10 Bekal Bergizi dari Ajaran Islam untuk Para Pemuda Sejati

10 Bekal Bergizi dari Ajaran Islam untuk Para Pemuda Sejati

Muslim sudah seharusnya memiliki akhlak yang sudah ditentukan berdasarkan sumber dari Alquran dan hadis.

Sebuah pepatah popular mengatakan, “maju mundurnya sebuah bangsa ditentukan oleh kualitas para pemudanya.”. Memang benar, bahwa pemuda hari ini memiliki peran dalam menopang nasib bangsa di masa depan. Jika pemudanya cerdas dan memiliki akhlak yang baik, maka sebuah bangsa akan maju dan sejahtera.

Dalam mewujudkan bangsa yang maju di tangan para pemuda, Islam hadir memberikan berbagai tuntunan agar para pemuda dapat memiliki kualitas yang baik, sehingga mereka dapat memperbaiki bangsanya. Seorang pemuda Muslim sejati diajarkan untuk memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan apa yang Allah perintahkan dan apa yang dilarang. Apa sajakah komitmen tersebut?

1. Bersikap Hati-Hati (Wa’ra)

Keterangan: Rambu-rambu Peringatan untuk Berhati-hati (Foto: pixabay)

Sifat pertama yang harus dimiliki seorang pemuda sejati yakni berhati-hati atau wara’. Sifat ini bertujuan untuk menghindari diri melanggar suatu aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.

Seperti halnya berhati-hati ketika akan melakukan suatu tindakan, mempertimbangkan terlebih dahulu baik dan buruknya.

Sikap wara’ yang paling tinggi tingkatannya adalah seperti yang disebutkan oleh Rasulullah saw dalam hadits: “Tidaklah seorang hamba mencapai derajat orang yang bertakwa sampai ia meninggalkan apa yang tidak haram karena berhati-hati terhadap apa yang haram(HR. Tirmidzi)

2.Menahan Pandangan (Ghoudul Baashar)

Keterangan: Ilustrasi Menjaga Pandangan (Foto: Fatosdesconhecidos)

Sifat yang kedua adalah bahwa pemuda sejati harus pandai menjaga pandangan dari yang haram. Pernahkah sahabat mendengar ungkapan “dari mata turun ke hati”? Begitulah kiranya, bahwa pandangan adalah awal mula timbulnya keinginan  dan secara bertahap membawa pelakunya untuk melakukan dosa atau kemaksiatan.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’. Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya’.” (Q.S. An-Nur: 30-31)

3. Menjaga Lidah

Keterangan: Ilustrasi Bahayanya Perkataan Sia-sia (Foto: Islampos)

Sifat yang ketiga, hendaklah seorang pemuda muslim sejati menjaga lidah dari perkataan kotor, kasar, sia-sia, menggunjing dan mengadu domba.

Perkataan ini dapat mengakibatkan suatu permasalahan yang sangat besar, sebagaimana apa yang pepatah katakan: “mulutmu harimaumu”. Dari mulut, kerusuhan hingga perpecahan bisa saja terjadi. Sehingga menjaga lidah ini sangatlah penting bagi setiap muslim, seperti yang disebutkan dalam firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar(Al-Ahzab : 70-71)

4.Malu (Haya’)

Keterangan: Ilustrasi Sifat Malu dari Tanaman Putri Malu (Foto: Islam Kafah)

Sifat keempat yakni malu atau seseorang yang menjaga diri dari perbuatan tercela. Hendaknya seorang pemuda muslim sejati memiliki sifat malu untuk menjaga kehormatan diri di hadapan Allah dan hamba-Nya.

Sifat malu di antaranya, menundukan pandangan, tidak meninggikan suara, menutup aurat dan menjaga kehormatan, tidak melakukan sesuatu dengan berlebihan.  Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, ‘Sesungguhnya di antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!”(HR. Bukhari)

5. Pemaaf dan Sabar

Keterangan: Ilustrasi Seseorang yang Memiliki Sifat Pemaaf (Foto: Metro.co)

Sifat kelima yakni pemaaf dan sabar. Seringkali kita mendengar kisah nabi dan rasul, pada saat mereka berdakwah untuk menyebarkan dan menegakkan agaran islam. Kisah tersebut tidak pernah terlepas dari hinaan, cemoohan, tuduhan bahkan perlakuan fisik oleh kaum Yahudi.

Namun tidak ada yang dilakukan oleh para nabi dan rasul selain bersabar dan memaafkan mereka, lalu meminta pertolongan kepada Allah.  Seperti yang disebutkan dalam hadist Rasul:

Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud)Kesabaran justru merupakan kekuatan terbesar kaum muslimin. Itu sebabnya Allah SWT

berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Qs. Al-Baqarah: 153)

6. Jujur

Keterangan: Ilustrasi Seseorang yang Memiliki Sifat Jujur (Foto: Bacaan Madani)

Sifat ke keenam yakni jujur, hendaklah seorang pemuda muslim selalu berkata jujur meski terasa pahit. Jujur adalah menyampaikan suatu perkataan dengan benar. Lawan kata jujur adalah bohong atau dusta.Berkata dusta membawa seseorang pada kehinaan dan menjadi orang yang munafik.

Kejujuran merupakan iman, seperti yang disebutkan dalam firman Allah: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (Qs. An-Nahl: 105)

7. Rendah Hati

Keterangan: Ilustrasi Seseorang yang Memiliki Sifat Rendah Hati seperti Padi yang Merunduk (Foto: Muslim.or.id)

Sifat ke tujuh yakni rendah hati, hendaknya seorang pemuda muslim harus rendah hati serta saling menghormati terutama kepada sesama muslim. Sifat ini akan menghindari kita dari menyakiti hati seseorang, dan perbuatan sombong.

Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas  pada yang lain.” (HR. Muslim no. 2865).

8. Menjauhi Prasangka Buruk

Keterangan: Ilustrasi Tidak Boleh Berprasangka Buruk Kepada Orang Lain (Foto: Tibun Timur)

Sifat ke delapan, yakni seorang pemuda muslim harus menghindari perasangka buruk terhadap sesama manusia terlebih lagi  kepada Allah SWT.

Berperasangka buruk terhadap seseorang berarti akan menjadi sisi kesalahan, dan mengakibatkan ghibah kemudian karena informasi tersebut tidak benar maka akan menjadi fitnah. Menmyeramkan sekali, dari satu kesalahan berakibat ke kesalahan lainnya.

Seperti yang disebutkan dalam firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]

9. Dermawan dan Pemurah

Keterangan: Ilustrasi Seseorang yang Memiliki Sifat Dermawan, Senang Berbagi Kepada Makhluk Bumi (Foto: Gontor)

Sifat ke sembilan, yakni seorang pemuda muslim harus menjadi dermawan dan murah hati kepada sesama manusia.

Kedermawanan dan murah hati merupakan perilaku terpuji yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, beliau selalu berbagi kepada para sahabatnya bahkan kepada yahudi sekalipun dalam keadaan terbatas maupun lapang harta.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam Ramadhân untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus.” (HR Bukhari & Muslim

10. Menjadi Tauladan yang Baik

Keterangan: Ilustrasi Seorang Muslim Harus Menjadi Tauladan Hingga Mampu Menerangi Manusia Lainnya (Foto: Sttlets Education)

Sifat yang terakhir, hendaknya seorang pemuda muslim menjadi tauladan yang baik bagi sesama muslim atau manusia lainnya. Sifat tersebut bertujuan untuk menghindari fitnah buruk terhadap seorang muslim atau agama Islam.

Sejatinya agama Islam tidak pernah mengajarkan sesuatu yang buruk, namun hal ini harus dibuktikan dengan amalan kita.

Seperti yang disebutkan dalam hadist rasul: “Akhirnya, tetapi bukan yang paling akhir, hendaklah ia menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat, menjadi terjemahan nyata bagi prinsip-prinsip dan adab-adab Islam, baik dalam makan, minum, berpakaian, berbicara, mengucapkan salam, melaksanakan perjalanan jauh (safar), bermukim, serta dalam seluruh gerak dan diamnya.” (Mutafaq alaih). (izzah/abadi)

 

Sumber: Komitmen Muslim Sejati