Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina?

Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina?

Bekerja paruh waktu sepulang sekolah menjadi salah satu keseharian anak-anak dan yatim Palestina.

infoabadi.orgPada umumnya masa kanak-kanak akan menjadi masa yang menyenangkan. Aktivitas keseharian tak jauh dari sekolah dan bermain bersama teman dan keluarga. Namun, hal itu tak banyak berlaku untuk anak-anak dan yatim Palestina. Hidup di tengah penjajahan membuat mereka harus berjuang bertahan hidup setiap harinya. Lantas, bagaimana keseharian dilalui anak-anak dan yatim Palestina? Simak informasi selengkapnya dari Amal Bakti Dunia Islam, lembaga donasi Palestina terpercaya berikut ini.

Pagi Hari Menuju Sekolah

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(2)
(Walau penuh tantangan dalam mengenyam bangku sekolah, anak Palestina tak pantang menyerah/dok. UNICEF)

Sama halnya dengan anak-anak di negara lainnya, anak-anak Palestina memulai pagi hari dengan berangkat ke sekolah. Namun bedanya, anak-anak Palestina harus berjalan kaki menuju sekolah. Tak ada antar jemput yang dilakukan keluarga, apalagi bagi anak yatim Palestina yang kehilangan ayah-ibunya. Perjalanan menuju sekolah juga tak semata-mata mudah, anak-anak itu harus berjalan beberapa kilometer untuk sampai, dengan terlebih dahulu melewati pos penjaga tentara serta melalui permukiman yang tak selamanya bersahabat dengan mereka.

Sesampainya di sekolah, jangan bayangkan mendapati sekolah dengan bangunan megah, apalagi mewah. Karavan pun kerap disulap menjadi ruang belajar bagi anak-anak Palestina. Berdesakan, hingga ruang kelas digilir antar tingkatan kelas, juga kerap menjadi suatu hal yang lumrah.

Di wilayah Gaza, memerlukan 1.081 ruang kelas baru setidaknya untuk 5 tahun kedepan. 2/3 sekolah di Gaza memiliki jadwal yang dipergilirkan, untuk menutupi kekurangan sekolah dan ruang kelas. Penjajahan dan konflik yang kerap meledak sewaktu-waktu, juga telah berdampak pada hilangnya 2.247 ruang kelas di Yerusalem Timur, sedangkan banyak sekolah di Tepi Barat sudah tidak layak untuk digunakan (Data UNICEF, 2013).

Baca juga: Jejak Kebaikanmu untuk Yatim, Juga Berbekas di Indonesia

Sayangnya, Tak Semua Dapat Sekolah

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(3)
(Anak Palestina kerap mendapatkan kekerasan/dok. Middle East Eye)

Data dari UNICEF menyebutkan, jika hanya 95,4 % dari total anak-anak di Palestina yang mengenyam pendidikan dasar. Sementara anak-anak yang melanjutkan sekolah ke jenjang lanjutan, hanya berkisar 61% dari total keseluruhan anak-anak di Palestina.

Presentasi ini menunjukkan, jika tidak semua anak-anak di Palestina dapat mengenyam pendidikan hingga tuntas. Lebih jauh UNICEF menuturkan data, jika 1 dari 4 anak laki-laki berusia 15 tahun di Palestina terpaksa keluar dari sekolah.

Bekerja Paruh Waktu

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(4)
(Banyak anak-anak Palestina yang bekerja paruh waktu sepulang sekolah/dok. The New Arab)

Setelah melalui perjalanan pergi dan pulang sekolah yang cukup menguras tenaga, anak-anak Palestina tak lantas beristirahat di rumah. Segudang pekerjaan dan kewajiban mencari nafkah telah menunggu di depan mata. Bagi anak-anak yatim Palestina, mengambil pekerjaan sampingan dan mendapat upah harian tak seberapa adalah sebuah aktivitas harian.

Dilansir dari laman Human Right Watch, ratusan anak-anak Palestina bekerja di perkebunan milik Israel, di Lembah Yordania, Tepi Barat setiap harinya. $19 adalah upah terbesar yang dapat dibawa anak-anak Palestina setiap harinya. Resiko berbahaya juga dihadapi para buruh cilik ini, dari mulai peralatan kerja yang berbahaya, pestisida beracun, zat kimia, hingga panas matahari yang terik membakar kulit anak-anak ini.

Belajar Malam Ala Anak Palestina

ABADI-1-Apa Saja Aktivitas Keseharian Anak-anak Palestina_-www.infoabadi.org(5)
(Tak ada listrik, anak-anak Palestina belajar bersinar lilin/dok. World Bulletin)

Bagi anak-anak Palestina, kegiatan belajar di malam hari tak kalah menantang dibanding belajar di sekolah. Kondisi Palestina yang dilanda krisis listrik, telah membuat anak-anak Palestina tak selalu dapat belajar malam hari, akibatnya mengerjakan tugas sekolah tak selamanya mudah. Apalagi wilayah Gaza yang mengalami pemadaman lebih dari 12 jam dalam sehari, minimnya ketersediaan listrik kerap menjadi hambatan besar bagi anak-anak untuk belajar. (itari/infoabadi)

(Sumber: UNICEF, Human Right Watch, Al Jazeera)

Sahabat, perjuangan anak-anak Palestina dan yatim Palestina dalam menjalani aktivitas sehari-hari begitu menemui banyak tantangan. Penjajahan yang tak kunjung usai, telah berimbas pada seluruh aspek kehidupan, termasuk sekolah dan kehidupan anak-anak. Kendati demikian, rasa empati kita untuk mereka dapat diwujudkan dengan aksi menjadi orang tua asuh bagi para yatim Palestina, dengan memberikan sedekah yatim sebesar Rp 850.000,- untuk membantu memenuhi kebutuhan adik-adik kita di Palestina.

Sahabat dapat mendaftar menjadi orang tua asuh melalui narahubung kami (0878 6455 6406).

Atau dapat menyalurkan langsung sedekah yatim terbaiknya, melalui:

Bank Syariah Mandiri (451) 711 7976 337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Terima kasih, Sahabat.

Insya Allah sedekah yatim yang kita berikan, akan memberikan secercah harapan bagi yatim Palestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *