Jarang Diberitakan, Kondisi Pengungsi Palestina Tak Kalah Memilukan

Jarang Diberitakan, Kondisi Pengungsi Palestina Tak Kalah Memilukan

Foto sampul hanya ilustrasi (pengungsi suriah)

Infoabadi.org – Saat ini, Jalur Gaza menjadi pusat objek pemberitaan isu-isu kemanusiaan dunia. Namun ada yang tak kalah memilukan dari kondisi penduduk Jalur Gaza. Yaitu mereka yang terusir dari tanah kelahiran mereka di Palestina dan kini mengungsi di beberapa negara tetangga.Merekalah pengungsi Palestina.

Siapakah Pengungsi Palestina?

Pengungsi Palestina adalah penduduk asli Palestina yang dipaksa untuk lari atau dengan sengaja diusir dari tanah kelahirannya sejak Israel mulai mengambil alih wilayah Palestina sejak tahun 1948. Meski warga Palestina berhak untuk kembali ke tanah air mereka,  enam puluh enam tahun terakhir Israel terus menghalang-halangi.

Baca juga: UPAYA PENGUNGSI PALESTINA BANGUN HUNIAN LEBIH LAYAK BERUJUNG PADA PENAHANAN

Mengapa Mereka terusir?

Kebijakan otoritas Zionis Israel berupaya mewujudkan tanah ekslusif yang hanya ditinggali oleh orang-orang Yahudi. Berbagai upaya dilakukan Israel untuk menguatkan eksistensi penduduk Yahudi di negeri para Nabi. Serangan hingga pembatantaian menjadi upaya Zionis mewujudkan cita-citanya tersebut.

Sekitar 50% dari seluruh desa di Palestina dihancurkan pada tahun 1948 dan banyak kota dibersihkan dari populasi Palestina. Pasukan Israel membunuh sekitar 13.000 warga Palestina dan secara paksa mengusir 737.166 warga Palestina dari rumah dan tanah mereka. Lima ratus tiga puluh satu desa Palestina seluruhnya dihuni dan dihancurkan.  

Baca juga: ABADI SALURKAN USD 3.400 UNTUK BANTU PENGUNGSI PALESTINA

Tragedi berlanjut pada tahun 1967. Pada tahun itu, Israel menduduki Tepi Barat dan Jalur Gaza, sehingga banyak warga Palestina yang terusir untuk kedua kalinya.

Ke mana Mereka Mengungsi?

Mayoritas dari mereka yang terusir mengungsi ke sejumlah negara tetangga. Lebih dari setengah populasi pengungsi tinggal di Yordania. Sekitar 15%  mengungsi ke Suriah dan Lebanon. Sebanyak 37,7% tinggal di internal ‘Israel’ yaitu Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Berapa Banyak Pengungsi Palestina Saat  Ini?

Palestina menjadi kelompok pengungsi terbesar di dunia dengan jumlah sekitar 7,2 juta orang. Jumlah tersebut merupakan sepertiga dari jumlah pengungsi di seluruh dunia. Lebih dari 4,3 juta pengungsi terlantar hingga akhirnya terdaftar untuk mendapat bantuan kemanusiaan dari PBB. 1,7 juta pengungsi lainnya tidak terdaftar dan hidup terkatung tanpa adanya bantuan kemanusiaan tetap.

 

Sumber: Al-wada.org

Upaya Pengungsi Palestina Bangun Hunian Lebih Layak Berujung pada Penahanan

Upaya Pengungsi Palestina Bangun Hunian Lebih Layak Berujung pada Penahanan

Infoabadi.org – Setelah mengungsi untuk menghindari konflik, harapan akan kehidupan lebih baik pun belum tentu didapati para pengungsi Palestina di Lebanon. Ibrahim Ahmed Mustafa contohnya. Pengungsi berusia 25 tahun ini tak pernah membayangkan bahwa usahanya membangun rumah untuk keluarga harus berakhir dengan keputusan penahanan.

Ibrahim memutuskan untuk menikah dan menetap di Lebanon, tepatnya di barak pengungsian Burj as-Shamali di Kota Tirus, Lebanon. Ia berusaha keras mendapatkan izin pembelian bahan bangunan dari pemerintah daerah. Namun upaya itu terus mengalami kebuntuan karena prosedur rumit yang diberlakukan.

Merasa putus asa, Ibrahim akhirnya memutuskan untuk membeli bahan bangunan dari para penyelundup. Sedikit demi sedikit, rumah dibangun dengan tenggang waktu yang cukup lama karena bahan bangunan dan modal yang tak selalu ada.

Baca juga: Menyelamatkan Diri Dari Krisis Palestina, Terjebak Di Antara Kekalutan Suriah

Bagai petir di siang hari, pasukan keamanan melayangkan sebuah surat panggilan untuk menghadap ke Kantor Badan Inteligen Militer di Sidon pada 15 Februari 2019 lalu atas tuduhan membeli bahan bangunan ilegal. Padahal saat itu, hanya sedikit lagi saja rumah yang diingkan akan selesai dibangun.

Sebenarnya bukan hanya Ibrahim yang melakukan hal demikian. Pembelian bahan bangunan dari para penyelundup menjadi solusi terkahir yang sering kali ditempuh para pengungsi untuk membuat hunian yang lebih layak.

Kasus ini berhasil mengundang perhatian publik. Berbagai komunikasi dengan pejabat terkait diupayakan oleh sejumlah organisasi pembela HAM. Akan tetapi upaya-upaya tersebut tak berbuah manis. Ibrahim harus tetap mendekam di penjara Lebanon.

Konflik dan krisis yang terus terjadi di Palestina membuat sejumlah penduduknya terpaksa mengungsi ke beberapa negara tetangga, salah satunya Lebanon.Sedikitnya terdapat 12 barak resmi pengungsi Palestina di sana.

Baca Juga: Israel Langgar Gencatan Senjata, Warga Palestina Berguguran

Meski telah menetap sekian tahun, para pengungsi tetap diperlakukan seperti orang asing. Terdapat tujuh puluh jenis profesi yang tak boleh disandang para pengungsi Palestina. Akibatnya banyak di antara mereka yang tak punya pekerjaan dan tak mampu menutupi kebutuhan.

Para pengungsi di sejumlah barak juga dilarang membeli material bangunan kecuali dengan seizin pihak keamanan. Di antara bahan material bangunan yang dilarang adalah pipa air, kabel listrik, pintu dan jendela kayu dan besi, panel kaca, bahan-bahan semen, besi bangunan, pasir, ubin, aluminium, bahan cat, tangki air, serta generator. (history/abadi)

Sumber: Palinfo