Giatkan Aksi Peduli Kemanusiaan, Abadi Rutin Kunjungi Pengungsi Sulteng

Giatkan Aksi Peduli Kemanusiaan, Abadi Rutin Kunjungi Pengungsi Sulteng


Sejak diguncang gempa pada September 2018 lalu, ribuan warga Sulawesi Tengah (Sulteng) masih bertahan hidup di pengungsian. Berebut makanan dan krisis air bersih menjadi permasalahan sehari-hari. Pelecehan juga menjadi persoalan baru yang kini marak terjadi.

abadi, Sulawesi Tengah – Kondisi warga dan Sulawesi Tengah (Sulteng) pasca diguncang gempa tahun lalu masih saja mengkhawatirkan. Banyak warga mengeluhkan sulitnya kehidupan di pengungsian. Makanan terbatas, tempat tinggal tak layak. Hal tersebut diperparah dengan bantuan kemanusiaan yang semakin hari semakin berkurang jumlahnya.

Sebagai ikhtiar mendawamkan aksi peduli kemanusiaan, Abadi rutin melakukan kunjungan ke titik-titik pengungsian Sulawesi Tengah setiap dua pekan. Titik yang terakhir kali dikunjungi adalah pengungsian Desa Lero, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, tepatnya pada Rabu (24/07) setelah sebelumnya menyambangi pengungsi di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat dan Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

lembaga kemanusiaan
Kondisi salah satu pengungsian korban gempa Palu di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

Menyalurkan amanah donatur menjadi agenda utama dalam kunjungan yang rutin dilaksanakan setiap hari Rabu tersebut. Abadi memberikan bantuan pangan sebagai salah satu kebutuhan mendasar bagi para pengungsi.

Baca juga: TATKALA PENGUNGSIAN TAK BERSAHABAT BAGI ANAK DAN PEREMPUAN PALU

Selain itu, Abadi juga tengah berikhtiar membangun hunian lebih layak bagi para pengungsi dengan menghimpun bantuan kemanusiaan dari sahabat dermawan.

lembaga kemanusiaan
Abadi menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Palu di Kelurahan Balaroa setiap dua pekan. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

Aksi peduli kemanusiaan yang tengah digiatkan Abadi tidak saja mengenai kebutuhan jasadiyah (jasmani) para korban, tetapi juga menyentuh ranah pembinaan ruhiyah (rohani) yang dinilai tidak kalah dibutuhkan. Sejak pertengahan Mei 2019, Abadi rutin melakukan pembinaan rohani bagi korban gempa Palu di barak pengungsian Desa Lero, Kecamatan Sindue.

“Dengan kesulitan yang saat ini dihadapi para pengungsi, kita menekankan mereka untuk kembali kepada Allah. Mengikhlaskan apa yang terjadi dan mengikhtiarkan perbaikan diri. Alhamdulillah, hampir semua warga di sini (Desa Lero) ikut dalam pengajian kita (Abadi)” kata Umi Raihana, salah seorang tim Abadi Palu.

Sedikit Lembaga Kemanusiaan Mau Menyentuh Ranah Dakwah

Aksi Peduli kemanusiaan
Aksi peduli kemanusiaan Abadi menyentuh ranah dakwah yang jarang diperhatikan lembaga kemanusiaan lain. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

Umi Raihana juga menuturkan, tak banyak lembaga kemanusiaan yang mau menyentuh ranah dakwah di pengungsian Sulawesi Tengah. Padahal, himpitan hidup yang tengah dihadapi pengungsi mengakibatkan mereka rentan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.

“Yang saat ini paling menguras perhatian adalah maraknya pelecehan anak di bawah umur” terang Umi. Selain kurangnya pengetahuan keislaman, kondisi pengungsian yang bercampur antara laki-laki dan perempuan juga menjadi penyebab terjadinya kasus tersebut.

Aksi peduli kemanusiaan
Umi Raihana, salah seorang tim Abadi menjadi pembimbing  program pembinaan ruhiyah pengungsi Palu. (Dok. Abadi)

 

 

 

 

 

 

 

“Belum lagi, ada kabar bahwa lokasi perjudian yang dulu berpusat di Petobo kembali di buka di kaki gunung berbatasan Kota Palu dan Kabupaten Sigi” Umi menambahkan.

Mohon doa dan dukungan agar ikhtiar Abadi menggiatkan aksi peduli kemanusiaan, meluaskan kebermanfaatan dan syiar Islam di Sulawesi Tengah selalu diberi kemudahan. (history/abadi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *