina tidak hanya mengalami luka-luka ringan. Akan tetapi, luka tersebut sangat berbahaya dan tidak bisa di lakukan dengan pengobatan saja, melainkan harus diamputasi.
Lewat Abadi, Jawaban Atas Rasa Empatimu Kepada difabel Palestina Terpenuhi
Melihat kondisi warga Palestina yang terus-menerus mendapatkan serangan, dan terus bertambahnya jumlah korban. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak pula warga Palestina yang kehilangan kakinya dan menjadi difabel.
Mungkin kita tidak merasakan, tapi kita bisa melihat betapa sulit menjalani hidup tanpa kaki. Bagi para difabel, mereka sangat sulit menjalani kehidupan sehari-hari untuk memenuhi biaya pengobatan dan membeli alat bantu. Wilayah pemblokadean Israel membuat perekonomian mereka menurun.
Sahabat, bagaimana jika kitalah orang yang menjadi penduduk Palestina? Belum cukupkah semua yang terjadi di Palestina membuat hati kita tergugah?
Abadi, sudah dua tahun berikhtiar menjadi lembaga kemanusiaan yang menyalurkan donasi kemanusiaan Palestina, khususnya untuk kaum difabel.
Pada tahun 2018, Abadi telah menyalurkan donasi kepada korban aksi kepulangan akbar.
Pada tahun 2019, Abadi berkesempatan mengirimkan donasi untuk difabel korban aksi kepulangan akbar, yang sedang mendapatkan pengobatan di Turki.
Kali ini, Abadi mengajak sahabat untuk turut mendukung dan mengirimkan bantuan kepada difabel Palestina melalui Abadi. Karena inilah kesempatan berbagi yang sangat jarang, membuat difabel Palestina bahagia, dan mengembalikan semangat mereka. (izzah/abadi)
Sumber: Russia Beyond, Boombastis
Ayo Bantu Kuatkan Difabel Palestina!
Atau juga bisa langsung melalui Nomor Rekening Bank:
Kisah Inspiratif datang dari ibu rumah tangga yang merelakan hartanya untuk wakaf masjid dan donasi kemanusiaan Palestina.
Saat memiliki rezeki lebih, apa yang sahabat lakukan? Apakah membuka kembali daftar belanja yang belum terbeli, mencari tempat liburan, atau sibuk melihat-lihat akun belanja di media sosial? Atau memilih menyisihkan harta tersebut untuk saudara-saudara yang sedang genting membutuhkan bantuan, seperti warga di Palestina, misalnya.
sebagai manusia biasa, wajarlah jika sebagian mbesar condong berencana memenuhi keinginan pribadi terlebih dahulu. Namun, berbeda dengan tiga sosok ibu rumah tangga asal Indonesia ini, sebelum memenuhi kebutuhannya, mereka lebih dulu memenuhi kebutuhan saudara-saudara nya yang ada di Palestina yang lebih penting kondsinya. Berikut, Abadi sajikan cerita Ibu-ibu inspiratif kepada anda. Yuk, simak!
Bu Sumiani, Wakafkan Tanah Warisan Untuk Keperluan Masjid di Palestina
Ibu Sumiani berasal dari Penede, Desa Sakra Selatan, Kecamatan Sakra. Beliau telah mewakafkan tanahnya melalui Abadi, untuk membantu biaya pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina.
Tanah tersebut merupakan warisan yang diterima dari orang tuanya. Kemudian, Ibu Sumiani meneruskan kebaikan orang tuanya dengan mewakafkan tanah tersebut. Amal jariyah yang Insyaallah tidak akan pernah putus.
Ibu dari dua anak ini berharap dengan mengikhlaskan tanahnya untuk diwakafkan, maka amal tersebut akan menjadi kemudahan bagi orang tuanya untuk dapat berkunjung ke tanah suci.
Ibu Rohana, Terenyuh Setelah Melihat Kondisi Palestina
Sosok inspiratif kedua datang dari Ibu Rohana, asal Desa Ampera, Kec. Palolo, Kab. Sigi.Beliau mengaku selalu terenyuh ketika melihat berita serangan Israel terhadap Palestina. Zionis tega melakukan kejahatan terhadap sesama manusia, hingga membunuh tanpa rasa bersalah.
Tragedi kemanusiaan yang dialami warga Palestina itulah yang membuat Ibu Rohana terketuk hatinya. Beliau mendonasikan hartanya melalui Abadi pada tanggal 01 September 2019 untuk warga Palestina, dan berniat untuk terus membantu saudara di Palestina dengan kemampuannya.
Ibu Misnan: 11 Tahun Diuji Sakit, Tetap Bantu Palestina
Sosok inspiratif selanjutnya datang dari Ibu Misnan asal Medan. Beliau mendonasikan uang yang diberi oleh anaknya untuk Palestina. Ibu Misnan diuji sakit stroke selama belasan tahun. Beliau memenuhi kehidupan sehari-hari dengan mengandalkan uang yang diberi oleh anaknya.
Beliau mengaku bersedih melihat keadaan warga Palestina yang mendapatkan perlakuan kejahatan dari Israel. Banyak anak-anak di sana yang kehilangan orang tuanya dan orang-orang kehilangan rumah.
Beliau mendonasikan uang yang dikirim anaknya seharusnya untuk membeli baju lebaran. Ibu Misnan lebih mengikhlaskan untuk donasi karena mereka (Palestina) lebih membutuhkan.
Ibu Ainun: Dunia Islam Harus Jadi Perhatian Umat Muslim
Sosok Inspiratif selanjutnya datang dari Ibu Ainun, asal Kembangsari, Selong, Lombok Timur. Ibu Ainun telah mewakafkan tanah seluas 5 hektare untuk donasi kemanusiaan Palestina.
Menurutnya, sebagai sesama muslim, kita harus peduli dengan kondisi saudara di Palestina. Di sana banyak warga yang sama seperti di Indonesia, maka jika kita dapat hidup dengan tenang seharusnya mereka juga hidup tenang. Ketika orang-orang Indonesia dapat sekolah dan belajar mengaji dengan mudah, mereka di Palestina pun ingin hidup dengan mudah.
Berbagi sedikit lebih baik dan akan tetap bermanfaat, dari pada harus menunggu hingga kita mampu. Sedangkan warga di Palestina, tidak bisa menunggu lebih lama untuk melawan penjajah yang membutuhkan bantuan serta dukungan kita.
Begitulah kisah yang dapat menginspirasi kita semua. Kedua sosok ibu rumah tangga itu membuktikan, bahwa siapa saja bisa mengambil peran untuk membantu Palestina. Perihal bersedekah, tidak harus menunggu ketika harta sudah berlebih. Akan tetapi, amal salih tersebut harus diprioritaskan dalam keadaan lapang atau sempit. (izzah/abadi)
Abadi membuka peluang kebaikan untuk para pencari amal jariyyah melalui program bantuan untuk difabel Palestina.
Di dunia ini, tiap-tiap manusia tak memiliki takdir yang sama, bukan? Ada yang sehat, ada yang sakit. Ada yang senang, ada yang sulit. Ada yang diberi ruang untuk bergerak, ada pula yang terbatas karena ketidaksempurnaan fisik.
Tahukah sahabat? Di antara perbedaan takdir tersebut, ada yang saat ini dilalui oleh para penyandang disabilitas di Palestina. Mereka sakit, sulit, dan menjadi serba terbatas karena ketidaksempurnaan fisik.
Untuk itu, sekarang saatnya Abadi,lembaga donasi Palestina resmi, mengenalkan program terbaru untuk para pencari amal jariyah, yaitu membantu difabel Palestina. beramal jariyah dengan membantu para penyandang disabilitas si negeri Anbia ini merupakan sebuah kebaikan besar, Karena ketika kita membantu kesulitan merka, dan mereka juga melakukan kebaikan, maka kebaian tersebut juga akan mengalir kediri kita.
Kenapa difabel Palestina? karena selain kondisitubuhnya yang terbatas, mereka juga hidup dalam keadaan sulit. Tinggal di pengungsian yang sesak sehingga membuat sehingga membuat mereka sulit bergerak. Ditambah dengan krisis ekonomi, sehingga tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan untuk kehidupan dan untuk pengobatannya.
Difabel Palestina Tidak Bisa Bekerja
Akibat blokade jalur Gaza yang dilakukan Israel, warga Palestina menjadi semakin terbatas melakukan aktivitas mencari nafkah. di jalur Gaza, lebih dari 90 persen penyandang disabilitas menganggur, membuat mereka dan keluarga sangat terggantung pada uang yang disediakan oleh Kementrian Pembangunan Sosial dan Perlindungan Anak.
memburuknya perekonomian tersebut membuat penyandang disabilitas tidak mampu membayar biaya tambahan untuk penggantian alat bantu dan transportasi ke lembaga rehabilitasi.
Penyedia Terapi Fisik Tak Menyanggupi Pengobatan
Lembaga-lembaga yang menyediakan terfi fisik dan pekerjaan bagi para penyandang cacat terpaksa mengurang jam oprasinya tergantung pada jadwal pasokan listrik, kesediaan generator cadangan dan bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankannya. sedangkan listrik di Gaza sangat dibatasi penggunaanya.
Mereka harus mendapatkan pengobatan anggota tubuhnya, supaya dapat menjalankan aktivitasnya kembali dan dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Begitulah kondisi difabel Palestina, yang sangat penting untuk sahabat perhatikan dan bantu dengan sekuat tenaga.
Langkah Nyata Abadi utuk Difabel Palestina
Banyak kepedihan dirasakan oleh saudara kita di Palestina akibat serangan Israel, khususnya kaum difabel yang kehilangan anggota tubuh akibat penyerangan tersebut.
Mari kita tingkatkan amal jariyah dengan bantu ringankan beban difabel Palestina,
dan kembalikan senyum mereka.
Amal Bakti Dunia Islam adalah lembaga kemanusiaan yang memiliki program bantuan terhadap penyandang difabel Palestina, ikhtiar ini dilakukan sejak tahun 2018.
Bantuan kemanusiaan untuk penyandang difabel Paletina sudah sebanyak dua kali disalurkan oleh Abadi, yakni pada bulan Juli 2019 dan November 2018.
Manfaat berdonasi melalui Abadi, ada program khusus bagi donatur yang ingin membantu saudara penyandang disabilitas di Palestina secara langsung.
Jadikan hidup kita lebih bermanfaat dan membahagiakan banyak orang. Kebermanfaat tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan kepedulian kita terhadap penyandang disabilitas di Palestina. (izzah/abadi)
Head Office:
Perum. Lingkar Pratama B 13, Kota Mataram-Lombok, NTB