Menyelamatkan Diri dari Krisis  Palestina, Terjebak di antara Kekalutan Suriah

Menyelamatkan Diri dari Krisis Palestina, Terjebak di antara Kekalutan Suriah


Abadi, Suriah – Berbagai krisis yang terjadi di Palestina mengakibatkan sebagian warganya terpaksa mengungsi ke sejumlah Negara tetangga. Salah satunya ke Suriah. Kendati demikian, di sana mereka tak kunjung mendapatkan keamanan dan kesejahteraan. Konflik yang terjadi di Suriah sewindu terakhir mengakibatkan ribuan pengungsi Palestina ikut terkena imbasnya.

Tim Pemantauan dan Dokumentasi Kelompok Kerja Palestina di Suriah mencatat, 3.920 pengungsi Palestina menjadi korban keganasan perang di Suriah selama delapan tahun terakhir. Catatan tersebut dirilis pada Ahad (10/3).

Baca juga: SEWINDU BERLALU, ANAK SURIAH TAK KUNJUNG DAPATKAN HAK-HAKNYA

Catatan yang dirlis pada Ahad (10/3) itu juga mengatakan, barak pengungsian Yarmuk, sebelah  selatan Kota Damaskus menjadi wilayah dengan jumlah korban terbanyak dengan 1422 jiwa, diikuti dengan barak Daara di Suriah Selatan dengan 263 jiwa.

Diungkapkan  sebanyak 1.198 pengungsi gugur akibat tembakan roket, 1.069 karena tembakan peluru, sementara572  lainnya gugur akibat menjadi korban kekerasan di barak tahanan.

Baca juga: MIMPI BURUK RIBUAN PASIEN KANKER GAZA

Pelecehan perempuan di barak-barak pengungsian juga menjadi isu menyedihkan yang terus berkembang. Belum lagi krisis pangan, obat-obatan, serta kebutuhan pokok yang lain yang turut mengancam keberlangsungan hidup penduduk di sana.

Sekitar 530.000 pengungsi Palestina tersebar di sembilan barak pengungsi dan enam komunitas besar di Suriah.  Perang saudara yang terjadi di sana mengakibatkan sebagian besar dari pengungsi memutuskan untuk kembali mengungsi ke luar Suriah atau perkampungan lain yang lebih aman. (history/abadi)

Sumber: Palinfo

Sewindu Berlalu, Anak Suriah Tak Kunjung Dapatkan Hak-haknya

Sewindu Berlalu, Anak Suriah Tak Kunjung Dapatkan Hak-haknya

ABADI, Suriah – Sewindu berlalu sejak perang saudara berkecamuk di tanah Suriah, berbagai krisis kemanusiaan semakin berkembang dan naik ke permukaan. Badan Pengawas PBB menggaris bawahi salah satu ‘PR’ kemanusiaan tersulit di Suriah, yaitu tak terpenuhinya hak-hak  anak di pengungsian.

Musim dingin suriah
Anak-anak pengungsi Suriah di salah satu kamp pengungsian di Turki. (Sumber: AhlulBayt News Agency)

Ribuan anak dibunuh, disiksa, dan diperbudak selama perang saudara terjadi di Suriah. Sudah jelaslah krisis pangan, tempat tinggal, dan obat-obatan yang menyiksa kehidupan para pengungsi selama ini.

Pelecehan  juga menjadi kasus lain yang tak kalah memilukan. Ratusan anak terlahir tanpa tau siapa dan dari mana asal bapaknya. Tak ada pembelaan ataupun pengakuan.

Baca juga: Tak Kuasa Tahan Dingin, 15 Anak di Suriah Meregang Nyawa

Imbasnya, mereka tak dapat mendaftarkan kelahiran di catatan Negara. Padahal, itulah ‘tiket’ sang anak untuk mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan. Mirisnya, mereka yang tak mendaftarkan anaknya justru malah dikenakan dena.

Pengungsi suriah
Penduduk Yazidi Suriah berjalan menuju perbatasan Suriah, di pinggiran Gunung Sinjar (10/8/2014). (Sumber: Middle East Monitor]

“Kami sangat prihatin dengan kondisi anak-anak yang tidak terdaftar, khususnya mereka yang kehilangan rumah dan tinggal di daerah yang terkepung serta sulit dijangkau,” ungkap Jorge Cardona, peneliti PBB, Dalam Middle East Monitor.

Perang saudara yang terjadi di Suriah sejak delapan tahun lalu telah mengakibatkan lebih dari 360.000 jiwa meninggal dunia. Sekitar 5,6 juta warganya mengungsi di lima Negara tetangga, yaitu  Turki, Lebanon, Mesir, dan Yordania.(history/abadi)

Sumber: Middle East Monitor