Tak Kuasa Tahan Dingin, 15 Anak di Suriah Meregang Nyawa

Tak Kuasa Tahan Dingin, 15 Anak di Suriah Meregang Nyawa

Ilustrasi: Aljazeera

ABADI, Palestina Dingin yang datang menggelimuni Suriah sejak November 2018 lalu belum juga mau beranjak, bahkan kini terdapat bongkahan es tebal yang menutupi setiap sudut wilayah. Akibatnya tak main-main, sebanyak 15 anak pengungsian meninggal akibat tak kuasa menahan dingin yang menggigil.

Dalam pernyataannya, UNICEF menyebut, delapan dari 15 korban meninggal di Rukban, kamp pengungsian di tenggara Suriah dan tujuh lainnya meregang nyawa saat mengungsi dari wilayah Hajin. Sebagian besar dari mereka adalah bayi di bawah usia empat bulan.

Baca juga: Potret Keluarga Mahmud Hadapi Musim Dingin yang Mengerikan

“Suhu beku dan kehidupan yang keras di Rukban semakin membahayakan kehidupan anak-anak. Hanya dalam satu bulan, setidaknya delapan anak meninggal,” ujar Direktur Regional UNICEF, Geert Cappelaere, dikutip dari AFP, Selasa (15/1/2019).

Konflik yang menerpa Suriah sejak 2011 lalu mengakibatkan ribuan penduduknya mengungsi ke berbagai wilayah termasuk Yordan dan Libanon. Ada pula mereka yang memilih bertahan di tenda-tenda pengungsian di perbatasan.

Pantasalah saja jika mereka kedinginan, pengungsian tak lebih dari sekedar terpal-terpal dan rangkaian kayu tipis yang tak mampu melindungi mereka dari dingin. Saju tebal pun, tak…. menutupi setiap sudut pengungsian.

Baca juga: Air Tercemar Limbah Menjadi Penyebab Utama Kematian di Gaza

Kondisi akan semakin sulit saat hujan datang. Kondisi lingkungan kamp yang tidak mampu menampung derasnya hujan mengakibatkan genangan-genangan luas menutupi sepanang jalan kamp. Belum lagi, dari dalam tenda-tenda terpal kamp pengungsian itu, tidak ada pakaian tebal yang mumpuni untuk menghalau rasa dingin.

Suhu yang kian menurun tak disertai dengan suplai pangan dan perlengkapan musim dingin yang memadai, acapkali membuat para penyintas konflik tersebut rentan terhadap berbagai macam penyakit.

Jangan biarkan korban semakin bertambah. Bisa jadi, semua ini terjadi karena kita yang kadang abai terhadap kondisi saudara sendiri. (history/abadi)

Sumber: As-Sharq Al-Awsat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *