Campaign on Drafts
Sebagian orang berkata, qurban itu berat.
Bagi kita yang sudah mandiri secara finansial, ibadah qurban bukanlah hal yang dirasa sulit untuk ditunaikan. Apalagi jika kita sudah tahu ganjarannya akan berlipat di kemudian hari, tentu qurban menjadi kebutuhan dan sarana untuk mendulang pahala kebaikan.
Berbeda halnya dengan saudara-saudara kita yang berpenghasilan pas-pasan, yang setiap harinya bahkan harus selalu putar otak untuk sekadar bisa makan.
Atau sebut saja korban bencana alam yang akhirnya hidup di tenda-tenda pengungsian, mereka masih bergantung pada bantuan.
Bagi mereka, qurban menjadi salah satu ibadah sunnah yang paling berat pengorbanannya.
Masih ingatkah Sahabat pada bencana alam yang menimpa Palu tiga tahun silam?
Para korban bencana alam sampai kini masih tidur di bawah terpal-terpal pengungsian, bahkan mereka sudah merayakan bulan Ramadhan di gubuk pengungsian selama tiga tahun.
Gempa dahsyat yang menghancurkan tempat tinggal mereka membuat mereka kesulitan mengakses air bersih, dan hunian yang layak. Kondisi seperti itu tentu sangat sulit bagi mereka untuk melakukan qurban.
Selain itu, di Mamuju, hingga kini masih dalam upaya pembenahan pembangunan.
“Sejak gempa sampai sekarang, kami masih tinggal beratapkan terpal, dan dinding dari terpal serta seng bekas. Kalau sudah diperbaiki tempat tinggal kami nanti, pasti sudah tidak kepanasan lagi, aku Mardiono, salah satu pengungsi.
Lain di pengungsian, di pedalaman pun sama. Saudara kita yang tinggal di kampung-kampung adat pun merasakan kesulitan berqurban.
Tentunya kita tahu, pada umumnya masyarakat adat adalah mereka yang masih menganut kepercayaan leluhur. Di antara mereka, ada sebagian mereka yang sudah mengenal islam. Contohnya masyarakat adat di Desa Poweluwa, Kec. Banawa Tengah, Kab. Donggala
Hidup sebagai kaum minoritas di lingkungan kampung adat tentu menjadi salah satu tantangan untuk melaksanakan qurban. Akses yang sulit, keterbatasan finansial, dan minimnya bimbingan menjadi PR besar lainnya yang dihadapi saudara-saudara kita di sana.
Sama halnya dengan kita yang memiliki kelapangan rezeki, setiap umat muslim di daerah yang sulit terjamah pun punya mimpi untuk berqurban. Terlepas masyarakat kota maupun pedalaman, mampu maupun tidak mampu.
Di saat saudara lain di negeri kesulitan mendapat kesejahteraan hidup di negeri ini, hidup akan terasa indah jika kita bisa meringankan beban sesama dengan qurban yang kita tunaikan.
Istimewa Idul Adha tahun ini, menjadi kesempatan emas untuk membantu sahabat-sahabat kita di pedalaman maupun pengungsian untuk turut merayakan hari raya qurban. Yuk tunaikan qurbanmu tahun ini di kampung-kampung adat
Sejak tahun 2018, ABADI telah menjadi jembatan orang-orang baik dalam berbagai penyaluran qurban baik di Indonesia maupun luar negeri.
Begitu juga dengan tahun ini, melalui program Qurban Abadi Jelajahi Negeri, Sahabat bisa memberikan manfaat pada masyarakat Donggala, pengungsi gempa Sulawesi Barat, yatim dan dhuafa, serta penduduk miskin.
Yuk mulai dari sedekah qurban Rp 50 ribu, bersama-sama kita mudahkan ibadah qurban saudara-saudara kita yang kesulitan menunaikannya. Jemput keberkahan qurban yang lebih luas bersama Qurban Abadi Jelajahi Negeri. Salurkan kontribusi Qurban Anda dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG“
2. Pilih opsi pembayaran: Instan/Transfer Bank/Virtual Account
3. Masukan nominal sesuai qurban yang dipilih
4. Masukan nama pekurban
5. Membaca niat qurban
6. Dapatkan cerita dan perkembangan program melalui email atau laman ini
Belum ada Fundraiser