11 Tahun Perjuangan Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah, Batu Payung, Lombok

11 Tahun Perjuangan Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah, Batu Payung, Lombok

Asalamualaikum orang baik, perkenalkan, mereka adalah siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Darul Islah.

Klik di sini untuk DONASI

Hari begitu panas, tanah tandus, sumur-sumur mengering, namun tidak mengeringkan semangat anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islah untuk bersekolah.

Di ruang kelas yang sederhana itu anak-anak sangat antusias menangkap pelajaran dari gurunya, meski sebenarnya tidak ada alat bermain di sekolah itu. Satu-satunya benda istimewa adalah lemari plastik hasil dari patungan para guru.

Mungkin harganya tidak mahal. Namun bagi para guru yang juga merangkap petani, dengan honor Rp 500.000 (untuk enam bulan), menjadi barang paling berharga untuk menyimpan buku pelajaran ussang, tanpa kunci, karena tidak ada barang lain yang harus di jaga.

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islah terletak di Kampung Batu Payung, Desa Montong Ajan, Lombok Tengah. Berbatasan dengan Nambung (Desa Buwun Mas, Lombok Barat).

Jika bediri dari atas bukit akan tampak pantai yang memanjang dari Pengantap hingga Selong Belanak. Dari bukit tandus terlihat pantai pantai berpasir putih.

Madrasah Nurul Islah sudah berdiri sejak 9 Juni 2008. Saat ini memiliki 6 rombongan belajar, dengan total 30 siswa (10 siswa dan 20 siswi)

Dengan jumlah siswa puluhan itu, Madrasah Nurul Islah hanya memiliki 3 ruang kelas  dan 3 guru yang statusnya honorer.

Pendirinya bernama Marium, warga asli Kampung Batu Payung. Sekolah ini dibangun karena sekolah SD terdekat jaraknya sangat jauh. Tidak semua orang tua punya kendaraan untuk mengantar anaknya ke sekolah. Jadi para orang tua sepakat, untuk mendirikan sekolah di kampung dengan 59 KK tersebut.

Salah satu pengajar Ibu Marhamah, single parent dua anak. Satu-satunya guru honorer bersertifikat di sekolah ini. Honornya Rp1,5 juta/bulan, namun baru cair setelah 3 bulan mengajar. Sebagian ia pakai untuk beli beberapa zak semen untuk menambal lantai kelas.

Anak-anak Kampung Batu Payung harus sekolah. Sekolah yang layak memberikan harapan baru untuk masa depan mereka. Karena sebagian warga  Batu Payung bertahun-tahun menjadi TKI, membanting tulang di kebun sawit Malaysia.

kami mengajak orang baik di mana saja untuk ikut membantu membagun sekolah layak untuk anak-anak di Dusun Batu Payung Desa Montong Ajan Lombok tengah.

Jangan tunda niat berbuat baik sahabat dermawan semua, segera

Silakan salurkan donasi sahabat Abadi ke:

Klik untuk donasi >> Donasi Abadi

Atau salurkan melalui rekening donasi Abadi:
Bank Mandiri Syariah (451) 7117976337
a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Hasil penggalangan dana ini akan Abadi gunakan untuk:

  • Perbaikan bangunan sekolah
  • Penyediaan buku sekolah
  • Pengadaan bangku sekolah

Informasi lebih lengkap dapat hubungi: Abadi (+62 878-6455-6406)

Menilik Keadaan Sekolah di Pedalaman Lombok

Menilik Keadaan Sekolah di Pedalaman Lombok

Orang-orang yang tinggal di pedalaman Lombok harus tetap sekolah dan merasakan kehidupan yang baik.

Infoabadi.orgSahabat, kali ini lembaga donasi kemanusiaan Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) akan mengajakmu untuk menyambangi daerah pedalaman Indonesia, tepatnya di Lombok Tengah.

Daerah pedalaman tersebut berada di sebuah bukit yang jauh dari keramaian atau kota sebagai pusat kehidupan. Meski begitu, di daerah pedalaman anak-anak tetap membutuhkan sekolah untuk menunjang pendidikannya.

Sekolah adalah tempat yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak di Lombok Tengah. Mau bagaimanapun sekolah adalah kebutuhan atau hak yang harus didapatkan oleh anak-anak.

Keterangan: Bangunan Sekolag dengan Dinding Setengah Jadi (Foto: Fathul Rakhman)

Bangunan sederhana sekolah di daerah pedalaman tersebut berhasil dibangun dari usaha keras para guru honorer. Tidak peduli uang gaji yang kecil, para guru berhati mulia itu justru menggunakan uangnya untuk membangun sekolah.

Uang para guru honorer memang tak cukup untuk membangun sekolah yang bagus atau seperti layaknya sekolah. Namun setidaknya, ada ruangan kelas dengan bangku dan meja, papan tulis kecil, semen lantai yang mulai menganga, serta dinding setengah jadi yang dapat dijadikan sekolah.

Baca Juga: Setahun Berlalu Tenda-Tenda Pengungsi Palu Masih Ramai Penghuni 

Keterangan: Lemari Plastik Dibeli Dari Uang Iuran Guru Honorer Merupakan Satu-Satunya Barang Berharga (Foto: Fathul Rakhman)

Satu-satunya barang yang paling berharga dalam sekolah tersebut adalah lemari plastik, yang digunakan untuk menyimpan buku lama. Lemari itu pun dibeli dengan  uang iuran guru honorer.

Namun tahukah sahabat, meski keadaan sekolah yang sederhana, anak-anak dari Kampung Batu Payung, Desa Montong Ajan, Lombok Tengah itu tak kehilangan semangat. Mereka sangat senang untuk pergi ke sekolah.

Kaki kecil yang kotor terkena debu, dengan langkah kuat menyusuri jalanan ke sekolah dengan beralas kaki sandal. Di daerah tersebut hanya sebagian anak yang memiliki sepatu, dan itu menjadi keberuntungan tersendiri.

Keterangan: Anak-anak Tak Hilang Semangat dan Bahagia Berada di Sekolah Sederhana (Foto: Fathul Rakhman)

Bagi anak-anak, sekolah adalah tempat yang paling menyenangkan, karena mereka dapat belajar dan bermain setelahnya. Momen di sekolah selalu mereka nantikan, karena hal ini tidak mereka temui di rumah.

Para guru memberikan semangat yang luar biasa kepada murid-muridnya dan memberikan aturan di sekolah. Kegiatan belajar-mengajar itu dilakukan hingga pukul 12 siang, karena sang guru tahu kalau anak-anak tidak membawa bekal, maka aturannya mereka harus sarapan dari rumah.

Masyaallah, semangat anak-anak serta guru yang luar biasa meski dengan keadaan yang sederhana. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.

Abadi berikhtiar untuk segera mendatangi mereka dan membawa bantuan. Untuk itu, sahabat dapat menyalurkan donasi melaui Abadi. Yuk kita bantu anak-anak di Lombok Tengah agar dapat terus bersekolah dengan baik. (izzah/infoabadi)

Sumber: Fathul Rakhman

 Ayo Kirimkan Donasi melalui Abadi dengan cara:

Klik Link>>> https://kitabisa.com/campaign/bantudarulislah 

Atau Melalui:

Nomor Rekening Bank:

Bank Mandiri Syariah (451) 7117976337

A.n Amal Bakti Dunia Islam

Konfirmasi donasi:

Call/SMS/WA: 0878 6455 6406

Setahun Berlalu, Tenda-Tenda Pengungsi Palu Masih Ramai Penghuni

Setahun Berlalu, Tenda-Tenda Pengungsi Palu Masih Ramai Penghuni

Kehidupan warga yang mengungsi pasca gempa di Palu belum usai. Satu tahun berlalu, mereka masih bertahan di bawah tenda-tenda dalam keadaan yang sulit.

Sahabat, kali ini lembaga penyaluran donasi kemanusiaan Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) akan menginformasikan kondisi warga Palu pasca gempa satu tahun yang lalu.

Tidak banyak media yang meliput bagaimana kondisi pengungsi di Palu. Masyarakat luas mengira permasalahan ini sudah selesai. Namun, tahukah sahabat? Ternyata mereka masih menjadi pengungsi dan hidup dalam kesulitan. Berikut kami sajikan informasinya untuk anda.

Banyak Keluarga yang Masih Bertahan di Bawah Tenda Darurat

Keterangan: Ibu Nurlina, Perempuan Paruh Baya Mengisi Air untuk Kebutuhan di Tenda Pengungsian (Foto: Media Indonesia)

Gempa dan tsunami Palu sudah berlalu lebih dari setahun lamanya. Namun, jarak waktu yang cukup panjang tersebut tak serta merta membuat kondisi masyarakat berangsur membaik.

Hari ini, masih banyak keluarga yang masih menjalani hidup di tenda-tenda darurat pengungsian, salah satunya Nurlina. Nurlina (60 tahun) berupaya menikmati hidup di pengungsian dengan keadaan yang cukup sulit.

Beliau harus mengisi air dengan jeriken, ember, atau loyang kosong untuk memenuhi kebutuhan air di pengungsian. Bahkan harus mengangkut air tersebut dari satu tempat ke tempat lainnya, tentu hal ini akan sulit dilakukan oleh wanita paruh baya ini.

Tidak ada harta atau rumah yang tersisa. Beliau tinggal bersama keluarganya di pengungsian dengan mengandalkan bantuan. Namun, jika bantuan tersebut tidak datang, maka Ibu Nurlina dan keluarganya harus berusaha sendiri untuk memenuhi kehidupannya.

Sementara itu, keadaan di Palu belum stabil seperti sebelumnya. Mereka akan kesulitan mencari pekerjaan.

Mayoritas Warga Lebih Memilih Hidup di Pengungsian

Keterangan: Warga Lebih Memilih Tinggal di Pengungsian, Palu (Foto: Regional Kompas)

Bukan hanya Nurlina bersama keluarganya yang bertahan hidup di pengungsian. Warga yang mengalami musibah gempa bumi dan likuifaksi lainnya pun terpaksa masih bertahan untuk hidup di tenda-tenda darurat yang semakin hari semakin aus kondisinya.

Hingga kini, terdapat 251 kepala keluarga atau 1.010 jiwa yang lebih memilih hidup di pengungsian Balaroa, Kecamatan Palu Barat. Kendatipun sejumlah pihak pemerintah dan lembaga kemanusiaan mendirikan bantuan huntara (hunian sementara) di sana, namun jumlahnya belum mencukupi.

Sahabat Abadi, kehidupan tidak selamanya berjalan mulus. Kadang bencana datang menguji setiap diri manusia untuk lebih mengingat Allah. Semoga bantuan untuk para pengungsi di Palu segera terpenuhi dan lebih merata, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan dengan baik seperti sedia kala. (izzah/abadi)

 

Salurkan Kepedulian untuk Pengungsi Palu melalui Amal Bakti Dunia Islam

https://infoabadi.org/donasi-abadi/

Atau bisa juga melalui nomor rekening

Bank Mandiri Syariah (451) 7117976337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Konfirmasi donasi:

Call/SMS/WA: 0878 6455 6406

RRI Mataram Sambut Hangat Kunjungan Silaturahmi Abadi

RRI Mataram Sambut Hangat Kunjungan Silaturahmi Abadi

Abadi, NTB – Siang itu, langit Lombok sedang cearh-cerahnya. Seolah mendukung niat baik Abadi untuk bersilaturahmi ke  kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram. Selasa, 9 Juli 2019, tim Abadi mengunjungi kantor RRI Mataram yang terletak di Jl. Langko, Taman Sari, Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Kedatangan tim yang diwakili langsung oleh Direktur Abadi, Lauhul Hamdi dan Manager Event, Syiarudin disambut hangat oleh Pemimpin Redaksi RRI Mataram, Bapak Marsam serta Kepala Penyiaran, Bapak Nasrudin.

DIREKTUR ABADI: ALHAMDULILLAH, KEPERCAYAAN DONATUR MENINGKAT DUA KALI LIPAT

Dalam silaturahmi sekaligus pertemuan kerjasama tersebut, melahirkan kesepakatan bahwa RRI Mataram akan memberitakan informasi terkait dunia Islam, khususnya tentang isu kepalestinaan. Abadi juga difasilitasi untuk menyampaikan info tersebut secara langsung baik melalui wawancara maupun dialog interaktif.

Dalam kesempatan yang sama, Abadi juga menyampaikan program pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza yang juga ditanggapi baik oleh pihak RRI Mataram.

Pertemuan tersebut berjalan sangat natural, seolah kerjasama antara kedua belah pihak telah  berlangsung lama. Pak Marsam bahkan tak segan mempersilakan Abadi untuk kembali mengunjungi kantor RRI Mataram. Beliau menuturkan, RRI adalah rumah masyarakat yang bisa kapan saja dikunjungi.

Baca juga: PEDULI PALESTINA, ISTRI GUBERNUR NTB DUKUNG PROGRAM EDUKASI ABADI

Di akhir pertemuan, Abadi menyerahkan bingkai gambar kompleks Masjid al-Aqsha kepada pihak RRI sebagai simbolis kerjasama yang hendak dijalin.

Alhamdulillah, semakin banyak media yang turut  mendukung ikhtiar Abadi membersamai umat. Mohon doa dan dukungan agar kerjasama ini dapat berbuah kebaikan yang tak terhingga, terutama bagi dunia Islam. (history/abadi)

Direktur Abadi: Alhamdulillah, Kepercayaan Donatur Meningkat Dua Kali Lipat

Direktur Abadi: Alhamdulillah, Kepercayaan Donatur Meningkat Dua Kali Lipat

 

Abadi, Lombok – “Alhamdulillah, kepercayaan donatur meningkat dua kali lipat.Pada penyaluran kali ini, jumlah donasi yang kami kirimkan dua kali lebih besar  dibandingkan bulan April lalu”, ujar Lauhul Hamdi, Direktur Abadi.

Senin (01/07/2019), pembina Abadi, TGH Achmad Mukhlis yang didampingi Lauhul Hamdi menyerahkan amanah donasi sebesar Rp. 250 juta kepada Muhammad Fauzan, delegasi Abadi dalam perjalanan kemanusiaan ke Turki, Journey of Empathy, Untaian Cinta untuk Palestina.

Penyerahan donasi tersebut juga dihadiri oleh sejumlah wartawan media lokal seperti hariannusa.com  dan suarantb.com .

 “ABADI berkomitmen untuk terus menjadi lembaga penyalur donasi terpercaya bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat NTB” tutup Hamdi.

Journey of Empathy, Untaian Cinta untuk Palestina

Masjid Istiqlal Indonesia
Sejumlah media lokal NTB hadir dalam konferensi pers pemberangkatan delegasi kemanusiaan Abadi. (Dok. Abadi)

Insya Allah pada Selasa,  2 Juli 2019 Abadi akan memberangkatkan delegasinya untuk menyalurkan amanah donatur dalam perjalanan kemanusiaan bertajuk Journey of Empathy ke Turki.  

Tidak hanya sendiri, sejumlah delegasi dari lembaga mitra Abadi di antaranya Damai Aqsa Foundation (DAF), Kasih Palestina, dan Lembaga Ukhuwah juga membersamai perjalanan Abadi.

Baca juga: ABADI SALURKAN BANTUAN UNTUK KORBAN AKSI KEPULANGAN AKBAR DI TURKI

Agenda perjalanan tersebut yaitu menyerahkan bantuan untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, mengunjungi korban Aksi Kepulangan Akbar, serta silaturahmi ke lembaga mitra Abadi, Jisru at-Taawun al-Insani.

Fauzan sebagai delegasi menyampaikan harapannya tentang Journey of Empathy ini. “Saya berharap, perjalanan ini bisa menjadi jembatan yang kuat untuk mempererat persaudaraan antara Indonesia dan Palestina”, ujarnya.

Abadi Bersama Warga Palestina

Penyaluran Abadi
Pembina Abadi (kanan)  didampingi Direktur Abadi menyerahkan donasi secara simbolis kepada Muhammad Fauzan selaku delegasi Abadi dalam perjalanan kemanusiaan Journey of Empathy. (Dok. Abadi)

Pada bulan April 2019, Abadi juga menyalurkan amanah donatur dalam perjalanan kemanusiaan Journey of Empathy untuk untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, bantuan untuk penjaga Masjid Al-Aqsha, kebutuhan pangan untuk penduduk Palestina menghadapi krisis di bulan Ramadan.

Selain itu, pada November 2018 lalu, Abadi berkesempatan mengunjungi korban Aksi Kepulangan Akbar yang sedang mendapat perawatan di Turki dan memberikan bantuan tunai kepada para korban.

Berkat pertolongan Allah dan kepercayaan donatur, rahmat . Bersama Abadi, mari jadikan ukhuwah semakin erat dan rahmat Islam terasa semakin dekat. (history/abadi)