139 Kali Dihancurkan,  Penduduk Araqib Tak Pernah Mau Tinggalkan Desanya

139 Kali Dihancurkan,  Penduduk Araqib Tak Pernah Mau Tinggalkan Desanya

ABADI, Palestina – Suara buldoser beroda rantai kembali menderu di Desa Araqib pada Rabu (30/1/2019). Untuk ke-139 kalinya, desa ini dihancurkan otoritas Israel. Rumah-rumah diruntuhkan secara paksa tak melihat para pemilik yang menghalang meronta-ronta.

Penduduk Araqib dalam Palinfo mengatakan, pasukan Israel menyerbu desa dan melindungi buldoser melancarkan aksinya menghancurkan rumah-rumah seng dan tenda-tenda warga. Sementara para penghuninya, terlantar di tempat terbuka, tak mengindahkan akan kondisi cuaca. Bangunan tak berizin selalu menjadi dalil mereka menghalalkan penggusuran tersebut.

Baca juga: Tak Kuasa Tahan Dingin, 15 Anak Di Suriah Meregang Nyawa

Sejak lama pasukan Israel berupaya menghancurkan desa Araqib. Namun, meski berkali-kali dihancurkan, penduduk setempat tak pernah meninggalkan tanahnya dan membangun kembali rumah-rumahnya.

Sejak 27 Juli 2010, sudah 139 kali Israel mengahancurkan Araqib dengan harapan  penduduk desa menyerah kemudian pergi meninggalkan tanah mereka di sana. Bila hal tersebut terjadi, Israel bisa dengan mudah membuka dan memperluas lahan pemukiman Yahudi.

Baca juga: Media Palestina Turut Kabarkan Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal Indonesia

Sebelumnya, Menteri Pertanian dan Pengembangan Negev di pemerintah Israel, Uri Ariel, telah merealisasikan rencana besarnya untuk mengusir sekitar 36.000 warga Badui Palestina dari berbagai desa di Palestina.

Musim dingin Palestina yang berat akan menjadi semakin berat untuk penduduk Araqib. Meski sebelumnya pun mereka tak hidup dengan aman dan sejahtera, namun penggusuran jelas menambah penderitaan hidup mereka. Rumah-rumah beratap seng dan tenda-tenda dari terpal setidaknya dapat menjadi tempat duduk dan bersandar, sehabis melawan dinginnnya cuaca di luar. (history/abadi)

 

Sumber: Melayu Palinfo

Meski Terhimpit, TKI Taiwan Ikut Dukung Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia

Meski Terhimpit, TKI Taiwan Ikut Dukung Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia

Abadi, Lombok – Bergetar hati kami menerima kiriman gambar secarik kertas berisi resi pengiriman sejumlah donasi, yang tertulis diperuntukan untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia, di Gaza. Bukan karena jumlahnya yang besar, tapi karena pengirim  istimewa yang belakang diketahui merupakan seorang yang tengah hidup perih di perantauan sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan.

Dalam sesi wawancara, Hamba Allah ini menolak untuk disebutkan namanya. “Sebut saja saya Siti Khadijah, mbak” begitu tuturnya. Sudah beberapa tahun, PMI satu ini bekerja di salah satu panti jompo di Taiwan. PMI merupakan istilah baru yang digunakan untuk menyebut para pahlawan devisa negara, Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Baca juga: Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

Dalam Resi yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Mandarin, tertulis angka 3.000 Dolar  Baru Taiwan (sekitar Rp. 1.300.000).

“Saya cuma memberikan apa yang menjadi hak mereka dan memberikan apa yg menjadi kewajiban saya sbagai muslim, yaitu saling berbagi” ujar Siti saat kami bertanya perihal alasannya mendukung pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Hidup di negeri jauh memiliki ujian tersendiri bagi PMI, termasuk PMI di Taiwan. Apalagi, para PMI berketerampilan rendah (low-skilled labors), seperti pekerja pabrik, asisten rumah tangga, dan pramusiwi memiliki gaji yang tergolong rendah jika dibandingkan harga barang dan jasa yang tinggi.

Pembangunan Masjid Istiqlal
Masyarakat Gaza terpaksa melaksanakan salat berjamaah di reruntuhan masjid mereka yang hancur akibat serangan Israel pada tahun 2014. (Sumber: Aljazeera)

Namun bagi PMI asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu, kesempitan bukanlah penghalang untuk menunjukkan kepedulian akan nasib saudaranya, karena pada hakikatnya Allah telah menjanjikan kelapangan bagi mereka yang bersedekah di kala sempit.

Kabar-kabar pilu mengenai sulitnya masyarakat Ma’an menemukan tempat ibadah yang aman dan nyaman di berbagai di media sosial Abadi,  membuat hati Siti tersentuh dan tergerak untuk ikut berdonasi.

Masjid megah nan elok namun sepi jemaah yang seringkali terjadi  di Indoenesia, berbanding terbalik dengan keadaan di Gaza terutama di Maan. Mereka justru kesulitan mencari masjid, tempat beribadah yang aman dan nyaman.

Serangan Israel pada 2014 lalu mengakibatkan puluhan masjid di Gaza hancur rata dengan tanah. Ada pun satu-satunya masjid yang dimiliki masyarakat Ma’an  , yaitu Masjid Aamiin Al-Ummah tak mampu menampung jemaah yang selalu berjumlah ribuan orang.

Baca juga: Israel Langgar Gencatan Senjata, Warga Palestina Berguguran

Indonesia mendapatkan amanah istimewa dari masyarakat Palestina, khusunya di Ma’an, Khan Yunis, Gaza untuk mengemban pembangunan ulang Masjid Aamiin Al-Ummah, yang selanjutnya dinamai dengan Masjid Istiqlal Indonesia.

Masyarakat Indonesia yang dijembatani oleh berbagai lembaga kemanusiaan dan kepalestinaan tengah berbondong-bondong untuk berkontribusi mewujudkan pembangunan masjid tersebut.

Semoga ikhtiar ini senantiasa diridai Allah Swt. (history/abadi)

Media Palestina Turut Kabarkan Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal Indonesia

Media Palestina Turut Kabarkan Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal Indonesia

ABADI, Palestina – Tak hanya di kalangan masyarakat Indonesia, acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia juga ramai diperbincangkan media di Gaza. Selain dihadiri oleh beberapa tokoh penting acara tersebut memang dihadiri juga oleh wartawan dari beberapa kantor berita Palestina, salah satunya Al-Aqsa Voice.

Al-Aqsa Voice turut memberitakan  acara peletekan batu pertama dalam artikelnya yang dirilis pada Sabtu, 19 Januari 2018 pukul 18:41 dalam situs alaqsavoice.ps. Ditulis juga dalam artikel tersebut beberapa pernyataan tokoh-tokoh penting Gaza yang hadir, seperti Mahmud Al-Zahar, Yunis Al-Asthal, dan Salih A-Raqab.

Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia
Acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza dihadiri oleh beberapa tokoh penting di Gaza, warga sekitar, serta wartawan dari beberapa kantor berita. (Dok. Abadi)

Diketahui, Ketua Pelaksana Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia, Salih Ar-Raqab tak segan melontarkan pujiannya untuk rakyat Indonesia atas kontribusinya selama ini yang begitu besar untuk Palestina.

Baca juga: Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

 

Selain Al-Aqsa Voice, Gaza Media, akun berita di media sosial instagram juga turut memberitakan acara peletakan batu pertama Masjid Istiqlal Indonesia. Berbagai doa dan dukungan pun dituliskan warganet dalam kolom komentar. Postingan di @gazamedianet itu juga telah disukai oleh sekitar 1.500 orang.

Peletakan Batu Pertama
Al-Aqsa Voice dan Gaza Media turut memberitakan acara peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada Sabtu (19/01/2019) sore tersebut. (Foto: Al-Aqsa Voice)

Acara yang disiarkan langsung di akun instagram dan facebook lembaga Kasih Palestina itu juga disaksikan oleh banyak masyarakat Indonesia.

Masyarakat Palestina, khususnya di Gaza telah mengamanahkan pembangunan sebuah masjid di Distrik Ma’an, Khan Yunis, Gaza kepada masyarakat Indonesia.

Berbagai instansi dan lembaga kemanusiaan juga kepalestinaan, termasuk Abadi berbondong-bondong mengambil peran untuk menjembatani masyarakat Indonesia menunaikan amanah tersebut.

Peletakan Batu Pertama Masjid Istiqlal
Dok. Abadi

Alhamdulillah, pada Sabtu (19/01/2019), ba’da Ashar, waktu Gaza, peletakan batu pertama pembangunan masjid yang dinamai Masjid Istiqlal Indonesia tersebut  telah dilaksanakan dengan lancar dan khidmat.

Mohon doa dan dukungan agar pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza berjalan lancar tanpa hambatan suatu apa pun, dan senantiasa berada dalam rida Allah Swt. (history/abadi)

 

Mari ikut berperan dan berjariyah dalam ikhtiar kemerdekaan tanah Palestina dengan memberikan donasi terbaik untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Rekening Donasi:

Bank Syariah Mandiri (451) 2017 00 4053

a.n Yayasan Harapan Amal Mulia Palestina

 

Konfirmasi Donasi:

Call/SMS/WA: 081 3224 9876 1 (Agus) / 081 1234 1400

WA:

Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman ini Akan Terjadi di Palestina

Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman ini Akan Terjadi di Palestina

Ilustrasi: Palinfo

 

ABADI, Palestina – Palestina menyimpan banyak misteri akhir zaman. Negeri ini telah dinubuwatkan oleh Rasulullah Saw. sebagai negeri terjadinya berbagai peristiwa akhir zaman, termasuk sebagai tempat dikumpulkannya manusia pada hari Kiamat yang disebutkan dalam tafsir Alquran di bawah ini:

(Dan dengarkanlah) hai orang yang diajak bicara akan seruan-Ku ini (pada hari penyeru menyeru) yakni malaikat Israfil (dari tempat yang dekat) dari langit, yaitu dari atas Kubbah Shakhr di Baitulmakdis, karena tempat itu yang paling dekat dengan langit. Ia menyerukan kata-kata, “Hai tulang-belulang yang telah hancur dan sendi-sendi yang telah bercerai-berai dan daging-daging yang telah tercabik-cabik dan rambut-rambut yang telah berantakan! Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian semua untuk berhimpun guna melaksanakan peradilan.” (Tafsir Al-Jalalain, Qaf 50:41)

Baca juga: Rahasia Gaza Lahirkan Ribuan Hafiz Unggulan

 

Berikut kami rangkumkan berbagai peristiwa akhir zaman yang berhubungan dengan Palestina:

1.  Palestina Akan Menjadi Bumi Ribath Sampai Akhir Zaman

Ribath sama juga dengan ats-Tsaghar, yakni orang yang menjaga di tapat batas antara kaum Muslimin dengan kaum kuffar (orang-orang kafir). Ahlur-Ribath atau Ahluts-Tsughur adalah orang yang menjaga kaum Muslimin dari serangan musuh.

2. Palestina Akan Menjadi Bumi Hijrah di Akhir Zaman

Nubuwat lain yang tak kalah  menakjubkan adalah bahwa negeri Palestina akan menjadi bumi hijrah akhir zaman. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata: Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Akan terjadi hijrah sesudah hijrah, maka sebaik-baik penduduk bumi adalah orang-orang yang mendiami tempat hijrah Ibrahim, lalu yang tersisa di muka bumi hanyalah orang-orang yang jahat. Bumi menolak mereka, Allah menganggap mereka kotor, dan api akan menggiring mereka bersama para kera dan babi.” (HR. Abu Daud)

 3. Palestina Menjadi Salah Satu Tempat Berlindung Dari Dajjal

Dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad, dinyatakan bahwa Dajjal akan berjalan mengelilingi setiap jengkal muka bumi, kecuali  empat masjid yaitu Masjid Al-Haram, Masjid An-Nabawi, Masjid Ath-Thur dan Masjid Al-Aqsha.

Baca juga: Bibit Zaitun Bangkitkan Harapan Baru Petani Gaza

4. Palestina akan Menjadi Tempat Tegaknya Khilafah di Akhir Zaman

Nubuwat lain yang disebutkan oleh Rasulullah n. adalah bahwa Palestina akan menjadi salah satu tempat tegaknya Khilafah di akhir zaman. Hal itu sebagaimana yang disebutkan bahwa Abdullah bin Hawalah Al-Azdi berkata, “Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini.” [HR: Abu Daud no. 2535]

Wallahu ‘alam (history/abadi)

Rahasia Gaza Lahirkan Ribuan Hafiz Unggulan

Rahasia Gaza Lahirkan Ribuan Hafiz Unggulan

Ilustrasi: Paldf

 

Meski hidup di tengah deraan serta blokade yang membatasi bahkan melumpuhkan sendi-sendi kehidupan, Gaza tak henti melahirkan ribuan hafiz (penghafal Alquran) unggulan. Sistem menghafal yang secara alami terbentuk menjadi sebuah kebiasaan, menjadi salah satu rahasia kesuksesan Gaza melahirkan generasi penghafal Alquran.

Tak sekedar menghafal lantas malah berbangga diri, hafalan Alquran tersebut merupakan salah satu modal awal yang digunakan masyarakat Gaza dalam mempertahankan tanah wakaf para Anbiya, serta Masjid Al Aqsha sebagai kiblat pertama. Dengan begitu, ayat Alquran bukan lagi menjadi hafalan biasa, tetapi juga menjadi sumber kekuatan dan pengharapan masyarakat Gaza.

Di Gaza, hafiz merupakan sebuah gelar kehormatan. Wisuda hafiz pun digelar pemerintah Gaza hampir setiap bulan sebagai bentuk apresiasi atas usaha anak-anak Gaza menghafal Kalamullah. Dilansir dari Palinfo, setidaknya setiap rumah di Gaza memilki satu orang penghafal Alquran.

Mudah, Cepat, dan Kuat

Metode menghafal ala Gaza memiliki metode khusus yang sedikit berbeda dengan metode lain. Perbedaan tersebut sekaligus menjadi keunggulan metode ini dalam menjadikan proses menghafal lebih mudah, cepat, dan kuat.

Baca juga: Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

Beberapa teknik yang diterapkan dalam metode menghafal Alquran ala Gaza, di antaranya:

  • Terdapat proses tadabbur sebelum proses menghafal dimulai.
  • Terdapat teknik Irtibath (pengait) yaitu mengaitkan akhir ayat dengan awal ayat yang dihafal.
  • Mind Mapping (Pemetaan Pikiran), sebuah proses memindai dari lembaran ke dalam memori seseorang untuk mendapatkan hafalan yang kuat.
  • Pengelolaan halaqah tahfidz dengan sistem yang terstruktur.
  • Beberapa teknik tikrar (pengulangan), dilakukan sebelum,  saat, dan sesudah menghafal.

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Salah satu Pusat  Halaqah Tahfizh Gaza

Masjid Amiinul Ummah yang saat ini diamanahkan kepada masyarakat Indonesia untuk dibangun ulang, menjadi salah satu pusat mencetak hafiz-hzfiz Gaza. Masjid yang selanjutnya dinamai Masjid Istiqlal Gaza ini memiliki 9 halaqah/kelompok tahfizh. Setiap kelompok terdiri dari 12 santri tahfizh. Seperti yang kita ketahui, hafiz merupakan syarat mutlak bagi seorang yang hendak membela Palestina langsung di medan peperangan.

Pembangunan ulang Masjid Amiinul Ummah yang tengah diikhtiarkan  Abadi dan masyarakat Indonesia ini, menjadi salah satu upaya membentuk dan memuliakan para hafiz, Ahlullah dari tanah yang diberkahi, Palestina. (history/abadi)

 

Sumber: Sufara Alquran, Melayu Palinfo

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Simbol Harapan Kemerdekaan Palestina

Rancangan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina

Masyarakat Maan, Provinsi Khan Younis Gaza kini mendambakan sebuah masjid, sebagai tempat beribadah yang nyaman dan bermajelis ilmu. Bukannya tak ada, Masjid Amiinul Ummah Abu Ubaidah ‘Amr bin Jahar selama ini menjadi satu-satunya masjid yang dimiliki oleh sekitar 50.000 masyarakat Ma’an.

Meski begitu, masjid tersebut sangat jauh dari kata layak. Ukurannya yang sempit sering kali tak mampu menampung jemaah yang selalu membludak. Masjid tersebut hanya beratapkan dinding seng tipis dan dikelilingi dinding yang sudah terlihat kusam.

Lahirkan Para Hafiz dan Pejuang Sejati

Bukan sekedar tempat melaksanakan ibadah ritual, Masjid Amiinul Ummah ini telah melahirkan ratusan hafiz (penghafal Alquran) dari 9 dauroh/kelompok tahfiz yang dimiliknya. Seperti yang kita tahu, para hafiz Palestina selalu menjadi garda terepan dalam setiap upaya perlawanan terhadap kejahatan tangan Zionis.

masjid Istiqlal Indonesia
Kendala terbesar bagi para orang tua adalah perjalanan menuju masjid yang sangat jauh

Bukankah salah satu tugas kita sebagai muslim adalah memakmuran masjid-masjid? Bukan hanya dipenuhi, namun kenyamanan  ibadah jemaah  dan keindahannya pun menjadi satu hal yang tak semestinya dilewatkan.

Baca juga: Bibit Zaitun Bangkitkan Harapan Baru Petani Gaza

Sayangnya, di tengah krisis kemanusiaan berkepanjangan yang terjadi di Gaza, membuat masyarakatnya tak mampu mewujudkan masjid idaman tersebut.

Maka dari itu, masyarakat Palestina mengamanahkan penyempurnaan pembangunan masjid Amiinul Ummah kepada saudaranya, masyarakat Indonesia.

Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) yang bersinergi dengan Kasih Palestina dan beberapa lembaga lain, mendukung program penyempurnaan pembangunan Masjid Aamiinul Ummah  yang selanjutnya akan dinamai “Masjid Istiqlal Indonesia”.

Nama yang sama dengan Masjid Istiqlal di Jakarta, di mana dalam sejarahnya, masjid tersebut merupakan hadiah atas kemerdekaan Indonesia 73 tahun silam.

Kata Istiqlal yang berati merdeka, menjadi salah satu simbol masyarakat Palestina akan harapan terwujudnya kebebasan dan kemerdekaan yang selama ini mereka dambakan.

masjid Istiqlal Indonesia
Rancangan bangunan Masjid Istiqlal  Indonesia di Gaza

Kompleks Masjid Istiqlal akan dibangun di atas lahan seluas 1.751 meter persegi dengan luas bangunan  940 meter persegi. Diperkirakan masjid ini mampu menampung lebih dari 50.000 jemaah.

Selain sebagaimana janji Allah akan membangunkan rumah di surga bagi kita yang membangun masjid, keberkahan tanah Palestina juga Insya Allah akan menjadi penyelamat kita di dunia. (history/abadi)

Mari mengambil bagian dalam pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza melalui

Bank Syariah Mandiri (451)
711.7976.337
an. Amal Bakti Dunia Islam

Bibit Zaitun Bangkitkan Harapan Baru Petani Gaza

Bibit Zaitun Bangkitkan Harapan Baru Petani Gaza

Abadi salurkan bibit pohon zaitun kepada petani Gaza (Dok. Abadi)

 

Abadi, Palestina – Telah lama zaitun menjadi andalan masyarakat Palestina sebagai  pembangkit perekonomian.
Tak heran Palestina dijuluki sebagi negeri yang diberkahi, karena tanah dan iklimnya mampu menghasilkan berbagai jenis zaitun berkualitas tinggi, seperti di Gaza contohnya.

Data dari Alaraby menyebutkan sekitar 45% lahan pertanian di Gaza dan Tepi Barat (lebih dari 900.000 dunums) ditanami oleh sekitar 10 juta pohon Zaitun, dengan potensi menghasilkan antara 32.000- 35.000 ton minyak Zaitun. Namun, bukan Gaza namanya jika sendi kehidupannya tak diganjal blokade Israel.

Tahun 2017 lalu, panen Zaitun di Gaza mengalami kemerosotan yang sangat parah. Berbagai krisis yang diaami Gaza mengakibatkan pengelolaan perkebunan tak dilakukan sebagaimana mestinya.

Petani Gaza

“Sejak serangan tahun 2014, mesin produksi kami hancur. Kami juga kekurangan pasokan listrik, Padahal kami membutuhkan listrik tegangan tinggi untuk menjalankan mesin tersebut. Untuk saat ini, kami menggunakan generator listrik yang mengharuskan kami membayar banyak bahan bakar. ” ujar Naser Auda, pemilik pengelolaan ekstraksi zaitun kepada The New Arab 2017 lalu.

Selain itu, para pemukim illegal Yahudi juga sering berulah dengan membakar ladang-ladang zaitun di berbagai wilayah Palestina, seperti pada Juni 2018 lalu.

Baca juga: 1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

Warga Yahudi Israel di daerah pendudukan membakar puluhan pohon zaitun milik petani Palestina di sekitar Beit Forik dekat Nablus. Sumber setempat mengatakan, para warga pendudukan itu datang dari koloni ilegal Israel di Itmar.

“Ketika melakukan pembakaran, mereka dilindungi pasukan pendudukan Israel,” kata warga lokal seperti dikutip Middle East Monitor, Sabtu, 30 Juni 2018.

 

Bibit Baru Pohon Zaitun Bangkitkan Perekonomian Gaza

Petani Gaza

Petani Gaza

 

Alhamdulillah, pada awal Desember 2018, Abadi yang bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan Hayat Yolu telah mengirimkan bibit pohon Zaitun kepada para petani Gaza.

“Kami bersyukur dan berterima kasih pada Abadi yang telah mengadakan program ini serta membangkitkan semangat para petani untuk berusaha keras menanam pohon Zaitun.Hari ini kami memanfaatkan bantuan ini untuk memperkuat ekonomi kami, memperkuat keuangan kami, dan umumnya untuk memperkuat Gaza”, ujar Umar Riziq, salah seorang petani Gaza.”

Semoga Abadi bisa terus mampu membersamai perjuangan masyarkat Gaza khususnya dan Palestina pada umumnya, serta menjadi pengemban amanah yang baik dalam menyampaikan amanah dari donatur. (history/abadi)

 

Sumber: Al-Araby, Electronic Intifada

Pendidikan Di Ujung Tanduk,  Gaza Butuhkan 123 Bangunan Sekolah Layak

Pendidikan Di Ujung Tanduk,  Gaza Butuhkan 123 Bangunan Sekolah Layak

Abadi, Palestina– Belum ada tanda-tanda pasti konflik yang kini terjadi di Palestina akan mereda. Dari Yerusalem, Tepi Barat sampai Gaza, ketegangan masih terus saja terjadi. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak sebagai kaum lemah juga ikut terkena dampaknya.  Hak-hak sebagai anak yang wajib dilindungi dan dipenuhi seolah sengaja diabaikan, termasuk kebutuhan pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Pengajaran Tinggi Palestina, Sabri Saydam pada Rabu (5/12/2018) mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di Jalur Gaza, setidaknya dibutuhkan  123 bangunan sekolah baru.

Baca juga: 1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

Hal tersebut beliau sampaikan  dalam diskusinya dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina, Mufid Hasayinah.

Tak hanya itu, anak-anak di Jalur Gaza membutuhkan bangunan sekolah yang layak. Baik dari struktur bangunan, kesehatan, hingga ketersediaan fasilitas penunjang. Saat ini sekolah-sekolah di Jalur Gaza masih sangat jauh dari kata layak.

Sulitnya Mendapatkan Pendidikan Di Gaza

Konflik Palestina dan Israel yang telah berlangsung lama, mengakibatkan sekolah-sekolah di Jalur Gaza hancur. Penutupan serta penyerangan ke sekolah-sekolah dengan dalih yang tak jelas juga kerap kali dilakukan pasukan pendudukan.

Seolah takut akan potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak Palestina, Israel berupaya melemahkan sektor pendidikan di sana.

Baca juga: Abadi Salurkan Bantuan untuk Korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki

“Israel ingin semuanya dibawah kendali mereka, mereka ingin benar-benar mempengaruhi pendidikan sehingga dengan mudah bisa mengendalikan generasi penerus Palestina” ujar Muna Ateeq pendiri sekolah Zahwat Al-Quds dalam Al-Jazeera.

Saat ini Palestina memiliki 3 jenis sekolah, yaitu sekolah swasta, sekolah negeri, dan sekolah pemerintahan Palestina. Dalam upaya Yahudisasi, Zionis telah menyortir kembali buku-buku yang menggunakan kurikulum Palestina dan menggantinya dengan kurikulum Israel.

Setiap insan di dunia berhak memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Namun kenyataannya, kenyamanan memperoleh pendidikan bagi anak-anak Palestina seolah terenggut dengan semua konflik politik yang terus terjadi. (history/abadi)

 

Sumber: Palinfo, Aljazeera

Potret Keluarga Mahmud Hadapi Musim Dingin yang Mengerikan

Potret Keluarga Mahmud Hadapi Musim Dingin yang Mengerikan

ABADI, Palestina–  Di atas karpet yang telah basah, Mahmud duduk bersama istrinya Asmahan dan kedelapan anaknya yang tengah berkumpul mengelilingi perapian. Hangatnya rumah mereka hilang sejak musim dingin mendera Gaza kala itu.

Rumah mereka yang sangat sederhana tak mampu melindungi mereka dari terjangan banjir yang datang akibat hujan yang terus-menerus. Bahkan saat banjir menggenangi jalan, air dapat masuk melewati dinding-dinding lapuk yang berlubang di berbagai sudut.

Keluarga Mahmud merupakan satu sekian banyak keluarga miskin di Gaza yang setiap tahunnya harus berjuang melewati musim dingin yang menggigil. Tak ada pemanas atau selimut hangat. Semua dilewati dengan penuh perjuangan.

Baca juga: Memasuki Pekan Ke-tiga Musim Dingin, Masyarakat Gaza Semakin Sengsara

Dalam kondisi memprihatinkan tersebut, Asmahan mengungkapkan kesedihan dan ketakutannya. Ia berujar ada orang tua yang sanggup melihat anaknya tersiksa di musim dingin, apalagi disebabkan karena ketidak mampuan mereka memberikan fasilitas  yang layak.

Musim Dingin Palestina
Sering kali air masuk melalui sela-sela dinding rumah yang lapuk dan berlubang sehingga perabotan dan alas rumah menjadi basah. (Foto: Aljazeera)

Kisah Mahmud pada musim dingin lalu ini, sangat mungkin kembali terjadi pada musim dingin kali ini. Memasuki pekan ke-empat musim dingin Gaza pada Desember 2018 ini, Palweather terus mengabarkan suhu yang semakin turun di Gaza. Cahaya matahari bahkan tak mampu menebus awan kelabu yang akhir-akhir ini menutupi langit Gaza.

Bertahan dalam Dingin dan Lapar

Pernahkah kita merasa bahwa rasa lapar akan semakin menyerang saat dingin atau hujan? Itu pula lah yang dirasakan masyarakat Gaza. Sayanganya, tak seperti kita yang bisa dengan mudah mendapatkan makanan, mereka justru harus bersabar menanti makanan yang belum tentu bisa mereka dapatkan.

Musim Dingin Palestina
Perkampungan tempat tinggal Mahmud dan keluarganya (Foto: Aljazeera)

Melawan dingin bukan satu-satunya pertarungan yang harus dilalui keluarga Mahmud. Blokade yang diberlakukan Israel terhadap Gaza  mengakibatkan krisis berkepanjangan, salah satunya krisis pangan. Padahal pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi kelangsungan hidup seorang insan.

Perjuangan masyarakat Gaza semakin sulit kala musim dingin tiba. Setiap tahunnya, selalu saja ada korban berjatuhan karena musim dingin. Entah itu karena kelaparan, kedinginan, atau ihwal lain. (history/abadi)

Sumber: Aljazeera, Palinfo

Diamnya kita akan semakin menambah kesengsaraan msyarakat Gaza. Jangan biarkan Gaza membeku!

Salurkan donasi terbaik melalui:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

1.000 Korban Tembakan Zionis di Gaza Beresiko Mengalami Infeksi Fatal

Korban Aksi Kepulangan Akbar ditandu untuk mendapat perwatan (Sumber: Middle East Monitor)

 

ABADI, Palestina – Badan amal medis internasional Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan bahwa lebih dari seribu warga Gaza yang menjadi korban penembakan Israel dalam Aksi Kepulangan Akbar beresiko terinfeksi, yang dapat menyebabkan cacat permanen bahkan kematian.

Dalam pernyataannya, MSF menyatakan krisis obat-obatan dan alat kesehatan di Gaza mengakibatkan korban tidak mendapat perawatan yang semestinya.

MSF juga menegaskan, bahwa luka yang diderita para korban akan sulit ditangani bahkan oleh sistem kesehatan terbaik di dunia.  Sayangnya, sampai saat ini teknologi kesehatan di Gaza bahkan belum  mampu mendiagnosa kasus patah tulang dengan baik.

Baca juga: Abadi Salurkan Bantuan untuk Korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki

Untuk memerangi kasus ini, MSF meminta pihak berwenang di Palestina agar segera memfasilitasi pemindahan pasien-pasien ini ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Penanganan Korban Aksi Kepulangan Akbar di Rumah Sakit Turki

Hingga pekan ke 33 Aksi Kepulangan Akbar, tercatat 198 warga Palestina gugur dan lebih dari 22 ribu orang terluka akibat berbagai serangan yang diluncurkan Israel, termasuk tujuh korban yang ABADI temui di salah satu rumah sakit di Istanbul, Turki.

Korban Zionis

Ketujuh korban mengalami yang cukup serius sehingga harus dirujuk ke rumah sakit Turki. Salah satu mitra Abadi, INSAN sebagai lembaga peduli Palestina berperan besar dalam membiayai proses pemindahan tersebut.

Sebagian besar korban mengalami luka serius di pada bagian kaki mereka. Ada sebagian luka yang tak dapat diatasi hingga terpaksa harus diamputasi. Meski begitu, tak sedikit pun tergurat kesedihan di wajah mereka. Mereka meyakini betul bahwa Allah akan membalas dengan balasan terbaik atas jalan jihad yang selama ini mereka tempuh.

Korban Zionis

Alhamdulillahirobbil’alamiin, pada pertengahan November 2018 Abadi mampu berikhtiar untuk membersamai perjuangan mereka dengan memberikan donasi sebesar 100 USD kepada masing-masing korban. Selain itu, kami juga mengunjungi penampungan para korban bersama keluarganya yang telah selesai mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Mohon doa dan dukungan agar ABADI senantiasa membersamai perjuangan para penjaga Palestina. (history/abadi)

Salurkan donasi terbaik melalui rekening di bawah ini:

 

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam