Abadi Bagi-Bagi Daging Kurban Sampai ke Palestina

Abadi Bagi-Bagi Daging Kurban Sampai ke Palestina

“Kebahagiaan saat dapat merasakan daging kurban di hari Idul Adha telah merata hingga ke negeri anbia.”

Infoabadi.org – Setiap tahunnya, umat muslim di seluruh dunia merayakan hari Iduladha atau hari kurban dengan berbagi kepada sesama. Jelang bergulirnya hari tersebut, sudah lumrah rasanya saat kemudian berbagai lembaga penghimpun donasi kemanusiaan ikut andil memastikan setiap lapisan masyarakat mendapatkan hak daging kurbannya.

Hal tersebut dilakukan pula oleh lembaga Abadi. Pada tahun 2019 ini, Abadi turut menjadi inisiator pelaksanaan distribusi daging kurban di daerah-daerah terdampak bencana. Mengusung tajuk “Tebar Qurban di Tanah Tragedi”, kali ini target penerima manfaat kurban adalah warga Lombok, Palu, bahkan merambah hingga ke Palestina.

donasi kemanusiaan palestina
Senyum yang terukir pada anak-anak Palestina Saat Menerima Daging Kurban dari Saudara-Saudara di Indonesia

Blokade yang dilakukan oleh Israel di Gaza telah menghambat seluruh warga yang ingin keluar atau masuk kota tersebut, sehingga warga Palestina tidak mudah mendapatkan hewan kurban. Selain itu, krisis perekonomian pun menjadi salah satu faktornya. Hal tersebut kemudian mendorong Abadi untuk melakukan penyaluran kurban ke Palestina.

Pada hari Iduladha 1440 Hijriah, lembaga kemanusiaan Abadi bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Yardim Koprusu Turki, menyalurkan  semua titipan kurban yang sudah terhimpun dari masyarakat Indonesia untuk disampaikan kepada warga di Khan Yunis, Gaza secara langsung.

lembaga donasi kemanusiaan
Proses Pemotongan Daging Kurban Tim Abadi (Dok.Abadi)

Baca Juga : 3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Gaza

donasi kemanusiaan palestina
Keterangan: Daging Kurban Siap Dibagikan Kepada Warga di Khan Yunis, Gaza (Dok.Abadi)

Masyarakat di Palestina tampak sangat bahagia saat menerima daging kurban tersebut. Terlebih, karena suasana bahagia seperti ini jarang sekali terjadi. Maka kebaikan ini sangat mereka syukuri.

Kebahagiaan yang terukit di hari raya Iduladha Palestina tentunya tak lepas dari kebaikan para Sahabat Abadi yang sudah mengikhlaskan dan mengiriman kurban untuk saudara di Palestina.

Terima kasih atas kurban yang sudah Sahabat titipkan melalui Abadi, sebagai lembaga donasi kemanusiaan Palestina yang berada di Indonesia. Semoga keberkahan hidup selalu menyelimuti orang-orang yang berhati mulia, yang selalu memikirkan keadaan saudara sesama muslim di negeri anbia.

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) akan terus berikhtiar penuh untuk menjadi jembatan bagi donatur yang ingin mendonasikan hartanya untuk kepentingan bakti terhadap dunia Islam. (izzah/abadi)

 

Abadi Salurkan Kepedulian Masyarakat NTB Untuk Palestina

Abadi Salurkan Kepedulian Masyarakat NTB Untuk Palestina

 

Abadi, Turki – Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, delegasi Abadi dalam perjalanan kemanusiaan, Journey of Empathy  akhirnya tiba pada Selasa (02/07) pagi waktu Turki.

Tak banyak mendunda, delegasi Abadi segera menunaikan agenda utamanya yaitu menyalurkan bantuan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia.

Bantuan tersebut diserahkan kepada lembaga mitra Abadi di Turki sekaligus koordinator pembangunan masjid, Jisru at-Ta’awun al-Insani pada Kamis (04/07). Kedatangan delegasi Abadi dan delegasi lembaga mitra dari Indonesia ini disambut langsung oleh Direktur Jisru a-Taawun, Syekh Amjad Zakaria.

donasi ntb untuk Palestina

Dalam kesempatan yang sama, Abadi juga menyerahkan bantuan kepada empat orang warga Palestina yang menjadi korban Aksi Kepulangan Akbar dan tengah mendapat perawatan di rumah sakit Turki.  

Keempat orang penerima manfaat mengalami luka serius pada kakinya akibat menjadi sasaran peluru Israel. Dua diantaranya bahkan harus merelakan kakinya untuk diamputasi karena infeksi yang terlampau parah.

Baca juga: DIREKTUR ABADI: ALHAMDULILLAH, KEPERCAYAAN DONATUR MENINGKAT DUA KALI LIPAT

Perjalanan Journey of Empathy ini merupakan yang kedua kalinya bagi Abadi. Sebelumnya pada April 2019,  Abadi juga meyalurkan bantuan untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia. Pada November 2018 Abadi juga menyalurkan bantuan untuk korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki.

penyaluran bantuan palestina

Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat NTB untuk Abadi. Semoga Allah memampukan kita untuk senantiasa membersamai perjuangan masyarakat Palestina. (history/infoabadi)

.

Bagaimana Sulitnya ‘Bertetangga’ dengan Ekstrimis Yahudi?

Bagaimana Sulitnya ‘Bertetangga’ dengan Ekstrimis Yahudi?


Infoabadi.org –  Sejak Israel datang, jutaan warga Palestina terusir dari tanahnya sendiri. Ada pula mereka yang tidak terusir namun tidak bernasib lebih baik karena harus ‘bertetangga’ dengan kaum ekstrimis Yahudi.

Berikut sejumlah peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan ‘bertetangga’ ekstrimis Yahudi dan warga Palestina.

Penyerangan

Berita Palestina terkini

Adu mulut hingga kontak fisik kerap kali terjadi antara pemukim Yahudi dan warga Palestina. Tak jarang, perselisihan tersebut berlanjut pada penyerangan dan menyebabkan warga Palestina menjadi korban. Sedangkan para pemukim Yahudi selalu mendapat pengawalan ketat dari pasukan bersenjatanya.

Bukan hanya orang dewasa, otoritas Israel juga kerap menyerang sekolah-sekolah anak Palestina dan melukai sejumlah  siswa serta guru. Seperti yang terjadi pada Sekolah Dasar Khusus Putra di Hebron pada Maret 2019 lalu.

Tuduhan Tak Berdasar

Ekstrimis Yahudi

(Ilustrasi: MintPress News)



Tak mudah bagi warga Palestina untuk hidup di wilayah yang berdekatan dengan ekstrimis Yahudi. Tidak sedikit warga Palestina yang mendapat tuduhan yang tidak jelas yang berujung penangkapan oleh otoritas Israel. Seperti yang terjadi pada Februari 2019 lalu.

Pasukan Israel menangkap seorang warga Palestina, Assam Barghout yang dituduh menembak mati dua tentara Israel di wilayah Tepi Barat pada Januari 2019.

Baca juga: SERANGAN ISRAEL LUKAI ANAK-ANAK SEKOLAH DI HEBRON DAN NABLUS

Para penjaga Masjid al-Aqsha di al-Quds juga sering kali menjadi korban tuduhan tak berdasar. Provokasi massa, penyerangan jemaat ibadah Yahudi, dan lain  sebagainya.

Diskriminasi

Info Palestina

Ruas jalan baru yang dijuluki ‘jalan apartheid’ karena dilengkapi tembok pembatas di bagian tengah untuk memisahkan pengendara Israel dan Palestina (AFP/Getty Images)

Pada Januari 2019, Israel meresmikan ruas jalan tol di Yerusalem yang memisahkan pengendara Israel dan Palestina dengan sebuah tembok. Warga Palestina menjuluki ruas jalanan itu sebagai ‘jalan apartheid’.

Selama ini, warga Palestina dan Israel kerap berbagi ruas jalanan di Tepi Barat, meskipun beberapa ruas jalan secara eksklusif diperuntukkan bagi warga Israel. (history/abadi)

Sumber: Detiknews, Palinfo

3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Jalur Gaza

3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Jalur Gaza

Infoabadi.org – Mendengar saudara-saudara kita di Palu hidup pilu di pengungsian selama enam bulan saja sudah cukup membuat hati tercabik. Lalu bagaimana dengan pengungsi Palestina di Khan Yunis yang puluhan tahun tinggal di pengungsian?

Barak pengungsian Khan Yunis terletak sekitar dua kilometer dari pantai Mediterania, utara Rafah. Sekitar 87.816 warga Palestina yang terusir akibat datangnya Israel, tinggal di sana dengan kondisi yang memprihatinkan. Berikut fakta-fakta tentang pengungsian Khan Yunis yang telah kami rangkum:

Terperangkap Blokade di Pengungsian

Kehidupan di Gaza

Perang Arab telah mengakibatkan sekitar 35.000 orang melarikan diri ke Khan Yunis. Sebagian besar dari mereka berasal dari daerah Be’er Sheva. Sudah terusir, para pengungsi juga harus merasakan pahitnya hidup di wilayah blokade seperti Gaza.

Baca juga: Perjuangan Para Warga Gaza Bertahan Hidup Selama Ramadan

Sebagian besar pengungsi bergantung hidup dari bantuan UNRWA (Organisasi PBB yang mengurusi permasalahan pengungsi) yang belakangan ini terus berkurang. Seperti di barak pengungsian lain di Jalur Gaza, tak adanya air bersih menjadi masalah besar di pengungsian. Sekitar 90 persen pasokan air tidak layak untuk konsumsi manusia.

Sekolah Bergantian

Kehidupan di Gaza

Menurut data dari UNRWA, barak pengungsian Khan Yunis mempunyai 16 sekolah (pusat belajar) yang harus bisa menampung murid 19 sekolah.  Karena tidak adanya ruang yang cukup, anak-anak pengungsi belajar secara bergantian, di bagi ke dalam enam waktu.

Pengungsi Terus Bertambah, Infrastruktur Tak Berkembang

Keseharian di Khan Younis

Kumuh dan padat menjadi ciri khas dari barak pengungsian Khan Yunis. Terdapat sebagian pengungsi yang tinggal di bangunan berbeton, bantuan dari UNRWA. Meski begitu, banyak pula pengungsi tinggal di tenda-tenda sederhana dari terpal tipis, ditutupi kain tebal bekas selimut, karpet dan lain sebagainya. Tak banyak terlihat bangunan layak, apalagi tempat rekreasi untuk anak-anak. (history/abadi)

Sumber: Unrwa.org

Perjuangan Para Warga Gaza Bertahan Hidup Selama Ramadan

Perjuangan Para Warga Gaza Bertahan Hidup Selama Ramadan


Infoabadi.org – Kesulitan yang menjerat Gaza Ramadan tahun ini nampaknya tidak hanya dirasakan oleh warga yang dikategorikan miskin,  tapi juga oleh pegawai pemerintahan Gaza, seperti Nasser, Nael, dan Dalul.

“Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku harus mencabut kulkasku sendiri, aku sering tidak punya makanan di dalamnya”, ujar Nasser Rabah dalam electronicintifada.net .

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia mengandalkan gajinya sebagai insinyur pertanian pemerintah Palestina. Rabah juga aktif sebagai penulis yang biasanya mampu memberikan penghasilan tambahan.

Dua tahun terakhir, Rabah tak mampu memberi anak-anaknya makanan yang layak karena ketiadaan biaya.

Baca juga: Potret Kesedihan Gaza Pasca Tragedi Hujan Roket

“Tapi selama dua tahun sekarang, saya bahkan belum bisa menyediakan makanan yang baik untuk anak-anak saya sendiri,” ujarnya.  

Ramadan yang Sulit untuk Warga Gaza

Pengakuan serupa diungkapkan oleh Nael Hamad, warga barak pengungsian Maghazi, Gaza Tengah yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai di Kantor Agama Gaza.

Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah telah menurunkan upah pegawainya. Bahkan sejak April 2019, sekitar 38.000 pekerja pemerintahan Gaza tidak menerima upah. Meskipun sempat diberi upah pada awal Mei, para karyawan mengeluh jumlah yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Ramadan.

Nael memiliki enam orang anak, dua di antaranya telah lulus dari perguruan tinggi namun sampai saat ini masih menganggur, satu anak masih berkuliah, dan tiga lainnya duduk di bangku sekolah.

Tak Ada Daging, Ikan, atau Buah Selama Ramadan

Muhammad Dallul, seorang pekerja sosial yang tinggal di wilayah Zaitun di Kota Gaza, juga mempunyai kisah yang tak jauh beda.

Dallul memiliki dua orang anak. Dua pekan sejak bergulirnya Ramadan, ia tidak mampu membeli daging, ikan, atau pun buah. Mereka harus puas dengan beberapa potong kentang saja untuk hidangan buka puasa.

Baca juga: Peduli Palestina, Istri Gubernur NTB Dukung Program Edukasi Abadi

Tak jarang, mereka hanya makan sahur dan buka dengan satu potong keju dan air.

Nasser, Nael, dan Dallul adalah tida dari sekian banyak warga Gaza yang terpaksa berhemat lebih ketat pada Ramadan 1440 ini. Tak bisa dipungkiri, blokade Israel menjadi cikal bakal berbagai krisis yang selama ini mencekik warga Gaza.

Bombardir roket Israel di wilayah Gaza menjelang Ramadan lalu juga semakin memperburuk perekonomian warga. (history/abadi)

Sumber: The Electronic Intifada

Dukungan Bupati Sumbawa dan Bima untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia

Dukungan Bupati Sumbawa dan Bima untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia


Abadi, Sumbawa – Senin (29/04) siang, Bupati Sumbawa, H.M. Husni Djibril kedatangan tamu istimewa. Syekh Muraweh Musa, Ulama asal Palestina bersama tim Abadi datang bersilaturahmi ke kantor bupati.

Cukup lama berdiskusi, banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut,  terutama mengenai kondisi Palestina saat ini dan pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Alhamdulillah, dalam kesempatan tersebut Pak Husni menyatakan siap mendukung pembangunan masjid  dengan ikut berikhtiar melakukan penggalangan dana.

Selain itu, Pak Husni juga mengungkapkan rasa syukurnya dapat dikunjungi Syekh Muraweh yang merupakan anggota Asosiasi Ulama Internasional tersebut.

Begitu pula dengan Syekh. Beliau sangat berterima kasih atas segala bentuk dukungan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Nusa Tenggara Barat untuk Palestina dalam berbagai program yang diusung Abadi.

Baca juga: Peduli Palestina, Istri Gubernur NTB Dukung Program Edukasi Abadi

Dalam misi yang sama, Syekh juga menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Wakil Bupati Bima, Dachlan M. Noer. Jamuan hangat menyambut kedatangan Syekh dan tim di kantor dinas beliau.

Syukur tak henti kami ucapkan karena Pak Dachlan juga turut mendukung pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia, yang diamanahkan langsung oleh masyarakat Gaza ini. Sebagaimana di Sumbawa, Pak Dachlan beserta jajarannya berkomitmen mendukung pembangunan  dengan berbagai upaya penggalangan dana.

Dukungan terhadap pembangunan masjid pusat penghafal Alquran Gaza itu semakin hari semakin menggeliat di tengah masyarakat Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Barat.

Insya Allah, Abadi siap menjadi jembatan kebaikan bagi para donator yang memimpikan rumah di surga dengan turut berkontribusi dalam pembangunan masjid.

Mohon doa dan dukungan agar program pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia berjalan lancar dan selalu berada dalam rida Allah Swt. (history/abadi)

Tak Sepele, Timah Panas Israel Mampu Leburkan Tulang Bak Debu

Tak Sepele, Timah Panas Israel Mampu Leburkan Tulang Bak Debu


Infoabadi.org – “Kurang lebih setengah dari korban luka yang kami tangani, tulang-tulang mereka telah berubah menjadi debu”

Pernyataan tersebut diungkapan oleh Dokter Thierry Saucier, seorang ahli bedah ortopedi asal Perancis yang bergabung dalam misi kemanusiaan, menangani korban Aksi Kepulangan Akbar di Palestina.

Beliau mengakui menangani korban-korban tersebut tidaklah mudah. Lebih dari 95 % korban yang ia tangani, terluka pada bagian tungkai bawah lutut  akibat menjadi sasaran timah panas Israel.

Bukan Luka Biasa

Blokade Gaza
Petugas medis mengevakuasi peserta Aksi Kepulangan Akbar yang terluka. (Sumber: The Electronic Intifada)

Thierry berujar, luka yang dialami para korban Aksi Kepulangan Akbar tak bisa disebut luka tembak biasa. Umumnya ketika peluru yang menembus bagian tubuh dikeluarkan, akan menyisakan luka luar yang sedikit lebih lebar dari ukuran peluru.

Hal yang tak biasa adalah, luka luar tersebut ternyata memberikan indikasi kerusakan jaringan lunak dan tulang. Luka luar terus meluas secara tidak proporsional dan sulit untuk diobati.

Baca juga:
Di Gaza, Setiap Sudut Kota Dipenuhi Korban Aksi Kepulangan Akbar

Setengah dari jumlah kasus yang ada, luka terus menembus hingga tulang dan menyebabkan terjadinya patah tulang multifragmen. Dengan kata lain, tulang-tulang mereka sudah hancur lebur, layaknya butiran-butiran debu.

Abadi Bersama Korban Aksi Kepulangan Akbar

Perbatasan Gaza

Lebih dari seribu korban luka Aksi Kepulangan Akbar diamputasi karena luka yang tak dapat diobati dan terbatasnya fasilitas kesehatan di rumah sakit Palestina. (Sumber: The Electronic Intifada)

Tak pantas rasanya apabila kita hanya berdiam diri mendengar saudara kita sulit sendiri dalam misinya menjaga tanah umat. Berkat pertolongan Allah dan kebaikan donatur, Abadi turut meringankan beban korban luka Aksi Kepulangan Akbar dengan menyalurkan sejumlah bantuan tunai pada November 2018 lalu.

Haulul Hamdi, Direktur Abadi langsung melakukan penyaluran tersebut di salah satu rumah sakit di Turki, tempat para korban dirujuk dari rumah sakit di Palestina.

Selama digelarnya Aksi Kepulangan Akbar, tak kurang dari 200 orang telah gugur. 23 ribu orang lainnya terluka dan kebanyakan dari mereka terpaksa kehilangan anggota tubuhnya.

Kendati demikian, belum ada tanda-tanda bahwa aksi ini akan segera berakhir. Dikutip dari berbagai sumber, peserta aksi tak akan menyerah hingga  mereka mendapatkan hak mereka ke tanah yang telah dirampas, serta dicabutnya blokade  yang mencekik. (history/abadi)

Sumber: Msf.org

Mari bersamai perjuangan saudara-saudara kita di Palestina dengan mengirimkan doa tertulus dan donasi terbaik.

Rekening Donasi:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Untuk konfirmasi lebih lanjut, hubungi:
Call/SMS: 0878 6455 6406

Serangan Israel Lukai Anak-anak Sekolah di Hebron dan Nablus

Serangan Israel Lukai Anak-anak Sekolah di Hebron dan Nablus


Infoabadi.org –  Ahad (14/04) pasukan Israel menyerang sejumlah siswa di Kota Hebron dalam perjalanan menuju sekolah. Mereka juga menembakkan gas air mata serta bom suara ke arah anak-anak tersebut. Tak cukup sampai di situ, pasukanIsrael menembakkan gas ke arah orang tua siswa yang berusaha melerai dan melindungi anaknya.

Sebuah sumber lokal Palestina juga menyebutkan pasukan Israel juga menyerang sekolah Tariq bin Ziyyad di Hebron yang menyebabkan sejumlah siswa dan staf sekolah lemas tak berdaya.

sekolah palestina

Serangan tersebut sering kali dialami siswa-siswa di Hebron, di mana warga Palestina dan para pemukim tinggal berdekatan. Sekitar 800 pemukim Israel yang terkenal agresif hidup di tengah 30.000 warga Palestina di Hebron. Sadar bahwa mereka menjadi minoritas, pemukim Zionis selalu mendapat pengawalan ketat dari pasukan keamanan.

Baca juga:
Pendidikan Di Ujung Tanduk,  Gaza Butuhkan 123 Bangunan Sekolah Layak

Selama tahun 2018, setidaknya terjadi 20 kali serangan sekolah di Hebron dengan alasan dan tuduhan tak berdasar.

Di hari yang sama, Israel juga menyerang sebuah sekolah di Desa Urif, Distrik Nablus.  Belasan siswa mengalami sesak bahkan di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit akibat tak mampu ditangani petugas medis yang terjun ke lokasi.

Tak ada tempat yang aman untuk anak-anak di Palestina. Rumah-rumah dihancurkan, taman bermain diserang, sekolah-sekolah menjadi sasaran. Mereka yang hanya duduk, menulis dan mendengarkan perkataan gurunya, tiba-tiba diserang hingga terluka. (history/abadi)

Sumber: Maannews.com, Palestinechronicle.com

Jarang Diberitakan, Kondisi Pengungsi Palestina Tak Kalah Memilukan

Jarang Diberitakan, Kondisi Pengungsi Palestina Tak Kalah Memilukan

Foto sampul hanya ilustrasi (pengungsi suriah)

Infoabadi.org – Saat ini, Jalur Gaza menjadi pusat objek pemberitaan isu-isu kemanusiaan dunia. Namun ada yang tak kalah memilukan dari kondisi penduduk Jalur Gaza. Yaitu mereka yang terusir dari tanah kelahiran mereka di Palestina dan kini mengungsi di beberapa negara tetangga.Merekalah pengungsi Palestina.

Siapakah Pengungsi Palestina?

Pengungsi Palestina adalah penduduk asli Palestina yang dipaksa untuk lari atau dengan sengaja diusir dari tanah kelahirannya sejak Israel mulai mengambil alih wilayah Palestina sejak tahun 1948. Meski warga Palestina berhak untuk kembali ke tanah air mereka,  enam puluh enam tahun terakhir Israel terus menghalang-halangi.

Baca juga: UPAYA PENGUNGSI PALESTINA BANGUN HUNIAN LEBIH LAYAK BERUJUNG PADA PENAHANAN

Mengapa Mereka terusir?

Kebijakan otoritas Zionis Israel berupaya mewujudkan tanah ekslusif yang hanya ditinggali oleh orang-orang Yahudi. Berbagai upaya dilakukan Israel untuk menguatkan eksistensi penduduk Yahudi di negeri para Nabi. Serangan hingga pembatantaian menjadi upaya Zionis mewujudkan cita-citanya tersebut.

Sekitar 50% dari seluruh desa di Palestina dihancurkan pada tahun 1948 dan banyak kota dibersihkan dari populasi Palestina. Pasukan Israel membunuh sekitar 13.000 warga Palestina dan secara paksa mengusir 737.166 warga Palestina dari rumah dan tanah mereka. Lima ratus tiga puluh satu desa Palestina seluruhnya dihuni dan dihancurkan.  

Baca juga: ABADI SALURKAN USD 3.400 UNTUK BANTU PENGUNGSI PALESTINA

Tragedi berlanjut pada tahun 1967. Pada tahun itu, Israel menduduki Tepi Barat dan Jalur Gaza, sehingga banyak warga Palestina yang terusir untuk kedua kalinya.

Ke mana Mereka Mengungsi?

Mayoritas dari mereka yang terusir mengungsi ke sejumlah negara tetangga. Lebih dari setengah populasi pengungsi tinggal di Yordania. Sekitar 15%  mengungsi ke Suriah dan Lebanon. Sebanyak 37,7% tinggal di internal ‘Israel’ yaitu Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Berapa Banyak Pengungsi Palestina Saat  Ini?

Palestina menjadi kelompok pengungsi terbesar di dunia dengan jumlah sekitar 7,2 juta orang. Jumlah tersebut merupakan sepertiga dari jumlah pengungsi di seluruh dunia. Lebih dari 4,3 juta pengungsi terlantar hingga akhirnya terdaftar untuk mendapat bantuan kemanusiaan dari PBB. 1,7 juta pengungsi lainnya tidak terdaftar dan hidup terkatung tanpa adanya bantuan kemanusiaan tetap.

 

Sumber: Al-wada.org

Di Gaza, Setiap Sudut Kota  Dipenuhi Korban Aksi Kepulangan Akbar

Di Gaza, Setiap Sudut Kota Dipenuhi Korban Aksi Kepulangan Akbar


Infoabadi.org – Hasan al-Kurd, seorang guru sekaligus aktivis Gaza menuturkan keprihatinannya dengan jumlah korban Aksi Kepulangan Akbar. Hasan mengungkapkan kemana pun kakinya melangkah di Gaza, ia selalu menemui orang-orang yang terluka karena aksi protes tersebut.

Sejak aksi pertama digelar pada 30 Maret 2018 lalu, kurang lebih dua ratus warga Palestina telah gugur. Dua puluh sembilan ribu orang terluka, lebih dari setengahnya diakibatkan tembakan Israel. Sebagian sumber mencatat angka yang lebih besar dari pada itu.

“Anda akan melihat yang terluka di mana-mana di Gaza, keluarga saya termasuk yang terluka,” ungkap Hasan.

Beliau juga mengungkapkan, banyak di antara mereka yang menceritakan kesakitan, masa depan yang hancur karena cacat, dan berbagai keluhan lainnya.

Fasilitas kesehatan yang ada di Gaza, bahkan di rumah sakit besar sekalipun, tak cukup mumpuni menangani korban luka Aksi Kepulangan Akbar. Akibatnya, lebih dari seribu korban luka mengalami infeksi akut dan berisiko pada pengamputasian.

Baca juga:
Abadi Salurkan Bantuan untuk Korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki

Para korban harus dirujuk ke rumah sakit di luar Gaza dengan biaya yang tak sedikit. Itu pun jika pihak otoritas memberikan izin keluar pintu perbatasan.

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) berupaya meringankan beban korban dengan memberikan sejumlah bantuan tunai kepada kepada sejumlah korban Aksi Kepulangan Akbar yang tengah menjalani pengobatan di rumah sakit di Turki.

Sejumah korban Aksi Kepulangan Akbar berhasil dirujuk ke rumah sakit Turki oleh lembaga INSAN, salah satu mitra Abadi.Mohon doa dan dukungan agar ABADI senantiasa membersamai umat Islam di Indonesia, Palestina, dan seluruh penjuru dunia. (history/abadi)

Salurkan donasi terbaik melalui rekening di bawah ini:

Bank Syariah Mandiri

No. Rek (451) 711 7976 337


a/n Amal Bakti Dunia Islam

Untuk konfirmasi lebih lanjut, hubungi:


Call/SMS: 0878 6455 6406