Abadi Bagi-Bagi Daging Kurban Sampai ke Palestina

Abadi Bagi-Bagi Daging Kurban Sampai ke Palestina

“Kebahagiaan saat dapat merasakan daging kurban di hari Idul Adha telah merata hingga ke negeri anbia.”

Infoabadi.org – Setiap tahunnya, umat muslim di seluruh dunia merayakan hari Iduladha atau hari kurban dengan berbagi kepada sesama. Jelang bergulirnya hari tersebut, sudah lumrah rasanya saat kemudian berbagai lembaga penghimpun donasi kemanusiaan ikut andil memastikan setiap lapisan masyarakat mendapatkan hak daging kurbannya.

Hal tersebut dilakukan pula oleh lembaga Abadi. Pada tahun 2019 ini, Abadi turut menjadi inisiator pelaksanaan distribusi daging kurban di daerah-daerah terdampak bencana. Mengusung tajuk “Tebar Qurban di Tanah Tragedi”, kali ini target penerima manfaat kurban adalah warga Lombok, Palu, bahkan merambah hingga ke Palestina.

donasi kemanusiaan palestina
Senyum yang terukir pada anak-anak Palestina Saat Menerima Daging Kurban dari Saudara-Saudara di Indonesia

Blokade yang dilakukan oleh Israel di Gaza telah menghambat seluruh warga yang ingin keluar atau masuk kota tersebut, sehingga warga Palestina tidak mudah mendapatkan hewan kurban. Selain itu, krisis perekonomian pun menjadi salah satu faktornya. Hal tersebut kemudian mendorong Abadi untuk melakukan penyaluran kurban ke Palestina.

Pada hari Iduladha 1440 Hijriah, lembaga kemanusiaan Abadi bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Yardim Koprusu Turki, menyalurkan  semua titipan kurban yang sudah terhimpun dari masyarakat Indonesia untuk disampaikan kepada warga di Khan Yunis, Gaza secara langsung.

lembaga donasi kemanusiaan
Proses Pemotongan Daging Kurban Tim Abadi (Dok.Abadi)

Baca Juga : 3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Gaza

donasi kemanusiaan palestina
Keterangan: Daging Kurban Siap Dibagikan Kepada Warga di Khan Yunis, Gaza (Dok.Abadi)

Masyarakat di Palestina tampak sangat bahagia saat menerima daging kurban tersebut. Terlebih, karena suasana bahagia seperti ini jarang sekali terjadi. Maka kebaikan ini sangat mereka syukuri.

Kebahagiaan yang terukit di hari raya Iduladha Palestina tentunya tak lepas dari kebaikan para Sahabat Abadi yang sudah mengikhlaskan dan mengiriman kurban untuk saudara di Palestina.

Terima kasih atas kurban yang sudah Sahabat titipkan melalui Abadi, sebagai lembaga donasi kemanusiaan Palestina yang berada di Indonesia. Semoga keberkahan hidup selalu menyelimuti orang-orang yang berhati mulia, yang selalu memikirkan keadaan saudara sesama muslim di negeri anbia.

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) akan terus berikhtiar penuh untuk menjadi jembatan bagi donatur yang ingin mendonasikan hartanya untuk kepentingan bakti terhadap dunia Islam. (izzah/abadi)

 

Sekian Lama Menunggu, Warga Tempo Sodo Segera Miliki Masjid Baru

Sekian Lama Menunggu, Warga Tempo Sodo Segera Miliki Masjid Baru

Pembangunan Masjid Al-Hikmah di Dusun Tempo Sodo, Kabupaten Lombok oleh Abadi memasuki tahap penyempurnaan. Setelah diguncang gempa, masyarakat menggunakan tenda darurat sebagai pengganti masjid yang roboh.

Abadi, Lombok – Abadi yang sejak tahun lalu menghimpun donasi kemanusiaan untuk Lombok, menyalurkan amanah donatur melalui pembangunan sebuah masjid. Masjid Al-Hikmah di Dusun Tempo Sodo, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok dibangun kembali setelah sebelumnya hancur diguncang gempa.

Masjid satu-satunya di Tempo Sodo itu dibangun kembali atas kerja sama Abadi dengan Yayasan Forkammi Lombok. Yayasan Forkammi merupakan salah satu lembaga kemanusiaan yang telah mendukung beberapa program Abadi dalam ikhtiar membangun Lombok pasca gempa.

Lauhul Hamdi, Direktur Abadi mengatakan, pembangunan Masjid Al-Hikmah Tempo Sodo yang didukung Forkammi tersebut akan memasuki tahap penyempurnaan.

donasi kemanusiaan
Rahmat, salah seorang Tim Abadi memantau pembangunan Masjid Al-Hikmah di Tempo Sodo. (Dok. Abadi)

“Pembangunan Masjid Tempo Sodo akan memasuki tahap akhir, yaitu pemasangan dinding masjid. Pada awal Augustus, kami berkunjung dan bertemu dengan pengurus Masjid untuk memastikan hal ini”, ungkap Direktur Abadi, Lauhul Hamdi.

Pak Hamdi memperkirakan, pembangunan akan rampung pada akhir Agustus 2019 mendatang.

Baca juga: APA KABAR SAUDARA-SAUDARA KITA DI LOMBOK?

Kebutuhan masyarakat Tempo Sodo akan adanya masjid memang sangat mendesak. Tenda sempit yang digunakan warga sebagai masjid darurat selama hampir satu tahun, sudah tidak layak digunakan.

nomor rekening bank
Sudah hampir satu tahun masyarakat Tempo Sodo salat berjemaah dan bermajelis ilmu di tenda darurat.(Dok. Abadi)

Itulah sebabnya, warga sudah menggunakan Masjid Al-Hikmah yang pembangunannya belum rampung tersebut, sejak bulan April 2019.

Sebelumnya, warga tempo Sodo mengandalkan tenda bantuan dari pihak swasta sebagai musala sementara. Tenda sempit tersebut menjadi tempat salat berjemaah bagi warga, juga pusat anak-anak dusun menimba ilmu agama.

Hingga saat ini, Abadi masih membuka kesempatan bagi sahabat yang ingin berkontribusi untuk memudahkan warga Tempo Sodo beribadah di tempat yang lebih layak.

Pintu Donasi Kemanusiaan Abadi

donasi kemanusiaan
Abadi terus berikhtiar menyempurnakan pembangunan Masjid Al-Hikmah dengan membuka kesempatanbagi donatur untuk memberikan donasi kemanusiaan. (Dok. Abadi)

Sahabat, umat Islam dianjurkan untuk memudahkan urusan saudaranya, apalagi untuk urusan beribadah. Seperti yang tertulis dalam sebuah Hadis:

“Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat” (HR. Muslim no. 2699)

Dengan membangun Masjid Al-Hikmah, warga Tempo Sodo akan lebih kusyuk beribadah. Anak-anak dusun juga akan lebih nyaman menuntut ilmu agama. Selain itu, dalam setiap kebaikan yang dilakukan di dalam masjd tersebut, Insya Allah menjadi jariyah bagi kita yang berkontribusi dalam pembangunannya.

Landasan Hadis tersebut juga memotivasi Abadi untuk menjembatani kebaikan donatur dengan para penerima manfaat melalui cara yang mudah.

Sahabat dapat mendukung pembangunan satu-satunya masjid untuk warga Tempo Sodo dengan melalui nomor rekening Bank Syariah Mandiri, (451)7117976 337, atas nama Amal Bakti Dunia Islam.

Untuk konfirmasi donasi dan informasi lebih lanjut, sahabat dapat menghubungi narahubung kami di Call/SMS/WA: 0878 6455 6406.

Semoga kita menjadi salah satu wasilah Allah untuk dapat menebarkan rahmat-Nya di muka bumi. (history/abadi)

Bantu Kuatkan Perjuangan Difabel Palestina

Bantu Kuatkan Perjuangan Difabel Palestina

Serangan Israel telah mengubur mimpi para difabel Palestina. Mereka kehilangan sebagian anggota tubuhnya akibat serangan dan tembakan. Meski begitu, semangat mereka untuk membela Palestina terus bergelora.

Infoabadi.orgGugurnya syuhada Palestina menjadi pengisi andalan portal berita kemanusiaan dunia. Masyarakat Palestina memang kerap kali menjadi sasaran serangan Israel yang membabi buta.

Dibalik jatuhnya darah para syuhada, terdapat orang-orang yang sedikit lebih beruntung karena masih diberi kesempatan melanjutkan perjuangan, meski dengan kondisi fisik yang tidak lagi sempurna. Merekalah difabel Palestina.

berita kemanusiaan
Difabel Palestina meminta masyarakat internasional peduli kondisi mereka.(Sumber: Middle East Monitor )

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Israel memiliki serangkaian peledak canggih yang bisa dengan mudah menghancurkan gedung-gedung tinggi dengan satu kedipan mata. Maka untuk menghancurkan kaki, tangan, atau wajah warga Palestina bukan suatu hal yang sulit bagi mereka.

Senjata berpeluru yang ditenteng-tenteng pasukan Israel untuk melumpuhkan peserta Aksi Kepulangan Akbar di perbatasan Palestina, bahkan mampu menghancurkan tulang manusia hingga lebur bagi debu.

bantuan kemanusiaan
Difabel Palestina turut serta dalam Aksi Kepulangan Akbar di perbatasan Gaza.(Foto: Google)

 

Mirisnya lagi, anak-anak juga tak luput menjadi sasaran tembakan. Di usia mereka yang masih muda, banyak anak Palestina yang sudah tak memiliki kaki karena diamputasi. Bukan hanya kaki atau tangan saja yang hilang, tapi juga harapan hidup dan impian mereka yang telah dipupuk sejak lama.

berita kemanusiaan
Jasser, seorang bocah Palestina harus mengubur mimpinya menjadipemain sepak bola karena menjadi sasaran peluru Israel. (Foto: Google)

Namun, bukan orang Palestina namanya kalau tak sekuat baja. Dengan fisik yang tak lagi sempurna, para difabel Palestina masih berjuang di perbatasan, menuntut haknya untuk kembali ke wilayah-wilayah yang direbut Israel.

Mereka sadar betul, yang saat ini diperjuangkan bukan sekedar tanah yang hilang atau harta yang direbut, melainkan kehormatan umat Islam di seluruh dunia.

Baca juga:  SAAT MUHAMMAD MEMBUKA MATA, SEBELAH KAKINYA SUDAH TIADA

Bermodal kursi roda atau tongkat penyangga sederhana, para difabel Palestina rutin datang ke perbatasan Palestina untuk sekedar melempar batu ke arah musuh atau bergabung dalam jajaran peserta Aksi Kepulangan Akbar.

Saudaraku, kewajiban membela Palestina bukan hanya untuk masyarakat di sana saja, tetapi juga seluruh umat Islam yang memegang teguh ajaran Alquran dan Sunah Nabi. Bagi kita yang belum memungkinkan berjuang dengan raga, disyariatkan untuk mengerahkan segala kemampuannya, termasuk harta.

bantuan kemanusiaan
Abadi menyalurkan bantuan tunai kepada korban Aksi Kepulangan Akbar yang sedangmendapatkan mengobatan di Turki pada Juli 2019. (Dok. Abadi)

Abadi sebagai lembaga kemanusiaan yang peduli dengan sulitnya perjuangan difabel Palestina, berikhtiar menjadi jembatan kebaikan bagi donatur yang hendak ikut berjuang dengan harta mereka.

Sejak tahun 2018, Abadi telah mulai berupaya menguatkan difabel Palestina dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada korban Aksi Kepulangan Akbar, yang sedang mendapat perawatan di rumah sakit Turki.

lembaga kemanusiaan
Penyaluran bantuan langsung kepada korban Aksi Kepulangan Akbar pada November 2018.(Dok. Abadi)

Hingga saat ini, setidaknya Abadi telah menyalurkan bantuan kemanusiaan tersebut sebanyak dua kali, yaitu pada bulan Juli 2019 dan November 2018.

Sekecil apa pun kontribusi yang kita berikan untuk difabel Palestina, Insya Allah akan menjadi saksi di akhirat kelak, bahwa kita tidak diam saat kehormatan Islam diinjak-injak oleh Zionis Israel yang zalim. (history/abadi)

Kenapa Harus Qurban untuk Pengungsi?

Kenapa Harus Qurban untuk Pengungsi?

Penyaluran program qurban Abadi tahun ini akan difokuskan kepada  pengungsi di Indonesia dan Palestina. Dilihat dari berbagai sudut pandang, pengungsi menjadi golongan yang sangat layak untuk menjadi penerima manfaat qurban.

Infoabadi.org – Selain mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, qurban juga bertujuan untuk menebarkan kebaikan bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan. Saat ini, pengungsi menjadi salah satu isu pilu yang menjadi perhatian umat Islam dunia.

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) dengan program Tebar Hewan Qurban di Tanah Tragedi, berikhtiar memberikan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi di Indonesia dan Palestina, melalui penyaluran hewan qurban.

Bantuan Kemanusiaan
Anak-anak pengungsi Palu belajar di tenda pengungsi karena sekolah mereka rusak diguncang gempa.
(Foto: Google)

Untuk sahabat yang masih ragu atau bingung kenapa harus menyalurkan qurban untuk pengungsi, kami telah merangkum beberapa alasannya:

Makanan Terbatas, Pengungsi Kekurangan Nutrisi

Makanan dan air bersih menjadi sesuatu yang langka di barak-barak pengungsian. Di Indonesia, makanan dari dapur umum yang berasal dari kebaikan donatur menjadi andalan pengungsi untuk mengganjal perut yang lapar.

Maka dari itu, daging qurban yang kita kirimkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pengungsi yang selama ini terabaikan.

Kurban untuk pengungsi
Sejak terusir oleh Israel, pengungsi Palestina hanya mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk dapat bertahan hidup. (Foto: UN News)

Qurban Lebih Tepat Sasaran

Hewan qurban bisa dibagikan kepada siapa pun yang kita kehendaki. Meski begitu, nilai kebermanfaatan qurban bisa lebih terasa jika yang menjadi penerima adalah golongan yang benar-benar membutuhkan, yang dalam hal ini adalah pengungsi.

Saudara-saudara kita di pengungsian adalah orang-orang yang hilang sumber penghidupannya (fuqara), yang sulit memenuhi kebutuhannya (masakin), yang hidup perih di perantauan (Ibnu Sabil) dan wajib untuk dibantu.

Baca juga: 3 Fakta Kehidupan Pengungsi Di Gaza

Pengungsi, Saudara Seiman yang Harus Dibantu

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.” (Q.S. At-Taubah: 71)

Setiap Muslim mempunyai kewajiban menolong saudaranya. Peristiwa duka yang menimpa para pengungsi adalah ujian bagi umat Islam secara keseluruhan. Sebagian diuji dengan kelaparan dan kehilangan, sebagian lainnya diuji dengan keharusan membantu saudaranya.

Kurban untuk pengungsi
Anak-anak pengungsi Palestina hidup dengan berbagai keterbatasan. (Foto: Saatchi Art)

Memupuk Kepedulian

Berkurban dilakukan oleh orang yang mampu dan akan dinikmati oleh orang yang kurang mampu. Dengan berkurban, seseorang dapat memupuk rasa kepedulian terhadap sesama, dan akan terjalin pula sikap solidaritas yang kuat di antara pemberi dan penerima qurban.

Memaksimalkan Peluang Ibadah

Berkurban untuk pengungsi juga menjadi sebuah ikhtiar untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan meraih sebesar-besar pahala. Selain itu, berkah kurban serta doa-doa dari pengungsi untuk para dermawan, Insya Allah akan selalu menyertai.

Bantuan Kemanusiaan
Program donasi qurban 2019 dari Abadi

Mengingat banyaknya keutamaan berbagi untuk pengungsi, Abadi hadir dengan program qurban, Tebar Hewan Qurban di Tanah Tragedi. Program Tebar Hewan Qurban di Tanah Tragedi berupaya  memfokuskan kebermanfaatan kurban untuk pengungsi di Indonesia dan Palestina.

Abadi membuka selebar-lebarnya kesempatan bagi sahabat yang hendak menunaikan syariat qurban sekaligus berbagi kebahagiaan untuk pengungsi. (history/abadi)

Bagikan kebahagiaan Idulkurban untuk pengungsi dengan berkontribusi dalam program Tebar Hewan Qurban di Tanah Tragedi.

Kontribusi hewan qurban untuk pengungsi di Indonesia:

Sapi: Rp. 15.000.000,- atau Rp. 2.150.000,- (1/7 sapi)

Domba: Rp. 3.500.000,-

Kontribusi hewan qurban untuk pengungsi di Palestina:

Sapi  ± 400 kg: Rp 32.550.000,-/ Rp 4.650.000,-(1/7 Sapi)

Domba ± 45 kg: Rp 4.950.000,-

Sedekah Qurban: Tak Terbatas

Salurkan kontribusi terbaik melalui:

Rekening Bank Syariah Mandiri

(451) 711 7976 337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Konfirmasi Donasi:

Call/SMS/WA: 0878 6455 6406

Giatkan Aksi Peduli Kemanusiaan, Abadi Rutin Kunjungi Pengungsi Sulteng

Giatkan Aksi Peduli Kemanusiaan, Abadi Rutin Kunjungi Pengungsi Sulteng


Sejak diguncang gempa pada September 2018 lalu, ribuan warga Sulawesi Tengah (Sulteng) masih bertahan hidup di pengungsian. Berebut makanan dan krisis air bersih menjadi permasalahan sehari-hari. Pelecehan juga menjadi persoalan baru yang kini marak terjadi.

abadi, Sulawesi Tengah – Kondisi warga dan Sulawesi Tengah (Sulteng) pasca diguncang gempa tahun lalu masih saja mengkhawatirkan. Banyak warga mengeluhkan sulitnya kehidupan di pengungsian. Makanan terbatas, tempat tinggal tak layak. Hal tersebut diperparah dengan bantuan kemanusiaan yang semakin hari semakin berkurang jumlahnya.

Sebagai ikhtiar mendawamkan aksi peduli kemanusiaan, Abadi rutin melakukan kunjungan ke titik-titik pengungsian Sulawesi Tengah setiap dua pekan. Titik yang terakhir kali dikunjungi adalah pengungsian Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, tepatnya pada Rabu (24/07) setelah sebelumnya menyambangi pengungsi di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat dan Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

lembaga kemanusiaan
Kondisi salah satu pengungsian korban gempa Palu di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

Menyalurkan amanah donatur menjadi agenda utama dalam kunjungan yang rutin dilaksanakan setiap hari Rabu tersebut. Abadi memberikan bantuan pangan sebagai salah satu kebutuhan mendasar bagi para pengungsi.

Baca juga: TATKALA PENGUNGSIAN TAK BERSAHABAT BAGI ANAK DAN PEREMPUAN PALU

Selain itu, Abadi juga tengah berikhtiar membangun hunian lebih layak bagi para pengungsi dengan menghimpun bantuan kemanusiaan dari sahabat dermawan.

lembaga kemanusiaan
Abadi menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Palu di Kelurahan Balaroa setiap dua pekan. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

Aksi peduli kemanusiaan yang tengah digiatkan Abadi tidak saja mengenai kebutuhan jasadiyah (jasmani) para korban, tetapi juga menyentuh ranah pembinaan ruhiyah (rohani) yang dinilai tidak kalah dibutuhkan. Sejak pertengahan Mei 2019, Abadi rutin melakukan pembinaan rohani bagi korban gempa Palu di barak pengungsian Desa Lero, Kecamatan Sindue.

“Dengan kesulitan yang saat ini dihadapi para pengungsi, kita menekankan mereka untuk kembali kepada Allah. Mengikhlaskan apa yang terjadi dan mengikhtiarkan perbaikan diri. Alhamdulillah, hampir semua warga di sini (Desa Lero) ikut dalam pengajian kita (Abadi)” kata Umi Raihana, salah seorang tim Abadi Palu.

Sedikit Lembaga Kemanusiaan Mau Menyentuh Ranah Dakwah

Aksi Peduli kemanusiaan
Aksi peduli kemanusiaan Abadi menyentuh ranah dakwah yang jarang diperhatikan lembaga kemanusiaan lain. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

Umi Raihana juga menuturkan, tak banyak lembaga kemanusiaan yang mau menyentuh ranah dakwah di pengungsian Sulawesi Tengah. Padahal, himpitan hidup yang tengah dihadapi pengungsi mengakibatkan mereka rentan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.

“Yang saat ini paling menguras perhatian adalah maraknya pelecehan anak di bawah umur” terang Umi. Selain kurangnya pengetahuan keislaman, kondisi pengungsian yang bercampur antara laki-laki dan perempuan juga menjadi penyebab terjadinya kasus tersebut.

Aksi peduli kemanusiaan
Umi Raihana, salah seorang tim Abadi menjadi pembimbing  program pembinaan ruhiyah pengungsi Palu. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

“Belum lagi, ada kabar bahwa lokasi perjudian yang dulu berpusat di Petobo kembali di buka di kaki gunung berbatasan Kota Palu dan Kabupaten Sigi” Umi menambahkan.

Mohon doa dan dukungan agar ikhtiar Abadi menggiatkan aksi peduli kemanusiaan, meluaskan kebermanfaatan dan syiar Islam di Sulawesi Tengah selalu diberi kemudahan. (history/abadi)

Sejak Gempa Mengguncang, Warga Solok Tak Berani Kembali ke Rumah

Sejak Gempa Mengguncang, Warga Solok Tak Berani Kembali ke Rumah

Abadi, Solok – Gempa yang tiba-tiba mengguncang Kabupaten Solok, Sumatera Barat Kamis (28/2) tengah malam membuat warga Solok Selatan berhamburan menyelamatkan diri keluar rumah. Warga semakin takut saat gempa besar yang kedua terjadi pagi harinya. Tak seperti saat gempa pertama terjadi, kali ini warga tak berani kembali ke rumahnya.

“Kami sudah nggak berani masuk rumah, karena sampai malam ini terasa gempa susulan. Jadi nggak berani. Takut menjadi korban,” jelas Emi Susnawati, salah seorang warga korban gempa di Jorong Koto Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan.

Rumah-rumah yang awalnya hanya retak mulai rubuh di beberapa bagiannya. Sedangkan rumah yang mulanya baik-baik saja mulai terlihat retakan-retakan halus yang rawan.

“Gempanya mengentak. Pas pagi tadi agak diayun dan sepertinya tadi malam sudah ada (rumah) yang retak. Jadi pas paginya banyak yang roboh,” tutur Emi.

Baca juga: Dari Palestina untuk Korban Bencana Gempa Lombok

Warga terpaksa melalui malam yang dingin dan angin yang kencang di tempat terbuka. Hingga saat ini, sejumlah warga masih bertahan tinggal di tenda-tenda beratap terpal tanpa adanya dinding penghalang.

Bantuan logistik pun belum banyak diterima warga baik dari pemerintah daerah atau pun dari pihak swasta. Warga bertahan hidup dari bantuan donatur lokal, dan umbi-umbian yang di tanam di kebun sekeliling pengungsian.

Tercatat dua gempa mengguncang Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat pada Kamis, 28 Februari 2018 dengan masing-masing bermagnitudo 4,8 pada pukul 01.55 dengan kedalaman 11 kilometer dan magnitudo 5,3 dengan kedalaman 10 kilometer pada pukul 06.27.

Setidaknnya 48 orang terluka dalam peristiwa tersebut. Korban pada umumnya mengalami luka di kepala akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Sejumah pasien bahkan meminta perawatan dilakukan di ruangan terbuka karena takut terjadi gempa susulan.Selain itu, sebanyak 343 unit rumah warga rusak dengan tingkat kerusakan yang beragam. (history/abadi)

Sumber: Detiknews

UNICEF: 2 Juta Anak Yaman Tak Bisa Bersekolah

UNICEF: 2 Juta Anak Yaman Tak Bisa Bersekolah

Abadi, Yaman – Lima tahun belakangan menjadi hari-hari yang kelam bagi anak-anak Yaman. UNICEF ( Badan perlindungan Anak Internasional) mengungkap datanya  bahwa sebanyak dua juta anak Yaman tak dapat mengenyam bangku pendidikan.  Ada bangunan sekolah tapi tidak ada kegiatan belajar mengajar di dalamya. Bangunan sekolah yang lain bahkan sudah luluh lantak tak bisa lagi dipakai.

Dalam cuitan di akun resminya, UNICEF mengatakan bahwa satu dari lima sekolah di Yaman telah hancur atau telah beralih fungsi menjadi pengungsian atau markas militer.

Yamana
Anak-anak yang terkena dampak perang Yaman membawa makan siang geratis yang disediakan pusat dstribusi makanan bagi pengungsi pada 03 November 2018 di Sana’a, Yaman. (Sumber: Middle East Monitor)

Mereka juga tak bisa memanfaatkan teknologi untuk sekedar mencari informasi. “Tidak ada internet, tidak ada komputer, dan tidak ada televisi,” cerita Ahmad (9), salah satu anak pengungsi di Kota Sana’a.

Kisah Ahmad yang dikabarkan Aljazeera itu menjadi gambaran tentang bagaimana kejamnya perang Yaman merampas masa kecil anak-anak Yaman yang seharusnya indah.

 

Baca juga: Sewindu Berlalu, Anak Suriah Tak Kunjung Dapatkan Hak-Haknya

 

Orang tua Ahmad mengisahkan, perang yang telah berlangsung hampir lima tahun itu membuat anak-anak terganggu emosionalnya “Ayahnya mencoba untuk membuat Ahmad bermain dengan anak-anak lain sesama pengungsi, tetapi ibu mereka mengatakan, suara bom dan (kondisi) kemiskinan juga mengganggu emosi anak-anak,” tulis Al Jazeera.

Informasi Dunia Islam
PBB menyebutkan hampir setengah dari polusai penduduk Yaman dilanda kelaparan. (Hani Mohammed/AP)

Sejak perang terjadi di Hodeidah Juni 2018 lalu, keluarga Ahmad memutuskan untuk pindah ke Sana’a, kota yang berjarak 250 kilometer dari Hodeidah. Selama di Sana’a, mereka tinggal di sebuah ruang sekolah yang kini menjadi tempat pengungsian warga.

Tak hanya anak-anak, perang yang makin pelik juga terus mengancam keselamatan warga sipil lainnya. Menurut PBB, empat belas juta orang, atau hampir setengah dari polusai penduduk Yaman dilanda kelaparan. Dua puluh dua juta lainnya hidup bergantung pada bantuan kemanusiaan. (history/abadi)

Sumber: Middle East Monitor, Aljazeera

Mama Ato Dedikasikan Rumah dari Abadi sebagai Tempat Belajar Alquran

Mama Ato Dedikasikan Rumah dari Abadi sebagai Tempat Belajar Alquran

ABADI, Palu – Berikhtiar membantu korban gempa Sulawesi Tengah  untuk kembali bangkit, Abadi membangun sebuah hunian untuk Mama Ato, seorang guru ngaji yang dikenal berjasa besar mengajarkan Alquran kepada warga sekitar. Tak langsung menerimanya, Mama Ato justru menghibahkan kembali bangunan hunian tersebut kepada warga untuk dijadikan musala dan rumah belajar Alquran.

“Ibu, huntara di desa ini baru ada satu, kami sangat bersyukur bisa mendapat bantuan karena selama ini belum ada bantuan yang kami terima. Bahkan kami tidak tahu kami di desa ini terdata sebagai korban atau tidak. “ ungkap Mama Ato kepada Umi Raihana, salah satu relawan Abadi.

Gempa Palu
Pada mulanya, Abadi berencana membuat sebuah hunian untuk Mama Ato, namun ia menghibahkan kembali hunian tersebut untuk dijadikan rumah belajar Alquran bagi warga.

Beliau kembali berujar, “Ibu , Huntara yang diberikan kepada kami, akan kami hibahkan lagi untuk umat, untuk saudara-saudara kami yang lain. Sebagai tempat bersama, tempat kita belajar bersama,..”

 

Baca juga: Abadi Kembalikan Tawa Anak-Anak Korban Gempa Palu

 

Lantas Mama Ato tinggal di mana?  Selama empat bulan terakhir, beliau dan keluarga tinggal dalam sebuah rumah berdinding terpal dan beratap bambu yang ditutupi daun kering. Keterbatasan ekonomi membuat Mama Ato dan keluarga tak mampu membangun kembali  rumahnya.

Gempa Bumi
Rumah yang ditinggali Mamah Ato dan keluarga (ujung kanan), sejak gempa Donggala menghancurkan rumahnya empat bulan lalu. (Dok. Abadi)

Menurut penuturan Umi Raihana, sejak kejadian gempa  masyararakat sekitar Desa Saloya, Kec.Sindue, Kab.Donggala. memeilki semangat baru untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, termasuk dengan giat belajar membaca Alquran.

Perjalanan berjam-jam menuju Desa Seloya kami lalui di tengah jalan berdebu dan dipenuhi pemandangan reruntuhan bangunan di sekitar. Rasa miris dan pilu masih riuh dalam hati seolah masih tak percaya dengan apa yang telah menimpa saudara-saudara kita di Donggala.

Donggala

Tak mampu bangun kembali rumahnya yang rusak, sejumlah warga terpaksa tinggal di reruntuhan bangunan.(Dok. Abadi)

Empat bulan pasca gempa, tsunami dan likuifaksi melanda Palu, Donggala dan sekitarnya, masih belum terlihat banyak perubahan. Tenda-tenda pengungsian masih berjejer hampir di setiap sudut wilayah. Belum lagi reruntuhan bangunan yang hanya digeser sampai bahu jalan agar tak menghalangi kendaraan yang berlalu-lalang.

Palu belum mampu bangkit sendiri. Dukungan dan uluran tangan saudara-saudaranya masih sangat dibutuhkan. terbaik.(history/abadi)

Rekening donasi:

Salurkan donasi terbaikmu melalui:

Bank Syariah Mandiri

711.7976.337 a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Narahubung: 087 8455 6406

Hadang Banjir Selamatkan Cucu, Nenek Nurjanna Akhirnya Menembuskan Napas Terakhir

Hadang Banjir Selamatkan Cucu, Nenek Nurjanna Akhirnya Menembuskan Napas Terakhir

Berjam-jam, Nenek Nurjanna dan cucunya bertahan melawan arus deras banjir bandang yang melanda Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa pada Selasa (22/1/2019). (Sumber: Istimewa)

Nenek Nurjanna Djalil akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (23/1/2019) sore di  Rumah Sakit Syekh Yusuf. Sebelumnya, kondisi nenek tersebut terlihat lemah setelah berjam-jam bertahan pada sebuah pohon, melawan derasnya arus banjir demi menyelamatkan sang cucu tercinta.

Foto Nenek Nurjanna yang tengah berpegangan erat pada sebuah pohon sembari menggendong cucunya, Waliziab Muhammad Nur (2) sempat membuat haru masyarakat Indonesia, terutama di  jejaring media sosial.

Rasa takut jelas terpancar dari raut wajah perempuan paruh baya itu. Begitu pun dengan sang cucu yang terlihat menangis ketakutan.

Baca juga: Gempa, Longsor, dan Banjir Melanda Bumi Pertiwi pada Saat yang Sama

 

Nurfardiansyah, menantu Nenek Nurjanna  menyebutkan, ketinggian air pada saat banjir bandang menerjang rumahnya di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa pada Selasa (22/1/2019) mencapai leher orang dewasa.

Semakin lama, air ternyata semakin tinggi hingga mencapai atap rumah, hingga Nenek Nurjanna akhirnya ia berpegang pada sebatang pohon. Tak sedikit pun ia melonggarakan dekapannya pada sang cucu.

Arus yang kian deras kemudian dengan mudahnya menyeret tubuh sang nenek dan cucunya itu. Beruntunglah sebilah ranting dapat menahan mereka terseret jauh.

Tiga jam bertahan, pertolongan warga pun akhirnyadatang. Kondisi Nenek Nurjanna yang sangat lemah mengharuskan ia dilarikan ke sebuah klinik. Tiga jam mendapat perawatan, dokter mengizinkannya untuk pulang.

Tak semakin membaik, kondisinya justru semakin lemah dan memprihatinkan. Rabu (23/1/2019) sore, keluarganya akhirnya membawa sang nenek ke Rumah Sakit Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa.

Namun perawatan berteknologi tinggi sekalipun tak mampu melawan kuasa Sang Pencipta. Allah memanggil Nenek Nurjanna tepat satu jam setelah ia mendapat perawatan di rumah sakit.

 

 “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (At-Taghabun: 11).

Sesungguhnya kesabaran yang sejati dari seorang hamba, yang dengannya Allah karuniakan petunjuk dan pahala, yakni kesabaran yang tampak ketika datang sebuah musibah. Maka berhusnuzhan-lah atas segala ketetapan-Nya. Insya Allah, kepedihan di dunia akan diganti dengan kebaikan berlipat ganda. (history/abadi)

 

 

Media Palestina Turut Kabarkan Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal Indonesia

Media Palestina Turut Kabarkan Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal Indonesia

ABADI, Palestina – Tak hanya di kalangan masyarakat Indonesia, acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia juga ramai diperbincangkan media di Gaza. Selain dihadiri oleh beberapa tokoh penting acara tersebut memang dihadiri juga oleh wartawan dari beberapa kantor berita Palestina, salah satunya Al-Aqsa Voice.

Al-Aqsa Voice turut memberitakan  acara peletekan batu pertama dalam artikelnya yang dirilis pada Sabtu, 19 Januari 2018 pukul 18:41 dalam situs alaqsavoice.ps. Ditulis juga dalam artikel tersebut beberapa pernyataan tokoh-tokoh penting Gaza yang hadir, seperti Mahmud Al-Zahar, Yunis Al-Asthal, dan Salih A-Raqab.

Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia
Acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza dihadiri oleh beberapa tokoh penting di Gaza, warga sekitar, serta wartawan dari beberapa kantor berita. (Dok. Abadi)

Diketahui, Ketua Pelaksana Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia, Salih Ar-Raqab tak segan melontarkan pujiannya untuk rakyat Indonesia atas kontribusinya selama ini yang begitu besar untuk Palestina.

Baca juga: Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

 

Selain Al-Aqsa Voice, Gaza Media, akun berita di media sosial instagram juga turut memberitakan acara peletakan batu pertama Masjid Istiqlal Indonesia. Berbagai doa dan dukungan pun dituliskan warganet dalam kolom komentar. Postingan di @gazamedianet itu juga telah disukai oleh sekitar 1.500 orang.

Peletakan Batu Pertama
Al-Aqsa Voice dan Gaza Media turut memberitakan acara peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada Sabtu (19/01/2019) sore tersebut. (Foto: Al-Aqsa Voice)

Acara yang disiarkan langsung di akun instagram dan facebook lembaga Kasih Palestina itu juga disaksikan oleh banyak masyarakat Indonesia.

Masyarakat Palestina, khususnya di Gaza telah mengamanahkan pembangunan sebuah masjid di Distrik Ma’an, Khan Yunis, Gaza kepada masyarakat Indonesia.

Berbagai instansi dan lembaga kemanusiaan juga kepalestinaan, termasuk Abadi berbondong-bondong mengambil peran untuk menjembatani masyarakat Indonesia menunaikan amanah tersebut.

Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal
Dok. Abadi

Alhamdulillah, pada Sabtu (19/01/2019), ba’da Ashar, waktu Gaza, peletakan batu pertama pembangunan masjid yang dinamai Masjid Istiqlal Indonesia tersebut  telah dilaksanakan dengan lancar dan khidmat.

Mohon doa dan dukungan agar pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza berjalan lancar tanpa hambatan suatu apa pun, dan senantiasa berada dalam rida Allah Swt. (history/abadi)

 

Mari ikut berperan dan berjariyah dalam ikhtiar kemerdekaan tanah Palestina dengan memberikan donasi terbaik untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Rekening Donasi:

Bank Syariah Mandiri (451) 2017 00 4053

a.n Yayasan Harapan Amal Mulia Palestina

 

Konfirmasi Donasi:

Call/SMS/WA: 081 3224 9876 1 (Agus) / 081 1234 1400

WA: