Bagaimana Sulitnya ‘Bertetangga’ dengan Ekstrimis Yahudi?

Bagaimana Sulitnya ‘Bertetangga’ dengan Ekstrimis Yahudi?


Infoabadi.org –  Sejak Israel datang, jutaan warga Palestina terusir dari tanahnya sendiri. Ada pula mereka yang tidak terusir namun tidak bernasib lebih baik karena harus ‘bertetangga’ dengan kaum ekstrimis Yahudi.

Berikut sejumlah peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan ‘bertetangga’ ekstrimis Yahudi dan warga Palestina.

Penyerangan

Berita Palestina terkini

Adu mulut hingga kontak fisik kerap kali terjadi antara pemukim Yahudi dan warga Palestina. Tak jarang, perselisihan tersebut berlanjut pada penyerangan dan menyebabkan warga Palestina menjadi korban. Sedangkan para pemukim Yahudi selalu mendapat pengawalan ketat dari pasukan bersenjatanya.

Bukan hanya orang dewasa, otoritas Israel juga kerap menyerang sekolah-sekolah anak Palestina dan melukai sejumlah  siswa serta guru. Seperti yang terjadi pada Sekolah Dasar Khusus Putra di Hebron pada Maret 2019 lalu.

Tuduhan Tak Berdasar

Ekstrimis Yahudi

(Ilustrasi: MintPress News)



Tak mudah bagi warga Palestina untuk hidup di wilayah yang berdekatan dengan ekstrimis Yahudi. Tidak sedikit warga Palestina yang mendapat tuduhan yang tidak jelas yang berujung penangkapan oleh otoritas Israel. Seperti yang terjadi pada Februari 2019 lalu.

Pasukan Israel menangkap seorang warga Palestina, Assam Barghout yang dituduh menembak mati dua tentara Israel di wilayah Tepi Barat pada Januari 2019.

Baca juga: SERANGAN ISRAEL LUKAI ANAK-ANAK SEKOLAH DI HEBRON DAN NABLUS

Para penjaga Masjid al-Aqsha di al-Quds juga sering kali menjadi korban tuduhan tak berdasar. Provokasi massa, penyerangan jemaat ibadah Yahudi, dan lain  sebagainya.

Diskriminasi

Info Palestina

Ruas jalan baru yang dijuluki ‘jalan apartheid’ karena dilengkapi tembok pembatas di bagian tengah untuk memisahkan pengendara Israel dan Palestina (AFP/Getty Images)

Pada Januari 2019, Israel meresmikan ruas jalan tol di Yerusalem yang memisahkan pengendara Israel dan Palestina dengan sebuah tembok. Warga Palestina menjuluki ruas jalanan itu sebagai ‘jalan apartheid’.

Selama ini, warga Palestina dan Israel kerap berbagi ruas jalanan di Tepi Barat, meskipun beberapa ruas jalan secara eksklusif diperuntukkan bagi warga Israel. (history/abadi)

Sumber: Detiknews, Palinfo

3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Jalur Gaza

3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Jalur Gaza

Infoabadi.org – Mendengar saudara-saudara kita di Palu hidup pilu di pengungsian selama enam bulan saja sudah cukup membuat hati tercabik. Lalu bagaimana dengan pengungsi Palestina di Khan Yunis yang puluhan tahun tinggal di pengungsian?

Barak pengungsian Khan Yunis terletak sekitar dua kilometer dari pantai Mediterania, utara Rafah. Sekitar 87.816 warga Palestina yang terusir akibat datangnya Israel, tinggal di sana dengan kondisi yang memprihatinkan. Berikut fakta-fakta tentang pengungsian Khan Yunis yang telah kami rangkum:

Terperangkap Blokade di Pengungsian

Kehidupan di Gaza

Perang Arab telah mengakibatkan sekitar 35.000 orang melarikan diri ke Khan Yunis. Sebagian besar dari mereka berasal dari daerah Be’er Sheva. Sudah terusir, para pengungsi juga harus merasakan pahitnya hidup di wilayah blokade seperti Gaza.

Baca juga: Perjuangan Para Warga Gaza Bertahan Hidup Selama Ramadan

Sebagian besar pengungsi bergantung hidup dari bantuan UNRWA (Organisasi PBB yang mengurusi permasalahan pengungsi) yang belakangan ini terus berkurang. Seperti di barak pengungsian lain di Jalur Gaza, tak adanya air bersih menjadi masalah besar di pengungsian. Sekitar 90 persen pasokan air tidak layak untuk konsumsi manusia.

Sekolah Bergantian

Kehidupan di Gaza

Menurut data dari UNRWA, barak pengungsian Khan Yunis mempunyai 16 sekolah (pusat belajar) yang harus bisa menampung murid 19 sekolah.  Karena tidak adanya ruang yang cukup, anak-anak pengungsi belajar secara bergantian, di bagi ke dalam enam waktu.

Pengungsi Terus Bertambah, Infrastruktur Tak Berkembang

Keseharian di Khan Younis

Kumuh dan padat menjadi ciri khas dari barak pengungsian Khan Yunis. Terdapat sebagian pengungsi yang tinggal di bangunan berbeton, bantuan dari UNRWA. Meski begitu, banyak pula pengungsi tinggal di tenda-tenda sederhana dari terpal tipis, ditutupi kain tebal bekas selimut, karpet dan lain sebagainya. Tak banyak terlihat bangunan layak, apalagi tempat rekreasi untuk anak-anak. (history/abadi)

Sumber: Unrwa.org

Dukungan Bupati Sumbawa dan Bima untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia

Dukungan Bupati Sumbawa dan Bima untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia


Abadi, Sumbawa – Senin (29/04) siang, Bupati Sumbawa, H.M. Husni Djibril kedatangan tamu istimewa. Syekh Muraweh Musa, Ulama asal Palestina bersama tim Abadi datang bersilaturahmi ke kantor bupati.

Cukup lama berdiskusi, banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut,  terutama mengenai kondisi Palestina saat ini dan pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Alhamdulillah, dalam kesempatan tersebut Pak Husni menyatakan siap mendukung pembangunan masjid  dengan ikut berikhtiar melakukan penggalangan dana.

Selain itu, Pak Husni juga mengungkapkan rasa syukurnya dapat dikunjungi Syekh Muraweh yang merupakan anggota Asosiasi Ulama Internasional tersebut.

Begitu pula dengan Syekh. Beliau sangat berterima kasih atas segala bentuk dukungan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Nusa Tenggara Barat untuk Palestina dalam berbagai program yang diusung Abadi.

Baca juga: Peduli Palestina, Istri Gubernur NTB Dukung Program Edukasi Abadi

Dalam misi yang sama, Syekh juga menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Wakil Bupati Bima, Dachlan M. Noer. Jamuan hangat menyambut kedatangan Syekh dan tim di kantor dinas beliau.

Syukur tak henti kami ucapkan karena Pak Dachlan juga turut mendukung pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia, yang diamanahkan langsung oleh masyarakat Gaza ini. Sebagaimana di Sumbawa, Pak Dachlan beserta jajarannya berkomitmen mendukung pembangunan  dengan berbagai upaya penggalangan dana.

Dukungan terhadap pembangunan masjid pusat penghafal Alquran Gaza itu semakin hari semakin menggeliat di tengah masyarakat Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Barat.

Insya Allah, Abadi siap menjadi jembatan kebaikan bagi para donator yang memimpikan rumah di surga dengan turut berkontribusi dalam pembangunan masjid.

Mohon doa dan dukungan agar program pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia berjalan lancar dan selalu berada dalam rida Allah Swt. (history/abadi)

Tak Sepele, Timah Panas Israel Mampu Leburkan Tulang Bak Debu

Tak Sepele, Timah Panas Israel Mampu Leburkan Tulang Bak Debu


Infoabadi.org – “Kurang lebih setengah dari korban luka yang kami tangani, tulang-tulang mereka telah berubah menjadi debu”

Pernyataan tersebut diungkapan oleh Dokter Thierry Saucier, seorang ahli bedah ortopedi asal Perancis yang bergabung dalam misi kemanusiaan, menangani korban Aksi Kepulangan Akbar di Palestina.

Beliau mengakui menangani korban-korban tersebut tidaklah mudah. Lebih dari 95 % korban yang ia tangani, terluka pada bagian tungkai bawah lutut  akibat menjadi sasaran timah panas Israel.

Bukan Luka Biasa

Blokade Gaza
Petugas medis mengevakuasi peserta Aksi Kepulangan Akbar yang terluka. (Sumber: The Electronic Intifada)

Thierry berujar, luka yang dialami para korban Aksi Kepulangan Akbar tak bisa disebut luka tembak biasa. Umumnya ketika peluru yang menembus bagian tubuh dikeluarkan, akan menyisakan luka luar yang sedikit lebih lebar dari ukuran peluru.

Hal yang tak biasa adalah, luka luar tersebut ternyata memberikan indikasi kerusakan jaringan lunak dan tulang. Luka luar terus meluas secara tidak proporsional dan sulit untuk diobati.

Baca juga:
Di Gaza, Setiap Sudut Kota Dipenuhi Korban Aksi Kepulangan Akbar

Setengah dari jumlah kasus yang ada, luka terus menembus hingga tulang dan menyebabkan terjadinya patah tulang multifragmen. Dengan kata lain, tulang-tulang mereka sudah hancur lebur, layaknya butiran-butiran debu.

Abadi Bersama Korban Aksi Kepulangan Akbar

Perbatasan Gaza

Lebih dari seribu korban luka Aksi Kepulangan Akbar diamputasi karena luka yang tak dapat diobati dan terbatasnya fasilitas kesehatan di rumah sakit Palestina. (Sumber: The Electronic Intifada)

Tak pantas rasanya apabila kita hanya berdiam diri mendengar saudara kita sulit sendiri dalam misinya menjaga tanah umat. Berkat pertolongan Allah dan kebaikan donatur, Abadi turut meringankan beban korban luka Aksi Kepulangan Akbar dengan menyalurkan sejumlah bantuan tunai pada November 2018 lalu.

Haulul Hamdi, Direktur Abadi langsung melakukan penyaluran tersebut di salah satu rumah sakit di Turki, tempat para korban dirujuk dari rumah sakit di Palestina.

Selama digelarnya Aksi Kepulangan Akbar, tak kurang dari 200 orang telah gugur. 23 ribu orang lainnya terluka dan kebanyakan dari mereka terpaksa kehilangan anggota tubuhnya.

Kendati demikian, belum ada tanda-tanda bahwa aksi ini akan segera berakhir. Dikutip dari berbagai sumber, peserta aksi tak akan menyerah hingga  mereka mendapatkan hak mereka ke tanah yang telah dirampas, serta dicabutnya blokade  yang mencekik. (history/abadi)

Sumber: Msf.org

Mari bersamai perjuangan saudara-saudara kita di Palestina dengan mengirimkan doa tertulus dan donasi terbaik.

Rekening Donasi:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Untuk konfirmasi lebih lanjut, hubungi:
Call/SMS: 0878 6455 6406

Serangan Israel Lukai Anak-anak Sekolah di Hebron dan Nablus

Serangan Israel Lukai Anak-anak Sekolah di Hebron dan Nablus


Infoabadi.org –  Ahad (14/04) pasukan Israel menyerang sejumlah siswa di Kota Hebron dalam perjalanan menuju sekolah. Mereka juga menembakkan gas air mata serta bom suara ke arah anak-anak tersebut. Tak cukup sampai di situ, pasukanIsrael menembakkan gas ke arah orang tua siswa yang berusaha melerai dan melindungi anaknya.

Sebuah sumber lokal Palestina juga menyebutkan pasukan Israel juga menyerang sekolah Tariq bin Ziyyad di Hebron yang menyebabkan sejumlah siswa dan staf sekolah lemas tak berdaya.

sekolah palestina

Serangan tersebut sering kali dialami siswa-siswa di Hebron, di mana warga Palestina dan para pemukim tinggal berdekatan. Sekitar 800 pemukim Israel yang terkenal agresif hidup di tengah 30.000 warga Palestina di Hebron. Sadar bahwa mereka menjadi minoritas, pemukim Zionis selalu mendapat pengawalan ketat dari pasukan keamanan.

Baca juga:
Pendidikan Di Ujung Tanduk,  Gaza Butuhkan 123 Bangunan Sekolah Layak

Selama tahun 2018, setidaknya terjadi 20 kali serangan sekolah di Hebron dengan alasan dan tuduhan tak berdasar.

Di hari yang sama, Israel juga menyerang sebuah sekolah di Desa Urif, Distrik Nablus.  Belasan siswa mengalami sesak bahkan di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit akibat tak mampu ditangani petugas medis yang terjun ke lokasi.

Tak ada tempat yang aman untuk anak-anak di Palestina. Rumah-rumah dihancurkan, taman bermain diserang, sekolah-sekolah menjadi sasaran. Mereka yang hanya duduk, menulis dan mendengarkan perkataan gurunya, tiba-tiba diserang hingga terluka. (history/abadi)

Sumber: Maannews.com, Palestinechronicle.com

Peduli Palestina, Istri Gubernur NTB  Dukung Program Edukasi Abadi

Peduli Palestina, Istri Gubernur NTB Dukung Program Edukasi Abadi


Abadi, Nusa Tenggara Barat – Dengan hangat, Ibu Hj. Niken Zulkieflimansyah yang merupakan istri dari Gubennur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah menyambut kedatangan tim Abadi di Pondopo Gubernur NTB pada Sabtu, 30 Maret 2019. Selain untuk bersilaturahmi, pertemuan tersebut juga bertujuan untuk membahas gerakan edukasi kepalestinaan untuk warga NTB yang  selama ini digaungkan Abadi.

Ibu Niken menanggapi dengan baik ikhtiar memupuk kepedulian terhadap Palestina tersebut dan berencana mengadakan kegiatan di lingkungan PKK dan LKKS NTB. Direktur Utama Abadi, Lauhul Hamdi mengungkapkan rasa syukurnya atas sinergi kepalestinaan yang telah terbangun tersebut.

Gubernur NTB

“Alhamdulillah, Abadi bersyukur atas tanggapan Ibu Hj. Niken Zulkieflimansyah yang bersedia bekerjasama dengan ABADI untuk mengadakan acara edukasi Palestina di lingkungan PKK dan LKKS provinsi NTB.”

Baca juga: Syekh Asyim Ajak Masyarakat Lombok Peduli Palestina

Pak Hamdi berharap edukasi Palestina dari Abadi dapat hadir di instansi lain khususnya di lingkup pemerintah provinsi NTB. “Semoga PKK dan LKKS dapat menjadi contoh bagi lembaga-lembaga dan kantor dinas lain untuk bisa mengadakan kegiatan serupa” ujarnya.

Kepedulian Bu Niken terhadap Palestina bukan hanya ditunjukan dengan mengadakan edukasi Palestina. Hal tersebut terlihat pada kesediaan beliau menghadiri salah satu acara edukasi bersama Syekhah Asma Abu Shamra di Ponpes Tahfidzul Qur’an Salahuddin Al Ayyubi Kediri,  Lombok Barat. Beliau juga yang sempat memberikan sambutan dalam acara bertajuk tabligh akbar tersebut.

Edukasi Palestina

Selain itu, Ibu yang dikenal ramah dan sederhana tersebut memberikan sejumlah donasi kepada Abadi untuk mendukung pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Berikhtiar menamakan kepedulian masyarakat Indonesia khusunya yang berada di Lombok terhadap saudara-saudara di Palestina, Abadi gencar melaksanakan program edukasi kepalestinaan yang dibingakai dalam berbagai kajian menarik di antaranya Tabligh Akbar bersama Ulama Palestina, dongeng Palestina, Inspirasi Keluarga al-Quds, dan lain sebagainya. (history/abadi)

Bantu Donggala Bangkit, Abadi Bangun 2 Hunian Nyaman untuk Warga

Bantu Donggala Bangkit, Abadi Bangun 2 Hunian Nyaman untuk Warga

B

Abadi, Donggala – Upaya Abadi bantu warga Donggala bangkit pasca  gempa terus berlanjut. Kali ini, Abadi membangun dua buah hunian layak untuk keluarga Papa Jo dan Papa Rani, begitu mereka biasa dipanggil. Jumat (29/03), satu hunian untuk  keluarga Papa Rani di Dusun 8, Desa Saloya, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah telah selesai dibangun. Sedangkan hunian kedua keluarga Papa Jo yang berada di dusun yang sama untuk rampung pada Sabtu (30/03).

Pengungsi Gempa Palu

Bekerja sama dengan Damai Aqsa Foundation (DAF), Abadi memberikan bantuan hunian layak tinggal untuk dua keluarga di Kabupaten Donggala. (Dok. Abadi)

Bukan lagi hunian sementara, hunian yang merupakan hasil kerja sama Abadi dengan Lembaga Damai Aqsa Foundation (DAF) adalah sebuah hunian semi permanen yang nyaman dan tentu lebih layak untuk ditinggali.  Disampaikan Umi Raihana, salah satu relawan Abadi di Palu, sejumlah warga turut bahu-membahu menyelesaikan pembangunan hunian nyaman tersebut. Ada pula yang warga yang menyumbangkan kayu dan sejumlah bahan material pendukung.

Korban Gempa Palu

Hunian nyaman dari Abadi untuk keluarga Papa Jo, korban gempa Pasinggala (Palu, Sigi, Donggala) rampung dibangun pada Sabtu (30/04). (Dok. Abadi)

Papa Jo sempat menyatakan rasa  syukurnya atas bantuan tersebut. “Sangat bahagia, merasa beruntung sekali mendapatkan (bantuan) ini”, ujarnya.

Baca juga:
Mama Ato Dedikasikan Rumah dari Abadi sebagai Tempat Belajar Alquran

Istri Papa Rani juga mengungkapkan hal serupa. “Berterima kasih kepada tim Abadi atas pemberian hunian tetapnya. Saya berdoa kepada Allah Swt., semoga warga yang lain juga dapat mendapatkan bantuan seperti ini”.

Bantuan Korban Gempa Palu

Proses pembangunan hunian untuk keluarga Papa Rani di Dusun 8, Desa Saloya, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. (Dok. Abadi)

Kondisi ekonomi yang sulit mengakibatkan warga kesulitan untuk membangun hunian yang layak setelah rumah sebelumnya hancur diguncang gempa. “Alhamdulillah, setelah kita diskusi, ternyata Qadarullah, bantuan dari para donatur cukup untuk membangun hunian tetap bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di sini. Karena di sini susah sekali bagi mereka untuk bisa membangun kembali rumah yang layak dan nyawan. Huntara mungkin  hanya bisa bertahan 1 atau 2 saja, tapi rumah tetap ini Insya Allah akan kuat hingga 10 sampai 15 tahun ke depan”, tutur Umi Raihana, salah satu relawan Abadi. (history/abadi)

Lebih Dekat dengan Alquran Sejak Diguncang Gempa Donggala

Lebih Dekat dengan Alquran Sejak Diguncang Gempa Donggala


Abadi, Donggala – “Alhamdulillah, orang-orang jadi mau mengaji. Yang tidak bisa sama sekali juga jadi mau belajar”.

Begitu penuturan Umi Raihana, relawan Abadi yang berkunjung ke Desa Saloya, salah satu wilayah terdampak gempa Sulawesi Tengah akhir September 2018 lalu.

Umi juga menuturkan, masih banyak di antara warga yang belum bisa membaca Alquran sama sekali. Darul Qur’an Abadi, menjadi salah satu pusat belajar Alquran dan  mengkaji Islam di daerah tersebut.

Selain rajin belajar Alquran, warga juga rutin melaksanakan puasa sunah Senin dan Kamis. Lagi-lagi, Darul Qur’an menjadi pusat berkumpul warga dalam aktivitas buka puasa bersama.

Meski pernah meninggalkan duka, musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Donggala  telah memberikan begitu banyak  hikmah. Keimanan dan ketaatan kepada Sang Pencipta menjadi hadiah pelipur lara paling istimewa.

Baca Juga: Mama Ato Dedikasikan Rumah dari Abadi Sebagai Tempat Belajar Alquran

“Tidaklah seorang mukmin terkena duri dan lebih dari itu melainkan Allah akan mengangkat derajat dengannya. Atau dihapuskan kesalahannya dengannya.” HR. Bukhori, (5641) dan Muslim, (2573).

Abadi berikhtiar membantu masyarakat Donggala bangkit pasca gempa dengan membangun sebuah tempat belajar Alquran, yang diberi nama Baitul Qur’an Abadi, di Dusun 8, Desa Saloya, Kecamatan Sindule, Kabupaten Donggala.

Gempa Donggala
Salah satu relawan Abadi, Umi Raihana, memantau proses pembangunan huntara yang selanjutnya dijadikan sebagai tempat belajar Alquran bagi warga di Desa Saloya.

Pada mulanya, bangunan huntara tersebut Abadi berikan untuk keluarga Mama Ato, seorang guru mengaji yang dikenal berjasa besar mengajarkan Alquran kepada warga sekitar.

Namun ternyata, Mama Ato yang berhati besar menghibahkan kembali bangunan tersebut kepada warga untuk dijadikan musala dan rumah belajar Alquran.

Empat bulan pasca gempa, tsunami dan likuifaksi melanda Sulawesi Tengah, tak banyak perkembangan yang terlihat. Tenda-tenda pengungsian masih berjejer hampir di setiap sudut wilayah. Reruntuhan bangunan masih berserakan, hanya bahdan jalan saja yang dibersihkan agar tak menghalangi kendaraan yang hendak berlalu-lalang.

Palu belum mampu bangkit sendiri. Dukungan dan uluran tangan kita masih sangat dibutuhkan. (history/abadi)

Rekening donasi:

Salurkan donasi terbaik melalui:

Bank Syariah Mandiri

711.7976.337 a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Narahubung: 087 8455 6406

Banjir Terjang 15 Kabupaten di Jawa Timur, Madiun Paling Parah

Banjir Terjang 15 Kabupaten di Jawa Timur, Madiun Paling Parah

Abadi, Jawa Timur – Sejak beberapa hari terakhir, hujan deras terus mengguyur wilayah Jawa Timur.  Akibatnya, bencana banjir merendam jalan, ladang, hingga  rumah-rumah warga. Bukan satu atau dua wilayah saja, melainkan lima belas kabupaten. Madiun menjadi kabupaten terdampak paling parah.

Terdapat delapan kecamatan dan tiga puluh sembilan desa di Madiun yang digenangi air banjir akibat dari meluapnya sungai Jeroan, anak sugai Madiun.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 12.495 Kepala Keluarga terkena dampak banjir di 15 kabupaten. Di Kabupaten Probolinggo, satu orang meninggal dunia dan satu lainnya terluka akibat serbuan angin puting beliung yang terjadi di sela-sela hujan deras.

Banjir Hari Ini
Susasana jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono pada KM 603-604 yang terendam banjir di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis, 7 Maret 2019. (Sumber: ANTARA News)

“Hujan deras telah menyebabkan banjir melanda 15 kabupaten karena sungai-sungai dan drainase yang ada tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga banjir merendam di banyak tempat. Data sementara, banjir menyebabkan lebih dari 12.495 KK terdampak,” kata Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan resminya, Kamis, 7 Maret 2019.

 

Baca juga: Sejak Gempa Mengguncang, Warga Solok Tak Berani Kembali Ke Rumah

 

Sedangkan 14 kabupaten lain yang terdampak banjir meliputi Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Lamongan, dan Blitar.

Info Jatim
Kondisi banjir yang melanda di Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Kamis (7/3/2010). (Sumber: Surabaya Tribun News)

Ketinggian air di tiap kabupaten berbeda, mulai dari 20 hingga 200 sentimeter. Sebagian warga sudah mulai mengungsi  karena dikhawatirkan air akan semakin naik dan merendam rumah mereka seutuhnya.  Sementara itu, dua unit rumah di kabupaten Madiun mengalami kerusakan yang cukup berat. Sawah, ladang, hingga hewan ternak milik warga juga turut terdampak.

Sutopo mengatakan, potensi curah hujan tinggi juga masih akan terjadi di sejumlah daerah di antaranya Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat. (history/abadi)

Sumber: Detiknews, Tribunjogja

Masjid Istiqlal Indonesia sebagai Pengikat Hubungan antar Penjaga Palestina

Masjid Istiqlal Indonesia sebagai Pengikat Hubungan antar Penjaga Palestina

Abadi, Palestina – Salah satu tokoh masyarakat Palestina, Syekh Muhammad Zahar  menyatakan Masjid Istiqlal Indonesia merupakan pengikat hubungan antara para penjaga Bumi Para Nabi yang berada di Palestina dan juga di  Indonesia.

“Sesungghunya masjid memiliki makna sejarah, geografis ,dan kemanusiaan bagi masyarakat Palestina sebagai  bangsa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sesungguhnya ini (Masjid Istiqlal Indonesia) adalah pengikat hubungan antara penjaga Bumi Para Nabi di Palestina juga di Indonesia.” tutur Syekh.

Pernyataan tersebut beliau sampaikan dalam prosesi Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal Indonesia di Ma’an, Khan Yunis, pada 19 Januari 2019 lalu.

Masjid Istiqlal Indonesia

Dalam acara tersebut, Syekh Zahar sedikit menyinggung tentang sebuah ayat yang berbunyi:

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa tetap kafir sesuda h (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.s. an-Nur: 55)

Baca juga: Syekh Asyim Ajak Masyarakat Lombok Peduli Palestina

Beliau mengungkapkan bahwa ayat tersebut terasa sangat dekat dengannya serta menjadi petunjuk nyata bagi umat Islam di dunia khusunya di Palestina dan Indonesia.

“Seakan-akan kita tengah melihat sebuah sabda terwujud dalam sebuah simbol (Masjid Istiqlal Indonesia) yang dilaksanakan atas petunjuk Nabi Saw. …“

 

Masjid Istiqlal Indonesia

Masjid Istiqlal Indonesia

Ilustrasi Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina.

Masyarakat Palestina khususnya di Gaza telah mengamanahkan pembangunan sebuah masjid di daerah Ma’an, Khan Yunis, Jalur Gaza yang akhirnya dinamai sebagai Masjid Istiqlal Indonesia. Direncanakan sejak November 2018, pembangunan masjid ini mendapat dukungan dari berbagai instansi dan lembaga, khususnya lembaga kepalestinaan di Indonesia.

Meski sempat tertunda karena perizinan pembelian material bangunan yang dipersulit otoritas Israel, namun berkat pertolongan Allah peletakan batu pertama sukses dilaksanakan dengan disambut gegap gempita masyarakat Gaza.

Mohon doa dan dukungan agar pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza berjalan lancar dan selalu berada dalam rida-Nya. (history/abadi)

 

Rekening Donasi pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza-Palestina:

Bank Syariah Mandiri (451) 711.7976.337

A.n Amal Makti Dunia Islam

 

Konfirmasi Donasi:

Call/SMS/WA: 0878 6368 2662