Rahasia Gaza Lahirkan Ribuan Hafiz Unggulan

Rahasia Gaza Lahirkan Ribuan Hafiz Unggulan

Ilustrasi: Paldf

 

Meski hidup di tengah deraan serta blokade yang membatasi bahkan melumpuhkan sendi-sendi kehidupan, Gaza tak henti melahirkan ribuan hafiz (penghafal Alquran) unggulan. Sistem menghafal yang secara alami terbentuk menjadi sebuah kebiasaan, menjadi salah satu rahasia kesuksesan Gaza melahirkan generasi penghafal Alquran.

Tak sekedar menghafal lantas malah berbangga diri, hafalan Alquran tersebut merupakan salah satu modal awal yang digunakan masyarakat Gaza dalam mempertahankan tanah wakaf para Anbiya, serta Masjid Al Aqsha sebagai kiblat pertama. Dengan begitu, ayat Alquran bukan lagi menjadi hafalan biasa, tetapi juga menjadi sumber kekuatan dan pengharapan masyarakat Gaza.

Di Gaza, hafiz merupakan sebuah gelar kehormatan. Wisuda hafiz pun digelar pemerintah Gaza hampir setiap bulan sebagai bentuk apresiasi atas usaha anak-anak Gaza menghafal Kalamullah. Dilansir dari Palinfo, setidaknya setiap rumah di Gaza memilki satu orang penghafal Alquran.

Mudah, Cepat, dan Kuat

Metode menghafal ala Gaza memiliki metode khusus yang sedikit berbeda dengan metode lain. Perbedaan tersebut sekaligus menjadi keunggulan metode ini dalam menjadikan proses menghafal lebih mudah, cepat, dan kuat.

Baca juga: Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

Beberapa teknik yang diterapkan dalam metode menghafal Alquran ala Gaza, di antaranya:

  • Terdapat proses tadabbur sebelum proses menghafal dimulai.
  • Terdapat teknik Irtibath (pengait) yaitu mengaitkan akhir ayat dengan awal ayat yang dihafal.
  • Mind Mapping (Pemetaan Pikiran), sebuah proses memindai dari lembaran ke dalam memori seseorang untuk mendapatkan hafalan yang kuat.
  • Pengelolaan halaqah tahfidz dengan sistem yang terstruktur.
  • Beberapa teknik tikrar (pengulangan), dilakukan sebelum,  saat, dan sesudah menghafal.

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Salah satu Pusat  Halaqah Tahfizh Gaza

Masjid Amiinul Ummah yang saat ini diamanahkan kepada masyarakat Indonesia untuk dibangun ulang, menjadi salah satu pusat mencetak hafiz-hzfiz Gaza. Masjid yang selanjutnya dinamai Masjid Istiqlal Gaza ini memiliki 9 halaqah/kelompok tahfizh. Setiap kelompok terdiri dari 12 santri tahfizh. Seperti yang kita ketahui, hafiz merupakan syarat mutlak bagi seorang yang hendak membela Palestina langsung di medan peperangan.

Pembangunan ulang Masjid Amiinul Ummah yang tengah diikhtiarkan  Abadi dan masyarakat Indonesia ini, menjadi salah satu upaya membentuk dan memuliakan para hafiz, Ahlullah dari tanah yang diberkahi, Palestina. (history/abadi)

 

Sumber: Sufara Alquran, Melayu Palinfo

Fenomena Alam Ganda Dibalik Tsunami Selat Sunda

Fenomena Alam Ganda Dibalik Tsunami Selat Sunda

Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Sumber: Liputan6.com)

 

ABADI, Anyer – Tanpa ada guncangan seperti tsunami-tsunami sebelumnya, air laut itu tiba-tiba naik dan menyapu seluruh isi kota. Karena tak ada tanda-tanda itu pula warga sekitar tak sempat berlari menyelamatkan diri. Akibatnya 281 orang dinyatakan meninggal, 1.016 luka-luka, dan 57 lainnya masih dinyatakan menghilang.

Menurut penuturan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam diperkirakan terjadi karena adanya dua fenomena alam yang terjadi bersamaan yaitu bulan purnama dan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Para korban tsunami yang terjadi di Selat Sunda ditampung di Puskesmas Carita, Pandeglang, Banten.  (Sumber: Viva)

“Ini dua peristiwa berbeda tapi terjadi di waktu yang sama dan di lokasi yang sama, di perairan Selat Sunda. Pertama adalah erupsi anak Gunung Krakatau dan Kedua potensi gelombang tinggi. Namun ternyata setelah analisis lanjut, gelombang itu merupakan gelombang tsunami,” kata Dwikorita saat jumpa pers di kantorya, BMKG, Jakarta Pusat (23/12).

Ia menjelaskan, BMKG sebelumnya telah memberi peringatan bahwa pada tanggal 20-25 Desember akan terjadi gelombang tinggi, sedangkan kondisi Gunung Anak Krakatau sejak bulan Juni terjadi erupsi.

Baca juga: Kisah Gempa Palu: Surantina Mengendong Anaknya Berlari Ke Bukit Dalam Kondisi Hamil Besar

Tsunami anyer
Bangunan rusak akibat tsunami di Selat Sunda (Sumber: BNPB)

“Ada indikasi yang terjadi memang pada hari yang sama ada gelombang tinggi (karena) ada purnama dan erupsi anak Gunung Krakatau yang diduga menyebabkan tsunami. Jadi tsunami yang terjadi bukan karena seperti yang disampaikan BMKG (yakni karena) gempa, tadi sudah di cek tidak-tidak ada gejala tektonik yang menyebabkan tsunami, sehingga setelah kami koordinasi bahwa diduga akibat erupsi tersebut kemungkinan bisa langsung atau tidak langsung memicu terjadinya tsunami,” papar dia.

Tsunami anyer

Belum genap tiga bulan setelah tsunami menyapu Sulawesi Tengah, kabar duka kembali menyelimuti ibu pertiwi. Sabtu (22/12) malam, tsunami menerjang wilayah Selat Sunda meliputi Anyer dan Lampung.

Bukan hanya nyawa, harta benda pun ikut hancur oleh gelombang tinggi berkekuatan besar itu.  Sebanyak 611 unit rumah dan 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko serta 420 perahu-kapal pun ikut rusak akibat musibah tersebut. Hingga saat ini, sejumlah akes jalan masih tertutup. Listrik pun masih belum menunjukan tanda-tanda akan segera menyala.

Musibah demi musibah datang silih berganti. Semoga Allah Swt. selalu melindungi dan menyelamatkan negeri ini dari berbagai bala bencana. Aamiin. (history/abadi)

 

Sumber: Nasional Kompas

Ikhtiar Abadi Bangun Masjid Permanen untuk Masyarakat Santong – Lombok

Ikhtiar Abadi Bangun Masjid Permanen untuk Masyarakat Santong – Lombok

Rusaknya masjid-masjid di tanah seribu masjid, mengakibatkan seorang wanita terpaksa melaksanakan salat di depan puing-puing bangunan di Lombok Barat. (Sumber Liputan 6)

Abadi, Lombok – Ratusan gempa yang mengguncang Lombok pada Juli 2018 lalu telah mengakibatkan rusaknya masjid-masjid di tanah seribu masjid itu. Dinding retak, tiang roboh, hingga tak sedikit yang roboh hingga menimpa jemaah yang berada di dalamnya.

Meski begitu, masyarakat Lombok tak kehilangan semangatnya untuk memakmurkan masjid, terutama saat datang waktu salat. Tak jarang mereka salat berjemaah di antara puing-puing bangunan.

Pembangunan masjid lombok
Abadi yang bekerjasama dengan Forkami menyalurkan bantuan berupa pembangunan masjid di Lombok Utara. (Dok. Abadi)

Tak ada lagi bangunan utuh, nyaman,  dan berarsitektur khas masjid yang dijadikan tempat salat. Hanya selembar terpal di atas tanah yang dikelilingi puing-puing reruntuhan yang kini menjadi tempat sujud.

Menanggapi hal tersebut, Abadi yang bersinergi dengan Forkammi menyalurkan bantuan berupa renovasi salah satu masjid di Dusun Tempo Sodo, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

Bukan lagi sebuah masjid sementara yang dibangun dari terpal dan susunan bambu, kali ini Abadi berikhtiar untuk membangunkan sebuah masjid permanen untuk kenyamanan ibadah warga. Selama ini, warga desa melangsungkan salat di masjid-masjid darurat.

Pembangunan masjid lombok
Berkat doa dan dukungan dari donatur, Alhamdulillah pembangunan masjid permanen tahap awal telah berhasil direalisasikan. (Dok. Abadi)

Guna memastikan amanah dari donatur ditunaikan dengan baik, tim Abadi memantau proses langsung proses pembangunan masjid pada Rabu (19/12). Terlihat bambu-bambu penyangga telah berdiri menjulang menandakan proses awal pembangunan telah dimulai. Salah satu warga menuturkan, mereka sangat bersyukur akan adanya pembangunan masjid permanen ini.

Selain masjid di Lombok, dengan mengatas namakan masyarakat Indonesia, Abadi juga tengah mengikhtiarkan pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina.

Memakmurkan masjid-masjid sejatinya, merupakan salah satu tugas kita sebagai seorang muslim. Bukan saja meramaikannya dengan salat berjemaah atau bermajelis ilmu, memperhatikan kelayakan bangunan dan kenyamanan ibadah para jemaah juga menjadi salah satu hal yang tak bisa diabaikan.

Semoga rida Allah dan dukungan masyarakat Indonesia selalu menyertai ikhtiar kami ini. (history/abadi)

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

Rancangan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina

Masyarakat Maan, Provinsi Khan Younis Gaza kini mendambakan sebuah masjid, sebagai tempat beribadah yang nyaman dan bermajelis ilmu. Bukannya tak ada, Masjid Amiinul Ummah Abu Ubaidah ‘Amr bin Jahar selama ini menjadi satu-satunya masjid yang dimiliki oleh sekitar 50.000 masyarakat Ma’an.

Meski begitu, masjid tersebut sangat jauh dari kata layak. Ukurannya yang sempit sering kali tak mampu menampung jemaah yang selalu membludak. Masjid tersebut hanya beratapkan dinding seng tipis dan dikelilingi dinding yang sudah terlihat kusam.

Lahirkan Para Hafiz dan Pejuang Sejati

Bukan sekedar tempat melaksanakan ibadah ritual, Masjid Amiinul Ummah ini telah melahirkan ratusan hafiz (penghafal Alquran) dari 9 dauroh/kelompok tahfiz yang dimiliknya. Seperti yang kita tahu, para hafiz Palestina selalu menjadi garda terepan dalam setiap upaya perlawanan terhadap kejahatan tangan Zionis.

masjid Istiqlal Indonesia
Kendala terbesar bagi para orang tua adalah perjalanan menuju masjid yang sangat jauh

Bukankah salah satu tugas kita sebagai muslim adalah memakmuran masjid-masjid? Bukan hanya dipenuhi, namun kenyamanan  ibadah jemaah  dan keindahannya pun menjadi satu hal yang tak semestinya dilewatkan.

Baca juga: Bibit Zaitun Bangkitkan Harapan Baru Petani Gaza

Sayangnya, di tengah krisis kemanusiaan berkepanjangan yang terjadi di Gaza, membuat masyarakatnya tak mampu mewujudkan masjid idaman tersebut.

Maka dari itu, masyarakat Palestina mengamanahkan penyempurnaan pembangunan masjid Amiinul Ummah kepada saudaranya, masyarakat Indonesia.

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) yang bersinergi dengan Kasih Palestina dan beberapa lembaga lain, mendukung program penyempurnaan pembangunan Masjid Aamiinul Ummah  yang selanjutnya akan dinamai “Masjid Istiqlal Indonesia”.

Nama yang sama dengan Masjid Istiqlal di Jakarta, di mana dalam sejarahnya, masjid tersebut merupakan hadiah atas kemerdekaan Indonesia 73 tahun silam.

Kata Istiqlal yang berati merdeka, menjadi salah satu simbol masyarakat Palestina akan harapan terwujudnya kebebasan dan kemerdekaan yang selama ini mereka dambakan.

masjid Istiqlal Indonesia
Rancangan bangunan Masjid Istiqlal  Indonesia di Gaza

Kompleks Masjid Istiqlal akan dibangun di atas lahan seluas 1.751 meter persegi dengan luas bangunan  940 meter persegi. Diperkirakan masjid ini mampu menampung lebih dari 50.000 jemaah.

Selain sebagaimana janji Allah akan membangunkan rumah di surga bagi kita yang membangun masjid, keberkahan tanah Palestina juga Insya Allah akan menjadi penyelamat kita di dunia. (history/abadi)

Mari mengambil bagian dalam pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza melalui

Bank Syariah Mandiri (451)
711.7976.337
an. Amal Bakti Dunia Islam

Bibit Zaitun Bangkitkan Harapan Baru Petani Gaza

Bibit Zaitun Bangkitkan Harapan Baru Petani Gaza

Abadi salurkan bibit pohon zaitun kepada petani Gaza (Dok. Abadi)

 

Abadi, Palestina – Telah lama zaitun menjadi andalan masyarakat Palestina sebagai  pembangkit perekonomian.
Tak heran Palestina dijuluki sebagi negeri yang diberkahi, karena tanah dan iklimnya mampu menghasilkan berbagai jenis zaitun berkualitas tinggi, seperti di Gaza contohnya.

Data dari Alaraby menyebutkan sekitar 45% lahan pertanian di Gaza dan Tepi Barat (lebih dari 900.000 dunums) ditanami oleh sekitar 10 juta pohon Zaitun, dengan potensi menghasilkan antara 32.000- 35.000 ton minyak Zaitun. Namun, bukan Gaza namanya jika sendi kehidupannya tak diganjal blokade Israel.

Tahun 2017 lalu, panen Zaitun di Gaza mengalami kemerosotan yang sangat parah. Berbagai krisis yang diaami Gaza mengakibatkan pengelolaan perkebunan tak dilakukan sebagaimana mestinya.

Petani Gaza

“Sejak serangan tahun 2014, mesin produksi kami hancur. Kami juga kekurangan pasokan listrik, Padahal kami membutuhkan listrik tegangan tinggi untuk menjalankan mesin tersebut. Untuk saat ini, kami menggunakan generator listrik yang mengharuskan kami membayar banyak bahan bakar. ” ujar Naser Auda, pemilik pengelolaan ekstraksi zaitun kepada The New Arab 2017 lalu.

Selain itu, para pemukim illegal Yahudi juga sering berulah dengan membakar ladang-ladang zaitun di berbagai wilayah Palestina, seperti pada Juni 2018 lalu.

Baca juga: 1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

Warga Yahudi Israel di daerah pendudukan membakar puluhan pohon zaitun milik petani Palestina di sekitar Beit Forik dekat Nablus. Sumber setempat mengatakan, para warga pendudukan itu datang dari koloni ilegal Israel di Itmar.

“Ketika melakukan pembakaran, mereka dilindungi pasukan pendudukan Israel,” kata warga lokal seperti dikutip Middle East Monitor, Sabtu, 30 Juni 2018.

 

Bibit Baru Pohon Zaitun Bangkitkan Perekonomian Gaza

Petani Gaza

Petani Gaza

 

Alhamdulillah, pada awal Desember 2018, Abadi yang bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan Hayat Yolu telah mengirimkan bibit pohon Zaitun kepada para petani Gaza.

“Kami bersyukur dan berterima kasih pada Abadi yang telah mengadakan program ini serta membangkitkan semangat para petani untuk berusaha keras menanam pohon Zaitun.Hari ini kami memanfaatkan bantuan ini untuk memperkuat ekonomi kami, memperkuat keuangan kami, dan umumnya untuk memperkuat Gaza”, ujar Umar Riziq, salah seorang petani Gaza.”

Semoga Abadi bisa terus mampu membersamai perjuangan masyarkat Gaza khususnya dan Palestina pada umumnya, serta menjadi pengemban amanah yang baik dalam menyampaikan amanah dari donatur. (history/abadi)

 

Sumber: Al-Araby, Electronic Intifada

Pendidikan Di Ujung Tanduk,  Gaza Butuhkan 123 Bangunan Sekolah Layak

Pendidikan Di Ujung Tanduk,  Gaza Butuhkan 123 Bangunan Sekolah Layak

Abadi, Palestina– Belum ada tanda-tanda pasti konflik yang kini terjadi di Palestina akan mereda. Dari Yerusalem, Tepi Barat sampai Gaza, ketegangan masih terus saja terjadi. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak sebagai kaum lemah juga ikut terkena dampaknya.  Hak-hak sebagai anak yang wajib dilindungi dan dipenuhi seolah sengaja diabaikan, termasuk kebutuhan pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Pengajaran Tinggi Palestina, Sabri Saydam pada Rabu (5/12/2018) mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di Jalur Gaza, setidaknya dibutuhkan  123 bangunan sekolah baru.

Baca juga: 1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

Hal tersebut beliau sampaikan  dalam diskusinya dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mufid Hasayinah.

Tak hanya itu, anak-anak di Jalur Gaza membutuhkan bangunan sekolah yang layak. Baik dari struktur bangunan, kesehatan, hingga ketersediaan fasilitas penunjang. Saat ini sekolah-sekolah di Jalur Gaza masih sangat jauh dari kata layak.

Sulitnya Mendapatkan Pendidikan Di Gaza

Konflik Palestina dan Israel yang telah berlangsung lama, mengakibatkan sekolah-sekolah di Jalur Gaza hancur. Penutupan serta penyerangan ke sekolah-sekolah dengan dalih yang tak jelas juga kerap kali dilakukan pasukan pendudukan.

Seolah takut akan potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak Palestina, Israel berupaya melemahkan sektor pendidikan di sana.

Baca juga: Abadi Salurkan Bantuan untuk Korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki

“Israel ingin semuanya dibawah kendali mereka, mereka ingin benar-benar mempengaruhi pendidikan sehingga dengan mudah bisa mengendalikan generasi penerus Palestina” ujar Muna Ateeq pendiri sekolah Zahwat Al-Quds dalam Al-Jazeera.

Saat ini Palestina memiliki 3 jenis sekolah, yaitu sekolah swasta, sekolah negeri, dan sekolah pemerintahan Palestina. Dalam upaya Yahudisasi, Zionis telah menyortir kembali buku-buku yang menggunakan kurikulum Palestina dan menggantinya dengan kurikulum Israel.

Setiap insan di dunia berhak memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Namun kenyataannya, kenyamanan memperoleh pendidikan bagi anak-anak Palestina seolah terenggut dengan semua konflik politik yang terus terjadi. (history/abadi)

 

Sumber: Palinfo, Aljazeera

Potret Keluarga Mahmud Hadapi Musim Dingin yang Mengerikan

Potret Keluarga Mahmud Hadapi Musim Dingin yang Mengerikan

ABADI, Palestina–  Di atas karpet yang telah basah, Mahmud duduk bersama istrinya Asmahan dan kedelapan anaknya yang tengah berkumpul mengelilingi perapian. Hangatnya rumah mereka hilang sejak musim dingin mendera Gaza kala itu.

Rumah mereka yang sangat sederhana tak mampu melindungi mereka dari terjangan banjir yang datang akibat hujan yang terus-menerus. Bahkan saat banjir menggenangi jalan, air dapat masuk melewati dinding-dinding lapuk yang berlubang di berbagai sudut.

Keluarga Mahmud merupakan satu sekian banyak keluarga miskin di Gaza yang setiap tahunnya harus berjuang melewati musim dingin yang menggigil. Tak ada pemanas atau selimut hangat. Semua dilewati dengan penuh perjuangan.

Baca juga: Memasuki Pekan Ke-tiga Musim Dingin, Masyarakat Gaza Semakin Sengsara

Dalam kondisi memprihatinkan tersebut, Asmahan mengungkapkan kesedihan dan ketakutannya. Ia berujar ada orang tua yang sanggup melihat anaknya tersiksa di musim dingin, apalagi disebabkan karena ketidak mampuan mereka memberikan fasilitas  yang layak.

Musim Dingin Palestina
Sering kali air masuk melalui sela-sela dinding rumah yang lapuk dan berlubang sehingga perabotan dan alas rumah menjadi basah. (Foto: Aljazeera)

Kisah Mahmud pada musim dingin lalu ini, sangat mungkin kembali terjadi pada musim dingin kali ini. Memasuki pekan ke-empat musim dingin Gaza pada Desember 2018 ini, Palweather terus mengabarkan suhu yang semakin turun di Gaza. Cahaya matahari bahkan tak mampu menebus awan kelabu yang akhir-akhir ini menutupi langit Gaza.

Bertahan dalam Dingin dan Lapar

Pernahkah kita merasa bahwa rasa lapar akan semakin menyerang saat dingin atau hujan? Itu pula lah yang dirasakan masyarakat Gaza. Sayanganya, tak seperti kita yang bisa dengan mudah mendapatkan makanan, mereka justru harus bersabar menanti makanan yang belum tentu bisa mereka dapatkan.

Musim Dingin Palestina
Perkampungan tempat tinggal Mahmud dan keluarganya (Foto: Aljazeera)

Melawan dingin bukan satu-satunya pertarungan yang harus dilalui keluarga Mahmud. Blokade yang diberlakukan Israel terhadap Gaza  mengakibatkan krisis berkepanjangan, salah satunya krisis pangan. Padahal pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi kelangsungan hidup seorang insan.

Perjuangan masyarakat Gaza semakin sulit kala musim dingin tiba. Setiap tahunnya, selalu saja ada korban berjatuhan karena musim dingin. Entah itu karena kelaparan, kedinginan, atau ihwal lain. (history/abadi)

Sumber: Aljazeera, Palinfo

Diamnya kita akan semakin menambah kesengsaraan msyarakat Gaza. Jangan biarkan Gaza membeku!

Salurkan donasi terbaik melalui:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

Korban Aksi Kepulangan Akbar ditandu untuk mendapat perwatan (Sumber: Middle East Monitor)

 

ABADI, Palestina – Badan amal medis internasional Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan bahwa lebih dari seribu warga Gaza yang menjadi korban penembakan Israel dalam Aksi Kepulangan Akbar beresiko terinfeksi, yang dapat menyebabkan cacat permanen bahkan kematian.

Dalam pernyataannya, MSF menyatakan krisis obat-obatan dan alat kesehatan di Gaza mengakibatkan korban tidak mendapat perawatan yang semestinya.

MSF juga menegaskan, bahwa luka yang diderita para korban akan sulit ditangani bahkan oleh sistem kesehatan terbaik di dunia.  Sayangnya, sampai saat ini teknologi kesehatan di Gaza bahkan belum  mampu mendiagnosa kasus patah tulang dengan baik.

Baca juga: Abadi Salurkan Bantuan untuk Korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki

Untuk memerangi kasus ini, MSF meminta pihak berwenang di Palestina agar segera memfasilitasi pemindahan pasien-pasien ini ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Penanganan Korban Aksi Kepulangan Akbar di Rumah Sakit Turki

Hingga pekan ke 33 Aksi Kepulangan Akbar, tercatat 198 warga Palestina gugur dan lebih dari 22 ribu orang terluka akibat berbagai serangan yang diluncurkan Israel, termasuk tujuh korban yang ABADI temui di salah satu rumah sakit di Istanbul, Turki.

Korban Zionis

Ketujuh korban mengalami yang cukup serius sehingga harus dirujuk ke rumah sakit Turki. Salah satu mitra Abadi, INSAN sebagai lembaga peduli Palestina berperan besar dalam membiayai proses pemindahan tersebut.

Sebagian besar korban mengalami luka serius di pada bagian kaki mereka. Ada sebagian luka yang tak dapat diatasi hingga terpaksa harus diamputasi. Meski begitu, tak sedikit pun tergurat kesedihan di wajah mereka. Mereka meyakini betul bahwa Allah akan membalas dengan balasan terbaik atas jalan jihad yang selama ini mereka tempuh.

Korban Zionis

Alhamdulillahirobbil’alamiin, pada pertengahan November 2018 Abadi mampu berikhtiar untuk membersamai perjuangan mereka dengan memberikan donasi sebesar 100 USD kepada masing-masing korban. Selain itu, kami juga mengunjungi penampungan para korban bersama keluarganya yang telah selesai mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Mohon doa dan dukungan agar ABADI senantiasa membersamai perjuangan para penjaga Palestina. (history/abadi)

Salurkan donasi terbaik melalui rekening di bawah ini:

 

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Musala Sementara untuk Warga Batulayar, Lombok Barat

Musala Sementara untuk Warga Batulayar, Lombok Barat

Pendirian musala sementara di Dusun Bengkaung Lauk, Desa Bengkaung,  Kec. Batulayar, Kab. Lombok barat (26/11). (Dok. Abadi)

 

ABADI, Lombok – Gempa yang mengguncang Lombok tiga bulan yang lalu seolah menggemparkan situs pemberitaan di berbagai media.  Bagaimana tidak, lombok bukan hanya diguncang oleh satu atau dua kali gempa, tetapi lebih dari seribu gempa selama Juli – Agsutus dengan lima kali gempa berkekuatan besar, dengan gempa utama bermagnitudo 7,0 SR. Rangkaian gempa tersebut jelas menimbulkan banyak kerugian, salah satunya rusaknya bangunan-bangunan penting termasuk masjid.

Warga Dusun Bengkaung Lauk, Desa Bengkaung,  Kec. Batulayar, Kab. Lombok barat turut terdampak hancurnya masjid yang biasa selama ini digunakan warga untuk beribadah dan bermajlis ilmu. Masjid tersebut juga biasa dipakai sekitar 73 anak untuk mengaji dan menuntut ilmu agama.

Musala Sementara
Musala sementara yang sebelumnya didirikan warga mengalami kebocoran diberbagai bagian sehingga sdah tak layak lagi digunakan. (Dok. Abadi)
Musala Sementara
Musala sementara yang sebelumnya didirikan warga mengalami kebocoran diberbagai bagian sehingga sdah tak layak lagi digunakan. (Dok. Abadi)

Dengan bermodalkan terpal tipis dan sebilah bambu, warga bergotong-royong membangun musala sementara. Namun apadaya, seiring datangnya musim hujan terpal musala berukuran 4 x8 itu semakin rapuh dan mengakibatkan kebocoran di berbagai bagian.

Musala yang cukup sempit itu pun tak mampu menampung puluhan anak-anak yang tiap sore mengaji di sana, sehingga mereka terpaksa menumpang di salah satu rumah warga, Ustadzah Zohariah yang juga mengalami kerusakan yang cukup parah.

Baca juga: Abadi Salurkan Bantuan untuk Korban Aksi Kepulangan Akbar

Menanggapi hal tersebut, Abadi kembali berikhtiar memudahkan warga Desa Bengkuang untuk beribadah dengan mendirikan sebuah musala pengganti dengan bahan berbahan tenda yang lebih mampu menahan guyuran hujan yang semakin hari semakin deras.

Warga sangat menyambut baik ikhtiar Abadi tersebut. Warga juga ikut bergotong-royong dalam proses pendirian musala.

Pendirian musala sementara ini juga tak lepas dari bantuan Forkammi yang mngamanahkan bantuannya kepada Abadi. Dengan musala lebih luas yang didirikan yaitu 12 x 6 m, warga beserta anak-anak bisa dengan luas beribadah sekaligus menuntut ilmu di sana.

Awal Oktober lalu, dengan dukungan dari donatur Abadi juga mendirikan sebuah MCK darurat di dusun yang sama.

Musala Sementara
Bantuan MCK untuk warga Dusun Bengkaung Lauk, Desa Bengkaung,  Kec. Batulayar, Kab. Lombok barat (04/10) (Dok. Abadi).

Fauzan, salah satu tim Abadi menuturkan kondisi fasilitas-fasilitas penting yang biasa digunakan warga masih sangat memprihatinkan. Sekolah, masjid, serta hunian sementara  (huntara) yang  sebagian besar hanya terbuat dari terpal banyak yang mengalami kerusakan, terutama semenjak datanganya musim hujan. Beberapa huntara milik warga juga tergenang air hujan.

Meski Lombok berangsur pulih, namun bantuan dari saudra-saudaranya masih sangat dibutuhkan para korban. (history/abadi)

Jaelani: Bantuan Semakin Berkurang Semenjak Beberapa Bulan Terakhir

Jaelani: Bantuan Semakin Berkurang Semenjak Beberapa Bulan Terakhir

ABADI, Lombok – Sudah lebih dari seratus hari semenjak rangkain gempa  mengguncang Lombok, masih saja ada warga yang menjadi pengungsi di tanahnya sendiri.

Salah satunya adalah mereka yang tinggal di Dusun Jelateng, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Tenda-tenda beratapkan terpal tipis masih menjadi pemandangan yang mendominasi sekeliling kampung.

Trauma masih jelas menyelimuti para korban gempa, seperti yang dilansir oleh situs Liputan6. “Masih takut (gempa) tidak berani tidur di dalam rumah,” ujar Mantan Kepala Dusun Jelateng Timur, Jaelani saat ditulis Rabu (21/11/2018).

Gempa Lombok
Jaelani mengatakan, bantuan dari relawan mulai berkurang semenjak beberapa bulan terakhir (Sumber: Liputan6.com)

Selain trauma, sebagian besar dari mereka juga tak punya pilihan lain selain tinggal di tenda, karena hingga saat ini belum ada bantuan untuk mendirikan kembali rumah mereka. Jaelani mengatakan, masih banyak rumah yang hancur akibat gempa yang terjadi Agustus lalu. Jaelani mengatakan, bantuan dari relawan mulai berkurang semenjak beberapa bulan terakhir

Ada sekitar 1.350 jiwa yang tinggal di tiga dusun di wilayah Jelateng. Tenda yang ditempat Jaelani pun cukup besar dan memanjang, cukup untuk menjadi tempat ‘berteduh’ puluhan warga.

Baca juga: Apa Kabar Saudara Kita di Lombok?

Hanya saja tenda tersebut tak mampu melindungi penghuninya dari panasnya matahari atau menusuknya angin malam. Serangga-serangga kecil berbahaya dan hewan-hewan ternak pun sering kali masuk ke dalam tenda-tenda mereka.

Keadaan menjadi semakin mengkhawatirkan ketika hujan turun. Jaelani menuturkan, beberapa waktu lalu, lokasi mereka bernaung saat ini sempat kebanjiran. Air sungai yang terletak sangat dekat dari lokasi mereka meluap seiring tingginya curah hujan. Alhasil, air menggenang di dalam alas tenda.

Gempa Lombok
Keadaan tenda pengungsian Jaelani yang beratap terpal dan beralaskan tikar tipis (Sumber: Liputan6)

Gempa Lombok memang telah berlalu lebih dari seratus hari yang lalu. Meski begitu berbagai kisah pilu belum usai dan masih lalu-lalang di berbagai media berita.

Meski Ibencana baru bermunculan di tanah ibu pertiwi, tapi Lombok masih sangat membutuhkan uluran tangan saudara-saudaranya. (history/abadi)

 

Sumber: Liputan6

 

Mari bantu warga Lombok bangkit kembali. Salurkan donasi terbaik melalui rekening di bawah ini:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Untuk konfirmasi lebih lanjut, hubungi:
Call/SMS: 0878 6455 6406