ABADI, Suriah – Sewindu berlalu sejak perang saudara berkecamuk di tanah Suriah, berbagai krisis kemanusiaan semakin berkembang dan naik ke permukaan. Badan Pengawas PBB menggaris bawahi salah satu ‘PR’ kemanusiaan tersulit di Suriah, yaitu tak terpenuhinya hak-hak anak di pengungsian.
Ribuan anak dibunuh, disiksa, dan diperbudak selama perang saudara terjadi di Suriah. Sudah jelaslah krisis pangan, tempat tinggal, dan obat-obatan yang menyiksa kehidupan para pengungsi selama ini.
Pelecehan juga menjadi kasus lain yang tak kalah memilukan. Ratusan anak terlahir tanpa tau siapa dan dari mana asal bapaknya. Tak ada pembelaan ataupun pengakuan.
Baca juga: Tak Kuasa Tahan Dingin, 15 Anak di Suriah Meregang Nyawa
Imbasnya, mereka tak dapat mendaftarkan kelahiran di catatan Negara. Padahal, itulah ‘tiket’ sang anak untuk mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan. Mirisnya, mereka yang tak mendaftarkan anaknya justru malah dikenakan dena.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi anak-anak yang tidak terdaftar, khususnya mereka yang kehilangan rumah dan tinggal di daerah yang terkepung serta sulit dijangkau,” ungkap Jorge Cardona, peneliti PBB, Dalam Middle East Monitor.
Perang saudara yang terjadi di Suriah sejak delapan tahun lalu telah mengakibatkan lebih dari 360.000 jiwa meninggal dunia. Sekitar 5,6 juta warganya mengungsi di lima Negara tetangga, yaitu Turki, Lebanon, Mesir, dan Yordania.(history/abadi)
Sumber: Middle East Monitor