Abadi Bagi-Bagi Daging Kurban Sampai ke Palestina

Abadi Bagi-Bagi Daging Kurban Sampai ke Palestina

“Kebahagiaan saat dapat merasakan daging kurban di hari Idul Adha telah merata hingga ke negeri anbia.”

Infoabadi.org – Setiap tahunnya, umat muslim di seluruh dunia merayakan hari Iduladha atau hari kurban dengan berbagi kepada sesama. Jelang bergulirnya hari tersebut, sudah lumrah rasanya saat kemudian berbagai lembaga penghimpun donasi kemanusiaan ikut andil memastikan setiap lapisan masyarakat mendapatkan hak daging kurbannya.

Hal tersebut dilakukan pula oleh lembaga Abadi. Pada tahun 2019 ini, Abadi turut menjadi inisiator pelaksanaan distribusi daging kurban di daerah-daerah terdampak bencana. Mengusung tajuk “Tebar Qurban di Tanah Tragedi”, kali ini target penerima manfaat kurban adalah warga Lombok, Palu, bahkan merambah hingga ke Palestina.

donasi kemanusiaan palestina
Senyum yang terukir pada anak-anak Palestina Saat Menerima Daging Kurban dari Saudara-Saudara di Indonesia

Blokade yang dilakukan oleh Israel di Gaza telah menghambat seluruh warga yang ingin keluar atau masuk kota tersebut, sehingga warga Palestina tidak mudah mendapatkan hewan kurban. Selain itu, krisis perekonomian pun menjadi salah satu faktornya. Hal tersebut kemudian mendorong Abadi untuk melakukan penyaluran kurban ke Palestina.

Pada hari Iduladha 1440 Hijriah, lembaga kemanusiaan Abadi bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Yardim Koprusu Turki, menyalurkan  semua titipan kurban yang sudah terhimpun dari masyarakat Indonesia untuk disampaikan kepada warga di Khan Yunis, Gaza secara langsung.

lembaga donasi kemanusiaan
Proses Pemotongan Daging Kurban Tim Abadi (Dok.Abadi)

Baca Juga : 3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Gaza

donasi kemanusiaan palestina
Keterangan: Daging Kurban Siap Dibagikan Kepada Warga di Khan Yunis, Gaza (Dok.Abadi)

Masyarakat di Palestina tampak sangat bahagia saat menerima daging kurban tersebut. Terlebih, karena suasana bahagia seperti ini jarang sekali terjadi. Maka kebaikan ini sangat mereka syukuri.

Kebahagiaan yang terukit di hari raya Iduladha Palestina tentunya tak lepas dari kebaikan para Sahabat Abadi yang sudah mengikhlaskan dan mengiriman kurban untuk saudara di Palestina.

Terima kasih atas kurban yang sudah Sahabat titipkan melalui Abadi, sebagai lembaga donasi kemanusiaan Palestina yang berada di Indonesia. Semoga keberkahan hidup selalu menyelimuti orang-orang yang berhati mulia, yang selalu memikirkan keadaan saudara sesama muslim di negeri anbia.

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) akan terus berikhtiar penuh untuk menjadi jembatan bagi donatur yang ingin mendonasikan hartanya untuk kepentingan bakti terhadap dunia Islam. (izzah/abadi)

 

Bantu Kuatkan Perjuangan Difabel Palestina

Bantu Kuatkan Perjuangan Difabel Palestina

Serangan Israel telah mengubur mimpi para difabel Palestina. Mereka kehilangan sebagian anggota tubuhnya akibat serangan dan tembakan. Meski begitu, semangat mereka untuk membela Palestina terus bergelora.

Infoabadi.orgGugurnya syuhada Palestina menjadi pengisi andalan portal berita kemanusiaan dunia. Masyarakat Palestina memang kerap kali menjadi sasaran serangan Israel yang membabi buta.

Dibalik jatuhnya darah para syuhada, terdapat orang-orang yang sedikit lebih beruntung karena masih diberi kesempatan melanjutkan perjuangan, meski dengan kondisi fisik yang tidak lagi sempurna. Merekalah difabel Palestina.

berita kemanusiaan
Difabel Palestina meminta masyarakat internasional peduli kondisi mereka.(Sumber: Middle East Monitor )

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Israel memiliki serangkaian peledak canggih yang bisa dengan mudah menghancurkan gedung-gedung tinggi dengan satu kedipan mata. Maka untuk menghancurkan kaki, tangan, atau wajah warga Palestina bukan suatu hal yang sulit bagi mereka.

Senjata berpeluru yang ditenteng-tenteng pasukan Israel untuk melumpuhkan peserta Aksi Kepulangan Akbar di perbatasan Palestina, bahkan mampu menghancurkan tulang manusia hingga lebur bagi debu.

bantuan kemanusiaan
Difabel Palestina turut serta dalam Aksi Kepulangan Akbar di perbatasan Gaza.(Foto: Google)

 

Mirisnya lagi, anak-anak juga tak luput menjadi sasaran tembakan. Di usia mereka yang masih muda, banyak anak Palestina yang sudah tak memiliki kaki karena diamputasi. Bukan hanya kaki atau tangan saja yang hilang, tapi juga harapan hidup dan impian mereka yang telah dipupuk sejak lama.

berita kemanusiaan
Jasser, seorang bocah Palestina harus mengubur mimpinya menjadipemain sepak bola karena menjadi sasaran peluru Israel. (Foto: Google)

Namun, bukan orang Palestina namanya kalau tak sekuat baja. Dengan fisik yang tak lagi sempurna, para difabel Palestina masih berjuang di perbatasan, menuntut haknya untuk kembali ke wilayah-wilayah yang direbut Israel.

Mereka sadar betul, yang saat ini diperjuangkan bukan sekedar tanah yang hilang atau harta yang direbut, melainkan kehormatan umat Islam di seluruh dunia.

Baca juga:  SAAT MUHAMMAD MEMBUKA MATA, SEBELAH KAKINYA SUDAH TIADA

Bermodal kursi roda atau tongkat penyangga sederhana, para difabel Palestina rutin datang ke perbatasan Palestina untuk sekedar melempar batu ke arah musuh atau bergabung dalam jajaran peserta Aksi Kepulangan Akbar.

Saudaraku, kewajiban membela Palestina bukan hanya untuk masyarakat di sana saja, tetapi juga seluruh umat Islam yang memegang teguh ajaran Alquran dan Sunah Nabi. Bagi kita yang belum memungkinkan berjuang dengan raga, disyariatkan untuk mengerahkan segala kemampuannya, termasuk harta.

bantuan kemanusiaan
Abadi menyalurkan bantuan tunai kepada korban Aksi Kepulangan Akbar yang sedangmendapatkan mengobatan di Turki pada Juli 2019. (Dok. Abadi)

Abadi sebagai lembaga kemanusiaan yang peduli dengan sulitnya perjuangan difabel Palestina, berikhtiar menjadi jembatan kebaikan bagi donatur yang hendak ikut berjuang dengan harta mereka.

Sejak tahun 2018, Abadi telah mulai berupaya menguatkan difabel Palestina dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan secara langsung kepada korban Aksi Kepulangan Akbar, yang sedang mendapat perawatan di rumah sakit Turki.

lembaga kemanusiaan
Penyaluran bantuan langsung kepada korban Aksi Kepulangan Akbar pada November 2018.(Dok. Abadi)

Hingga saat ini, setidaknya Abadi telah menyalurkan bantuan kemanusiaan tersebut sebanyak dua kali, yaitu pada bulan Juli 2019 dan November 2018.

Sekecil apa pun kontribusi yang kita berikan untuk difabel Palestina, Insya Allah akan menjadi saksi di akhirat kelak, bahwa kita tidak diam saat kehormatan Islam diinjak-injak oleh Zionis Israel yang zalim. (history/abadi)

Saat Muhammad Membuka Mata, Sebelah Kakinya Sudah Tiada

Saat Muhammad Membuka Mata, Sebelah Kakinya Sudah Tiada

Infoabadi.org – Muhammad berharap ia hanya bermimpi, namun nyatanya tidak. Saat ia membuka mata, kaki kanannya benar-benar sudah tiada.

Muhammad, salah satu warga Gaza ini menjadi korban kekejaman Israel dalam Aksi Kepulangan Akbar. Tentara Zionis menembakkan timah panas pada kaki kanannya. Luka luar terus melebar secara tidak proporsional.

Bantuan untuk korban aksi kepulangan akbar
Abadi berkesempatan menemui Muhammad, salah seorang korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki dan memberikan sejumlah donasi kepadanya. (Dok. Abadi)

Terbatasnya fasilitas kesehatan di Gaza mengakibatkan Muhammad harus mendapat perawatan di luar negeri. Perizinan rumit ia lewati agar dapat melewati gerbang perbatasan Rafah agar bisa berobat di Mesir. Otoritas Israel mengizinkannya, asalkan tidak ada keluarga atau kawan yang menemani.

Namun ternyata, ia tidak mendapat perawatan di Mesir. Muhammad terlunta-lunta seorang diri di negara tetangga. Untunglah, salah seorang relawan berbaik hati menerbangkan Muhammad ke rumah sakit Turki.

Baca juga: ABADI SALURKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT NTB UNTUK PALESTINA

Di sana, bukan kesembuhan yang Muhammad dapatkan, melainkan kemalangan. Luka pada kaki kanan Muhammad semakin parah dan tak bisa lagi obati. Amputasi pun menjadi satu-satunya jalan terbaik yang disarankan dokter pada dirinya.

Kisah Inspiratif dari Perjalanan Journey of Empathy

Delegasi Abadi, Fauzan dalam perjalanan kemanusiaan Journey of Empathy berkesempatan mengunjungi Muhammad di Turki, tepatnya di kantor lembaga mitra Abadi Jisru at-Ta’awun al-Insani pada Selasa 2 Juli 2019.

Dalam kesempatan tersebut, Abadi menyerahkan sejumlah donasi kepada Muhammad serta tiga orang rekannya yang sama-sama menjadi korban Aksi Kepulangan Akbar.

Alhamdulillah, banyak hikmah dan kisah inspiratif yang mewarnai perjalanan kemanusiaan Abadi ke Turki, terutama mengenai ketangguhan masyarakat Palestina melawan kekejian Zionis.  Semoga Abadi mampu untuk terus membersamai perjuangan mereka. (history/abadi)

Abadi Salurkan Kepedulian Masyarakat NTB Untuk Palestina

Abadi Salurkan Kepedulian Masyarakat NTB Untuk Palestina

 

Abadi, Turki – Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, delegasi Abadi dalam perjalanan kemanusiaan, Journey of Empathy  akhirnya tiba pada Selasa (02/07) pagi waktu Turki.

Tak banyak mendunda, delegasi Abadi segera menunaikan agenda utamanya yaitu menyalurkan bantuan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia.

Bantuan tersebut diserahkan kepada lembaga mitra Abadi di Turki sekaligus koordinator pembangunan masjid, Jisru at-Ta’awun al-Insani pada Kamis (04/07). Kedatangan delegasi Abadi dan delegasi lembaga mitra dari Indonesia ini disambut langsung oleh Direktur Jisru a-Taawun, Syekh Amjad Zakaria.

donasi ntb untuk Palestina

Dalam kesempatan yang sama, Abadi juga menyerahkan bantuan kepada empat orang warga Palestina yang menjadi korban Aksi Kepulangan Akbar dan tengah mendapat perawatan di rumah sakit Turki.  

Keempat orang penerima manfaat mengalami luka serius pada kakinya akibat menjadi sasaran peluru Israel. Dua diantaranya bahkan harus merelakan kakinya untuk diamputasi karena infeksi yang terlampau parah.

Baca juga: DIREKTUR ABADI: ALHAMDULILLAH, KEPERCAYAAN DONATUR MENINGKAT DUA KALI LIPAT

Perjalanan Journey of Empathy ini merupakan yang kedua kalinya bagi Abadi. Sebelumnya pada April 2019,  Abadi juga meyalurkan bantuan untuk pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia. Pada November 2018 Abadi juga menyalurkan bantuan untuk korban Aksi Kepulangan Akbar di Turki.

penyaluran bantuan palestina

Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat NTB untuk Abadi. Semoga Allah memampukan kita untuk senantiasa membersamai perjuangan masyarakat Palestina. (history/infoabadi)

.

Kurban Abadi untuk Para Pengungsi di Indonesia dan Palestina

Kurban Abadi untuk Para Pengungsi di Indonesia dan Palestina


Infoabadi.org – Tahun 2018-2019 menjadi tahun yang cukup memilukan bagi Indonesia. Ribuan nyawa dan harta benda lenyap seketika akibat berbagai bencana alam yang melanda. Gempa bumi, tsunami, banjir, hingga bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti likuefaksi. Hingga saat ini, ribuan korban masih belum memiliki tempat tinggal dan bertahan hidup di tenda-tenda pengungsian.

Pengungsi Palestina

Di Palu, lebih dari 10 ribu warga masih tinggal di pengungsian dengan berbagai keterbatasannya. Berburu makanan di dapur umum menjadi aktivitas mereka sehari-hari. Di Lombok tak jauh beda. Setahun setelah kejadian gempa, banyak korban yang hingga kini belum memiliki tempat yang layak ditinggali.

Rakyat Palestina: Puluhan Tahun Menjadi Pengungsi

Bukan hanya di Indonesia, saudara-saudara kita di Palestina juga harus berjuang berpuluh-puluh tahun bertahan hidup di pengungsian. Sejak Israel datang, mereka dipaksa meninggalkan tanahnya sendiri dan hidup terlunta mengandalkan suaka.

Tahun 2019 menjadi tahun ke tujuh puluh satu rakyat Palestina hidup sebagai pengungsi. Saat ini, tercatat lebih dari 5,5 juta pengungsi yang tersebar di seluruh dunia.

Kurban untuk Palestina

(Sumber foto: UN News)

Momentum Idul Adha menjadi saat yang dinanti oleh saudara-saudara kita di pengungsian. Rasulullah Saw. bersabda:

“Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Iduladha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban), maka hendaknya kalian merasa senang karenanya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dengan sanad sahih, lihat Taudhihul Ahkam, IV/450)

Idul Kurban

(Sumber: The Palestinian Information Center)

Saudaraku, risalah Rasulullah di atas telah menggambarkan betapa mulianya seorang yang berkurban. Di lain sisi, saudara-saudara kita di Lombok, Palu, Donggala dan Palestina tengah dilanda kecemasan, menanti sesuap nasi yang tak pasti.

Kurban untuk Pengungsi

Menanggapi hal tersebut, Abadi berupaya menghimpun kebaikan dan mengirimkan kurban untuk mereka yang berada di pengungsian melalui program Kurban untuk Pengungsi.

Qurban untuk Pengungsi

Korban gempa Lombok menjadi penerima manfaat dalam program kurban Abadi 2018 lalu.

Kurban untuk Pengungsi akan menjangkau sejumlah titik pengungsian seperti Lombok, Palu, Donggala, hingga ke Palestina.

Tahun sebelumnya, Abadi bersama lembaga Lembaga For Humanity juga menyalurkan kurban untuk korban gempa Lombok dan sekitarnya. Di tahun ini, Abadi berharap dapat mengulangi kesuksesan serupa serta meluaskan kebermanfaatan kurban hingga ke Palestina.

Kurban di Pengungsian

Pemotongan hewan kurban untuk korban gempa Lombok disaksikan langsung oleh relawan Abadi dan Lembaga For Humanity.

Sepotong daging yang kita berikan, bisa jadi begitu berharga bagi mereka. Mari rekatkan ukhuwah, jadikan persaudaraan ini semakin berkah dengan berbagi untuk sesama.

Kirimkan kebahagiaan Idulkurban untuk saudara-saudara kita di pengungsian. Salurkan kontribusi terbaik melalui:

Rekening Bank Syariah Mandiri

(451) 711 7976 337

a.n. Amal Bakti Dunia Islam

Konfirmasi Donasi:

Call/SMS/WA: 0878 6455 6406

Bagaimana Sulitnya ‘Bertetangga’ dengan Ekstrimis Yahudi?

Bagaimana Sulitnya ‘Bertetangga’ dengan Ekstrimis Yahudi?


Infoabadi.org –  Sejak Israel datang, jutaan warga Palestina terusir dari tanahnya sendiri. Ada pula mereka yang tidak terusir namun tidak bernasib lebih baik karena harus ‘bertetangga’ dengan kaum ekstrimis Yahudi.

Berikut sejumlah peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan ‘bertetangga’ ekstrimis Yahudi dan warga Palestina.

Penyerangan

Berita Palestina terkini

Adu mulut hingga kontak fisik kerap kali terjadi antara pemukim Yahudi dan warga Palestina. Tak jarang, perselisihan tersebut berlanjut pada penyerangan dan menyebabkan warga Palestina menjadi korban. Sedangkan para pemukim Yahudi selalu mendapat pengawalan ketat dari pasukan bersenjatanya.

Bukan hanya orang dewasa, otoritas Israel juga kerap menyerang sekolah-sekolah anak Palestina dan melukai sejumlah  siswa serta guru. Seperti yang terjadi pada Sekolah Dasar Khusus Putra di Hebron pada Maret 2019 lalu.

Tuduhan Tak Berdasar

Ekstrimis Yahudi

(Ilustrasi: MintPress News)



Tak mudah bagi warga Palestina untuk hidup di wilayah yang berdekatan dengan ekstrimis Yahudi. Tidak sedikit warga Palestina yang mendapat tuduhan yang tidak jelas yang berujung penangkapan oleh otoritas Israel. Seperti yang terjadi pada Februari 2019 lalu.

Pasukan Israel menangkap seorang warga Palestina, Assam Barghout yang dituduh menembak mati dua tentara Israel di wilayah Tepi Barat pada Januari 2019.

Baca juga: SERANGAN ISRAEL LUKAI ANAK-ANAK SEKOLAH DI HEBRON DAN NABLUS

Para penjaga Masjid al-Aqsha di al-Quds juga sering kali menjadi korban tuduhan tak berdasar. Provokasi massa, penyerangan jemaat ibadah Yahudi, dan lain  sebagainya.

Diskriminasi

Info Palestina

Ruas jalan baru yang dijuluki ‘jalan apartheid’ karena dilengkapi tembok pembatas di bagian tengah untuk memisahkan pengendara Israel dan Palestina (AFP/Getty Images)

Pada Januari 2019, Israel meresmikan ruas jalan tol di Yerusalem yang memisahkan pengendara Israel dan Palestina dengan sebuah tembok. Warga Palestina menjuluki ruas jalanan itu sebagai ‘jalan apartheid’.

Selama ini, warga Palestina dan Israel kerap berbagi ruas jalanan di Tepi Barat, meskipun beberapa ruas jalan secara eksklusif diperuntukkan bagi warga Israel. (history/abadi)

Sumber: Detiknews, Palinfo

3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Jalur Gaza

3 Fakta Kehidupan Pengungsi di Khan Yunis, Jalur Gaza

Infoabadi.org – Mendengar saudara-saudara kita di Palu hidup pilu di pengungsian selama enam bulan saja sudah cukup membuat hati tercabik. Lalu bagaimana dengan pengungsi Palestina di Khan Yunis yang puluhan tahun tinggal di pengungsian?

Barak pengungsian Khan Yunis terletak sekitar dua kilometer dari pantai Mediterania, utara Rafah. Sekitar 87.816 warga Palestina yang terusir akibat datangnya Israel, tinggal di sana dengan kondisi yang memprihatinkan. Berikut fakta-fakta tentang pengungsian Khan Yunis yang telah kami rangkum:

Terperangkap Blokade di Pengungsian

Kehidupan di Gaza

Perang Arab telah mengakibatkan sekitar 35.000 orang melarikan diri ke Khan Yunis. Sebagian besar dari mereka berasal dari daerah Be’er Sheva. Sudah terusir, para pengungsi juga harus merasakan pahitnya hidup di wilayah blokade seperti Gaza.

Baca juga: Perjuangan Para Warga Gaza Bertahan Hidup Selama Ramadan

Sebagian besar pengungsi bergantung hidup dari bantuan UNRWA (Organisasi PBB yang mengurusi permasalahan pengungsi) yang belakangan ini terus berkurang. Seperti di barak pengungsian lain di Jalur Gaza, tak adanya air bersih menjadi masalah besar di pengungsian. Sekitar 90 persen pasokan air tidak layak untuk konsumsi manusia.

Sekolah Bergantian

Kehidupan di Gaza

Menurut data dari UNRWA, barak pengungsian Khan Yunis mempunyai 16 sekolah (pusat belajar) yang harus bisa menampung murid 19 sekolah.  Karena tidak adanya ruang yang cukup, anak-anak pengungsi belajar secara bergantian, di bagi ke dalam enam waktu.

Pengungsi Terus Bertambah, Infrastruktur Tak Berkembang

Keseharian di Khan Younis

Kumuh dan padat menjadi ciri khas dari barak pengungsian Khan Yunis. Terdapat sebagian pengungsi yang tinggal di bangunan berbeton, bantuan dari UNRWA. Meski begitu, banyak pula pengungsi tinggal di tenda-tenda sederhana dari terpal tipis, ditutupi kain tebal bekas selimut, karpet dan lain sebagainya. Tak banyak terlihat bangunan layak, apalagi tempat rekreasi untuk anak-anak. (history/abadi)

Sumber: Unrwa.org

Perjuangan Para Warga Gaza Bertahan Hidup Selama Ramadan

Perjuangan Para Warga Gaza Bertahan Hidup Selama Ramadan


Infoabadi.org – Kesulitan yang menjerat Gaza Ramadan tahun ini nampaknya tidak hanya dirasakan oleh warga yang dikategorikan miskin,  tapi juga oleh pegawai pemerintahan Gaza, seperti Nasser, Nael, dan Dalul.

“Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku harus mencabut kulkasku sendiri, aku sering tidak punya makanan di dalamnya”, ujar Nasser Rabah dalam electronicintifada.net .

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia mengandalkan gajinya sebagai insinyur pertanian pemerintah Palestina. Rabah juga aktif sebagai penulis yang biasanya mampu memberikan penghasilan tambahan.

Dua tahun terakhir, Rabah tak mampu memberi anak-anaknya makanan yang layak karena ketiadaan biaya.

Baca juga: Potret Kesedihan Gaza Pasca Tragedi Hujan Roket

“Tapi selama dua tahun sekarang, saya bahkan belum bisa menyediakan makanan yang baik untuk anak-anak saya sendiri,” ujarnya.  

Ramadan yang Sulit untuk Warga Gaza

Pengakuan serupa diungkapkan oleh Nael Hamad, warga barak pengungsian Maghazi, Gaza Tengah yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai di Kantor Agama Gaza.

Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah telah menurunkan upah pegawainya. Bahkan sejak April 2019, sekitar 38.000 pekerja pemerintahan Gaza tidak menerima upah. Meskipun sempat diberi upah pada awal Mei, para karyawan mengeluh jumlah yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Ramadan.

Nael memiliki enam orang anak, dua di antaranya telah lulus dari perguruan tinggi namun sampai saat ini masih menganggur, satu anak masih berkuliah, dan tiga lainnya duduk di bangku sekolah.

Tak Ada Daging, Ikan, atau Buah Selama Ramadan

Muhammad Dallul, seorang pekerja sosial yang tinggal di wilayah Zaitun di Kota Gaza, juga mempunyai kisah yang tak jauh beda.

Dallul memiliki dua orang anak. Dua pekan sejak bergulirnya Ramadan, ia tidak mampu membeli daging, ikan, atau pun buah. Mereka harus puas dengan beberapa potong kentang saja untuk hidangan buka puasa.

Baca juga: Peduli Palestina, Istri Gubernur NTB Dukung Program Edukasi Abadi

Tak jarang, mereka hanya makan sahur dan buka dengan satu potong keju dan air.

Nasser, Nael, dan Dallul adalah tida dari sekian banyak warga Gaza yang terpaksa berhemat lebih ketat pada Ramadan 1440 ini. Tak bisa dipungkiri, blokade Israel menjadi cikal bakal berbagai krisis yang selama ini mencekik warga Gaza.

Bombardir roket Israel di wilayah Gaza menjelang Ramadan lalu juga semakin memperburuk perekonomian warga. (history/abadi)

Sumber: The Electronic Intifada

Dukungan Bupati Sumbawa dan Bima untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia

Dukungan Bupati Sumbawa dan Bima untuk Pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia


Abadi, Sumbawa – Senin (29/04) siang, Bupati Sumbawa, H.M. Husni Djibril kedatangan tamu istimewa. Syekh Muraweh Musa, Ulama asal Palestina bersama tim Abadi datang bersilaturahmi ke kantor bupati.

Cukup lama berdiskusi, banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut,  terutama mengenai kondisi Palestina saat ini dan pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza.

Alhamdulillah, dalam kesempatan tersebut Pak Husni menyatakan siap mendukung pembangunan masjid  dengan ikut berikhtiar melakukan penggalangan dana.

Selain itu, Pak Husni juga mengungkapkan rasa syukurnya dapat dikunjungi Syekh Muraweh yang merupakan anggota Asosiasi Ulama Internasional tersebut.

Begitu pula dengan Syekh. Beliau sangat berterima kasih atas segala bentuk dukungan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Nusa Tenggara Barat untuk Palestina dalam berbagai program yang diusung Abadi.

Baca juga: Peduli Palestina, Istri Gubernur NTB Dukung Program Edukasi Abadi

Dalam misi yang sama, Syekh juga menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Wakil Bupati Bima, Dachlan M. Noer. Jamuan hangat menyambut kedatangan Syekh dan tim di kantor dinas beliau.

Syukur tak henti kami ucapkan karena Pak Dachlan juga turut mendukung pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia, yang diamanahkan langsung oleh masyarakat Gaza ini. Sebagaimana di Sumbawa, Pak Dachlan beserta jajarannya berkomitmen mendukung pembangunan  dengan berbagai upaya penggalangan dana.

Dukungan terhadap pembangunan masjid pusat penghafal Alquran Gaza itu semakin hari semakin menggeliat di tengah masyarakat Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Barat.

Insya Allah, Abadi siap menjadi jembatan kebaikan bagi para donator yang memimpikan rumah di surga dengan turut berkontribusi dalam pembangunan masjid.

Mohon doa dan dukungan agar program pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia berjalan lancar dan selalu berada dalam rida Allah Swt. (history/abadi)

Tak Sepele, Timah Panas Israel Mampu Leburkan Tulang Bak Debu

Tak Sepele, Timah Panas Israel Mampu Leburkan Tulang Bak Debu


Infoabadi.org – “Kurang lebih setengah dari korban luka yang kami tangani, tulang-tulang mereka telah berubah menjadi debu”

Pernyataan tersebut diungkapan oleh Dokter Thierry Saucier, seorang ahli bedah ortopedi asal Perancis yang bergabung dalam misi kemanusiaan, menangani korban Aksi Kepulangan Akbar di Palestina.

Beliau mengakui menangani korban-korban tersebut tidaklah mudah. Lebih dari 95 % korban yang ia tangani, terluka pada bagian tungkai bawah lutut  akibat menjadi sasaran timah panas Israel.

Bukan Luka Biasa

Blokade Gaza
Petugas medis mengevakuasi peserta Aksi Kepulangan Akbar yang terluka. (Sumber: The Electronic Intifada)

Thierry berujar, luka yang dialami para korban Aksi Kepulangan Akbar tak bisa disebut luka tembak biasa. Umumnya ketika peluru yang menembus bagian tubuh dikeluarkan, akan menyisakan luka luar yang sedikit lebih lebar dari ukuran peluru.

Hal yang tak biasa adalah, luka luar tersebut ternyata memberikan indikasi kerusakan jaringan lunak dan tulang. Luka luar terus meluas secara tidak proporsional dan sulit untuk diobati.

Baca juga:
Di Gaza, Setiap Sudut Kota Dipenuhi Korban Aksi Kepulangan Akbar

Setengah dari jumlah kasus yang ada, luka terus menembus hingga tulang dan menyebabkan terjadinya patah tulang multifragmen. Dengan kata lain, tulang-tulang mereka sudah hancur lebur, layaknya butiran-butiran debu.

Abadi Bersama Korban Aksi Kepulangan Akbar

Perbatasan Gaza

Lebih dari seribu korban luka Aksi Kepulangan Akbar diamputasi karena luka yang tak dapat diobati dan terbatasnya fasilitas kesehatan di rumah sakit Palestina. (Sumber: The Electronic Intifada)

Tak pantas rasanya apabila kita hanya berdiam diri mendengar saudara kita sulit sendiri dalam misinya menjaga tanah umat. Berkat pertolongan Allah dan kebaikan donatur, Abadi turut meringankan beban korban luka Aksi Kepulangan Akbar dengan menyalurkan sejumlah bantuan tunai pada November 2018 lalu.

Haulul Hamdi, Direktur Abadi langsung melakukan penyaluran tersebut di salah satu rumah sakit di Turki, tempat para korban dirujuk dari rumah sakit di Palestina.

Selama digelarnya Aksi Kepulangan Akbar, tak kurang dari 200 orang telah gugur. 23 ribu orang lainnya terluka dan kebanyakan dari mereka terpaksa kehilangan anggota tubuhnya.

Kendati demikian, belum ada tanda-tanda bahwa aksi ini akan segera berakhir. Dikutip dari berbagai sumber, peserta aksi tak akan menyerah hingga  mereka mendapatkan hak mereka ke tanah yang telah dirampas, serta dicabutnya blokade  yang mencekik. (history/abadi)

Sumber: Msf.org

Mari bersamai perjuangan saudara-saudara kita di Palestina dengan mengirimkan doa tertulus dan donasi terbaik.

Rekening Donasi:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Untuk konfirmasi lebih lanjut, hubungi:
Call/SMS: 0878 6455 6406