Kekurangan Air Bersih, Abadi Salurkan Water Filter untuk Korban Gempa Lombok

Kekurangan Air Bersih, Abadi Salurkan Water Filter untuk Korban Gempa Lombok

Infoabadi.org, Lombok — Abadi atau Amal Bakti Dunia Islam kembali menyalurkan bantuan kepada korban gempa Lombok, tepatnya di Pondok Pesantren Al Fatih Desa Godang, Kec. Gangga Kab. Lombok utara, Minggu, 23 September 2018.

Bantuan dari Abadi kepada korban gempa Lombok berupa pengadaan alat penyaring air (Water Filter) untuk para santri di Pondok Pesantren Al Fatih dan juga masyarakat sekitar pondok pesantren.

Bantuan Water Filter ini merupakan hasil dari kebaikan para donatur Abadi , Muslim Mandiri, serta Karawang Berbagi, yang dikumpulkan, dan dibelikan alat berupa Water Filter. Kemudian Water Filter dipasang relawan Abadi dan relawan mitra lainnya.

Water Filter dipilih sebagai bentuk penyaluran karena, mengingat kondisi di lapangan, terutama di daerah Desa Godang, Kec. Gangga, yang saat ini sangat minim air bersih untuk pemenuhan kebutuhan minum, rumah tangga sehari-hari dan kebutuhan bersuci.

Sebelumnya Abadi juga telah membangun dapur umum, posko pengungsian, pembangunan MCK, pembangunan masjid darurat, pengadaan Water Filter, dan selanjutnya Abadi akan membuat hunian sementara untuk korban gempa Lombok.

Abadi (Amal Bakti Dunia Islam) selama tiga bulan kedepan berencana untuk terus melakukan pemulihan Lombok. Terutama di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau bantuan.

“Kami akan terus melakukan recoveri sampai Lombok benar-benar pulih seperti sedia kala. Baik itu bantuan logistic, MCK, Pengadaan water filter, masjid darurat, hunian sementara.” Ungkap Lauhul Hamdi selaku Direktur Amal Bakti Dunia Islam.

“Dalam waktu dekat ini, Abadi juga akan membangun masjid permanen. Insya Allah peletakan batu pertama akan dilakukan Jumat (28/09/208) mendatang.” Lanjut Hamdi.

Rekening Donasi Kemanusiaan Abadi:

No. Rek (451) 711 7976 337
a/n Amal Bakti Dunia Islam

Konfirmasi lebih lanjut, hubungi:
Call/SMS: 0878 6455 6406

Masalah Baru Pengungsi Lombok: 117 Orang Terjangkit Malaria Termasuk Bayi dan Ibu Hamil

Masalah Baru Pengungsi Lombok: 117 Orang Terjangkit Malaria Termasuk Bayi dan Ibu Hamil

Lombok–Prajurit TNI bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Daerah Lombok Barat melaksanakan fogging di sekitar pengungsian warga di Desa Balai Luwu, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Lombok Barat. (Foto: Kabar Indo Timur)

Gempa yang menghujam Lombok beberapa waktu lalu, ternyata tak hanya mengakibatkan masyarakatnya kehilangan harta benda. Wabah penyakit malaria kini menjadi masalah baru yang menghantui para pengungsi terdampak gempa di Lombok.

Tercatat 117 pengungsi di Lombok Barat, termasuk di antaranya bayi dan ibu hamil dinyatakan terjangkit Malaria.

Wabah yang mulanya hanya ada di dua desa yaitu Desa Bukit Tinggi dan Desa Mekar Sari, kini menyebar hingga ke sepuluh desa. Seperti itulah penuturan dari Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat, Rahman Sahnan Putra.

Penularannya terbilang cepat, terlebih jika daya tahan tubuh lemah, maka penyakit tersebut mudah menjangkit pengungsi.

Prajurit TNI bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Daerah Lombok Barat melaksanakan fogging di sekitar pengungsian warga di Desa Balai Luwu, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Lombok Barat. (Foto: Kabar Indo Timur)

Malaria tentulah bukan wabah yang bisa disepelekan atau ditunda penanganannya. Penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit Plasmodium  ini, memang sering menjangkit sejumlah area dengan lingkungan yang tidak sehat.

Sejauh ini, kelambu, fogging, dan  cairan anti gigitan nyamuk menjadi solusi sementara untuk mencegah wabah penyakit semakin meluas.

Dilansir dari Tribun News, diperlukan sekitar 8-10 ribu kelambu untuk melindungi seluruh pengungsi di Lombok Barat dari gigitan nyamuk malaria. Sampai saat ini, hanya sekitar dua ribu kelambu yang mampu diberikan pemerintah daerah.

Pemerintah Daerah Lombok Barat tidak dapat memenuhi kebutuhan kelambu, diakrenakan hal tersebut  membutuhkan anggaran dan logistik dalam jumlah besar.

Di sisi lain, wabah malaria yang menyerang pengungsi sudah memasuki kategori darurat.

Tenda darurat di untuk pelayanan kesehatan di Lombok. (Sumber Foto: Tribun News)

Kemualiaan hati dari para donatur memang sangat dibutuhkkan masyarakat Lombok saat ini. Terlebih kita adalah saudara seiman, seibu pertiwi, yang tak mungkin tak terenyuh mendengar kabar kesulitan saudaranya.

Semoga Allah senantiasa memudahkan kita dalam setiap jalan amal menuju kemuliaan. (history/abadi)

Sumber: Harapan Amal Mulia

Relawan Abadi Bangun Masjid Darurat untuk Korban Gempa Lombok

Relawan Abadi Bangun Masjid Darurat untuk Korban Gempa Lombok

Infoabadi.org – Sejumlah bangunan hancur rata dengan tanah akibat guncangan kuat gempa 6,4 SR pada Minggu (5/08) dan sepekan setelahnya, Minggu 7,0 SR (12/8) yang berpusat di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di antara bangunan yang rusak hingga roboh tidak lagi berbentuk adalah masjid.

Data sementara dari BNPB menjelaskan, sejumlah kerusakan bangunan akibat gemba bumi Lombok. Sekitar 75 persen pemukiman hancur dan rusak. Selain pemukiman, sebanyak 468 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 20 unit perkantoran rusak, 50 unit mushola rusak dan 15 masjid rusak.

Dusun Batumping Desa Sokong kec. Tanjung Lombok Utara termasuk menjadi desa yang terkena dampak parah akibat gempa. Rumah-rumah desa hancur termasuk masjid an musalah di Desa Sokong. Akibatnya warga tidak dapat melaksanakan ibada sholat dnegan layak.

Relawan Abadi (Amal Bakti Dunia Islam) yang sejak beberapa hari terjadi gempa telah membuat posko di desa tersebut. Setelah pembangunan tenda, dapur umum, dan penanganan korban yang luka-luka dan trauma. Relawan Abadi membangun masjid darurat untuk fasilitas beribadah korban gempa.

Selain menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba kepada sang pencipta, beribadah menjadi salah satu sarana ketenangan dan obat bagi korban gempa yang mengalami trauma. (iskan/infoabadi)

Tim Dirikan Posko dan MCK Darurat untuk Pengungsi

Tim Dirikan Posko dan MCK Darurat untuk Pengungsi

Lombok–Sudah tiga hari ratusan pengungsi di Dusun Kapu, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara mengalami kekurangan makanan. Untuk itu, Tim Yayasan Amal Bhakti Dunia Islam (Abadi) bergerak cepat dengan cara membuat posko di lokasi tersebut.

‘’Kami sudah mulai membuat posko sejak kemarin, Rabu (8/8). Jadi semua bantuan ke wilayah ini bisa dipusatkan di sini,’’ungkap Koordinator Relawan, Sopian Suprianto, Kamis (9/8).

Pihaknya sudah mulai mendistribusikan sembako dan makanan instan kepada para pengungsi. Posko ini tepat berada di samping Pondok Pesantren Al Istiqamah yang 90 persen bangunannya hancur. Seluruh santi dan pengelola ponpes tinggal di tenda pengungsian di halaman Ponpes Al Istiqamah. Sedangkan warga sekitar ponpes dan sebagian orang tua santri, menempati tenda pengungsian di tanah lapang milik Ponpes Al Istiqamah.

Selain kebutuhan logistik yang serba kekurangan, Sopian menambahkan, para pengungsi pun sangat memerlukan akses sanitasi dan air bersih.

‘’Kamar mandi di Ponpes Al Istiqamah hancur semua. Jadi, seluruh pengungsi kesulitan jika akan buang air,’’ungkap Sopian.

Untuk itu, Abadi langsung membuat MCK sementara di samping sungai kecil di dekat lokasi.

Sopian berharap, ada bantuan sanitasi yang lebih layak seperti MCK mobile yang bisa ditempatkan di lokasi pengungsian.

Tak hanya itu, Sopian menambahkan, lokasi pengungsi di Desa Jenggala ini posisinya terpencil. Akibatnya, belum ada bantuan-bantuan lain seperti bantuan medis dan pemeriksaan kesehatan kepada para pengungsi.

Tak hanya mendirikan posko di wilayah Kabupaten Lombok Utara, Tim pun telah mendirikan posko di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur pasca gempa pertama, Minggu (29/7) lalu.

‘’Sekarang, kami juga membuka posko di Kota Mataram,’’jelas Sopian.

Posko ini, tambah dia, lebih berupa dapur umum yang akan menyediakan makanan berupa nasi bungkus untuk disebar ke beberapa lokasi pengungsian di Lombok Tengah.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al Istiqamah, Hidayah Tulah mengaku sangat berterimakasih kepada Abadi yang telah membantu mereka pasca gempa terjadi beberapa waktu lalu.

‘’Sampai tim dari Amal Mulia (mitra) dan Abadi datang ke sini, tidak ada satupun bantuan yang diberikan kepada kami. Kalaupun ada relawan dari lembaga lain, hanya lewat saja,’’ungkap Hidayah Tulah.

Hidayah berharap, penanganan korban gempa Lombok ini bisa lebih baik lagi sehingga semua pengungsi bisa memperoleh penanganan sebagaimana mestinya.

“Apa Harus Nunggu Kami Mati Semua, Pemerintah Baru Kirim Bantuan?”

“Apa Harus Nunggu Kami Mati Semua, Pemerintah Baru Kirim Bantuan?”

Lombok–Wajah Supriadi tak bisa menyembunyikan kekesalannya. Sekertaris Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara ini kesal bercampur bingung. Sudah lebih dari sepekan, warga Dusun Lekok, Desa Gangga, mengungsi akibat gempa dengan magnitude 7,0 skala richter yang terjadi pada Minggu (7/8) lalu.

Tapi, kebutuhan paling mendasar yang mereka butuhkan saat ini, yakni tenda peleton, begitu sulit didapatkan.

‘’Saya sudah datang ke kantor Kecamatan Gangga, dan Kecamatan Tanjung sebagai posko utama di Lombok Utara. Jawabannya bikin kesal. Saya harus bikin dulu surat pengajuan resmi untuk tenda peleton yang ditandatangani oleh sekdes dan kades dan harus di cap. Ini kan darurat. Kantor desa juga hancur. Bagaimana kami harus bikin surat-surat. Capnya juga entah terkubur di reruntuhan mana,’’ keluh Supriadi.

Supriadi menilai, kondisi darurat yang menimpa warga Lombok, khususnya Desa Gondang, akibat gempa bumi jangan dijawab dengan persyaratan birokrasi sebagaimana kondisi normal. Bayangkan saja, kata dia, saat terjadi gempa, warga mengungsi hingga ke kaki bukit yang jaraknya lebih dari 700 meter dari pemukiman.

Letak pemukiman warga, khususnya Dusun Lekok hanya berjarak 200 meter dari pantai. Jika terjadi tsunami, sudah pasti pemukiman warga bakal tersapu. Untungnya ancaman tsunami tak terjadi. Meski demikian, ratusan rumah warga hancur.

Sejak kejadian, kata dia, warga mengungsi di delapan titik pengungsian. Salah satunya terletak di lahan pertanian di kaki bukit.

‘’Lahan ini sebenarnya sudah siap untuk tanam padi. Tapi, kami mau mengungsi kemana lagi?’’ungkap Supriadi.

Kondisi pengungsi di Dusun Lekok begitu memprihatinkan. Mereka mendirikan tenda dari terpal yang biasa digunakan untuk mengeringkan gabah. Ukuran tendanya hanya 4 x 6 meter. Tenda sekecil ini dihuni 5-6 kepala keluarga atau 20-24 orang. Tenda-tenda ini berkumpul di satu titik di sebuah ladang. Untuk menahan angin supaya tidak masuk ke dalam tenda, pengungsi memasan daun-daun kelapa kering.

Untuk shalat, mereka mendirikan mushola darurat yang atapnya terbuat dari pelepah daun kepala kering. Berlantaikan terpal, mushola darurat ini pun digunakan untuk mengaji anak-anak mereka. Total pengungsi yang ada di sini mencapai 275 KK.

Sejak lokasi pengungsian ini didirikan, mereka batu menerima bantuan satu tenda Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB). Itupun ukuran kecil.

‘’Kalau untuk bantuan makanan, seperti mie instan, beras, air mineral, suka dikasih sama relawan. Bukan dari pemerintah. Kalau tidak ada bantuan dari para relawan, mungkin kami sudah mati,’’ungkap Supriadi dengan tegas.

Tim Relawan Yayasan Harapan Amal Mulia, yang bekerja sama dengan Amal Bhakti Dunia Islam (Abadi) dan For Humanity mencoba membantu mengurangi beban para pengungsi.

‘’Kami akan mencoba mendirikan MCK darurat. Kasihan, selama ini pengungsi hanya menggunakan air irigasi sawah,’’ungkap Abdul Qodir, Koordinator relawan Amal Mulia.

Ditambahkan Mang Oding, demikian Abdul Qodir biasa disapa, kondisi pengungsi serupa seperti di Dusun Lekok ini banyak ia temui di lapangan. Pemerintah dan beberapa lembaga, kerap hanya menyalurkan bantuan ke lokasi-lokasi pengungsian yang dekat dengan jalan raya. Padahal, masih banyak titik pengungsian yang berada jauh dari jalan lantaran mereka khawatir akan terjadi gempa susulan yang menimbulkan tsunami.

‘’Bantuan masih tidak merata. Kami akan terus menyisir lokasi-lokasi pengungsi yang berada di pedalaman. Kasihan, mungkin mereka belum memperoleh bantuan sama sekali,’’pungkas Mang Oding.

DKM Baru Berani Bersihkan Reruntuhan Masjid Setelah Dikunjungi Syekh Palestina

DKM Baru Berani Bersihkan Reruntuhan Masjid Setelah Dikunjungi Syekh Palestina

Lombok–Gempa dengan kekuatan 6,4 skala richter yang melanda Lombok pada Minggu (29/8) lalu telah meluluhlantakkan ribuan rumah. Ditambah lagi, terdapat gempa susulan di minggu berikutnya, yakni pada Minggu (05/08). Puluhan masjid pun rusak parah di Bumi Seribu Masjid tersebut.

Sekretaris Ikatan Ulama Al Quds, Syekh DR Muroweh Mousa Nassar yang beberapa waktu lalu mengunjungi Lombok merasa sedih melihat banyaknya rumah yang hancur. Tak hanya itu, ia pun mendatangi beberapa lokasi pengungsian dan mendoakan mereka supaya lebih sabar dan mengembalikan takdir kepada Allah.

Dalam kunjungannya, Syekh Muroweh pun meninjau lokasi Masjid Nurul Yakin yang berada di Dusun Mentareng, Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur.

Dalam pantauan di lapangan, kondisi Masjid Nurul Yakin mengalami kerusakan yang sangat parah. Seluruh kaca masjid pecah. Pecahan kaca bertaburan di sekeliling lantai masjid. Sebagian temboknya juga runtuh, termasuk tembok di dekat mimbar.

‘’Semoga masjid ini bisa segera diperbaiki dan menjadi tempat masyarakat untuk beribadah dan berdo’a kepada Allah,’’ungkap Syekh Muroweh, belum lama ini.

Salah seorang pengurus DKM Nurul Yakin, Usman mengatakan bahwa kondisi masjid saat ini belum bisa digunakan untuk beribadah lantaran mengalami kerusakan yang sangat parah.

‘’Saya saja baru berani masuk ke masjid ini setelah Syekh dari Palestina masuk. Sebelumnya saya takut kalau masuk, masjid akan runtuh,’’ungkap Usman.

Usman dan jamaah mengaku berterimakasih atas kehadiran Syekh Muroweh ke Masjid Nurul Yakin ini. Selain dido’akan, Usman juga mengaku jadi lebih bersemangat untuk segera membersihkab masjid ini dari puing-puing bangunan dan pecahan kaca.

Untuk keperluan ibadah shalat berjamaah, Usman menambahkan, pihaknya telah meminta supaya didirikan tenda peleton di halaman masjid.

Mari Dirikan Kembali Kota Seribu Masjid

Mari Dirikan Kembali Kota Seribu Masjid

Lombok–Ribuan rumah luluh lantak rata dengan tanah. Ratusan masjid pun rusak parah. Gempa dengan kekuatan 6,4 skala richter telah mengguncak Lombok pada Minggu, 29 Juli 2018 lalu. Pada pukul 06.40 Wita, saat sebagian penduduk masih duduk bersantai di dalam rumah, guncangan hebat membuat mereka tersentak.

Semua orang yang merasakan gempa itu mencoba menyelamatkan diri. Tapi, ada 17 orang yang tewas tertimbun reruntuhan.

Saat ini, seluruh korban gempa tak ada yang bisa kembali ke rumah mereka karena sudah hancur. Mereka tinggal di berbagai lokasi pengungsian. Kalaupun rumah mereka sebagian masih utuh, tak berani mereke menempatinya. Gempa susulan masih saja terasa hingga kini. Mereka pun memilih tidur beralaskan tikar di halaman rumah.

Amal Bakti Dunia Islam (Abadi) bersama mitra telah membuka Posko Bantuan di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur. Berbagai bantuan yang diberikan para donatur berupa makanan, dan pakaian layak pakai telah kami salurkan.

Tapi, kebutuhan ribuan pengungsi masih tak terpenuhi. Salah satunya sarana ibadah yang turut hancur oleh guncangan gempa. Mari kita bangun kembali masjid-masjid yang hancur. Kita bantu untuk memulihkan spiritual para pengungsi supaya mereka bisa lebih khusyuk berdoa meminta masa depan yang lebih baik.

Mari kita tebarkan amal, muliakan kembali mereka yang tengah berduka. Mari Dirikan Kembali Kota Seribu Masjid di Nusa Tenggara Barat.

Abadi Kerahkan Relawan untuk Bantu Korban Gempa Lombok

Abadi Kerahkan Relawan untuk Bantu Korban Gempa Lombok

infoabadi.org – Bantuan demi bantuan terus dikerahkan oleh relawan se-Indonesia untuk korban gempa bumi Lombok. Seperti yang telah diketahui, pada Minggu lalu (29/7), Nusa Tenggara Barat mengalami bencana gempa bumi yang memporak-porandakan banyak bangunan. Korban pun perjatuhan. Sebagian besar masyarakat yang selamat kini masih berada di tenda pengungsian.

Baca juga: Posko Nasional Amal Bhakti Dunia Islam untuk Lombok Diresmikan Ulama Palestina

Abadi masih menjalankan aksi kemanusiaannya untuk mengabdi pada kemanusiaan. Rabu (1/8), telah berangkat tim relawan dari Abadi. Relawan gelombang pertama ini berjumlah lima orang yang terdiri dari mahasiswa dan pihak media, menuju lokasi bencana, yaitu Kecamatan Sambelia Kabel Lombok Timur. Kemudian berlanjut dengan relawan gelombang kedua Kamis (2/8). Tim Abadi memberangkatkan sebelas relawan menuju tenda pengungsian. Untuk membantu warga Lombok yang tertimpa bencana gempa, DAMAI, yang merupakan salah satu program Abadi (Amal Bakti Dunia Islam), membuka Posko Nasional Peduli Gempa Lombok di Desa Obel-obel Kec. Sambelia, Kab. Lombok Timur.

Korban Bencana Lombok

Pemberangkatan relawan gelombang ke-dua ini direncanakan akan bertugas selama tujuh hari di lokasi bencana. Selama tujuh hari bertugas, kegiatan yang telah disusun antara lain:

  • Pendataan rumah, sekolah, masjid, dan mushala yang rusak.
  • Healing atau memberikan pengobatan untuk masyarakat yang terluka akibat bencana.
  • Evakuasi barang milik warga masyarakat pasca gempa.

Untuk keadaan di lokasi bencana itu sendiri, korban masih diselimuti keadaan duka dan masih menantikan uluran tangan kita. Sementara ini Abadi masih berusaha mengajak masyarakat Indonesia khususnya warga Nusa Tenggara Barat untuk bersama membantu dan menjadi relawan musibah di Lombok ini. Bukan merupakan keharusan dalam menjadi relawan yang terjun langsung ke lokasi bencana, namun bantuan berupa donasi pakaian, makanan, dll. pun sangat diharapkan.

Ulama Palestina Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa

Ulama Palestina Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa

infoabadi.org – Kehadiran Sekretaris Ikatan Ulama Al Quds, Syekh DR Muroweh Mousa Nassar ke berbagai lokasi pengungsian korban gempa di Lombok, tak hanya menyampaikan rasa empathy dari masyarakat Palestina. Syekh Muroweh pun menyerahkan bantuan dari masyarakat Palestina sebesar Rp 100 juta melalui lembaga ABADI atau Amal Bhakti Dunia Islam.

‘’Bantuan ini berasal dari masyarakat Palestina. Kami ikut berduka atas musibah gempa yang terjadi di Lombok ini. Kami harap, bantuan ini bisa sedikit mengurangi derita para pengungsi,’’ungkap Syekh Muroweh saat memberikan secara simbolis bantuan kepada perwakilan pengungsi di Dusun Mentareng, Desa Obel-Obel, belum lama ini.

Penyaluran Donasi dari Rakyat Palestina yang diserahkan oleh Syekh Muraweh Mousa Nassar pada korban Gempa Lombok

Para pengungsi terlihat antusias saat melihat kehadiran Syekh Muroweh di lokasi pengungsian. Bahkan, sebelum sampai ke tenda pengungsi pun, para aparat keamanan, baik polisi maupun TNI berebut untuk bersalaman dan mengantar syekh hingga ke dalam tenda pengungsi.

Baca juga: Posko Nasional Amal Bhakti Dunia Islam untuk Lombok Diresmikan Ulama Palestina

Mereka memperlakukan syekh begitu istimewa, melebihi dari para pejabat yang pernah mendatangi lokasi-lokasi pengungsian.
‘’Baru kali ini, ada yang datang ulama besar dari Palestina. Datang khusus untuk mendoakan para pengungsi supaya bisa tetap sabar dan segera pulih dari bencana. Ini lebih dari bantuan apapun yang sudah diberikan kepada pengungsi,’’ujar salah seorang petugas.

Sejak terjadi gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter yang menghancurkan 1000 lebih rumah, dan dua ribu lainnya rusak parah serta mengakibatkan 17 warga meninggal dunia di Lombok, berbagai bantuan telah disalurkan kepada para pengungsi. Mulai dari sembako, mie instan, pakaian bekas hingga karpet berbahan karet.

‘’Syekh ini datang jauh-jauh dari Palestina yang negaranya saja lebih susah dari kita, dan membawa bantuan. Alhamdulillah. Kami begitu terkesan,’’ujar anggota TNI yang ikut mengawal kehadiran syekh di lokasi pengungsian.

Posko Nasional Amal Bhakti Dunia Islam untuk Lombok Diresmikan Ulama Palestina

Posko Nasional Amal Bhakti Dunia Islam untuk Lombok Diresmikan Ulama Palestina

infoabadi.org – Gempa yang melanda Lombok pada Ahad (29/7) lalu telah meluluhlantakkan seribu lebih rumah warga, puluhan masjid dan dua ribu lebih rumah mengalami rusak parah. Itu belum termasuk 17 warga yang meninggal akibat tertimpa reruntuhan.

Untuk itu, Yayasan Abadi bersama Yayasan Harapan Amal Mulia dan beberapa lembaga amal sosial lainnya langsung bergerak cepat mendirikan Posko Nasional Amal Bhakti Dunia Islam untuk penanganan Gempa Lombok.

Baca juga: Rumah Satu Dusun Hancur Akibat Gempa

‘’Saat terjadi gempa pada Ahad, Senin kami sudah mulai mendistribusikan bantuan dan mendirikan posko ini,’’ujar Pembina Yayasan Abadi, Tuan Guru Mukhlis, belum lama ini.

Abadi - Lembaga Kemanusiaan
Penyaluran Donasi dari Rakyat Palestina yang diserahkan oleh Syekh Muraweh Mousa Nassar pada korban Gempa Lombok

Berbagai bantuan yang sudah diterima, kata dia, berasal dari berbagai lembaga sosial kepalestinaan seperti Amal Mulia, Kasih Palestina, Damai Aqsha Foundation (DAF), Darussalam Bogor, Karawang Berbagi, International Aqsa Institute (IAI), dan beberapa lembaga lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Bencana Gempa lombok

Tak sekedar menjadi posko yang menghimpun dan menyalurkan donasi dalam masa tanggap darurat, Posko Nasional Amal Bhakti Dunia Islam ini juga akan membuat program-program jangka menengah dan jangka panjang yang dapat bermanfaat untuk para pengungsi. Salah satunya adalah dengan membuat Program Renovasi Masjid Rusak Terdampak Gempa dan Program Renovasi Rumah Lansia Terdampak Gempa.

Damai - Lembaga Kemanusiaan
Syekh Muraweh Mousa Nassar menyapa korban bencana Gempa Lombok

Sementara itu, Sekretaris Ikatan Ulama Al Quds, Syekh DR Muroweh Mousa Nassar yang hadir meninjau berbagai lokasi pengungsian, turut hadir di Posko Nasional Posko Nasional Amal Bhakti Dunia Islam.

‘’Semoga seluruh kebaikan ini menjadi amal dan bermanfaat bagi para korban gempa,’’ungkap Syekh Muroweh usai meresmikan posko nasional ini.