Hati orang tua mana yang tidak hancur…
Bibir Dek Ruani sumbing semenjak ia dilahirkan. Masa depannya masih panjang, tetapi sudah bisa dipastikan lebih berliku. Ia lahir dari keluarga dhuafa di Desa Mumbu, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Hingga saat ini, Dek Ruani bahkan belum pernah sekalipun terbaring di ranjang rumah sakit.
Belum usai dengan celah di mulut, ia juga punya kecacatan mata.
Satu bola matanya sudah memutih dan mengkerut. Kini, sebelah lainnya mulai menunjukkan gejala yang sama. Hanya tinggal menunggu waktu, jika Dek Ruani masih juga tidak dibawa ke rumah sakit.
Nahas, harapan itu terbentur kondisi perekonomian. Bapaknya, Pak Ismail, hanyalah kuli serabutan, sementara istrinya tidak bekerja. Upah hasil kuli Pak Ismail hanya bisa untuk membeli obat warung. Ongkos ke rumah sakit rasanya sudah terlalu mahal.
Dek Ruani juga sering dihinggapi lalat.
Ia tinggal di rumah panggung di wilayah yang kurang bersih. Sang ibu mau tidak mau harus terus menemaninya. Celah di mulut dan matanya sangat berbahaya. Jika sampai dihinggapi, bakteri pada lalat bisa membuatnya semakin parah.
Akhirnya, sang ibu hanya bisa bersandar pada Pak Ismail. Meski jauh di lubuk hatinya, ia juga ingin bisa membantu mencari nafkah.
Sahabat, yuk kita bantu biaya pengobatan Dek Ruani sebelum terlambat!
Masih ada asa yang bisa kita gapai, masih ada kesembuhan yang bisa jadi harapan. Semoga dengan santunanmu ini, Dek Ruani bisa sembuh. Juga, memiliki masa depan yang lebih cerah. Insya Allah, sedikit bantuan darimu membawa banyak keberkahan untuk mereka.
Salurkan sedekah terbaik dengan cara:
Kantor Yayasan Amal Bakti Dunia Islam Jl. Panji Tilar Negara 150A. Tanjung Karang Kota Mataram-Lombok, Nusa Tenggara Barat Informasi & Konfirmasi Donasi Whatsapp Center: 087864556406 |
Belum ada Fundraiser