Keterangan Foto: Rumah (cat kuning) tetap kokoh meski diguncang gempa dan tsunami pada 28 September 2018 (Dok. Amal Mulia)
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَصْحَابَ السَّفِينَةِ وَجَعَلْنَاهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ
“Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.” (QS. Al-Ankabut: 15)
Palu–Ayat tersebut berkenaan dengan diselamatkannya Nabi Nuh dan orang-orang beriman dari banjir bandang yang menenggelamkan kaum yang menolak kebenaran.
Banyak kita menemukan kisah sedih lahir dari peristiwa getir gempa dan tsunami Palu. Kehilangan, kerusakan, yang bahkan berdampak pada kelaparan. Namun, tak sedikit pula kisah menakjubkan datang dengan membawa hikmah dan pelajaran berharga.
Salah satunya datang dari Pantai Talise, Kelurahan Panau, Kec Tawaeli, Kota Palu. Sebuah rumah tetap berdiri kokoh meski tsunami datang menghempasnya. Padahal, rumah-rumah di sekelilingnya hancur, hingga rata dengan tanah.
Menurut penuturan Tim Amal Mulia yang menelusuri tempat kejadian, pemilik rumah sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman karena khawatir akan adanya gempa susulan.
Tim Amal Mulia yang menelusuri tempat kejadian begitu terheran menyaksikan kejadian menakjubkan tersebut dan mencari siapa sebenarnya pemilik rumah bercat kuning ini.
Menurut keterangan salah seorang warga, pemilik rumah merupakan seorang dermawan yang telah lebih dari dua puluh tahun membagi-bagikan air bersih secara gratis kepada warga sekitar.
Meski pemilik berada di pengungsian, sumber air dari rumah tersebut masih mengalirkan manfaat untuk umat, terlebih kondisi sedang begitu sulit di sana. Keberkahan amal soleh yang diberikan sang dermawan, Insya Allah akan menjadi jariyah yang terus mengalir di akhirat kelak.
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Baqarah [2]: 281)
Data dari BNPB menyebutkan sebanyak 66.926 rumah rusak akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah yang terjadi pada 28 September lalu. Jumlah pengungsi pun mencapai 62.359 orang, dan tersebar di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala.
Sumber: Harapan Amal Mulia